Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISA

ANALISA DENGAN PERALATAN INSTRUMEN

Diajukan untuk memenuhi Tugas Laporan Praktikum Kimia Analisa

Disusun Oleh :
Kelompok II (A7)

Nur Azura Lubis NIM. 190140029


Adella Rizka Pahwana NIM. 190140079
Muhammda Mahendra NIM. 190140086
Siti Khadijah Ginting NIM. 190140090
Rahmad Hidayat NIM. 190140099
Sinta Morina NIM. 190140101
Monika Inardi NIM. 190140109

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2021
ABSTRAK

pH Meter adalah sebuah alat elektronik yang digunakan untuk mengatur pH (kadar
keasaman atau alkalibitas) ataupun basa dari suatu larutan. Berdasarkan hasil
percobaan, ale-ale, fruit tea, kopi seduh bersifat asam. Sedangkan teh seduh bersifat
basa. Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu laju larutan berwarna pada panjang
gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi
difraksi. Alat yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu suatu alat yang digunakan
untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan
mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari
konsentrasi.Pada percobaan dengan menggunakan alat pH meter, digunakan yaitu
peralatan pH meter, masing masing bahan yaitu ale-ale, fruit tea, teh seduh, kopi seduh
dimasukkan kedalam gelas kimia kemudian diukur pH nya dengan pHmeter diperoleh
bahwa ale-ale, fruit tea, dan kopi seduh bersifat asam, sedangkan teh seduh bersifat
basa. Tingkat keasaaman atau kebasaan suatu sampel bergantung pada bahan atau
kontaminasi zat yang membentuk sampel tersebut, misalnya pada sampel fruit tea yang
memiliki pH rendah karena bahan pembentuknya adalah buah yang bersifat asam.

Kunci Kata :pH Meter,spektrofotometri, absorban, spektrofotometer


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Analisa Dengan Peralatan Instrumen


1.2 Tanggal Praktikum : 21 April 2021
1.3 Pelaksana Praktikum : 1. Nur Azura Lubis NIM. 190140029
2.Adella Rizka Pahwana NIM. 190140079
3. Muhammad Mahendra NIM. 190140086
4. Siti Khadijah Ginting NIM. 190140090
5. Rahmad Hidayat NIM. 190140099
6. Sinta Morina NIM. 190140101
7.Monika Inardi NIM. 190140109
1.4 Tujuan Praktikum : 1. Merangkai instalasi pH meter, mengkalibrasi
dan mempergunakan pH meter.
2. Menghitung derajat keasaman atau kebasaan
dalam pernyataan konsentrasi ion hidrogen
dalam larutan sampel.
. BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 pH Meter
pH meter adalah jenis alat ukur untuk mengukur derajat keasaman atau
kebasaan suatu cairan, pada pH meter digital terdapat elektroda khusus yang berfungsi
untuk mengukur pH bahan-bahan semi padat , elektroda (probe pengukur) terhubung
sebuah alat elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai pH. Probe atau elektroda
merupakan bagian penting dari pH meter, Elektroda adalah batang seperti struktur
biasanya terbuat dari kaca. Pada bagian bawah elektroda ada bohlam, bohlam
merupakan bagian sensitif dari probe yang berisi sensor. pH meter merupakan suatu
alat yang berfungsi untuk menentukan kadar keasaman atau dapat juga disebut sebagai
alat untuk menentukan konsentrasi ion hidrogen dalam larutan (Shmaefsky 2006). Pada
bagian ujung pH meter terdapat suatu elektroda yang berfungsi untuk menangkap
aliran listrik di dalam larutan yang kemudian menginterpretasikannya ke dalam
nilai pH pada penunjuk angka. Elektroda dapat mudah rusak sehingga perlu
penggunaan yang benar dan hati-hati. Jika pH meter sedang tidak digunakan maka
elektroda harus dalam keadaan terendam dalam larutan berpH 4 (McQuarrie & John
1997). Sebelum digunakan, pH meter juga harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan
larutan standar karena mungkin saja pada saat penyimpanan terjadi perubahan
standarisasi yang dapat menyebabkan nilai pH yang terukur kurang akurat.
Tingkat keasaman berhubungan erat dengan koduktivitas dan tekanan osmotic
air. Konduktivitas dari larutan bergantung pada jumlah ion dan mobilitas di dalam
larutan. Kekuatan konduktivitas larutan diyatakan melalui pergerakan ion-ion di
dalam medan listrik. Jika jumlah ion meningkat, maka aliran arus di dalam larutan juga
meningakat. Kemampuan kapasitor dalam menyimpan suatu muatan listrik disebut
kapasitansi. Pada umumnya, nilai kapasitansi sebuah kapasitor ditentukan oleh
bahan di elektrik yang digunakan. Cairan merupakan sebuah bahan di elektrik yang
apabila diletakkan diantara dua pelat kapasitor keping sejajar mempengaruhi nilai
kapasitansi dari kapasitor tersebut. Penelitian analisis sebelumnya yang telah dilakukan
oleh A. Nawawi menggunakan plat seng untuk mengukur derajat keasaman
menggunakan rangkaian pengkondisi sinyal jembatan Schering. Namun alat yang
dihasilkan masih memiliki kelemahan yaitu untuk derajat asam yang tinggi, alat
belum berfungsi dengan baik.
Sebuah pH meter adalah sebuah alat elektronik yang digunakan untuk
mengukur pH (keasaman atau alkalinitas) dari suatu cairan (meskipun probe
khusus terkadang digunakan untuk mengukur pH zat semi padat). PH meter yang
biasa terdiri dari pengukuran khusus probe (elektroda gelas) yang terhubung ke
meteran elektronik yang mengukur dan menampilkan pH membaca.
Langkah-langkah pemeriksaan pH, pH sebagai aktivitas ion hidrogen yang
mengelilingi berdinding tipis kaca bola lampu di ujungnya. Penyidikan
menghasilkan tegangan kecil (sekitar 0,06 volt per pH unit) yang diukur dan
ditampilkan sebagai unit pH meter. Untuk informasi lebih lanjut tentang pH probe,
lihat gelas elektrode (Sudjadi, 2007).
Rangkaian meteran tidak lebih dari sebuah voltmeter yang menampilkan unit
pengukuran pH bukan volt. Impedansi input dari meteran harus sangat tinggi
karena resistansi tinggi - sekitar 20-1.000 MΩ - elektroda kaca probe biasanya
digunakan dengan pH meter. Rangkaian pH meter yang sederhana biasanya terdiri
dari penguat operasional dalam konfigurasi pembalik, dengan total gain tegangan
sekitar -17. Penguat pembalik mengubah tegangan kecil yang dihasilkan oleh
probe (0,059 volt / pH) ke dalam unit pH, yang kemudian diimbangi oleh tujuh
volt untuk memberikan bacaan pada skala pH. Dua penyesuaian dasar dilakukan pada
kalibrasi mengatur gain dan offset penguat pembalik (Sudjadi, 2007).
Sebuah pH meter adalah sebuah alat elektronik yang digunakan untuk
mengukur pH (keasaman atau alkalinitas) dari suatu cairan (meskipun probe
khusus terkadang digunakan untuk mengukur pH zat semi padat). PH meter yang
biasa terdiri dari pengukuran khusus probe (elektroda gelas) yang terhubung ke
meteran elektronik yang mengukur dan menampilkan pH membaca.
2.2 Kalibrasi pH Meter
pH meter harus dikalibrasi sebelum dan setelah setiap pengukuran. Untuk
penggunaan normal kalibrasi harus dilakukan pada awal pemakaian. Kalibrasi harus
dilakukan dengan setidaknya dua standar solusi yang buffer span kisaran nilai pH
yang akan diukur. pH buffer yang dapat diterima pada pH 4 dan pH 10. PH meter
memiliki satu kontrol (kalibrasi) untuk mengatur pembacaan meter sama dengan
nilai standar pertama buffer dan kontrol kedua (kemiringan) yang digunakan untuk
mengatur pembacaan meter dengan nilai buffer kedua. Kontrol ketiga memungkinkan
suhu harus ditetapkan. Proses kalibrasi tegangan berhubungan yang dihasilkan oleh
probe (kira-kira pH 0,06 volt per unit) dengan skala pH. Setelah setiap satu
pengukuran, pesawat itu dibilas dengan air suling atau air deionized untuk
menghilangkan jejak dari solusi yang diukur, mengusap dengan tisu yang bersih untuk
menyerap sisa air yang dapat mengencerkan sampel dan dengan demikian mengubah
membaca, dan kemudian cepat-cepat terbenam solusi lain. Ketika tidak digunakan,
ujung probe basah harus dijaga (Underwood, 1986).
Hal ini biasanya tetap direndam dalam larutan asam pH sekitar 3.0.
Dalam keadaan darurat, diasamkan dengan menggunakan air keran, tetapi air
suling atau air deionised tidak boleh digunakan untuk jangka panjang sebagai probe
penyimpanan air yang relatif ionless "sucks" ion keluar dari probe melalui difusi,
yang mengalami degradasi itu. Kadang-kadang (sekitar sekali sebulan), itu dapat
dibersihkan dengan menggunakan elektroda pH larutan pembersih, umumnya
suatu larutan 0,1 M asam klorida (HCl) digunakan.

2.3 Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang
digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang
digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud
dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom
dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron valensi. Sinar atau cahaya
yang berasal dari sumber tertentu disebut juga sebagai radiasi elektromagnetik. Radiasi
elektromagnetik yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah cahaya matahari.
Dalam interaksi materi dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik, radiasi
elektromagnetik kemungkinanan dihamburkan, diabsorbsi atau dihamburkan sehingga
dikenal adanya spektroskopi hamburan, spektroskopi absorbsi ataupun spektroskopi
emisi (Basset, 1994).
Pengertian spektroskopi dan spektrofotometri pada dasarnya sama yaitu di
dasarkan pada interaksi antara materi dengan radiasi elektromagnetik. Namun
pengertian spektrofotometri lebih spesifik atau pengertiannya lebih sempit karena
ditunjukan pada interaksi antara materi dengan cahaya (baik yang dilihat maupun tidak
terlihat). Sedangkan pengertian spektroskopi lebih luas misalnya cahaya maupun
medan magnet termasuk gelombang elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik
memiliki sifat ganda yang disebut sebagai sifat dualistik cahaya yaitu:
1. Sebagai gelombang
2. Sebagai partikel-partikel energi yang disebut foton.
Karena sifat tersebut maka beberapa parameter perlu diketahui misalnya
panjang gelombang, frekuensi dan energi tiap foton. Panjang gelombang (l)
didefinisikan sebagai jarak antara dua puncak. Hubungan dari ketiga parameter di atas
dirumuskan oleh Planck yang dikenal dengan persamaan Planck. Hubungan antara
panjang gelombang frekuensi dirumuskan sebagai c = λ . v atau λ = c/v.
Persamaan Planck: hubungan antara energi tiap foton dengan frekuensi .
E = h . v ................................................................................................ …...(2.1)
E = h . c/ λ ............................................................................................ …...(2.2)
dimana
E = energi tiap foton
h = tetapan Planck (6,626 x 10-34 J.s),
v = frekuensi sinar
c = kecepatan cahaya (3 x 108 m.s-1).
Dari rumus di atas dapat diketahui bahwa energi dan frekuensi suatu foton akan
berbanding terbalik dengan panjang gelombang tetapi energi yang dimiliki suatu foton
akan berbanding lurus dengan frekuensinya. Misalnya: energi yang dihasilkan cahaya
UV lebih besar dari pada energi yang dihasilkan sinar tampak. Hal ini disebabkan UV
memiliki panjang gelombang (λ) yang lebih pendek (100–400 nm) dibanding panjang
(Khopkhar, 2008).
Interaksi antara materi dengan cahaya disini adalah terjadi penyerapan cahaya,
baik cahaya Uv, Vis maupun Ir oleh materi sehingga spektrofotometri disebut juga
sebagai spektroskopi absorbsi.

2.4 Polarimeter
Polarimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya putaran optik
yang dihasilkan oleh suatu zat yang bersifat optis aktif yang terdapat dalam larutan.
Jadi polarimeter ini merupakan alat yang didesain khusus untuk mempolarisasi cahaya
oleh suatu senyawa optis aktif. Polarimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur besarnya putaran optik yang dihasilkan oleh suatu zat yang bersifat optis
aktif yang terdapat dalam larutan. Jadi polarimeter ini merupakan alat yang didesain
khusus untuk mempolarisasi cahaya oleh suatu senyawa optis aktif (Dachriyanus,
2004).
Senyawa optis aktif adalah senyawa yang dapat memutar bidang polarisasi,
sedangkan yang dimaksud dengan polarisasi adalah pembatasan arah getaran (vibrasi)
dalam sinar atau radiasi elektromagnetik yang lain. Untuk mengetahui besarnya
polarisasi cahaya oleh suatu senyawa optis aktif, maka besarnya perputaran itu
bergantung pada beberapa faktor yakni struktur molekul, temperatur, panjang
gelombag, banyaknya molekul pada jalan cahaya, jenis zat, ketebalan, konsentrasi dan
juga pelarut.
Prinsip kerja alat polarimeter adalah sinar yang datang dari sumber cahaya
(misalnya lampu natrium) akan dilewatkan melalui prisma terpolarisasi (polarizer),
kemudian diteruskan ke sel yang berisi larutan. Dan akhirnya menuju prisma
terpolarisasi kedua (analizer). Polarizer tidak dapat diputar-putar sedangkan analizer
dapat diatur atau di putar sesuai keinginan.
Bila polarizer dan analizer saling tegak lurus (bidang polarisasinya juga tega
lurus), maka sinar tidak ada yang ditransmisikan melalui medium diantara prisma
polarisasi. Peristiwa ini disebut tidak optis aktif. Jika zat yang bersifat optis aktif
ditempatkan pada sel dan ditempatkan diantara prisma terpolarisasi maka sinar akan
ditransmisikan.
Putaran optik adalah sudut yang dilalui analizer ketika diputar dari posisi silang
ke posisi baru yang intensitasnya semakin berkurang hingga nol. Untuk menentukan
posisi yang tepat sulit dilakukan, karena itu digunakan apa yang disebut “setengah
bayangan” (bayangan redup). Untuk mancapai kondisi ini, polarizer diatur sedemikian
rupa, sehingga setengah bidang polarisasi membentuk sudut sekecil mungkin dengan
setengah bidang polarisasi lainnya. Akibatnya memberikan pemadaman pada kedua
sisi lain, sedangkan ditengah terang. Bila analizer diputar terus setengah dari medan
menjadi lebih terang dan yang lainnya redup. Posisi putaran diantara terjadinya
pemadaman dan terang tersebut, adalah posisi yang tepat dimana pada saat itu
intensitas kedua medan sama. Jika zat yang bersifat optis aktif ditempatkan diantara
polarizer dan analizer maka bidang polarisasi akan berputar sehingga posisi menjadi
berubah. Untuk mengembalikan ke posisi semula, analizer dapat diputar sebesar sudut
putaran dari sampel. Sudut putar jenis ialah besarnya perputaran oleh 1,00 gram zat
dalam 1,00 mL larutan yang barada dalam tabung dengan panjang jalan cahaya 1,00
dm, pada temperatur dan panjang gelombang tertentu. Panjang gelombang yang lazim
digunakan ialah 589,3 nm, dimana 1 nm = 10-9 m.
Sudut putar jenis untuk suatu senyawa (misalnya pada 25o C) Macam macam
polarisasi antara lain, polarisasi dengan absorpsi selektif, polarisasi akibat pemantulan,
dan polarisasi akibat pembiasan ganda (Dachriyanus, 2004).
2.4 Moisture Balance
Moisture Balance adalah keseimbangan kadar kelembaban untuk mengukur
kadar tersebut diperlukan alat untuk mengukur kelembaban kadar air dalam alat
tersebut bernama moisture analyzer, banyak yang dapat diukur bisa itu biji-bijian
ataupun yang lainnya. Kandungan kelembaban dipengaruhi oleh zat yang mempunyai
sifat fisik seperti berat, densitas, indeks bias, kekentalan, konduktivitas, dan lain-lain.
Prosedur penggunaan adalah sebagai berikut sebelum moisture balance dinyalakan,
pastikan alat dalam kondisi kosong, dengan mengatur angka nol sejajar dengan garis
penunjuk hitam. Masukkan sampel ikan sebanyak 5 g kedalam cawan, sehingga jarum
skala merah menunjuk angka nol . Atur skala panas yang digunakan sesuai dengan
bahan yang akan dikeringkan. Untuk ikan, skala panas yang digunakan adalah 9,
namun untuk cabai cukup 7. Hidupkan moisture balance dan hitung waktu pengujian
selama 20 menit.

2.5 Dissolve Oxygen Meter


DO meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar oksigen
terlarut (Dissolve Oxygen) di dalam air atau larutan. Nilai oksigen terlarut di dalam air
akan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah faktor suhu dan juga
kandungan zat-zat organik yang ada di dalamnya. Kualitas air yang bagus biasanya
akan memiliki nilai Dissolve Oxygen yang tinggi, sebaliknya air yang sudah tercemar,
kandungan oksigen terlarutnya akan rendah. Oleh karena itu, DO dijadikan sebagai
salah satu parameter wajib dalam setiap pengukuran kualitas air. Air yang memiliki
kandungan oksigen terlarut yang rendah biasanya akan sedikit didiami oleh aneka biota
air. Karena air biasanya sudah tercemar dan tidak ramah lagi ditinggali oleh makhluk
hidup.
Penggunaan DO meter banyak dibutuhkan untuk bidang perikanan, kualitas air
bersih dan segala hal yang menyangkut penggunaan air untuk kehidupan. Alat ini
bekerja dengan sistem digital sehingga cukup mudah dan simpel untuk digunakan.
Pengukuran oksigen terlarut di dalam penelitian sebelum adanya alam DO meter
tersebut biasanya dilakukan di laboratorium dengan metode analisa yang biasanya
membutuhkan waktu yang relatif lebih lama. Disamping itu bahan-bahan kimia yang
dipakai juga lebih banyak sehingga lebih mahal. Dengan adanya DO meter tersebut,
semuanya menjadi lebih mudah. Dengan waktu yang sangat singkat dan biaya yang
lebih murah, kita bisa mendapatkan hasil pengukuran oksigen terlarut dari suatu
sampel.
Untuk kebutuhan di lapangan, misalnya mereka para peneliti yang
memfokuskan terhadap kualitas air bisa memiliki alat DO meter tersebut.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-alat
Adapun alat-alat yang digunakan sebagai berikut:
1. PH meter 1 unit
2. Gelas kimia 4 unit

3.1.2 Bahan-bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan sebagai berikut:
1. Ale-ale 40 ml
2. Fruit tea 40 ml
3. Teh seduh 40 ml
4. Kopi seduh 40 ml

3.2 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan sebagai berikut:
1. Rangkai peralatan pH meter berdasarkan buku manual pH meter.
2. Dimasukkan masing-masing bahan yang akan diuji ke dalam gelas kimia.
3. Dimasukkan probe atau elektroda ke dalam sampel.
4. Dilihat dan dicatat pH yang terbaca pada pH meter.
5. Dicuci bagian probe atau elektroda agar sampel lain tidak terkontaminasi.
6. Diulangi cara kerja 3,4 dengan sampel lain.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapat dalam percobaan ini ditunjukkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data pengamatan pH meter
No Sampel pH Keterangan
1. Ale-ale 3,9 Asam
2. Fruit tea 4,5 Asam
3. Teh seduh 7,1 Basa
4. Kopi seduh 6,2 Asam

4.2 Pembahasan
Pada percobaon PH meter, dipergunakan beberapa sampel unhuk mengetahui
tingkat kearaman atau kebasaan suatu larutan dan diperoleh hasilnya seperti yang
ditunjukkan pada tabel 4.1. Pada sampel ale-ale ketika diukur dengan pH meter
diperoleh pH 3,9. Hal ini menunjukan bahwa ale-ale bersifat asam, ale-ale bersifat
asam. Ale-ale bersifat asam dikarenakan harga pH dibawah angka 7 merupakan asam.
Pada sampel fruit tea diperoleh fruit tea berada pada pH 4,5. Hal ini
menunjukkan bahwa fruit tea bersifat asam, karena fruit tea merupakan minuman yang
berasal dari sari buah - buahan yang memiliki sıfat keasaman. Pada Sampel air teh
seduh ketika di ukur dengan pH meter dlidapat pH 7,1 yang berarti bahwa air teh seduh
memiliki sifat basa, karena ada kontaminasi dari air mineral ketika bubuk teh diseduh.
Pada percobaan ke empat yaitu pada sampel kopi yang digunakan adalah kopi bubuk
yang sudah di seduh dengan air panas, kemudian di ukur dengan pH meter di peroleh
pH sebesar 6,2 yang berarti kopi seduh tersebut bersifat asam. Kopi seduh tersebut
bersifat asam karena kandungan asam yang secara alamiah akan muncul dari reaksi
kimia di dalam biji kopi saat di panggang maupun diseduh.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. pH meter bekerja dengan mendeteksi tingkat ion hidrogen pada sampel, untuk
sampel berpH asam memiliki ion hidrogen yang tinggi sementara basa memiliki
ion hidroksida yang tinggi atau ion hidrogennya rendah.
2. Sampel yang bersifat asam diantaranya sampel ale-ale, fruit tea, dan kopi seduh
dengan masing-masing pH berurutan 3,9 , 4,5 , 6,2.
3. Sampel yang bersifat basa adalah sampel teh seduh dengan pH 7,1.
4. Tingkat keasaman atau kebasaan suatu sampel bergantung pada bahan atau
kontminasi zat yang membentuk sampel tersebut, misalnya pada sampel fruit
tea yang memiliki pH rendah karena bahan pembentuknya adalah buah yang
bersifat asam.

5.2 Saran
Praktikum ini sebaiknya menggunakan Do meter dan moisture balance untuk
meningkatkan pengetahuan tentang analisa menggunakan alat instrumen kimia
terutama dalam menganalisa secara kuantitatif.
DAFTAR PUSTAKA

Basset J dkk. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisa Anorganik. Jakarta: Kedokteran
EGC
Day, R.A dan Underwood A.L, 1986. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima, Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Dachriyanus, Dr, 2004. Analisis Struktur Senyawa Organik Secara
Spektroskopi, Padang: Universitas Padang Press
Khopkhar,S.M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press
Sudjadi. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Jakarta: Pustaka pelajar
LAMPIRAN B
TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Jelaskan pengertian asam dan basa
2. Buat contoh larutan asam lemah dan basa lemah
3. Buat contoh larutan basa kuat dan asam kuat
4. Jelaskan pengertian larutan buffer

Jawaban :
1. Asam adalah larutan yang dalam air dapat menghasilkan hydrogen sehingga
dapat meningkatkan konsentrasi ion hidronium. Basa adalah zat yang dalam air
dapat menghasilkan ion hidroksida sehingga dapat meningkatkan konsentrasi
ion hidroksida.
2. Asam lemah : CH3COOH, H2CO3
Basa lemah : NH3, Fe(OH)2
3. Basa kuat : KOH (kalium hidroksida)
Asam kuat : HCl, H2SO4 (asam klorida, asam sulfat)
4. Larutan buffer adalah larutan yang dapat menjaga (mempertahankan) pHnya
dari penambahan asam, basa maupun pengenceran.
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT
No Nama dan Gambar alat Fungsi
1. pH meter Menentukan keasaman atau kebasaan
dari suatu larutan, atau mengukur
keasaman atau kebasaan dari suatu
larutan.

2. Beaker glass Sebagai wadah pengukur larutan

Anda mungkin juga menyukai