Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah protein berasal dari kata Yunani Proteos, yang berarti yang utama atau yang

didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimia belanda, Gerardus Mulder (1802-

1880), karena ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap

organisme.

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah

air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada didalam otot, seperlima didalam

tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam kulit, dan selebihnya didalam jaringan lain dan

cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks

interseluler dan sebagainya protein. Disamping itu asam amino yang membentuk protein

bertindak sebagai prekursor sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul-

molekul yang esensial untuk kehidupan.

Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu

membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah dari latar belakang diatas yaitu

1. Jelaskan Komposisi kimia dan klasifikasi protein ?

2. Jelaskan penggolongan, struktur dan denaturasi protein ?

3. Jelaskan asam amino protein ?

4. Jelaskan fungsi protein ?


5. Jelaskan pencernaan dan metabolisme protein ?

6. Jelaskan akibat kekurangan dan kelebihan protein ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu agar dapat memahami ;

1. Komposisi kimia dan klasifikasi protein.

2. Penggolongan, struktur dan denaturasi protein.

3. Asam amino protein.

4. Fungsi protein.

5. Pencernaan dan metabolisme protein.

6. Akibat kekurangan dan kelebihan protein.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Protein secara kimia lebih kompleks lagi, tetapi seperti karbohidrat dan lipid, protein juga

tersusun dari senyawa gabungan yang sederhana semua protein mengandung atom karbon,

oksigen, hidrogen, dan nitrogen serta protein-protein yang mengandung sulfur dan fosfat. (Ethel

Sloane 2003 : 24)


Manusia maupun hewan tidak dapat mensintesis sepuluh dari dua puluh asam L-α amino

umum dalam jumlah yang memadai untuk menunjang pertumbuhan pada masa bayi atau

mempertahankan kesehatan saat dewasa. ( Robert K. Murray 2009 : 14 )

Protein mengalami perubahan fisik dan fungsional yang mencerminkan siklus hidup

organisme tempat protein itu berada. ( Robert K. Murray 2009 – 22 )

BAB III

PEMBAHASAN

A. KOMPOSISI KIMIA DAN KLASIFIKASI PROTEIN

Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga

beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama lain

dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen dan

nitrogen. Beberapa asam amino disamping itu mengandung unsur-unsur fosfor, besi, sulfur,

iodiom, dan kobalt. Unsur nitrogen adalah unsur utama protein, karena terdapat didalam semua

protein akan tetapi tidak terdapat didalam karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan

16% dari berat protein.

Molekul protein lebih kompleks dari pada karbohidrat dan lemak dalam hal berat

molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya. Berat molekul protein

bisa mencapai 40 juta. Bandingkan dengan berat glukosa yang besarnya 180. Ada dua puluh
jenis asam amino yang diketahui sampai sekarang yang terdiri atas sembilan asam amino

esensial ( asam amino yang tidak dapat dibuat tubuh dan harus didatangkan dari makanan ) dan

sebelas asam amino nonesensial.

 Sumber Protein

Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun

mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, dan kerang. Sumber protein nabati adalah kacang

kedelai dan hasilnya, seperti tempe dan tahu, serta kacang-kacangan lain. Kacang kedelai

merupakan sumber protein nabati yang mempunyai mutu atau nilai biologi tertinggi. Bahan

makanan nabati yang kaya akan protein adalah kacang-kacangan.

B. PENGGOLONGAN, STRUKTUR DAN DENATURASI PROTEIN

a. Penggolongan Protein Berdasarkan Bentuk

Berdasarkan bentuknya protein dibedakan atas :

- Protein globular,

Protein Globular berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein ini larut

dalam air, berdifusi cepat dan bersifat dinamis, mudah berubah dibawah pengaruh suhu,

konsentrasi garam serta mudah mengalami denaturasi. Contohnya meliputi enzim, hormon dan

protein darah.

- Protein serabut (fibrous),

Terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral yang terjalin satu sama lain sehingga

menyerupai batang yang kaku. Protein fibrous mempunyai bentuk molekul panjang seperti serat

atau serabut, tidak larut dalam air. mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi dan tahan terhadap

enzim pencernaan. Protein ini terdapat dalam unsur-unsur struktur tubuh. Contohnya meliputi

kolagen ; miosin ; fibrin ; dan karatin pada rambut, kuku, dan kulit.
b. Struktur Protein

Ada 4 struktur protein antara lain ;

1) Struktur Primer

Struktur primer adalah rantai polipeptida. Struktur primer protein di tentukan oleh ikatan

kovalen antara residu asam amino yang berurutan yang membentuk ikatan peptida. Struktur

primer dapat di gambarkan sebagai rumus bangun yang biasa di tulis untuk senyawa organik.

2) Struktur Sekunder

Struktur sekunder ditentukan oleh bentuk rantai asam amino : lurus, lipatan, atau

gulungan yang mempengaruhi sifat dan kemungkinan jumlah protein yang dapat dibentuk.

Struktur ini terjadi karena ikatan hydrogen antara atom O dari gugus karbonil ( C=O) dengan

atom H dari gugus amino ( N-H ) dalam satu rantai peptida, memungkinkan terbentuknya

konfirasi spiral yang disebut struktur helix.

3) Struktur tersier

Struktur tersier ditentukan oleh ikatan tambahan antara gugus R pada asam-asam amino

yang memberi bentuk tiga dimensi sehingga membentuk struktur kompak dan padat suatu

protein.

4) Struktur kuartener

Struktur kuartener adaalah susunan kompleks yang terdiri dari dua rantai polipeptida atau

lebih, yang setiap rantainya bersama dengan struktur primer, sekunder, tersier membentuk satu

molekul protein yang besar dan aktif secara biologis.

2
3
4
Gambar disamping; gambar Struktur protein, 1) struktur primer, 2) strutur sekunder, 3) struktur
tersier, 4) struktur kuarterner.
1
c. Denaturasi Protein

Protein dapat mempertahankan kesesuaian bentuknya asalkan lingkungan fisik dan

kimianya dipertahankan. Jika lingkungan berubah maka, protein dapat terurai atau mengalami

perubahan sifat ( denaturasi ); mereka dapat kehilangan struktur sekunder, tersier, dan kuarternya

sehingga aktivitas biologisnya juga hilang.

1) Kesesuaian bentuk protein bergantung pada ikatan hidrogen, yang lemah dan sangat senitif

terhadap perubahan PH dan suhu.

2) Paparan singkat pada suhu yang tinggi ( diatas 60oC ) atau paparan pada asam atau basa kuat

dalam periode waktu yang lama akan menyebabkan denaturasi karena ikatan hidrogen ruptur.

a) Sebagian protein dapat dikembalikan kebentuk aslinya, jika terdenaturasi tanpa harus menjadi

insoluble.

b) Perbedaan panas yang besar dapat menyebabkan denaturasi yang menetap. Putih telur akan

memadat dan menjadi insoluble jika dipanaskan.

- Suhu tubuh yang sangat tinggi dapat menyebabkan koagulasi protein selular.

- Jika suhu tubuh naik sampai diatas 41oC atau 42oC maka akan mengakibatkan denaturasi

protein.

C. ASAM AMINO

Asam amino terdiri atas atom karbon yang terikat pada suatu gugus karboksil ( - COOH )

satu gugus amino ( - NH2 ), satu atom hidrogen ( - H ) dan satu gugus radikal ( - R ), atau rantai

cabang. Sebagaimana tampak pada gambar struktur asam amino dibawah ini ;

COOH (gugus karboksil)

H C R (gugus radikal)

NH2 (gugus amino)


a. Klasifikasi Asam Amino

1) Asam amino mengandung sedikitnya satu gugus asam Karboksil (-COOH) dan sedikitnya satu

gugus amino (-NH2) kedua gugus tersebut tersebut terikat pada atom karbon yang sama. Setiap

asam amino mempunyai anak rantai yang disebut sebagai satu gugus R.

a) Asam-asam amino memiliki perbedaan dalam gugus R-nya yang memberi ciri khas dan

mempengaruhi sifat protein tempat asam amino tersebut bergabung.

b) Gugus R nonpolar menyebabkan asam amino relatif tidak larut dalam air. Gugus R yang polar

atau bermuatan listrik menyebabkan asam amino larut dalam air.

2) Asam-asam amino bergabung untuk membentuk protein melalui reaksi kondensasi (dehidrasi)

antara gugus karboksil dari salah satu asam amino dan gugus amino dari asam amino lain.

b. Klasifikasi Asam Amino Menurut Esensial dan Tidak Esensial

Dr. William Rose, (1917) seorang peonir dalam penelitian protein dengan menggunakan

berbagai campuran asam amino dan meneliti pengaruhnya pertumbuhan tikus percobaan dan

manusia. membagi asam amino dalam dua golongan, yaitu asam amino esensial dan tidak

esensial. dalam penelitiannya ternyata ada 10 macam asam amino yang dibutuhkan binatang (

tikus ) untuk pertumbuhan yang tidak dapat disintesis tubuh , asam amino ini dinamakan asam

amino esensial. Asam amino lain dinamakan asam amino tidak esensial. Asam amino tidak

esensial juga penting untuk pembentukan protein tubuh, tetapi asam amino ini bila tidak terdapat

dalam tubuh dapat disintesis tubuh dalam jumlah yang diperlukan. Ternyata ada sembilan jenis

asam amino esensial untuk manusia yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan

jaringan tubuh. kesembilan asam amino ini tidak dapat disintesis tubuh, yang berarti harus ada

dalam makanan sehari-hari.


Bila tubuh mengandung cukup nitrogen, tubuh mampu mensintesis sebelas jenis asam

amino lain, yaitu asam amino tidak esensial yang diperlukan untuk pertumbuhan dan

pemeliharaan jaringan tubuh. Nitrogen ini dapat berasal dari asam amino tidak esensial dan asam

amino esensial yang berlebihan. Sudah tentu ke 20 asam amino tersebut diperlukan untuk

pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan kesehatan tubuh.

Tabel. Pengelompokan asam amino

Nama Singkat Rumus R

an

A. Asam amino dengan sebuah gugus amino dan karboksil

1. Glisin Gly

2. Alanin Ala R = H atau alkil

3. Valin Val

4. Leusin Leu

5. Isoleusin Ile*

6. Serin Ser R mengandung


sebuah gugus
fungsi alkohol
7. Treonin Thr*

8. Sistein Cys Dua buah asam

amino

mengandung

belerang

9. Metionin Met*
10. Prolin Pro Gugus amino

sekunder dan

berbentuk

cincin

11. Fenilalanin Phe*

12. Tirosin Tyr

13.Triptofan Trp*

B. Asam amino dengan sebuah gugus amino dan dua buah gugus karboksil

14. Asam aspartat Asp

15.asam glutamat Glu

16. asparagin Asn

17. Glutamin Gln

C. Asam amino dengan sebuah gugus karboksil dan dua buah gugus basa

18. Lisin Lys*

19. Arginin Arg

20. Histidin His

D. FUNGSI PROTEIN

1. Sebagai biokatalisator (enzim).


2. Sebagai protein transport contohnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit,

mioglobin mengangkut oksigen dalam otot. Ion besi diangkut dalam plasma darah oleh transferin

dan disimpan dalam hati sebagai kompleks dengan feritin.

3. Sebagai pengatur pergerakan. Protein merupakan komponen utama daging. Gerakan otot terjadi

karena ada dua molekul (aktin dan miosin) protein yang saling bergeseran. Pergerakan silia dan

flagela pada organisme protista akibat dari protein tubulli pada organel tersebut.

4. Sebagai penunjang mekanis. Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya

kolagen. Pada persendian ada elastin. Pada kuku, bulu rambut ada protein keratin.

5. Pertahanan tubuh dalam bentuk antibodi. Suatu protein khusus yang mengikat benda asing yang

masuk kedalam tubuh seperti virus, bakteri dan lain lain.

6. Sebagai media perambatan impuls saraf. Protein ini biasanya berbentuk reseptor misalnya

rodopsin suatu protein yang bertindak sebagai reseptor atau penerima warna atau cahaya pada sel

sel mata.

7. Sebagai pengendalian pertumbuhan. Protein bekerja sebagai reseptor yang dapat mempengaruhi

fungsi bagian bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter.

E. PENCERNAAN DAN METABOLISME PROTEIN

a. Pencernaan Protein
Sebagian besar protein dicernakan menjadi asam amino, selebihnya menjadi tripeptida

dan dipeptida.

- Lambung

Pencernaan atau hidrolisis protein dimulai didalam lambung. Asam klorida lambung

membuka gulungan protein (proses denaturasi), sehingga enzim pecernaan dapat memecah

ikatan peptida. Asam klorida mengubah enzim pepsinogen tidak aktif yang dikeluarkan oleh

mukosa lambung menjadi bentuk aktif pepsin. Karena makanan hanya sebentar tinggal di

lambung, pencernaan protein hanya terjadi hingga dibentuknya campuran polipeptida, proteose

dan pepton.

- Usus halus

Pencernaan protein dilanjutkan didalam usus halus yang berasal campuran enzim

proteose. Pankreas mengeluarkan cairan yang bersifat sedikit basa dan mengandung berbagai

prekursor protease seperti tripsinogen, kemotripsinogen, prokarbobsipeptidase, dan proelastase.

Enzim-enzim ini menghidrolisis ikatan peptida tertentu. Sentuhan kimus terhadap mukosa usus

halus mengrangsang dikeluarkannya enzim enterokinase yang mengubah tripsinogen tidak aktif

yang berasal dari pankreas menjadi Tripsin aktif.

Perubahan ini juga dilakukan oleh Tripsin sendiri secara oto-katalitik disamping itu

Tripsin dapat mengaktifkan enzim-enzim proteolitik lain berasal dari pankreas. Kimotripsinogen

diubah menjadi beberapa jenis kimotripsin aktif; prokarboksipeptidase dan proelastase diubah

menjadi karboksipeptidase dan elastase aktif. Enzim-enzim pankreas ini memecah protein dari

polipeptida menjadi peptida lebih pendek, yaitu tripeptida, dipeptida, dan sebagian menjadi asam

amino. Mukosa usus halus juga mengeluarkan enzim-enzim proteose yang menghidrolisis ikatan

peptida. Sebagian enzim mukosa usus halus ini bekerja di dalam sel.
Hasil pencernaan terjadi setelah memasuki sel-sel mukosa atau pada saat diangkut pada

dinding epitel. Mukosa usus halus mengeluarkan enzim amino peptidase yang memecah

polipeptida menjadi asam amino bebas. Enzim ini membutuhkan mineral Mn++ dan Mg++ untuk

pekerjaannya. Mukosa usus halus juga mengandung enzim dipeptidase yang memecah dipeptida

tertentu dan membutuhkan mineral Co++ dan Mn++ untuk pekerjaannya.

- Ringkasan pencernaan protein

Saluran pencernaan Pencernaan dan absorpsi

1. Mulut Mengunyah makanan bercampur dengan air ludah dan ditelan.

2. Esofagus Tidak ada pencernaan

3. Lambung Asam lambung membuka molekul protein dan mengaktifkan enzim

lambung.

4. Usus halus Protein protease lambung HCL polipeptida lebih pendek

Pepsin ( proteose dan pepton )

Polipeptida protease pankreas dipeptida, tripeptida dan

Eterokinase, tripsin asam amino ( diserap )

Peptida dipeptidase dan asam amino bebas

Tripeptidase mukosa usus halus ( diserap

b. Metabolisme Protein
a) Absorpsi dan Transportasi

Hasil akhir pencernaan protein terutama berupa asam amino dan ini segera diabsorpsi

dalam waktu lima belas menit setelah makan. Absorpsi terutama terjadi dalam usus halus berupa

empat sistem absorpsi aktif yang membutuhkan energi. Asam amino yang diabsorpsi memasuki

sirkulasi darah melalui vena porta dan dibawa ke hati. Sebagian asam amino digunakan oleh hati,

dan sebagian lagi melalui sirkulasi darah di bawa ke sel-sel jaringan. Kadang-kadang protein

yang belum dicerna dapat memasuki mukosa usus halus dan muncul dalam darah. Hal ini sering

terjadi pada protein susu dan protein telur yang dapat menimbulkan gejala alergi (immunological

sensitive protein ).

Sebagian besar asam amino telah diabsorpsi pada saat asam amino sampai di ujung

usus halus. Hanya 1% protein yang dimakan ditemukan dalam feses. Protein endogen yang

berasal sekresi saluran cerna dan sel-sel yang rusak juga dicerna dan diabsorpsi.

b) Katabolisme protein

Katabolisme protein (penguraian asam amino untuk energi) berlangsung di hati. Jika

sel telah mendapatkan protein yang mencukupi kebutuhannya. Setiap asam amino tambahan

akan dipakai sebagai energi atau disimpan sebagai lemak.

1. Deaminasi Asam Amino

Deaminasi asam amino merupakan langkah pertama, melibatkan pelepasan satu hidrogen

dan satu gugus amino sehingga membentuk amonia (NH3). Amonia yang bersifat racun akan

masuk ke peredaran darah dan dibawa ke hati. Hati akan mengubah amonia menjadi ureum yang

sifat racunnya lebih rendah, dan mengembalikannya ke peredaran darah. Ureum dikeluarkan dari

tubuh melalui ginjal dan urine. Ureum diproduksi dari asam amino bebas didalam tubuh yang

tidak digunakan dan dari pemecahan protein jaringan tubuh.


2. Osidasi asam amino terdeaminasi

Bagian asam amino nonitrogen yang tersisa disebut produk asam keto yang teroksidasi

menjadi energi melalui siklus asam nitrat. Beberapa jenis asam keto dapat diubah menjadi

glukosa (glukoneogenesis) atau lemak (lipogenesis) dan disimpan didalam tubuh.

Karbohidrat dan lemak adalah “ cadangan protein “ dan dipakai tubuh sebagai pengganti

protein untuk energi. Sat kelaparan, tubuh menggunakan karbohidrat dan lemak baru kemudian

memulai mengkatabolis protein.

Anabolisme protein

1. Sintesis protein

Sintesis protein dari asam amino berlangsung disebagian sel tubuh. Asam amino

bergabung dengan ikatan peptida pada rangkaian tertentu yang ditentukan berdasarkan

pengaturan gen.

Sintesis protein meliputi pembentukan rantai panjang asam amino yang dinamakan rantai

peptida. Ikatan kimia yang mengaitkan dua asam amino satu sama lain dinamakan ikatan

peptida. Ikatan ini terjadi karena satu hidrogen (H) dari gugus amino suatu asam amino bersatu

dengan hidroksil (OH) dari gugus asam karboksil asam amino lain. Proses ini menghasilkan satu

molekul air, sedangkan CO dan NH yang tersisa akan membentuk ikatan peptida . sebaliknya,

ikatan peptida ini dapat dipecah menjadi asam amino oleh asam atau enzim pencernaan dengan

penambahan satu molekul air, proses ini dinamakan hidrolisis.

2. Transaminasi

Transaminasi yang berlangsung di hati, merupakan sintesis asam amino nonesensial

melalui pengubahan jenis asam amino menjadi jenis lainnya. Proses ini melibatkan pemindahan
satu gugus amino (NH2) dari sebuah asam amino menjadi satu asam keto sehingga terbentuk satu

asam amino dan satu asam keto baru.

F. AKIBAT KEKURANGAN DAN KELEBIHAN PROTEIN

a. Akibat Kekurangan Protein

 Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin)

 Yang paling buruk ada yang disebut dengan Kwasiorkor, penyakit kekurangan protein.

Biasanya pada anak-anak kecil penderitanya, dapat dilihat dari yang namanya busung

lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga menimbulkan

odema terutama pada perut, kaki dan tangan. Gejalanya adalah pertumbuhan terhambat

otot-otot berkurang dan melemah, edema, muka bulat seperti bulan dan gangguan

psikomotor, anak apatis, tidak ada nafsu makan tidak gembira dan suka merengek. Kulit

mengalami depigmentasi, kering, bersisik, pecah-pecah, dan dermatosis. Luka sukar

sembuh, rambut mengalami depigmentasi menjadi lurus , kusam, halus, dan mudah

rontok, hati membesar dan berlemak dan sering disertai anemia.

 Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan berakibat kematian.

Meramus pada umumnya merupakan penyakit pada bayi (dua belas bulan pertama).

Meramus adalah penyakit kelaparan, gejalanya adalah pertumbuhan terhambat, lemak

dibawah kulit berkurang, serta otot-otot berkurang dan melemah. Tidak ada edema tetapi,

kadang-kadang terjadi perubahan pada kulit, rambut dan pembesaran hati. Sering terjadi

gastroenteritis yang diikuti oleh dehidrasi, infeksi saluran pernapasan, tuberkolosis,


cacingan berat dan penyakit kronis lain. Meramus sering mengalami defisiensi vitamin D

dan vitamin A.

b. Akibat Kelebihan protein

Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi

protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Kelebihan protein dapat

menimbulkan masalah lain terutama pada bayi. Kelebihan asam amino akan memberatkan ginjal

dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan protein

akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah,

dan demam.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu ;

protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga

beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama lain

dalam ikatan peptida.

Penggolongan protein berdasarkan bentuknya yaitu 1) protein globular, 2) protein serabut

(fibrous). Dan struktur protein terdiri ; protein primer, protein sekunder, protein tersier, dan

protein kuartener.
Fungsi protein antara lain ; Sebagai biokatalisator (enzim, Sebagai protein transport,

Sebagai pengatur pergerakan, Sebagai penunjang mekanis, Pertahanan tubuh dalam bentuk

antibodi, Sebagai media perambatan impuls saraf, Sebagai pengendalian pertumbuhan. Dan

pencernaan protein, yaitu dari mulut, lambung, dan usus halus. Metabolisme protein terdiri dari

absorpsi dan transportasi protein, katabolisme protein, dan anabolisme protein.

Kekurangan protein menyebabkan ; Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100%

dari Protein -Keratin), Kwasiorkor, Hipotonus, gangguan pertumbuhan, hati lemak, marasmus

dan berkibat kematian. Dan kelebihan protein menyebabkan ; akan memberatkan ginjal dan hati

yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan protein akan

menimbulkan asidosis, obesitas, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum

darah, dan demam.

B. SARAN

Sebaiknya dalam mengkonsumsi makanan tidak hanya yang mengandung protein saja

tapi juga unsur yang lain harus dipenuhi agar dapat seimbang sehingga tidak menimbulkan

kerugian bagi tubuh.


DAFTAR PUSTAKA

 Sloane, Ethel.2003.Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula.jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

(EGC)

 Almatsier, Sunita.2009.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

 Murray, Robert K. Daryl K. Granner. Victor W. Radwell. 2009.Biokimia Harper Edisi 27.Jakarta:

Penerbit Buku Kedokeran (EGC)

Anda mungkin juga menyukai