1078-1087
ABSTRAK
Tangki pemisah merupakan peralatan yang berfungsi untuk memisahkan dua fasa fluida dan
padatan. Permasalahan pemisahaan air jernih dan air keruh merupakan kebutuhan yang penting dari
suatu plant sehingga air bersih dapat digunakan ke proses berikutnya. Proses pemisahan ini
membutuhkan proses pengkontrolan level didalam tangki yang berfungsi untuk mengatur ketinggian
air yang mengalir ke dalam sisi penampungan air bersih. Sensor pendeteksian ketinggian air yang
digunakan adalah sensor ultrasonic. Pada penelitian ini dibangun suatu prototipe tangki pemisah
kemudian dilakukan bump test dan simulasi pada Matlab untuk mendapatkan nilai kontroller dengan
fit to estimate 88%. Implementasi arduino dan labview digunakan sebagai sistem pengendalian dan
monitoring kondisi level dari tangki pemisah. Pengendalian kestabilan level digunakan kontroller PID
dengan metode Internal model control (IMC) dengan lambda sebesar 0.3 dengan nilai Kp= 29.68s,
Ti= 3.72s, Td=0 yang menghasilkan grafik respon transient berupa time constant sebesar 1.3 detik
dan settling time sebesar 2.64 detik.
Kata Kunci: Tangki Pemisah, Level, Ultrasonic, Servo Valve, IMC, PID
1. PENDAHULUAN
Pentingnya minyak dan gas alam dalam peradaban modern sudah dikenal luas. Namun,
seperti kebanyakan kegiatan produksi, proses produksi minyak dan gas menghasilkan limbah
cair dalam jumlah besar. Air limbah dari lapangan minyak atau air terproduksi mengandung
berbagai komponen organik dan anorganik. Pembuangan air terproduksi dapat mencemari air
dan tanah permukaan dan bawah tanah [1]. Pada setiap proses industri hulu maupun hilir dari
minyak gas yang berskala besar sering dijumpai sebuah equipment proses yaitu tangki
pemisah. Tangki pemisah merupakan bejana bertekanan yang dirancang untuk memisah kan
campuran fluida dan gas menjadi dua fasa atau tiga fasa (air, minyak, gas dan kondensat yang
masih tercampur) [2]. Proses pemisahan adalah elemen paling penting dari rangkaian operasi
manufaktur, di mana berbagai variabel kontrol seperti ketinggian air di tangki pemisah harus
ditangani. Penelitian terkait kontrol level ketinggian telah memberikan hasil yang baik seperti
pada aplikasi centrifugal preparation tank [3], steam drum [4], mini plant horisontal separator
[5], proses blending [6] dan fine liquor evaporator [7]. Dari penelitian yang ada berupa
simulasi level dan pemisahan pada minyak.
Pengendalian kestabilan performa level telah diaplikasikan dengan beberapa kontroller
PID dengan metode trial error [8], Cohen-Coon [9] dan Ziegler Nichols [3]. Metode PID yang
lain yaitu Internal model control (IMC) juga digunakan sebagai pengendalian sistem kolom
distilasi biner [10] dan suhu pada ruangan yang mencapai kestabilan pada 391 detik [11].
Metode ini sering digunakan karena dapat mengoptimalkan kontrol PID karena menggunakan
inverse model sebagai prinsip kerjanya. Prinsip IMC membandingkan antara keluaran proses
dengan keluaran hasil prediksi. Penelitian terhadap desain controller PID dengan metode IMC
1078
Achmad Khoirul Muzaki, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 1078-1087
pernah dilakukan dengan mendesain suatu kontroler yang awalnya tidak stabil menjadi stabil
dengan metode IMC [12]. Pada dasarnya IMC merupakan metode kontrol yang memiliki
struktur sederhana dan sering digunakan dalam proses menentukan suatu kontroler.
Pada penelitian ini diharapkan dapat membuat rancang bangun tangki pemisah
percampuran antara air keruh dengan air jernih yang merupakan representasi dari bahan fluida
yang digunakan. Ketinggian air yang dihasilkan dari pemisahan harus dijaga dalam nilai yang
ditentukan dalam tangki pemisah. Ketinggian air tangki pemisah yang diatur tidak boleh
terlalu tinggi atau terlalu rendah, yang akan mempengaruhi hasil pemisahan fase fluida. Jika
ketinggian air terlalu rendah, air yang dipisahkan menjadi lebih sedikit sehingga banyak
padatan yang tertinggal di dalam air. Rancangan prototipe ini menggunakan metode PID
Internal Model Control yang di monitoring melalui lab view untuk mendapatkan
pengendalian level yang stabil.
2. METODE
Dalam pelaksanaan penelitian mengenai project pengendalian level air terdapat beberapa
tahapan. Tahap awal studi literatur yang membahas terkait dengan rancang bangun prototype
seperti literatur perancangan PID controller menggunakan metode IMC. Penyediaan
komponen yang digunakan berupa Arduino uno, servo, pompa, sensor ultrasonic, buck
converter dan power supply. Peralatan instalasi prototipe plant berupa pipa, elbow, valve dan
tangki pemisah akrilik. Perancangan perangkat lunak yaitu dengan pemrograman pada
Arduino melalui software Arduino IDE dan membuat interface software menggunakan
LabVIEW.
Tahap instrumentasi merupakan pengambilan data proses dengan bumptest untuk
memperoleh data awal. Data bump test diolah menggunakan system identification MatLab
untuk mengetahui transfer fuction proses dan melakukan perbandingan data proses dengan
pemodelan matematis sehingga dapat diketahui hasil proses. Melalui transfer function proses
penulis dapat menganalisa menggunakan metode tuning IMC sehingga didapatkan nilai Kp,
Ki, Kd. Kemudian nilai PID dimasukkan pada controller selanjutnya mengamati controller
response apabila belum sesuai yang diinginkan maka kembali menganalisis nilai PID sampai
controller response sesuai yang diinginkan. Setelah itu melakukan pengimplementasian PID
controller pada tangki pemisah. Hasil dari penelitian dilakukan analisis response dengan
pengujian perubahan setpoint.
A. Hasil Implementasi
Dalam rancang bangun project sistem pengendalian level air pada tangki pemisah
menggunakan PID controller dapat dilihat pada gambar 1. Sensor ultrasonic HC SR akan
mengirimkan sinyal input terkait perubahan proses level pada tangki pemisah.
1079
Achmad Khoirul Muzaki, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 1078-1087
Arduino Uno (Atmega328) sebagai controller akan menerima sinyal dari sensor,
kemudian mengirimkan sinyal perintah ke actuator servo untuk mengendalikan aliran
fluida sehingga akan mempengaruhi level fluida didalam tangki pemisah dengan mode
pengendalian PID. Arduino Uno juga melakukan komunikasi data kepada Labview agar
dapat memonitoring proses pengendalian level yang ada di plant. Pada berikut ini
merupakan blok diagram sistem yang dilakukan pada penelitian ini. Pada gambar 2
merupakan blok diagram sistem yang mengilustrasikan cara kerja alat.
1080
Achmad Khoirul Muzaki, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 1078-1087
0.4183 0.4183
𝐺𝑝 (𝑠) = 𝐺̃𝑝 (𝑠) =
3.7249𝑠 + 1 3.7249𝑠 + 1
Setelah menentukan nilai model proses yang diinginkan, kemudian menentukan nilai
transfer function filter pada sistem ini [13]. Bentuk nilai filter dapat dilihat pada
persamaan (1).
1
𝑓(𝑠) = (𝜆𝑠+1)𝑛 (1)
Untuk menentukan lambda pada transfer function ini, penulis merujuk pada
rekomendasi dari Rivera, Sigurd Skogestad, Wayne Bequette yaitu :
1 = 0.3 (Rivera)
2 = 1 (Sigurd Skogestad)
3 = 1.5 (Wayne Bequette)
Maka fungsi alih kontroler IMC ini akan bernilai:
(Tp s+1) 1
q (s) = G(s)−1 . f(s) = . (2)
𝐾 λs+1
(3.7249s+1) 1
q1 (s) = .
0.4183 0.3s+1
(3.7249s+1) 1
q2 (s) = .
0.4183 1s+1
1081
Achmad Khoirul Muzaki, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 1078-1087
(3.7249s+1) 1
q3 (s) = .
0.4183 1.5s+1
Kemudian, menghitung nilai gain controller atau Gc(s) sesuai dengan persamaan (3).
q(s)
Gc (s) =
1−𝐺̃ (𝑠)−1 .𝑞(𝑠)
(Tp s+1) 1
.λs+1
𝐾
Gc (s) = K (Tp s+1) 1 (3)
1−(Tp s+1). 𝐾 .λs+1
Untuk nilai lambda. 1= 0.3 nilai Gc(s) adalah sebagai berikut.
(3.7249s+1) 1
.0.3s+1
0.418
Gc (s) = 0.418 (3.7249s+1) 1
1−(3.7249 s+1). 0.418 .0.3s+1
(3.7249s+1) 1
.0.3s+1
0.418
Gc (s) = 1
1−
0.3s+1
(3.7249s+1) 1
.
0.418 0.3s+1
Gc (s) = 0.3
0.3s+1
(3.7249s+1) 1 0.3s+1
Gc (s) = . .
0.418 0.3s+1 0.3s
3.7249s+1
Gc (s) =
1.11747𝑠
(3.7249s+1) 1
.
0.418 1s+1
Gc (s) = 1
1−1s+1
(3.7249s+1) 1
.1s+1
0.418
Gc (s) = 1
1s+1
(3.7249s+1) 1 1𝑠+1
Gc (s) = . .
0.418 1s+1 1s
3.7249s+1
Gc (s) =
0.4183𝑠
Untuk nilai lambda. 3= 1.5 nilai Gc(s) adalah sebagai berikut:
(3.7249s+1) 1
.1.5s+1
0.418
Gc (s) = 0.418 (3.7249s+1) 1
1−(3.7249 s+1). 0.418 .1.5s+1
(3.7249s+1) 1
.1.5s+1
0.418
Gc (s) = 1
1−
1.5s+1
3.7249s+1
Gc (s) =
0.6274𝑠
1082
Achmad Khoirul Muzaki, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 1078-1087
Setelah mendapatkan nilai gain controller Gc(s) pada lambda, maka selanjutnya
mendapatkan nilai gain proportional (Kp), time integral (Ti), dengan mengubah bentuk
nilai Gc(s) tersebut, maka harus menjabarkan semua parameternya seperti persamaan (4)
𝑇𝑝 s+1
Gc (s) = (4)
𝐾λs
Agar dapat melihat hasil nilai fungsi alih dan PID yang didapatkan dari metode IMC
kemudian dimasukkan kedalam aplikasi simulink Matlab untuk dilihat hasil respon
transient yang dihasilkan.
3. PEMBAHASAN
A. Simulink MatLab
Agar dapat melihat hasil nilai fungsi alih dan PID yang didapatkan dari metode IMC
kemudian dimasukkan kedalam aplikasi simulink Matlab untuk dilihat hasil respon
transient yang dihasilkan, dapat dilihat pada gambar 5 merupakan blok diagram simulink
nya dan gambar 6 ditunjukkan hasil simulasi Transient PID IMC
1083
Achmad Khoirul Muzaki, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 1078-1087
1084
Achmad Khoirul Muzaki, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 1078-1087
➢ Untuk 2 = 1
1) Pengujian pada setpoint 15 cm
Pada pengujian hasil prototype ini dengan setpoint 15 cm pada ketinggian awal 2cm,
maka didapatkan hasil pada gambar 9 berikut, yang merupakan grafik respon hasil yang
ada pada monitoring Labview.
1085
Achmad Khoirul Muzaki, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 1078-1087
4. SIMPULAN
a. Alat dapat bekerja dengan baik dan dapat digunakan untuk mengendalikan level
cairan berupa air pada tangki pemisah dan sesuai dengan yang diharapkan, yaitu
mampu mengontrol variabel proses sesuai set point yang dapat di monitoring oleh
Labview.
b. Perancangan HMI proses level pada tangki pemisah dengan software Labview
berhasil dibuat dan dapat memonitor variabel operasi seperti SP, MVdan PV.
c. Berdasarkan hasil simulasi diketahui respon level stabil didapatkan pada nilai lambda
sebesar 1 dengan nilai Kp dan Ti masing – masing 8.9 dan 3.72 dengan data Ts =
4.08s, Tc = 2.02s dan ESS = 0.1%. Serta pada lambda 1.5 dengan nilai Kp dan Ti
masing – masing 5.9 dan 3.72 dengan data Ts = 5.5s, Tc = 2.2s dan ESS = 0.1%.
Kemudian respon level paling stabil pada nilai lambda sebesar 0.3 dengan nilai Kp
dan Ti masing – masing 29.68 dan 3.72 dengan data Ts = 2.64s, Tc = 1.3s dan ESS =
0%.
5. DAFTAR PUSTAKA
1086
Achmad Khoirul Muzaki, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 1078-1087
[4] I. Iswanto and Jamaluddin, “Studi Pengendalian Level Steam Drum 62-FA-102
Menggunakan PID Aplikasi PT. Pupuk Iskandar Muda.,” J. TEKTRO, vol. 1, no. 1, pp. 1–8,
2017.
[5] A. Rinto, W. Pradana, J. T. Fisika, and F. T. Industri, “Rancang Bangun Sistem
Pengendalian on-Off Level Oil Pada Mini Plant Horizontal Separator 3 Fasa Di Workshop
Instrumentasi System in Three Phase Horizontal,” 2016.
[6] A. K. Dewi, A. A. B. A. Sahaya, and S. Wahid, “Level and Temperature Monitoring System
in Blending Process Using Zigbee Wireless Sensor Network,” in In 1st Borobudur
International Symposium on Humanities, Economics and Social Sciences (BIS-HESS 2019),
2020, pp. 372–375.
[7] N. A. Septiani, J. U. Ravy, A. K. Dewi, and A. S. Wardhana, “Analisis Stabilitas Sistem
Pengendalian Level Pada Fine Liquor Evaporator Dengan Metode Root Locus dan Nyquist
di PT. XYZ Blora,” in Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi dan Mineral, 2021, vol.
1, pp. 47–59.
[8] M. A. Fellani and A. M. Gabaj, “PID controller design for two tanks liquid level control
system using Matlab,” Int. J. Electr. Comput. Eng., vol. 5, no. 3, pp. 436–442, 2015, doi:
10.11591/ijece.v5i3.pp436-442.
[9] H. Jaafar, S. Hussien, and N. Selamat, “Development of PID Controller for Controlling
Desired Level of Coupled Tank System,” Int. J. Innov. Technol. Explor. Eng., vol. 3, no. 9,
pp. 32–36, 2014, [Online]. Available:
http://ijitee.org/attachments/File/v3i9/I1469023914.pdf.
[10] B. B. Wara and B. Setiyono, “Kinerja Kontroler Internal Model Kontrol (IMC) Pada Plant
First Orde Plus Dead Time (FOPDT),” Transmisi, vol. 19, no. 2, pp. 58–64, 2017, doi:
10.12777/transmisi.19.2.58-64.
[11] F. A. Saktian, A. Triwiyatno, and S. Sudjadi, “Aplikasi Metode Internal Model Control
(Imc) 1 Degree of Freedom (Dof) Dalam Pengendalian Suhu Pada Prototype Sistem Hot
Room,” Transient, vol. 7, no. 1, p. 214, 2018, doi: 10.14710/transient.7.1.214-222.
[12] S. Systems, P. P. Londhe, P. K. C. B, and P. P. B. J, “IMC-PID Controller Designing for,”
vol. 4, no. 5, pp. 185–189, 2016, doi: 10.17148/IJIREEICE.2016.4547.
[13] B. M. Sarif, D. V. A. Kumar, and M. V. G. Rao, “Optimised control using proportional-
integral-derivative controller tuned using internal model control,” Int. J. Electr. Comput.
Eng., vol. 10, no. 3, pp. 2452–2462, 2020, doi: 10.11591/ijece.v10i3.pp2452-2462.
1087