Laporan ini disusun untuk untuk memenuhi salah satu mata kuliah Sistem Kendali
Digital
di Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung
Oleh :
Dessy Erdinsyah Putri
131311041
ABSTRACT
Dessy Erdinsyah Putri : Water Level Control System. Final Report:
Program Study D3 Electronics Engineering. Bandung State
Polytechnic. 2015
Water level control system is one example of designing a digital
control system (SKD), a plant used to use digital-based control.
In the lab PID Ziegler-Nichols method of type 1, Ziegler-Nichols of
type 2, Cohen Coon used as a simulator Matlab software and
interface for easier and simpler to obtain and view the results of
the control of practicum. In addition to using Matlab software
also uses Arduino Uno module that serves as a controller to
control systems used. With help of Arduino Uno as a controller in
the control of water level in order to facilitate the manual tuning
can set as needed. Results using the Arduino Uno is more
practical and easier. And a water level control system can be said
to be a water control dam simulator.
Keywords: control system, water level, arduino, manual-tuning,
matlab
ABSTRAK
Dessy Erdinsyah Putri : Sistem Kendali Level Air. Laporan Akhir : Program Studi
D3 Teknik Elektronika. Politeknik Negeri Bandung. 2015
Sistem kendali level air adalah salah satu contoh perancangan sebuah sistem
kendali digital (SKD), sebuah plant yang digunakan menggunakan kendali
berbasis digital. Pada praktikum Metode PID Ziegler-Nichols type 1, ZieglerNichols type 2, Cohen Coon digunakan software Matlab sebagai simulator dan
interface agar lebih mudah dan sederhana untuk mendapatkan dan melihat hasil
dari kendali yang dipraktikumkan. Selain menggunakan software Matlab juga
menggunakan modul Arduino Uno yang berfungsi sebagai kontroler pada sistem
kendali yang digunakan. Dengan bantuan dari Arduino Uno sebagai kontroler
pada kendali level air mempermudah dalam manual tuning agar dapat men-set
sesuai kebutuhan. Hasil menggunakan Arduino Uno tersebut lebih praktis dan
mudah. Dan sistem kendali level air ini dapat dikatakan sebagai simulator kendali
air bendungan.
Kata kunci : sistem kendali, level air, arduino, manual-tuning, matlab
DAFTAR ISI
ABSTACT
ii
ABSTRAK
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I PENDAHULUAN
2.2.
2.3.
1
2
2
3
SISTEM KENDALI
3
2.1.1.
3
2.1.2.
3
.1.2.2. Sistem kendali manual
.1.2.2. Sistem kendali otomatis
Kontroler PID
6
2.2.1.
Kontrol Proporsional
2.2.2.
Kontrol Integratif
2.2.3.
Kontrol Derivatif
Plant Kendali Air
11
2.3.1 Skala Level Air
2.3.2 Tujuan kendali level air
Deskripsi Alat
3.2.
12
Perancangan Alat
12
3.2.1. Modul Power Supply
4
5
6
7
8
11
11
12
13
4
18
3.4.3.
COHEN COON
19
3.4.4.
13
14
15
15
15
16
17
20
BAB IV DATA DAN ANALISA
4.1.
4.2.
23
Ziegler Nichols tipe-2
4.3.
25
Cohen Coon
4.4.
28
Script Matlab
4.5.
30
Stand Alone Arduino Uno
23
34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
5.2.
42
Saran
42
DAFTAR PUSTAKA
43
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 tabel rumus kendali PID
10
10
18
18
20
27
29
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 sistem pengendali lup terbuka
12
13
14
14
15
16
16
17
17
18
19
19
19
20
21
21
22
23
23
24
24
25
25
26
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
32
33
36
40
40
41
8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Seiring perkembangan teknologi yang semakin modern pada masa
sekarang, terutama pada bidang elektronika yang dapat mempermudah dalam
pengoperasian suatu alat, sehingga manusia sangat dimudahkan dengan
adanya berbagai peralatan yang diciptakan dan dapat dioperasikan serta
digunakan secara otomatis. Perkembangan teknologi tersebut menyebabkan
banyak perubahan dalam pemakaian sistem peralatan diseluruh bidang
kehidupan baik dunia industri, jasa, kesebatan dan sebagainya. Pekerjaan
pekerjaan yang dulu dikerjakan secara manual oleh tanaga manusia, sekarang
ini cenderung sudah dilakukan oleh sistem peralatan yang serba otomatis.
Peralatan dengan prinsip kerja otomatis itu tidak lepas dari sistem kontrol
sebagai pengendalinya. Teknik kontrol yang dapat digunakan sangat beragam,
sehingga mampu diterapkan pada peralatan elektronik dengan tingkat
keamanan dan keakuratan yang tinggi.
Pada industriindustri modern maupun industri menengah yang
sedang berkembang, banyak ditemukan sistem kontrol untuk mengendalikan
berbagai macam peralatan yang dapat dioperasikan secara otomatis. Hanya
dengan menekan tombol, alat sudah dapat bekerja sesuai dengan yang
diinginkan. Dengan demikian, pekerjaan akan lebih cepat dan efisien. Hasil
yang dicapai juga sesuai dengan keinginan. Salah satu peralatan industri yang
dioperasikan secara otomatis adalah alat pencampur cat (mixing paint) pada
industri otomotif, pengemasan oli minuman kaleng dan lain sebagainya. Yang
paling sederhana adalah kontrol pada pengisian BBM di SPBU. Sekarang ini
sudah tidak ada lagi pengisian yang menggunakan kontrol manual untuk
pengisian. Sebagian besar sudah menggunakan kontrol digital.[1]
Dalam industri sistem kendali yang digunakan menggunakan
pengendaliaan PID (Proportional Integral Deriviatif) merupakan kontroler
untuk menentukan presisi dari suatu sistem dengan umpan balik pada sistem
tersebut. PID akan memberikan aksi kepada Control Valve berdasarkan besar
eror yang diperoleh. Control Valve akan menjadi aktuator yang mengatur
aliran fluida dalam proses industri dengan menggunakan Set Point.
Dalam praktikum sistem kendali level air ini menggunakan PID juga,
PID tersebut untuk menentukan nilai Kp, Kd, Ki, Td dan Ti, yang gunanya
untuk mengatur respon pengendalinya (respon keluaran).
1.2.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana rancangan sistem kendali level air yang digunakan dalam
praktikum.
2. Bagaimana cara mengatur sistem kendali level air agar sesuai dengan
yang digunakan.
3. Bagaimana implementasi PID kontroler pada kendali level air.
1.3.
BAB II
DASAR TEORI
2.1.
Sistem Kendali
Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara
komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan
menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi harus ada yang
dikendalikan, yang merupakan suatu sistem fisis, yang biasa disebut
dengan kendalian (plant). Masukan dan keluaran merupakan variabel atau
besaran fisis. Keluaran merupakan hal yang dihasilkan oleh kendalian,
artinya
yang
dikendalikan;
sedangkan
masukan
adalah
yang
dan sistem lup tertutup (closed loop system). Sistem kendali lup terbuka
atau umpan maju (feedforward control) umumnya mempergunakan
pengatur (controller) serta aktuator kendali (control actuator) yang
berguna untuk memperoleh respon sistem yang baik. Sistem kendali ini
keluarannya tidak diperhitungkan ulang oleh controller. Suatu keadaan
apakah plant benar-benar telah mencapai target seperti yang dikehendaki
masukan atau referensi, tidak dapat mempengaruhi kinerja kontroler.
ini juga sering dikenal dengan sistem kendali umpan balik. Aplikasi sistem
umpan balik banyak dipergunakan untuk sistem kemudi kapal laut dan
pesawat terbang. Perangkat sehari-hari yang juga menerapkan sistem ini
adalah penyetelan temperatur pada almari es, oven, tungku, dan pemanas
air.
keluaran
yang
diharapkan.
sensor.
Operator
berperan
membandingkan
tinggi
2.2.
2.2.1.
Kontrol Proposional
Kontrol P jika G(s) = kp, dengan k adalah konstanta.
Jika u = G(s) e maka u = Kp e dengan Kp adalah Konstanta
Proporsional. Kp berlaku sebagai Gain (penguat) saja tanpa
memberikan efek dinamik kepada kinerja kontroler. Penggunaan
kontrol P memiliki berbagai keterbatasan karena sifat kontrol yang
tidak dinamik ini. Walaupun demikian dalam aplikasi-aplikasi
dasar yang sederhana kontrol P ini cukup mampu untuk
memperbaiki respon transien khususnya rise time dan settling time.
Pengontrol
proporsional
memiliki
keluaran
yang
2.
3.
4.
.2.2.
Kontrol Integratif
Pengontrol Integral berfungsi menghasilkan respon sistem
yang memiliki kesalahan keadaan mantap nol (Error Steady State = 0
). Jika sebuah pengontrol tidak memiliki unsur integrator, pengontrol
proporsional tidak mampu menjamin keluaran sistem dengan
kesalahan keadaan mantapnya nol.
Jika G(s) adalah kontrol I maka u dapat dinyatakan sebagai
u(t)=[integral e(t)dT]Ki dengan Ki adalah konstanta Integral, dan
dari persamaan di atas, G(s) dapat dinyatakan sebagai u=Kd.[delta
e/delta
t]
Jika e(T) mendekati konstan (bukan nol) maka u(t) akan menjadi
sangat besar sehingga diharapkan dapat memperbaiki error. Jika e(T)
mendekati nol maka efek kontrol I ini semakin kecil. Kontrol I dapat
memperbaiki sekaligus menghilangkan respon steady-state, namun
pemilihan Ki yang tidak tepat dapat menyebabkan respon transien
yang tinggi sehingga dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem.
Pemilihan Ki yang sangat tinggi justru dapat menyebabkan output
berosilasi karena menambah orde system
Keluaran pengontrol ini merupakan hasil penjumlahan yang
terus menerus dari perubahan masukannya. Jika sinyal kesalahan
tidak mengalami perubahan, maka keluaran akan menjaga keadaan
seperti sebelum terjadinya perubahan masukan. Sinyal keluaran
pengontrol integral merupakan luas bidang yang dibentuk oleh kurva
kesalahan / error.
Ciri-ciri pengontrol integral :
1.
2.
3.
4.
Konstanta
integral
Ki
yang
berharga
besar
akan
Kontrol Derivatif
Keluaran pengontrol diferensial memiliki sifat seperti halnya
suatu operasi derivatif. Perubahan yang mendadak pada masukan
pengontrol akan mengakibatkan perubahan yang sangat besar dan
cepat. Ketika masukannya tidak mengalami perubahan, keluaran
pengontrol juga tidak mengalami perubahan, sedangkan apabila
sinyal masukan berubah mendadak dan menaik (berbentuk
fungsi step), keluaran menghasilkan sinyal berbentuk impuls. Jika
sinyal masukan berubah naik secara perlahan (fungsi ramp),
keluarannya justru merupakan fungsi step yang besar magnitudenya
sangat dipengaruhi oleh kecepatan naik dari fungsi ramp dan factor
konstanta Kd.
Sinyal kontrol u yang dihasilkan oleh kontrol D dapat
dinyatakan sebagai G(s)=s.Kd Dari persamaan di atas, nampak
bahwa sifat dari kontrol D ini dalam konteks kecepatan atau rate
dari error. Dengan sifat ini ia dapat digunakan untuk memperbaiki
respon transien dengan memprediksi error yang akan terjadi. Kontrol
Derivative hanya berubah saat ada perubahan error sehingga saat
error statis kontrol ini tidak akan bereaksi, hal ini pula yang
menyebabkan kontroler Derivative tidak dapat dipakai sendiri
2.
3.
Jadi
pengontrol
diferensial
dapat
mengantisipasi
karakteristik
pengontrol
ini,
pengontrol
10
2.
menghilangkan offset
3.
2.3.
Modul kendali level air tujuannya adalah untuk mengukur ketinggian air
yang masuk dalam kantung air. Pada plant level air menggunakan sistem pompa,
yaitu mengatur kecepatan pompa. Maka semakin cepat pompa, proses pengisian
akan semakin cepat.
2.3.1 Skala Level Air
Skala level air yang digunakan dalam plant level air di sini dengan
satuan mbar. Di mana 1 mbar=1 kotak horizontal.
2.3.2 Tujuan pengukuran ketinggian level air pada praktikum.
1. Mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan.
2. Dapat men-set PID agar hasil pada plant level air sempurna.
3. Dapat mengukur output respon pada plant kendali level air
12
BAB III
METODA DAN PROSES PENYELESAIAN
13
Modul Set-Point
Modul Set Point berfungsi untuk mengatur atau men-set
keluaran yang digunakan setelah masukan dari modul Power
Supply. Dan modul ini menjadi titik tegangan untuk hasil output
kendali sistem. Dan memiliki 2 pengaturan. Pertama untuk -10V
s/d +10V dan 0V s/d +15V. Tetapi pada praktikum kali ini
menggunakan pengaturan pertama yaitu -10V s/d +10V
14
Plant Level Air. Yang di mana sebuah keluarannya berupa air, yang
responnya didapat melalui sensor di dalam kantung level air
tersebut.
Arduino Uno
Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis
16
17
Lalu dari plant level air di umpan balikkan ke PID. Dan set point di
hubungkan ke A0 arduino, plant level air dihubungkan juga ke A5 arduino, dan
ground pada plant dihubungkan juga pada GND arduino. Dan arduino itu
sendiri dihubungkan ke Laptop.
3.4 Metode Praktikum
Dalam praktikum digunakan 4 metoda. Yaitu : Ziegler Nichols tipe 1,
Ziegler Nichols tipe 2, Cohen Coon, Stand Alone Arduino. Dan berikut hasil
respon pada masing-masing metode :
3.4.1
18
3.4.2
3.4.3
Cohen Coon
19
20
21
c. PID Script
Rumus PID :
22
Ini adalah Shield Arduino dan Shield yang digunakan untuk proses Stand
Alone (Arduino Uno). Di mana Shield di sini adalah penghubung antara Arduino
Uno dengan LCD.
BAB IV
DATA DAN ANALISA
23
Dalam praktikum sistem kendali level air yang telah dilakukan dalam
empat metode yaitu Ziegler Nichols tipe-1, Ziegler Nichols tipe-2, Cohen Coon
dan Stand Alone yang menggunakan script PID Matlab dan Script Arduino.
4.1.
24
25
26
27
28
di atas. Untuk mendapatkan hasil yang lebih halus responnya, dengan men-set
Kp=200, Td=0/OFF dan Ti=tetap.
4.3.
Cohen Coon
Sebelum mendapatkan respon Cohen Coon, terlebih dahulu membuat
simulink seperti dibawah ini. Simulink ini adalah bantuan untuk mendapatkan
respon Cohen Coon.
29
Script Matlab
30
31
32
33
34
35
Dari hasil Script yang sudah dibuat dan dihubungkan dengan Plant. Dapat
dilihat proses respon plant kendali level air dari software Arduino Uno :
36
37
38
39
Dan ini adalah Script untuk LCD. Di mana Script ini adalah
program untuk Arduino Uno untuk Stand Alone dan respon dari Kendali
Level Air ditampilkan pada LCD. Dan Script untuk LCD ini hanya
40
41
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil praktikum sistem kendali digital dengan
plant kendali air yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
Praktikum sistem kendali digital dengan plant level air dapat dilakukan
dengan lima metoda, yaitu; Ziegler Nichols tipe-1, Ziegler Nichols tipe-2,
Cohen Coon, PID Matlab dan Stand Alone Arduino Uno dengan tujuan
untuk mendapatkan hasil respon yang stabil (steady state).
Hasil respon dari plant kendali air, selalu ada ombak yang menyebabkan
naik turunnya respon.
Didapat hasil terbaik pada metode Cohen Coon. Hasil respon stabil.
Pada Stand Alone Arduino Uno, Arduino Uno dapat digunakan sebagai
pengendali, tanpa menggunakan PID asli
5.2.
SARAN
Untuk mengembangkan hasil praktikum yang sudah dilakukan dan
sistem kendali digital, terdapat saran yang diajukan sebagai berikut
Pengecekan terhadap modul secara intensif agar modul yang digunakan dalam
keadaan baik selalu.
Mengikuti prosedur dan arahan dengan benar.
43
DAFTAR PUSTAKA
44