Anda di halaman 1dari 8

PAPER PROJECT

ICE 204 KINETIKA & KATALISIS


KATALIS DALAM PRODUKSI BULK CHEMICALS (METHANOL)

NAMA

STEVE (62120 )
MARIA PRISILA PARU (6212048)
FITRIAH (6212096)

KELAS

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
BANDUNG
2014

KATALIS DALAM PRODUKSI BULK CHEMICALS (METHANOL)


I.

PENDAHULUAN
Bulk Chemicals merupakan bahan kimia dalam industri kimia yang dibuat dalam skala

besar ( ribuan atau jutaan ton per tahun ), yang diperoleh dari pengolahan raw materials ,
dimana selanjutnya produk bulk chemicals menjadi bahan utama dalam pembuatan produk
konsumen atau dikenal consumer product/specialtly chemicals.
Salah satu contoh bulk chemicals dalam industrI kimia adalah methanol yang termasuk
dalam kategori base chemical. Metahanol atau metil alkohol merupakan senyawa kimia dengan
rumus kimia CH3OH. Methanol merupakan bentuk alkohol paling sederhana yang dalam
keadaan ruang (atmosfer) berbentuk cairan (ringan) , mudah menguap, tidak berwarna, mudah
terbakar, beracun, dan memiliki bau yang khas. Meskipun bersifat toksik (beracun) ternyata
methanol sangat bermanfaat dalam dunia industri kimia. Dalam industr kimia methanol
digunakan sebagai pelarut atau perantara (intermediate) misalnya dalam pembuatan cat rumah,
perekat/lem, busa bantal, tekstil sintetis, plastik daur ulang dan sebagai bahan bakar. Dengan
kegunaan yang besar synthesis methanol menjadi penting dalam dunia industri kimia.
Sintesis methanol atau pembuatan methanol adalah proses skala besar kedua yang
melibatkan katalisis pada tekanan dan suhu tinggi (BASF,1923). Proses pembuatan methanol
berdasarkan sintesis gas (H2/CO/CO2). Reaksi utama dalam pembuatan methanol adalah sebagai
berikut
H0= -90.8 kJ/mol
H0= -49.6 kJ/mol
Dua rekasi pembentukan methanol diatas digabung dengan reaksi water-shift-gas yaitu
H0= -41 kJ/mol
Jika dibandingkan dengan sintesis ammonia, pengembangan katalis untuk sintesis methanol lebih
sulit karena selain aktifitas katalis, selektivitas katalis juga memiliki peranan yang sangat
penting. Secara termodinamika menunjukkan bahwa mungkin terjadi adanya produk samping
dalam produksi methanol. Gambar di bawah ini menunjukkan bahwa dalam pembuatan methanol

dari CO dan H2 dengan beberapa produk lain yang dihasilkan.

Secara termodinamika sintesis methanol kurang stabil. Oleh karena itu dibutuhkan katalis yang
memiliki selektivitas yang baik. Selektivitas dari katalis modern seperti Cu, Alumunium Oksida,
Seng Oksida(Cu/Al2O3/ZnO)

99%

sangat baik bila dibandingkasn dengan besarnya

kemungkinan adanya produk samping. Katalis ini dikenal sejak tahun 1960-an dan diketahui
tahan terhadap senyawa pengotor seperti sulfur. Sebenarnya sejak berjalannya waktu banyak
katalis baru yang ditemukan cocok untuk digunakan dalam pembuatan methanol namun ternyata
tidak banyak yang tahan terhadap pengotor seperti sulfur meskipun beberapa berhasil ditemukan
tahan terhadap senyawa pengotor.
Sejak tahun 1960 sebagian besar gas sintesis (synthesis gas) untuk produksi metanol
diproduksi melalui steam reforming gas alam dengan reaksi
(sintesis gas)
Gas sintesis (synthesis gas) yang ideal untuk produksi methanol memiliki perbandingan H 2/CO
kurang lebih 2. Jumlah CO2 yang sedikit, kurang lebih 5% menambah aktivitas katalis.
Perbandingan H2/CO kurang dari atau lebih kecil dari 2 menyebabkan adanya peningkatan pada
pembentukan produk samping (by-product) dan rasio H2/CO yang besar membuat produksi
methanol dalam skala pabrik kurang efisien sebab akan ada H2 berlebih yang harus dibersihkan
atau disingkirkan.
II.

ASPEK-ASPEK KATALIS

Dalam pembahasan kelompok kami mengenai katalis yang digunakan pada proses
pembuatan methanol, seperti terurai pada pendahuluan kami membahas mengenai penggunaan
katalis Cu/ZnO/Al2O3 dalam pembuatan methanol.
Sebelumnya katalis dapat dibedakan menurut fasanya yaitu katalis homogen dan katalis
heterogen/katalis padat. Katalis homogen adalah katalis yang fasanya sama dengan fasa senyawa
yang bereaksi didalamnya. Katalis ini memiliki kelebihan yaitu katalitiknya lebih kuat daripada
katalis heterogen, tetapi kalatils homogen ini memiliki kekurangan yaitu katalis ini sulit
dipisahkan dari sistem reaksinya.Katalis heterogen adalah katalis yang memiliki fasa antara
katalis dan fase reaksinya berbeda. Kelebihan dari katalis heterogen yaitu katalis bisa dan mudah
dipisahkan dari sistem reaksinya,kelebihan lain adalah katalis ini relatif stabil terhadap
pasan,katalis ini lebih banyak digunakan dalam sebuah industri. Katalis Cu/ZnO/Al2O3 sebagai
katalis yang digunakan dalam pembuatan metanol merupakan katalis heterogen karena fase
katalis tidak sama dengan fase reaktan . Adapun sifat-sifat katalis ini sebagai katalis heterogen :

Mudah dipisahkan dari campuran reaksi.

Tahan dan stabil terhadap suhu relatif tinggi.

Mudah disiapkan dalam bentuk pellet katalis padat.

Konstruksinya sederhana.

CuO/ZnO/Al2O3 merupakan katalis oksida logam kompleks yang dipakai pada reaksi
hidrogenasi CO2 menjadi metanol. Pembuatan, karakterisasi, uji aktivitas dan selektivitas katalis
telah dilakukan oleh banyak peneliti. Metode preparasi yang menghasilkan katalis
CuO/ZnO/Al2O3 dengan karakter yang baik adalah metode kopresipitasi. Untuk katalis multi
komponen, metode ini dapat menghasilkan campuran yang sempurna dan ukuran partikel katalis
yang lebih kecil sehingga mampu memberikan dispersi inti aktif yang tinggi guna menunjang
aktivitas katalis Metode yang telah dipergunakan untuk karakterisasi katalis CuO/ZnO/Al2O3
adalah: BET (Brunauer Emmet Teller), FTIR (Fourier Transform Infra Red), SEM (Scanning
Electron Microscopy), dan penentuan dispersi inti aktif. Keempat uji tersebut, baru bisa
menjelaskan pengaruh penambahan aditif terhadap luas permukaan katalis, dispersi inti aktif, dan
perubahan struktur katalis, tetapi belum dapat menjelaskan mengapa katalis CuO/ZnO/Al2O3
yang diberi aditif dan kadar tertentu menjadi lebih aktif dan selektif pada reaksi hidrogenasi CO2
menjadi metanol.
Katalis CuO/ZnO/Al2O3 merupakan macam-macam katalis yang digunakan dalam

pembuatan metanol. Katalis

ini termasuk katalis yang mudah dipisahkan dari tempatnya

sehingga dapat digolongkan sebagai katalis heterogen. Katalis ini juga dapat direcyle karena
dapat dikeluarkan dari reaktor.

Mekanisme Katalis dan Racun Katalis

Pada proses pembuatan methanol ini menghasilkan CO2 yang cukup banyak. Oleh karena
itu Jens Norskov dan rekan-rekannya di Stanford , SLAC dan Technical University Denmark,
telah menemukan katalis baru untuk pembuatan methanol. Katalis ini lebih murah dan bersih ,
karena menghasilkan CO2 yang lebih sedikit. Katalis yang di idetentifikasi oleh para ilmuan
adalah katalisnikel-gallium, katalis ini dapat mengubah H2 dan CO2 menjadi methanol.

Regenerasi Katalis

Aktivitas katalis yang telah terdeaktivasi dapat dipulihkan kembali, secara parsial
maupun sempurna, melalui treatment kimia. Proses regenerasi yang berlangsung lambat dapat
disebabkan oleh meningkatnya batasan termodinamika atau tahanan difusi akibat menutupnya
pori-pori katalis. Peningkatan tahanan difusi ini akan menurunkan efektivitasr katalis. Meskipun
kecepatan desorpsi pada umumnya meningkat pada suhu tinggi, namun pengontakan katalis
dengan aliran gas bersuhu tinggi untuk jangka waktu lama dapat memicu terjadinya sintering dan
hilangnya aktivitas katalis secara ireversibel. Deaktivasi katalis karena peracunan dan
pengerakan akan berlangsung ireversibel, jika zat-zat penyebab deaktivasi tersebut tidak dapat
digasifikasi pada suhu di bawah suhu sintering . Adapun penjelasan mengenai sintering adalah
sebagai berikut: Katalis logam terdiri dari kristalit logam yang terdapat pada pori katalis.
Sintering katalis terjadi oleh adanya aktifitas kristalit logam yang mengakibatkan berkurangnya
atau hilangnya luas permukaan aktif. Sintering biasanyabersifat ireversibel. Sintering juga
biasanya terjadi akibat suhu reaksi yang terlalu tinggi. Adapun gambar dari sinterin proses ini
adalah:

III.

GARIS BESAR PRODUKSI METANOL


Secara garis besar proses sintesis methanol menggunakan katalis dapat dijelaskan sebagai

berikut.
Industri methanol pertama didasarkan pada penggunaan katalis yang cukup tahan
terhadap pengotor tetapi

kurang aktif dan selektif. Oleh karena itu untuk mencapai konversi

yang seharusnya (cukup) untuk metanol , reaksi atau sintesis methanol dioperasikan pada
tekanan tinggi.

Metanol yang masih mengandung pengotor

didistilasi untuk memisahkan

metanol dari air dan kotoran. Adapun hasil konversi per tahap

rendah. Pada proses ini

diperlukan desain reaktor yang khusus dalam hal ini Quench reactor paling sering diterapkan.
Dengan tekanan operasi yang tinngi,(ca.300 bar) proses sintesis methanol klasik ini
membutuhkan biaya atau cost yang cukup besar. Apalagi bila harus memperhitungkan jumlah
produk samping (eter, hidrokarbon, alcohol) yang cukup banyak terbentuk akibat rendahnya
aktivitas katalis, tentu metode klasik ini kurang efisien. Oleh sebab itu dewasa ini diterapkan
proses modern (ICI process) pada tekanan rendah dengan kapasitas plant berkisar antara 1150
sampai 6000 t/d.
Pada ICI proses ini reaktor adiabatik digunakan dengan single catalyst bed . Reaksi
didinginkan dengan menambahkan gas pendingin pada ketinggian yang berbeda di tempat atau
reaktor katalis. Syngas (gas synthesis) dikompresi dan dicampur dengan recycle gas. Campuran
dipanaskan dengan penukar panas berupa limbah dari reaktor. Kemudian sekitar 40% dari
campuran ini dibawa

ke reaktor setelah menjalani supplementarry pemanasan yang juga

melibatkann limbah reaktor. Sisanya digunakan sebagai gas pendingin.

Limbah reaktor

didinginkan dengan penukar panas air yang dibutuhkan untuk pembangkit uap bertekanan
tinggi, dan setelah melalui air - cooled exchanger metanol dan air dikondensasikan. Pemisahan
gas / cair dilakukan dalam bejana di bawah tekanan sistem. Gas tersebut didaur ulang
(dibersihkan) untuk menjaga tingkat inert tetap dalam batas seharusnya. Metanol mentah(crude
methanol) selanjutnya dimurnikan dalam dua kolom. Kolom pertama untuk menghilangkan gas
dan pengotor lainnya dan kolom kedua untuk memisahkan metanol dari alkohol ( dengan
densitas lebih berat) dan air. Adapun gambar dari sistem produksi methanol dalam industry
adalah sebagai berikut :

DAFTAR PUSTAKA

JURNAL TEKNOLOGI, Edisi No. 2, Tahun XVIII, Juni 2004, 120-126 ISSN 0215-1685 1
http://web.anl.gov/PCS/acsfuel/preprint%20archive/Files/42_4_LAS%20VEGAS_0997_1128.pdf
Textbook: Chemical Process Technology oleh Jacob A. Mouijn, Michael Hakkee, Anneliies van
diepen, Chapter 6: Bulk Chemicals and Synthesis Gas,hal 180-185

Anda mungkin juga menyukai