Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

PERCOBAAN XI

SINTESIS BENZIL ASETAT

Nama; Galang Nusa Bangsa

Nim: 19020200062

Tanggal: 14 JANUARI 2021

1. Tujuan Percobaan
 Mempelajari reaksi esterifikasi pembentukan senyawa benzil asetat, pemurniaan
senyawa, dan identifikasi dengan uji KLT.

2. Landasan Teori
Senyawa ester telah banyak digunakan di berbagai bidang dalam kehidupan di
dunia, salah satunya adalah pada bidang pengharum. Banyak senyawa ester yang
mempunya aroma yang harum, sehingga saat ini telah banyak bahan pengharum yang
terbuat dari senyawa ester. Kebanyakan ester merupakan zat yang berbau enak dan
menyebabkan cita rasa dan harum dari banyak buah-buahan dan bunga.
Benzil asetat adalah sejenis senyawa organik dengan rumus molekul C9H10O2.
Senyawa ini merupakan ester yang dihasilkan dari kondensasi benzil alkohol dan
asam asetat. Benzil asetat ditemukan secara alami di kebanyakan bunga. Ia
merupakan kandungan utama minyak esensial bunga melati dan kenanga. Ia memiliki
aroma yang wangi seperti bunga melati. Oleh karenanya, ia digunakan secara meluas
pada produk-produk parfum dan kosmetik.
3. Dasar Reaksi dan Perhitungan
acetic acid
Molecular Weight: 60.05 sulfuric acid O
O Molecular Weight: 98.07
H2SO4
O
OH OH
+

benzyl acetate
phenylmethanol Molecular Weight: 150.18
Molecular Weight: 108.14

4. Tinjauan Bahan
 Benzil Alkohol :
 Benzil Alkohol cairan tidak berwarna dengan aroma aromatik yang ringan dan
menyenangkan.
 Asam Asetat:
 Asam Asetat salah satu senyawa organik yang berada dalam golongan asam
karboksilat. Asam cuka memiliki rumus empiris
 Asam Sulfat :
 Asam Sulfat
 Larutan Natrium Karbonat Jenuh :
 Larutan Natrium Karbonat Jenuh garam natrium dari asam karbonat yang
mudah larut dalam air. Natrium karbonat murni berwarna putih, bubuk tanpa
warna yang menyerap embun dari udara, punya rasa alkalin/pahit, dan
membentuk larutan alkali yang kuat.
 Larutan Natrium Karbonat 10% :
 Natrium Sulfat Anhidrat garam natrium dari asam sulfur Dalam
bentuk anhidratnya, senyawa ini berbentuk padatan kristal putih dengan rumus
kimia Na2SO4, atau lebih dikenal dengan mineral tenardit sedangkan
bentuk dekahidratnya mempunyai rumus kimia Na2SO4·10H2O yang lebih
dikenal dengan nama garam Glauber atau sal mirabilis. Bentuk
heptahidratnya juga berbentuk padatan, yang akan berubah menjadi mirabilit
ketika didinginkan.

5. Metodologi Percobaan
a. Alat yang digunakan pada pratikum kali ini, labu alas bulat leher tiga, hot plate,
corong pisah, pipet ukur, bola hisap, magnetic stirrer, erlenmeyer, thermometer,
pipet tetes, refraktometer, piknometer, kondesor lurus.
b. Bahan yang digunakan pada pratikum kali ini, benzil alkohol, asam asetat, asam
sulfat, larutan natrium karbonat jenuh, natrium sulfat anhidrat.
c. Prosedur Kerja

Rangkai set alat refluks, gunakan penangas minyak, dan masukkan magnetic
stirrer dalam labu

Masukkan 6 gram asam asetat (0,1 mol, p= 1,05 gr/mL) dan 10,6 gram benzil
alkohol (0,1 mol, p= 1,04 gr/mL)

Lakukan pengadukan, kemudian tambahkan 5 tetes asam sulfat pekat ke


dalam campuran

Campuran direfluks selama 4 jam pada suhu 150 c

Campuran didinginkan pada suhu ruang

Campuran dimasukkan ke dalam corong pisah, tambahkan 15 mL larutan


natrium karbonat jenuh
Campuran dikocok beberapa kali, lalu pisahkan antara fasa organik dan fasa
cair

Fasa cair dibuang, fasa organik didestilasi

Destilat yang dihasilkan dikeringkan dengan natrium sulfat anhidrat

Saring atau dekantasi hasil yang didapatkan

Timbang produk sintesis yang didapatkan

Hitung rendemen produk

Lakukan uji organoleptik senyawa hasil sintesis (massa jenis, indeks bias, bau,
warna, dan wujud zat)

d. Rangkaian Alat ( prosedur kerja )


asam benzil
asetat alkohol
+

Rangkai set alat refluks, Masukkan 6 gram asam Lakukan pengadukan,


gunakan penangas minyak, asetat (0,1 mol, ?= 1,05 kemudian tambahkan 5
dan masukkan magnetic gr/mL) dan 10,6 gram benzil tetes asam sulfat pekat
stirrer dalam labu alkohol (0,1 mol, ? = 1,04 ke dalam campuran
gr/mL)

Campuran
Campuran dimasukkan ke
Campuran dalam corong pisah,
direfluks selama didinginkan pada
4 jam pada suhu tambahkan 15 mL larutan
150 0C suhu ruang natrium karbonat jenuh

dikocok

Timbang produk sintesis


yang didapatkan
- Hitung rendemen produk
- Lakukan uji
organoleptik senyawa
hasil sintesis (massa jenis,
indeks bias, bau, warna,
dan wujud zat)
Campuran dikocok beberapa Destilat yang dihasilkan
kali, lalu pisahkan antara dikeringkan dengan
fasa organik dan fasa cair natrium sulfat anhidrat
- Fasa cair dibuang, fasa - Saring atau dekantasi
organik didestilasi hasil yang didapatkan

6. Data Hasil Percobaan


acetic acid
Molecular Weight: 60.05 sulfuric acid O
O Molecular Weight: 98.07
H2SO4
O
OH OH
+

benzyl acetate
phenylmethanol Molecular Weight: 150.18
Molecular Weight: 108.14
7. Pembahasan
1. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan ini bertujuan untuk mempeljari reaksi estreaksi senyawa benzil
asetat, pemurnian senyawa, dan identifikasi dengan uji KLT
sulfuric acid O
O Molecular Weight: 98.07

H2SO4
O
OH OH
+
acetic acid benzyl acetate
phenylmethanol Molecular Weight: 60.05 Molecular Weight: 150.18
Molecular Weight: 108.14 Boiling Point: 390.87 [K] Boiling Point: 490.42 [K]
Boiling Point: 478.62 [K] Melting Point: 259.44 [K]
Melting Point: 272.4 [K] Critical Temp: 701.19 [K]
Melting Point: 255.39 [K] Critical Temp: 594.48 [K] Critical Pres: 32.8 [Bar]
Critical Temp: 679.08 [K] Critical Pres: 57.31 [Bar] Critical Vol: 457.5 [cm3/mol]
Critical Pres: 46.47 [Bar] Gibbs Energy: -173.06 [kJ/mol]
Critical Vol: 171.5 [cm3/mol]
Critical Vol: 338.5 [cm3/mol] Log P: 1.69
Gibbs Energy: -16.35 [kJ/mol] Gibbs Energy: -377.95 [kJ/mol] MR: 41.89 [cm3/mol]
Log P: 1.46 Log P: -0.31 Henry's Law: 3.24
MR: 32.54 [cm3/mol] MR: 11.96 [cm3/mol] Heat of Form: -309.84 [kJ/mol]
Henry's Law: 5.05 Henry's Law: 4.66 tPSA: 26.3
CLogP: 1.96
Heat of Form: -103.51 [kJ/mol] Heat of Form: -434.88 [kJ/mol] CMR: 4.2688
tPSA: 20.23 tPSA: 37.3 LogS: -1.889
CLogP: 1.104 CLogP: -0.194 pKa: N/A
CMR: 3.3055 CMR: 1.2938
LogS: -1.019
pKa: 14.349
LogS: 0.198
pKa: 4.678

2. Analisa Prosedur
 Fungsi Alat
1. Labu Alas Bulat Leher Tiga
merupakan peralatan yang sering dipakai dilaboratorium kimia organic dan
biokimia. Pada masing-masing leher biasa digunakan untuk thermometer,
memasukkan bahan kimia yang akan didestilasi dan jalan uap cairan yang
akan dilewatkan pada gelas pendingin.

2. Hot Plate
untuk memanaskan larutan yang mudah terbakar, dan kedua untuk
menghomogenkan larutan.
3. Corong Pisah
Untuk memisahkan komponen-komponen dalam suatu campuran antara dua
fase pelarut dengan densitas berbeda yang tercampur

4. Pipet Ukur
untuk memindahkan cairan atau larutan ke dalam wadah dalam berbagai
ukuran volume dan skala terbesar adalah 50ml.

5. Bola Hisap
Untuk membantu proses pengambilan cairan
6. Magnetic Stirrer
berfungsi untuk mengaduk, memanaskan dan menghomogenkan suatu
larutan secara mekanik dan magnetik
7. Erlenmeyer
digunakan sebagai alat untuk mengukur, menyimpan, dan mencampur
cairan

8. Thermometer
sebagai alat untuk mengukur suhu atau temperatur, serta perubahan suhu

9. Pipet Tetes
untuk memindahkan larutan dari suatu wadah ke wadah lain dengan jumlah
yang sangat sedikit dan dengan tingkat ketelitian pengukuran volume yang
sangat rendah

10. Refraktometer
Untuk mengukur kadar/konsentrasi bahan terlarut

11. Piknometer
alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas dari
fluida
12. Kondesor Lurus
digunakan untuk mengalirkan air pendingin pada sekeliling pipa yang
mengalirkan uap

 Fungsi Bahan
1. Benzil Alkohol
alkohol aromatik yang digunakan sebagai komponen pewangi, pengawet,
pelarut, dan zat penurun kekentalan
2. Asam Asetat
digunakan sebagai pereaksi kimia untuk menghasilkan berbagai senyawa
kimia.
3. Asam Sulfat
mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk
utama industri kimia
4. Batu Didih
Bisa digunakan sebagai tambahan pangan yaitu pengatur keasaman, anti-
lengket pada kue, pengembang kue, dan penstabil. 
5. Larutan Natrium Karbonat 10%
Bisa digunakan sebagai tambahan pangan yaitu pengatur keasaman, anti-
lengket pada kue, pengembang kue, dan penstabil. 
 Fungsi Masing-masing perlakuan
Untuk pmbentukan metil sinamat yang dilakukan dengan cara mereaksikan
asam sinamat dengan dimetil sulfat pada saat dilakukan reaksi pembentukan
sinamohildrazidad dengan mreaksikan metil sinamat dengan hidrazin hidrat
menjadi sinamohidrazida
8. KESIMPULAN
Senyawa benzil asetat dapat dihasilkan melalui reaksi esterifikasi dengan bahan awal
benzil alkohol dan asam asetat dengan menggunakan katalis asam sulfat pekat.
Rendemen yang dihasilkan adalah 64,58%.
9. DAFTAR PUSTAKA
 C.Budimarwanti. (2009). Petunjuk Praktikum Kimia Organik 1 Bermuatan Life
Skill. Yogyakarta: FMIPA UNY.
 Clayden, Greeves, Warren & Wothers. (2006). Organic Chemistry. England :
Oxford.
 Fessenden, Ralph J. & Joan S. Fessenden. (1986). Kimia Organik. 3rd. ed. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
 Field, L.D., S. Sternhell & J.R. Kalman. (2008). Organic Structures from Spectra.
4th. ed. Chicester : John Wiley & Sons, Ltd
 Saker, Satyajit D. & Lutfun Nahar. (2007). Chemistry For Pharmacy Students.
West Sussex : John Wiley & Sons, Ltd

10. LAMPIRAN

SINTESIS BENZIL ASETAT SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN


PARFUM SINTETIS BERAROMA FLORAL

Senyawa ester telah banyak digunakan di berbagai bidang dalam kehidupan di


dunia, salah satunya adalah pada bidang pengharum. Banyak senyawa ester yang
mempunya aroma yang harum, sehingga saat ini telah banyak bahan pengharum yang
terbuat dari senyawa ester. Kebanyakan ester merupakan zat yang berbau enak dan
menyebabkan cita rasa dan harum dari banyak buah-buahan dan bunga. (H. Hart, et
al, 2003: 321). Benzil asetat adalah sejenis senyawa organik dengan rumus molekul
C9H10O2. Senyawa ini merupakan ester yang dihasilkan dari kondensasi benzil alkohol
dan asam asetat. Benzil asetat ditemukan secara alami di kebanyakan bunga. Ia
merupakan kandungan utama minyak esensial bunga melati dan kenanga. Ia memiliki
aroma yang wangi seperti bunga melati. Oleh karenanya, ia digunakan secara meluas
pada produk-produk parfum dan kosmetik. (Anton et al, 2008). Berikut adalah rumus
struktur dari senyawa benzil asetat

Parfum atau minyak wangi adalah campuran bahan kimia yang digunakan
untuk memberikan bau wangi untuk tubuh manusia, obyek, binatang atau ruangan.
Parfum telah diketahui ada di beberapa peradaban manusia yang paling awal baik
melalui teks-teks kuno atau dari penggalian arkeologi. Wewangian modern dimulai
pada akhir abad 19 dengan sintesis komersial senyawa aroma seperti vanili atau
kumarin, yang memungkinkan untuk membuat parfum dengan bau yang sebelumnya
belum dikenal dengan hanya menggunakan bahan senyawa aromatik alami. Jenis
parfum ada bermacam-macam

Prosedur Penelitian
Tahap pertama yakni sintesis benzil asetat. Sebanyak 6 gram (0,1 mol) asam asetat
dan 10,6 gram (0,1 mol) benzil alkohol dimasukkan ke dalam labu leher tiga kapasitas
125 mL yang dilengkapi dengan penangas minyak, magnetic stearer, dan termometer.
Pengadukan dimulai dan menambahkan 5 tetes asam sulfat pekat ke dalam
campuran. Campuran direfluks selama 4 jam pada suhu 150 o C dengan kecepatan
putar sekitar 300 rpm. Campuran didinginkan dan dimasukkan ke dalam corong pisah.
Sebanyak 15 mL larutan natrium karbonat jenuh dimasukkan dan digojog untuk
menghilangkan asam asetat dan benzil alkohol sisa. Campuran dipisah antara fasa air
dan fasa organik. Fasa air dibuang sedangkan fasa organik dimasukkan ke dalam labu
destilasi. Fasa organik didestilasi pada suhu 220 o C. Destilat dicampur dengan 4 gram
natrium sulfat anhidrat dan digojog. Ester disaring dan dikarakterisasi menggunakan
FTIR dan GC-MS.

Tahap kedua yaitu formulasi parfum. Sebanyak 15 mL benzil asetat dicampur dengan
85 mL etanol absolut dan diwadahi ke dalam botol parfum yang menarik. Parfum siap
diujikan.

Tahap ketiga yaitu uji organoleptik parfum. Sebanyak 30 lembar angket disiapkan
untuk 30 orang responden dari berbagai profesi. Angket berisi pendapat tentang
keharuman, ketajaman aroma, dan tingkat kesukaan. Masing-masing uji
menggunakan skala 1-7.

HASIL DAN PEMBAHASAN


natrium karbonat jenuh. Campuran digojog dalam corong pemisah dan
membuka kran sekali-sekali. Setelah itu campuran didestilasi sampai hampir habis.
Destilat dicampur dengan natrium sulfat anhidrat untuk menghilangkan air yang
mungkin masih ada.

Hasil pengujian menggunakan FTIR menunjukkan bahwa senyawa benzil


asetat sudah terbentuk dengan adanya gugus C=O karbonil yang ditunjukkan dengan
serapan kuat pada daerah 1743,65 cm-1. Terdapat serapan cincin aromatik di daerah
1658,78 cm-1. Adanya gugus aromatik diperkuat dengan adanya serapan C-H di daerah
3032,10 cm-1. Serapan C-O ester ada pada daerah 1242,16 cm -1. Sedangkan adanya C-
H alifatik ditunjukkan dengan adanya serapan di daerah 2954,95 cm-1. Dengan
demikian, hasil analisis senyawa hasil sintesis sesuai dengan yang diharapkan
KESIMPULAN
1. Senyawa benzil asetat dapat dihasilkan melalui reaksi esterifikasi dengan
bahan awal benzil alkohol dan asam asetat dengan menggunakan katalis asam sulfat
pekat. Rendemen yang dihasilkan adalah 64,58%.

2. Senyawa benzil asetat dapat digunakan sebagai bibit parfum. Parfum yang
berjenis Eau de Perfume dapat dihasilkan dengan mencampur 15 mL benzil asetat
dengan 85 mL etanol absolut.

3. Hasil pengujian organoleptik


DAFTAR PUSTAKA
 Foye, W. O., Lemke, T. L. dan Williams, D. A. 1995. Principles of medicinal
chemistry. Baltimore: Williams & Wilkins.
 Purnomo, T. W. S., Kristian R. dan Amitra P. S. 2007. Asam Salisilat dari
Phenol. Jurnal Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
 Goodman dan Gilman’s. 2006. The Pharmacological Basis of Therapeutics 11th
ed. London: The Pharmaceutical Press.
 Chasanah, U. 2009. Pengaruh Lama Pemanasan terhadap Hasil Reaksi Sintesis
Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Katalis Asam Sulfat Pekat.
Jurnal Universitas Muhammadiyah Malang.
 Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai