BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Adapun spesifikasi sifat kimia dari asam akrilat ialah sebagai berikut :
Asam akrilik dihasilkan dari propena (alias propilena) yang merupakan hasil
sampingan dari etilen dan produksi bensin.
Reaksi sebagai berikut :
Karena akrilik asam dan ester telah lama bernilai komersial, banyak metode
lain yang telah dikembangkan tetapi sebagian besar telah ditinggalkan untuk
alasan ekonomi atau lingkungan. Metode awal adalah hydrocarboxylation dari
asetilena ( "Reppe kimia"):
11
tangga, sebagai bahan intermediet terutama dalam pembuatan etil akrilat, cuka,
etilamine, glikol eter, serta sebagai bahan bakar (Speight, J.G hal 2.213).
a. Sifat Fisika Etanol
Adapun spesifikasi sifat fisika dari etanol adalah sebagai berikut :
o
2 CH3CH2OH → CH3CH2OCH2CH3 + H2O (pada 120 C)
o
CH3CH2OH → H2C=CH2 + H2O (pada 180 C)
Halogenasi
Etanol bereaksi dengan HCl memerlukan katalis seperti seng klorida.
Hidrogen klorida dengan keberadaan seng klorida dikenal sebagai reagen
Lucas, reaksi sebagai berikut:
Reaksi dengan HBr memerlukan proses refluks dengan katalis asam sulfat.
Etil halida juga dapat dihasilkan dengan mereaksikan alkohol dengan agen
halogenasi yang khusus, seperti tionil klorida untuk pembuatan etil klorida,
ataupun fosforus tribromida untuk pembuatan etil bromida.
2 C2H5OH + 2 M 2 C2H5OM + H2
( Perry’s 7ed, hal 2-36)
Etil akrilat biasa digunakan dalam Industri polimer sebagai bahan baku
pembuatan resin, plastik, karet, dan bahan gigi palsu. Rumus bangun sebagai berikut :
O
CH2 = CH - C
O – C2H5
15
Zat beracun,
Tahan terhadap bahan kimia seperti detergent, alkali organik, asam serta
produk hidrokarbon aromatik, ester atau keton. Selain itu, juga produk plastik
o
ini sangat keras namun liat, tahan terhadap panas hingga temperatur 200 F
serta mudah dibentuk.
16
Etil akrilat dapat di bentuk dengan proses esterifikasi antara asam akrilat dan
etanol, adapun reaksinya sebagai berikut :
Selain itu etil akrilat dapat di bentuk dengan mereaksikan asetilena, etanol,
dan karbon monoksida, dengan bantuan katalis asam klorida dan nikel
karbonil.
Adapun reaksinya sebagai berikut :
Produk di ambil dari bagian atas secara terus-menerus sedangkan dari bagian
bawah adalah ammonium bisulfat. Uap yang terbawa oleh etil akrilat seperti
18
alkoksipropionate dan asam akrilik dipisahkan dan di daur ulang di dalam menara
fraksinasi. Produk etil akrilat mencapai kemurnian 98 % dengan produk samping
asam akrilat, akrilamida, etil β-etoksipropionat dan eter.
Etanol
Akrilonitril
Amonium
Bisulfat
Ada dua cara pembuatan etil akrilat melalui proses esterifikasi yaitu :
a. Esterifikasi lower ethyl acrylate process
b. Esterifikasi higher ethyl acrylate process
o
60 C pada tekanan 1 atmosfer. Produk yang berupa campuran cairan ini dialirkan ke
kolom ester stripper, kemudian ester, air dan etanol yang tidak bereaksi diambil
kembali dari bagian bawah kolom light-end sebagai reflux. Produk bawah dari kolom
ester stripper yang mengandung asam akrilat yang tidak bereaksi sebagian direcycle
ke dalam reactor dan sebagian lagi dimasukkan ke bottom stripper. Produk bawah
ester stripper yang dialirkan ke bottom stripper sebagian dibuang sebagai limbah
minyak, hal ini untuk mencegah meningkatnya akumulasi dari inhibitor, impuritas
dan polymer yang akan mengganggu jalannya reaksi dalam reactor.
Sedangkan produk atas dari ester stripper yang merupakan campuran ester dan
alcohol yang bebas asam dialirkan ke dalam kolom ekstraksi dimana alcohol
diekstraksi dengan air yang dialirkan dari bagian atas kolom. Rafinat yang keluar dari
bagian atas kolom dialirkan ke light-end cut column, lalu dari kolom ini air, asetat
dan alcohol dipisahkan dari bagian atas. Ekstrak yang keluar dari bagian bawah
kolom ekstraksi dialirkan kedalam alcohol recovery column, untuk merecovery
alcohol yang akan digunakan kembali dalam reaksi. Air yang keluar dari bawah
kolom alcohol-recovery sebagian dikembalikan ke kolom ekstraksi dan sisanya
dibuang sebagai limbah, yang sebelumnya diolah dahulu dengan proses biologi.
Ester mentah yang keluar dari bawah light-ends column dimasukkan dalam
kolom produk untuk mendapatkan etil akrilat dengan kemurnian tinggi. Konversi
terhadap asam akrilat mencapai 95%. Etil akrilat yang keluar dari bagian atas kolom
produk mencapai kamurnian 95 %. Sedangkan yang keluar dari bawah kolom
sebagian di daur ulang ke bottom stripper dan sebagian lagi dialirkan ke tangki
inhibitor.
20
0 0 0
Temperatur 102 C 60 C 80-90 C
Keterangan :
* : Kurang
** : Cukup
*** : Baik
**** : Memuaskan
Dari perbandingan tiga proses yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa
proses dengan metode esterifikasi dengan kondisi tinggi merupakan metode yang
lebih baik dibandingkan dengan proses-proses lain yang ada dimana kelebihannya
yaitu nilai konversinya tinggi, reaksi yang terjadi hanya 1 tahapan proses, temperature
operasi tidak terlalu tinggi, kemurnian produk yang dihasilkan relatif paling besar,
dan limbah yang dihasilkan adalah air. Sedangkan esterifikasi dengan kondisi rendah
mempunyai kelemahan dibandingkan metode esterifikasi dengan kondisi tinggi
karena katalisator yang digunakan lebih mahal dan kemurnian produk lebih rendah.
Adapun metode hidrolisa akrinonitril jika dibandingkan dengan esterifikasi dengan
kondisi tinggi ialah tahapan proses yang lebih banyak, temperature yang digunakan
23
lebih tinggi, kemurnian produk yang paling rendah, dan limbah yang dihasilkan lebih
berbahaya.