DESKRIPSI PROSES
1
1
Bulk density : 423,088 kg/m3
Ukuran partikel : 5 – 10 mikron
Melting point : 350 0C
2
2
2.2.3 Tinjauan Thermodinamika
Secara Thermodinamika, reaksi pembentukan melamin adalah reaksi
endotermis. Untuk mengetahui sifat reaksi berjalan secara eksotermis atau
endotermis, maka perlu pembuktian dengan menggunakan panas pembentukan
standar (H) yang bernilai negatif.
Diketahui data kapasitas panas atau Cp sebagai berikut:
1. Kapasitas Panas Gas
Cp = A + BT + CT2 + DT3+ ET4
Dimana : Cp = kapasitas panas (J/mol K)
T = suhu (K)
A, B, C, D, E = konstanta
Komponen A B C D E Cp
Melamin 27.7929 3.26E-02 2.81E-05 -2.92E-08 3.92E+01
Ammonia 33.573 -1.26E-02 8.89E-05 -7.18E-08 1.86E-11 3.60E+01
Karbondioksida 27.437 4.23E-02 -1.96E-05 4.00E-09 -2.99E-13 3.84E+01
3
3
ΔHP
ΔHR 668°C
450,65°C
ΔH298
298
ΔH Ro
= ∫ Cp6 (NH 2)2 CO dT
45 0,65
4
4
d (∆ G 0/ R T ) −∆ H 0
Van’t Hoff : =
dT RT2
∆Go = -RT ln K
(J.M. Smith and H.C. Van Ness, 1975)
dimana :∆Go298 = Perubahan entalpi karena reaksi (kj/mol)
R = Konstanta gas ideal (8,314 x 10-3 kj/mol K)
T = Temperatur (K)
K = Konstanta kesetimbangan reaksi
6
6
Reaktor yang digunakan adalah fluidized bed reactor sehingga temperatur dapat
dianggap seragam meskipun untuk reaktor yang sangat eksothermis (Ullmann, Vol
B4 : 242). Sehingga berlaku persamaan :
(1)
XA
d XA
t = CA 0 ∫
0 (−rA ) ( 1+ε A X A )
(Levenspiel, 1972 : 99)
Untuk Pabrik Melamin dengan proses BASF dengan T = 395 0 C didapat data :
k = 0,016 /detik (US. Patent, 3.513.167)
Konversi urea = 90 % (US. Patent 9,114,371 B2)
Reaksi:
6 (NH2)2CO (g) C3N3(NH2)3 (g) + 6NH3(g) + 3CO2(g)
Persamaan kecepatan reaksi:
-rA = kA .CA (2)
Dimana
CA = CAO (3)
(1−X A )
(1+ε A X A )
Sehingga persamaan (3) dimasukkan ke persamaan (2)
-rA = kA .CAO (4)
(1−X A )
(1+ε A X A )
Persamaan (4) dimasukkan ke persamaan (1)
0.9
d XA
t = CAO
∫ 1− X A
0
( k A .C AO
1+ε A X A )
( 1+ ε A X A )
0. 9
1 d XA
t = ∫
k A 0 1−X A
0.9
t =
1
∈
1
k A 1−X A |0
7
7
1 1
t = ∈
0.01 6 ( 1−0.9 )
= 144 detik
8
8
sehingga lelehan urea akan menguap secara spontan dan terdispersi kedalam
partikel - partikel katalis yang terfluidisasi karena aliran dari fluidizing gas
dari bawah reaktor.
Fluidizing gas berupa campuran gas amonia dan karbondioksida
diperoleh dari off gas yang dihasilkan dari hasil reaksi pembentukan melamin
yang dipisahkan dalam scrubber. Dari scrubber fluidizing gas dialirkan
menuju desublimer dan furnace. Gas yang dialirkan menuju desublimer
nantinya digunakan sebagai quenching gas. Sedangkan gas yang mengalir
menuju furnace dipanaskan sampai suhu 400oC yang terlebih dahulu
dinaikkan tekanannya sampai dengan 3,2 atm, selanjutnya digunakan sebagai
fluidizing gas pada reaktor.
Reaktor beroperasi pada suhu 395°C, tekanan 3 atm, dan menggunakan
katalis alumina, dimana reaksi yang terjadi berlangsung secara endothermis.
Kebutuhan panas reaksi disuplai dari lelehan garam yang dialirkan melalui
coil di dalam reaktor.
Di dalam reaktor terjadi penguraian urea menjadi melamin, amonia dan
CO2. Konversi yang diperoleh sebesar 95 % dan yield 93 %. Gas hasil reaksi
keluar reaktor pada suhu 395 0C, tekanan 3 atm berupa campuran gas
melamin, amonia, karbondioksida, dan urea yang tidak bereaksi.
3. Tahap Separasi Produk
Gas hasil reaksi keluar dari reaktor, kemudian didinginkan di heat
exchanger sampai suhu 360 0C. Kemudian gas melamin masuk ke desublimer.
Dalam desublimer gas tersebut dikontakkan dengan off gas dari scrubber yang
0
telah didinginkan dalam heat exchanger sampai suhu 109,52 C yang
digunakan sebagai pendingin ( quenching gas ) sehingga gas melamin akan
mengkristal. Melamin yang mengkristal sebanyak 99 %, dengan kemurnian
99,9% ( Ullman Vol A 16 ). Kristal melamin dan gas – gas hasil reaksi keluar
desublimer pada suhu 1950C. Melamin keluar dari bawah desublimer lalu
dialirkan menggunakan drag conveyor menuju rotary cooler. Di dalam rotary
cooler, melamin didinginkan dari suhu 195°C menjadi 30°C dan disimpan
9
9
dalam silo untuk selanjutnya dilakukan packaging dan bagging, lalu disimpan
di gudang dan siap untuk dipasarkan.
Gas keluar desublimer sebagai off gas dialirkan menggunakan blower
menuju scrubber untuk direcycle. Di dalam scrubber terjadi proses pemisahan
urea dan melamin yang terikut pada off gas. Pada scrubber, off gas
dikontakkan dengan lelehan urea yang memiliki suhu 135°C sehingga suhu off
gas akan turun. Karena penurunan suhu ini maka komponen yang kondensable
dalam off gas sebagian besar akan mengembun dan terscrub oleh lelehan urea.
Sedangkan gas yang tidak terscrub, digunakan sebagai fluidizing gas pada
reaktor, pendingin pada desublimer dan sisanya menuju off gass treatment
10
10
CH4N2O
C3H6N
CH N6
4 2O
NH
C3H36N6
CO
NH23
CO2
CH4N2O
C3H6N6
NH3
CO2
12
12
4. Neraca Massa di Reaktor
Input Output
Komponen
Arus 7 Arus 14 Arus 9
Urea(l)
20018,788
Urea(g)
1
Urea(s) 2001,8788
Biuret
Air
Melamin(s) 63,7052
Melamin(g) 6370,5234
18529,390 23638,380
Amonia 2 9
26424,800 33025,900
CO2
2 6
20082,493 44954,190
Subtotal 65036,683
3 4
7
Total 65036,6837
13
13
Urea(l)
Urea(g)
Urea(s)
Biuret
Air
Melamin(s)
Melamin(g)
18529,390
90656,0538 67017,6728 5108,9907
Amonia 2
128599,937 26424,800
CO2 95574,0365 6601,1004
1 2
44954,190 162591,709 11710,091
Subtotal
4 3 1
219255,990
Total
8 219255,9908
14
14
4
Urea(g)
Urea(s)
54,450
Biuret 54,4508
8
Air 72,6011 72,6011
Melamin(s) 6306,8182
Melamin(g)
Amonia 5108,9907
CO2 6601,1004
54,450
Subtotal
72,6011 8 6313,1313 11710,0911
18150,274
Total
3 18150,2743
15
15
Gambar 2.2 Diagram alir neraca panas
16
16
1 3
3005757,232
TOTAL 3005757,2324
4
18
18
10. Neraca Panas di HE-03
Input (kkal) Output (kkal)
Komponen
T15a T15b Qdowterm
2943155,217
Amonia 5067697,0942
2
1742335,023
CO2 2892377,7384
1
4685490,240
3274584,5922
4
TOTAL 7960074,8326 7960074,8326
19
19
2.5 Lay Out Pabrik dan Peralatan
2.5.1 Lay Out Pabrik
Layout pabrik disebut juga tata letak atau tata ruang di dalam pabrik.
Layout pabrik adalah cara penempatan fasilitas-fasilitas produksi guna
memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien. Fasilitas pabrik dapat
berupa mesin-mesin, alat-alat produksi, alat pengangkutan bahan, dan peralatan
pengawasan. Perencanaan layout menurut James A Moore adalah rencana dari
keseluruhan tata letak fasilitas industri yang didalamnya, termasuk bagaimana
personelnya ditempatkan, alat-alat operasi gudang, pemindahan material, dan alat
pendukung lain sehingga akan tercipta suatu tujuan yang optimum dengan
kegiatan yang ada dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada dalam
perusahaan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan tata letak pabrik ini adalah:
1. Pabrik merupakan pabrik baru (bukan pengembangan) sehingga
penentuan lay out tidak dibatasi oleh bangunan yang ada.
2. Kemungkinan perluasan pabrik sebagai pengembangan pabrik di
masa mendatang.
3. Fakor keamanan sangat diperlukan untuk bahaya kebakaran dan
ledakan, maka perencanaan lay out selalu diusahakan jauh dari sumber api,
bahan panas, bahan yang mudah meledak dan jauh dari asap atau gas
beracun.
4. Sistem konstruksi yang direncanakan adalah outdoor untuk
menekan biaya bangunan dan gedung, dan juga iklim Indonesia
memungkinkan konstruksi secara outdoor.
5. Lahan terbatas sehingga diperlukan efisiensi dalam pemakaian
pengaturan ruangan/lahan.
Secara garis besar lay out dibagi menjadi beberapa bagian utama, yaitu:
1. Daerah administrasi/perkantoran, laboratorium dan ruang kontrol,
merupakan pusat kegiatan administrasi pabrik yang mengatur kelancaran
operasi. Laboratorium dan ruang kontrol sebagai pusat pengendalian proses,
kualitas dan kuantitas bahan yang akan diproses serta produk yang dijual.
2. Daerah proses, merupakan daerah dimana alat proses diletakkan
dan proses berlangsung.
20
20
3. Daerah penyimpanan bahan baku dan produk, merupakan daerah
untuk tempat bahan baku dan produk.
4. Daerah gudang, bengkel dan garasi, merupakan daerah yang
digunakan untuk menampung bahan-bahan yang diperlukan oleh pabrik dan
untuk keperluan perawatan peralatan proses.
5. Daerah utilitas, merupakan daerah dimana kegiatan penyediaan
bahan pendukung proses berlangsung dipusatkan.
(Vilbrandt, 1959)
21
21
Berikut ditampilkan gambar lay out pabrik dengan luas total tanah 20.000 m2,
yang akan didirikan di daerah Cikampek.
Proses
Utilitas Laboratorium
Quality
Control
Bengke
l
Taman Taman
Parkir
Perpus Kantin
Pos
Keamanan
Taman 22
22
Gambar 2.3 Lay out Pabrik
2.5.2 Layout Peralatan Proses
Lay out peralatan proses adalah tempat dimana alat-alat yang digunakan
dalam proses produksi. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan
lay out peralatan proses pabrik, antara lain:
1. Aliran bahan baku dan produk
Aliran bahan baku dan produk yang tepat akan memberikan keuntungan
nilai ekonomi yang tinggi, semakin dekat penempatan bahan baku dan
produk dengan jalur transportasi, semakin efisien dana yang dikeluarkan.
2. Aliran Undara
Kelancaran aliran udara di dalam dan di sekitar peralatan proses. Hal ini
bertujuan untuk menghindari terjadinya stagnasi udara pada suatu tempat
sehingga mengakibatkan akumulasi bahan kimia yang dapat mengancam
keselamatan pekerja.
3. Penerangan
Penerangan sebuah pabrik harus memadai dan pada tempat-tempat
proses yang berbahaya atau beresiko tinggi perlu adanya penerangan
tambahan.
4. Lalu lintas
Dalam perancangan layout peralatan perlu diperhatikan agar pekerja
dapat mencapai seluruh alat proses dengan cepat dan mudah. Hal ini
bertujuan apabila terjadi gangguan pada alat proses dapat segera diperbaiki.
Keamanan pekerja selama menjalankan tugasnya juga diprioritaskan.
5. Pertimbangan ekonomi
Dalam menempatkan alat-alat proses diusahakan dapat menekan biaya
operasi dan menjamin kelancaran dan keamanan produksi pabrik.
6. Jarak antar alat proses
23
23
Alat proses yang mempunyai suhu dan tekanan operasi tinggi sebaiknya
dipisahkan dengan alat proses lainnya, sehingga apabila terjadi ledakan atau
kebakaran maka kerusakan dapat diminimalkan.
Pada Prarancangan Pabrik Melamin ini, tata letak peralatan proses dapat dilihat
pada gambar 2.4.
Keterangan gambar :
BE-01 : Bucket Elevator HE-03 : Cooler off gas
M-01 : Melter DS-01 : Desublimer
CF-01 : Cartridge Filter RC-01 : Rotary Cooler
T-01 : Tangki SL-01 : Silo Bahan Baku
R-01 : Reaktor SL-02 : Silo Produk
F-01 : Furnace SC-01 : Scrubber
HE-01 : Cooler molten urea
HE-02 : Cooler produk
24
24