Anda di halaman 1dari 17

BAB I

OKSIDASI

1.1 Pengertian Oksidasi


Oksidasi adalah reaksi dimana suatu zat direaksikan dengan sumber oksigen sehingga
berikatan dengan oksigen tersebut (membentuk oksida) atau reaksi pembentukan ikatan C-O
dan pemutusan ikatan C-H yang disertai kenaikan bilangan oksidasi.
3 Fe + 2 O2 Fe2O3
Oksidasi merupakan interaksi kontak langsung diantara molekul oksigen dan semua zat
yang berbeda dari benda mati hingga jaringan hidup seperti tumbuhan. Oksidasi akan terjadi
ketika kontak antara unsur radikal bebas dan udara seperti oksigen dan air. Oksidasi juga
bermanfaat untuk pembentukan aluminium yang tahan lama.

1.2 Mekanisme Reaksi Oksidasi


Alkohol sederhana mudah terbakar membentuk gas karbondioksida dan uap air. Oleh
karena itu, etanol digunakan sebagai bahan bakar (spiritus). Reaksi pembakaran etanol
sebagai berikut:
C2H5OH(l) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O(g) + kalor
Dengan zat-zat pengoksidasi sedang, seperti larutan K2Cr2O7 dalam lingkungan asam,
alkohol teroksidasi sebagai berikut :
 Reaksi Oksidasi Alkohol Primer

 Reaksi Oksidasi Alkohol Sekunder

1
 Reaksi Oksidasi Alkohol Tersier

1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Oksidasi


Adapun Faktor-faktor yang Mempengaruhi reaksi proses Oksidasi adalah
 Terjadinya proses penambahan dan pengurangan bilangna oksidasi
 Terjadinya proses pengikatan dan pelepasan oksigen
 Terjadinya proses reaksi pengikatan dan pelepasan Oksigen

1.4 Contoh Aplikasi Industri dari Reaksi Oksidasi


Contoh Aplikasi Industri dari Reaksi Oksidasi adalah Industri Baja. Proses Okidasi dapat
digunakan dalam pembuatan Industri Baja dengan terdapat 3 prosesnya seperti: Pembuatan
Besi Kasar, Proses dalam Dapur Tinggi dan Pembuatan Baja dan Besi Kasar.
Contoh Aplikasi Industri dari Reaksi Oksidasi adalah Industri Elekropalting Chroms.
Lapisan keras merupakan sebutan untuk lapisan chroms yang memiliki sifat mekanis sangat
keras.

1.5 Bahan yang Dibutuhkan dalam Aplikasi Industri dari Reaksi Oksidasi
Bahan yang Dibutuhkan dalam Aplikasi Industri Elekropalting Chroms adalah
 Larutan Soak Cleaning
 Larutan Aktivasi
 Larutan Anodic Etching
 Larutan Elekropalting Hard Chroms

1.6 Peralatan yang Digunakan dalam Aplikasi Industri dari Reaksi Oksidasi
Peralatan yang digunakan dalam Oksidasi adalah
1. Reaktor: tempat terjadinya reaksi oksidasi. Reaktor ini menggunakan pemanas yang
terletak menempel di bagian bawah reaktor. Pemanas tersebut terdiri dari elemen
pemanas, alasnya beserta tempatnya yang terkait oleh baut.

2
2. Furnace atau juga sering disebut dengan tungku pembakaran adalah sebuah perangkat
yang digunakan untuk pemanasan. Tungku adalah sebuah peralatan yang digunakan
untuk melelehkan logam untukpembuatan bagian mesin (casting) atau untuk
memanaskan bahan serta mengubah bentuknya (misalnya rolling/penggulungan,
penempaan) atau merubah sifat-sifatnya (perlakuan panas).

3. Ketel Uap adalah alat untuk menghasilkan uap air, yang akan digunakan untuk
pemanasan atau tenaga gerak. Bahan bakar pendidih bermacam-macam dari yang
populer batubara dan minyak bakar, sampai listrik, gas, biomasa, nuklir dan lain-lain.
Pendidih merupakan bagian terpenting dari penemuan mesin uap yang merupakan
pemicu lahirnya revolusi industri.

3
BAB II
HIDROLISIS

2.1 Pengertian Hidrolisis


Hidrolisis merupakan reaksi kimia dimana H2O (molekul dari air) akan diurai/dipecah ke
dalam bentuk kation H+ (hidrogen) serta anion OH– (hidroksida) melalui proses kimiawi.
Proses Hidrolisis biasanya digunakan untuk suatu polimer tertentu, terutama yang dibuat
melalui polimerisasi tumbuh bertahap. Sebagai contoh yaitu sakarifikasi sukrosa, dimana
sukrosa dipecah menjadi fruktosa dan glukosa. Proses Hidrolisis terbagi 2 yaitu Hidrolisis
Parsial dan Hidrolisis Total.
Hidrolisis adalah reaksi kimia yang memecah molekul air (H2O) menjadi kation hidrogen
(H+) dan anion hidroksida (OH−) melalui suatu proses kimia. Proses ini biasanya digunakan
untuk memecah polimer tertentu, terutama yang dibuat melalui polimerisasi tumbuh
bertahap (step-growth polimerization).

2.2 Mekanisme Reaksi Proses Hidrolisis


Adapun mekanisme reaksi proses Oksidasi adalah sebagai berikut.
 Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat
KCl (aq) → K + (aq) + Cl - (aq)
K + (aq) + H 2 O (l) →
Cl - (aq) + H 2 O (l) →
 Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah
NH 4 Cl (aq) → NH 4 + (aq) + Cl - (aq)
Cl - (aq) + H 2 O (l) →
NH 4 + (aq) + H 2 O (l) → NH 3 (aq) + H 3 O + (aq)
 Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat
CH 3 COONa (aq) → CH 3 COO - (aq) + Na + (aq)
Na + (aq) + H 2 O (l) →
CH 3 COO - (aq) + H 2 O (l) → CH 3 COOH (aq) + OH - (aq)
 Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah
NH 4 CN (aq) → NH 4 + (aq) + CN - (aq)
NH 4 + (aq) + H 2 O → NH 3(aq) + H 3 O (aq) +
CN - (aq) + H 2 O (e) → HCN (aq) + OH - (aq)

4
2.3 Faktor-faktor yang Memperngaruhi Proses Hidrolisis
Adapun Faktor-faktor yang Mempengaruhi reaksi proses Oksidasi adalah
 Waktu → jika waktu pemanasan terlalu lama akan menimbulkan karbon atau arang
 Konsentrasi katalis → jika menggunakan asam berlebihan akan mempengaruhi hasil
akhir dan menyebabkan garam yang dihasilkan akan lebih banyak dan
mempengaruhi analisa
 Suhu → jika dalam suhu panas maka ikatan antar molekul dalam pati akan mudah
putus
 Enzim
 Ukuran Partikel
 Pengadukan
 Bahan Baku

2.4 Contoh Industri dari Proses Hidrolisis


Contoh Aplikasi Industri dari Reaksi Oksidasi adalah Pemanfaatan Limbah Batang
Pisang Menjadi Bioetanol Sebagai Energi Terbarukan Menggunakan Hidrolisis Asam
Dengan Energi Gelombang. Bioetanol merupakan salah satu jenis bahan bakar nabati cair
dari pengolahan tumbuhan atau biomassa. Batang pisang memiliki kandungan selulosa 39,12
%, potensi kandungan selulosa batang pisang yang besar dapat dimanfaatkan sebagai
bioetanol. Hidrolisis asam dengan energi gelombang mikro dapat memecah selulosa hanya
dalam waktu beberapa menit, sehingga dinilai lebih efisein.Glukosa yang diperoleh dari
proses hidrolisis kemudian diuji kadarnya menggunakan spektrofotometer UV/VIS.
Bioetanol yang dihasilkan pada hasil akhir harus dianalisis kadar etanolnya sehingga bisa
dimanfaatkan sebagai pengganti energi bahan bakar.
Contoh Aplikasi Industri dari Reaksi Oksidasi adalah Produksi Sirup dan Ubi Jalar
Ungu. Sirup glukosa atau sering disebut gula cair mengandung D-glukosa, maltosa, dan
polimer D-glukosa yang dibuat melalui proses hidrolisis pati. Proses hidrolisis pati menjadi
situp glukosa dapat menggunakan katalis enzim, asam atau gabungan keduanya.

5
2.5 Peralatan yang Digunakan dalam Aplikasi Industri dari Reaksi Hidrolisis
Adapun peralatan yang digunaka dalam proses Hidrolisis adalah
1. Kondensor 2 1

2. Statif dan klem


3. Labu didih
3
4. Pemanas listrik 4

2.6 Bahan yang Dibutuhkan dalam Aplikasi Industri dari Reaksi Hidrolisis
Bahan yang Dibutuhkan dalam Aplikasi Industri dari Reaksi Hidrolisis adalah
1. Ubi Jalar varietas AC Putih
2. Enzim amilase dan amiloglukosa
3. Air
4. Karbon aktif
5. HCl, NaOH, H2SO4, dan larutan lainya

6
BAB III
AMINASI

3.1 Pengertian Aminasi


Aminasi adalah reaksi pembentukan amina atau turunan amoniak, dimana 1 atom H atau
lebih diganti gugus alkil (R), aril, hidroatil, atau heterosiklik.
Aminasi merupakan proses pembentukan amina. Amina adalah senyawa nitrogen
organik yang dibentuk dengan menggantikan satu atau leih atom hidrogen amonia (NH3)
dengan gugus alkil.Amina diklasifikasikan sebagai 1o, 2o, atau 3o berdasarkan derajat
substitusi atau nomor gugus alkil yang terikat pada atom nitrogen (Smith, 2009).
Seperti amonia, atom nitrogen amina memiliki pasangan elektron tak berikatan, yang
membuatnya bersifat basa dan nukleofil.Sebagai hasilnya, amina bereaksi dengan elektrofil
membentuk garam amonium-senyawa dengan empat ikatan pada nitrogen (Smith, 2009).

3.2 Mekanisme Reaksi Aminasi


Amina digolongkan menjadi amina primer (RNH2), sekunder (R2NH), atau tersier (R3N),
tergantung pada jumlah atom karbon yang terikat pada atom nitrogen (bukan pada atom
karbon, seperti pada alkohol).
1. Amina Primer (satu atom C terikat pada atom N) :

2. Amina Sekunder (dua atom C terikat pada atom N) :

3. Amina Tersier (tiga atom C terikat pada atom N)

7
3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Aminasi
Adapun Faktor-faktor yang Mempengaruhi reaksi proses Aminasi adalah
 Kelarutan
 Pengadukan
 Efek derivat halogen
 Efek gugus nitro
 Suhu
 Konsentrasi NH3

3.4 Contoh Aplikasi Industri dari Reaksi Aminasi


Contoh Aplikasi Industri dari Reaksi Aminasi adalah Aminasi Chlorobenzen. Pada
proses aminasi chlorobenzen menggunakan zat pereaksi amoniak cair, dalam fasa cair dengan
katalis Tembaga Oxide dipanaskan akan menghasilkan 85 - 90 % anilin. Sedangkan katalis
yang aktif untuk reaksi ini adalah Tembaga Khlorid yang terbentuk dari hasil reaksi samping
ammonium khlorid dengan Tembaga Oxide. Mula - mula amoniak cair dimasukkan ke dalam
mixer dan pada saat bersamaan chlorobenzen dimasukkan pula, tekanan di dalam mixer
adalah 200 atm. Dari mixer campuran chlorobenzen dengan amoniak dilewatkan ke preheater
kemudian masuk ke reaktor dengan suhu reaksi 235 °C dan tekanan 200 atm. Pada reaksi ini
ammonia cair yang digunakan adalah berlebihan (Setiawan dan Ariyanto, 2011).

Gambar 3.1 Aminasi Klorobenzene menjadi Anilin

Gambar 3.2 Reaksi Samping Pembuatan Anilin dari Aminasi Klorobenzene


(Setiawan dan Ariyanto, 2011)
Contoh Aplikasi Industri dari Reaksi Aminasi adalah Sintesis Amphetamine Industri.
Pembuatan amphetamine secara aminasi reduktif membutuhkan bahan baku seperti benzyl
methyl keton. Senyawa benzyl methyl keton yang digunakan adalah phenil-2-propanone
(P2P). Saat ini, P2P merupakan bahan kimia yang peredarannya sangat dibatasi karena
kekhawatiran penyalahgunaan bahan ini sebagai starting material untuk pembuatan
amphetamine. Phenil-2-Propanone amonia, carbinolamine, Bentuk imina amphetamine.

8
Contoh Aplikasi Industri dari Reaksi Aminasi adalah Reaksi Aminasi Gliserol dalam
berbagai Tekanan Gas Amoniak dengan Katalis Nikel. Industri Oleokimia dan industri
produksi biodiesel sangat pesat menghasilkan gliserol sangat berlimpah menjadi hampir tidak
ada perlunya metode untuk meingkatkan pendapatan dari gliserol yang kemudian
ditranformasikan menjadi senyawa amina dengan menggunakan katalis nikel.

3.5 Peralatan yang Digunakan dalam Aplikasi Industri dari Reaksi Aminasi
Peralatan yang digunakan dalam Aplikasi Industri Aminasi adalah
1. Neraca Analitik 7. Pendingin leibig
2. Hotplate & Magnetic Stirer 8. Pompa Vakum
3. Erlenmeyer 9. Pipa U
4. Termometer 10. pH Indikator
5. Labu destilasi 11. Kertas Saring
6. Corong pemisah

3.6 Bahan yang Dibutuhkan dalam Aplikasi Industri dari Reaksi Aminasi
Bahan yang Dibutuhkan dalam Aplikasi Industri dari Reaksi Aminasi adalah
 Gliserol
 Katalis Nikel
 N-heksana
 Nitrogen Cair
 Koprofil Alkohol
 Na2SO4
 NH4OH 25%
 Etanol
 Gas H2

9
BAB IV
SULFONASI

4.1 Pengertian Sulfonasi


Sulfonasi adalah reaksi kimia yang melibatkan penggabungan gugus asam sulfonat,
-SO3H, ke dalam suatu molekul ataupun ion, termasuk reaksi-reaksi yang melibatkan gugus
sulfonil halida ataupun garam-garam yang berasal dari gugus asam sulfanilat.
Pada saat penambahan anilin ke dalam asam sulfat terjadi reaksi sulfonasi yaitu suatu
reaksi substitusi yang mensubstitusikan atom hidrogen dengan gugus asam sulfonat (SO3H)
pada molekul organik melalui ikatan kimia pada atom karbonnya. Reaksi Sulfonasi terjadi
antara benzena dengan asam sulfat dengan adanya pemasan.
Sulfonasi adalah proses yang menyebabkan gugus –SO3H menjadi terikat pada atom
karbon dalam senyawa karbon ataupun ion, termasuk reaksi-reaksi yang melibatkan gugus
sulfonil halida ataupun garam-garam yang berasal dari gugus asam sulfonat, misalnya
penggabungan –SO2Cl ke dalam senyawa organik.
Sulfonasi menyatakan reaksi-reaksi yang menggunakan pereaksi sulfonasi yang umum
seperti asam sulfat pekat, oleum, dan pereaksi lainnya yang mengandung sulfur trioksida
(Annisa, 2012).

4.2 Mekanisme Reaksi Sulfonasi


Reaksi sulfonasi adalah reaksi antara senyawa aromatis atau suatu gugus alkil dengan
asam sulfat pekat.Sebagai contoh adalah reaksi anilin dengan asam sulfat. Reaksinya adalah
sebagai berikut:
C6H5(NH2) + H2SO4 → C6H4(NH2)SO3H + H2O
Anilin as.Sulfat as. Sulfanilat air
Atau:

SO3H
+H2SO4 → + H2O

NH2

Anilin mempunyai nama lain yaitu fenilamin atau aminobenzena. Selain itu reaksi
sulfonasi juga terjadi pada alkohol.Reaksi sulfonasi antara asam sulfat pekat dengan alkohol

10
dapat menghasilkan ester sulfat monoalkil atau dialkil. Secara singkat reaksi sulfonasi antara
alkohol dan asam sulfat adalah sebagai berikut:
ROH + H2SO4 dingin
 ROSO3H + H2 O
alkohol asam sulfat alkil hidrogen sulfat air
(Pujianto, 2011)

4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Sulfonasi


Adapun Faktor-faktor yang Mempengaruhi reaksi proses Sulfonasi adalah
 Derajat lewat jenuh
 Jumlah inti yang ada atau luas permukaan total dari kristal yang ada.
 Viskositas larutan
 Jenis dan banyaknya pengotor
 Pergerakan antara larutan dan Kristal
 Suhu

4.4 Contoh Aplikasi Industri dari Reaksi Sulfonasi


Contoh Aplikasi Industri dari Reaksi Sulfonasi adalah Optimasi Reaksi Esterifikasi
Asam Laurat dengan Metanol Menggunakan Katalis Asam Sulfat Pekat. Ester asam lemak
dari berbagai minyak nabati dan lemak hewani telah dimanfaatkan dalam berbagai industri
kimia, seperti industri kosmetika, industri tekstil, pembuatan zat adiktif makanan, bahan zat
antara industri farmasi, untuk pembuatan lemak alkohol, amida poliester dan sebagai subtitusi
bahan bakar diesel. Metil laurat merupakan salah satu ester asam lemak yang potensial
digunakan dalam pembuatan sabun cair sebagai surfaktan. Peningkatan jumlah penduduk
Indonesia menyebabkan peningkatan permintaan akan kebutuhan sehari-hari, termasuk
produk pembersih. Surfaktan umumnya disintesis dari minyak bumi (petrokimia) namun,
karena kebutuhannya yang semakin meningkat, maka penelitian tentang surfaktan berbahan
baku minyak nabati telah banyak dikembangkan.
Contoh Aplikasi Industri dari Reaksi Sulfonasi adalah Proses sulfonasi lignin
Eupcalyptus menjadi natrium lignosulfonat (NLS) dilakukan dengan memodifikasi metode
Dilling, dan Kamoun. Proses yang biasanya terdapat pada proses kertas kraft yang di dalam
senyawa organik polimer lignin.
Contoh Aplikasi Industri dari Reaksi Sulfonasi adalah Produksi Metil Ester sebagai
Pengganti Surfaktan Deterjen. Dalam menghasilkan surfaktan yang lebih ramah lingkungan

11
ditemukanlah MES (Metil Ester Sulfanat) sebagai surfaktan pengganti surfaktan deterjen
biasanya. Dibandingkan petroleum sulfonat, surfaktan MES menunjukkan beberapa
kelebihan diantaranya yaitu pada konsentrasi MES yang lebih rendah daya deterjensinya,
dapat mempertahankan aktivitas enzim yang lebih baik, toleransi yang lebih baik terhadap
keberadaan kalsium, kandungan garam (disalt) lebih rendah dan lebih ramah lingkungan,
kemampuan penyabunan yang baik; terutama yang berasal dari minyak kelapa dan toleransi
yang baik terhadap kesadahan air.

4.5 Peralatan yang Digunakan dalam Aplikasi Industri dari Reaksi Sulfonasi
Peralatan yang digunakan dalam Aplikasi Industri dari Reaksi Sulfonasi adalah
 Neraca Analitik
 Mortar
 Pengaduk
 Oven
 Penangas Air
 Pendingin Tegak
 Air Sentrifugasi
 Alat Sulfonasi, pemanas, destilasi
 Corong Burcher
 Desikator
 Piknometer
 pH meter
 Spektofotometer UV-Vis

4.6 Bahan yang Dibutuhkan dalam Aplikasi Industri dari Reaksi Sulfonasi
Bahan yang digunakan dalam Aplikasi Industri dari Reaksi Sulfonasi adalah
 Undi Hitam
 H2SO4
 NaHSO3
 Metanol Teknis
 Aquadest
 NaOH
 HCl

12
BAB V
HALOGENASI

5.1 Pengertian Halogenasi


Reaksi Halogenasi terjadi antara benzena dengan molekul halogen diatomik dengan
bantuan katalis logam (biasanya besi). Halogenasi diambil dari kata halogen yaitu anggota
golongan unsur yang sangat aktif, terdiri dari fluorin, bromin, iodin, klorin, atau astatin, yang
mempunyai sifat kimia sama. Sedangkan halogenasi tersebut merupakan prosesnya yaitu
pemasukan halogen ke dalam senyawa organik, baik secara penambahan (adisi) maupun
secara penggantian (substitusi).
Halogenasi merupakan reaksi yang terjadi antara ikatan karbon-karbon rangkap (C=C)
pada senyawa-senyawa alkena seperti etena dengan unsur-unsur halogen seperti klorin,
bromin dan iodine (Karimah, 2010).

5.2 Mekanisme Reaksi Halogenasi


Mekanisme reaksi halogenasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Reaksi halogenasi terjadi dengan mekanisme radikal. Pada mekanisme reaksi ini
digunakan contoh reaksi klorinasi metana

2. Tahap pertama yaitu fragmentasi molekul klorin oleh panas atau cahaya menjadi dua
atom klorin. Frekuensi cahaya yang memulai terjadinya reaksi halogenasi pada suatu
senyawa adalah frekuensi cahaya yang diserap oleh halogen itu sendiri. Pada tahap
ini, masing-masing atom klorin akan mengambil elektron yang terdapat pada ikatan
keduanya dan menghasilkan atom klorin yang sangat reaktif.

3. Tahap kedua yaitu atom klorin akan menyerang ikatan hidrogen dari metana dan
mengambil hidrogen tersebut, sehingga dihasilkan hidrogen klorida dan metil radikal.

13
4. Pada tahap ketiga metil radikal akan mengambil satu atom klorin dari molekul klorin
yang belum terputus ikatannya dan menghasilkan molekul metil klorida dan atom
klorin sehingga atom klorin yang terbentuk akan mengakibatkan repetisi tahap kedua.

5.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Halogenasi


Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi diantaranya adalah
1. Kereaktifan halogen yang digunakan
Kereaktifan halogen akan menurun dari fluorin menuju astatine. Hal ini disebabkan
karena energi aktivasi halogen yang semakin besar dari fluorin menuju astatine.
Sehingga hal ini akan mempengaruhi keberlangsungan reaksi halogenasi yaitu apabila
semakin reaktif maka akan lebih mudah bereaksi dan sebaliknya apabila halogen yang
diapakai tidak reaktif maka untuk sulit untuk mencapai keadaan agar dapat bereaksi.
2. Selektivitas
Selektivitas mempengaruhi produk yang dihasilkan dari reaksi halogenasi. Hal ini
dapat mempengaruhi bentuk molekul dan sifat fisika dan kimia prioduk.
3. Zat yang digunakan untuk merekasikan
Seperti diketahui pada bagian di atas terdapat beberapa jenis zat yang dapat digunakan
untuk melangsungkan reaksi halogenasi. Kegunaan zat halogen yang molekuler akan
berbeda dengan kegunaan zat halogen yang terkandung dalam senyawa misalnya
NaOX. Penggunaan senyawa tertentu dipengaruhi oleh kecenderungan bereaksi dan
biaya. Selain itu, fasa zat halogen juga mempengaruhi jalannya reaksi.
4. Temperatur dan tekanan
Pada temperatur dan tekanan kamar, iodine dan bromine tidak bersifat reaktif
sehingga hal ini akan menghambat jalannya reaksi halogenasi, sehingga agar dapat
menjalankan reaksi diperlukan temperatur dan tekanan tertentu agar reaksi dapat
dijalankan.

5.4 Contoh Aplikasi Industri dari Reaksi Halogenasi


Contoh Aplikasi Industri dari Reaksi Halogenasi adalah Halogenated Butyl Rubber
(Halobutyl). Produk ini merupakan salah satu material yang paling penting dalam pembuatan
ban tubeless. Reaksi halogenasi ini dilakukan pada larutan hidrokarbon dengan menggunakan

14
klorin atau bromine dalam perbandingan 1:1 rasio molar dengan enchained isoprene. Reaksi
berlangsung cepat; klorinasi lebih cepat. Baik butyl rubber yang terklorinasi ataupun
terbrominasi dapat diproduksi pada pabrik yang sama. Tetapi terdapat perbedaan dalam
peralatan dan kondisi operasi. Waktu reaksi yang lebih lama diperlukan untuk reaksi
brominasi.
Contoh Aplikasi Industri dari Reaksi Halogenasi adalah Asahimas Chemical. Di atas
lahan seluas 90 hektar di Cilegon, Banten ASC memiliki fasilitas terintegrasi yang juga
memproduksi Caustic Soda (NaOH), Ethylene Dichloride (EDC), Vinyl Chloride Monomer
(VCM), Hydrochloric Acid (HCl), Liquid Chlorine (Cl2) and Sodium Hypochlorite (NaClO).

5.5 Bahan-Bahan / Senyawa yang Dapat di Halogenasi


1. Alkana secara substitusi, biasanya sebagai hasil antara untuk memperoleh hasil
akhir.
+
Reaksi: RH Cl2 RCl + HCl
CH4 +Cl2 CH3Cl + CH2Cl2 + HCl
2. Olefin, secara addisi dan substitusi
Reaksi: RCH = CH2 + X2 RCHX – CH2X
RCH = CH2 + HX RCH2– CH2X
3. Alkohol
Reaksi: ROH + HX RX + H2O
RCH2OH + X2 RCHXOH + HX

5.6 Peralatan yang digunakan dalam Aplikasi Industri dari Reaksi Halogenasi
Adapun peralatan yang digunakan dalam reaksi Halogenasi
1. Reaktor alir berfungsi alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi berlangsung.

15
2. Kondensor alat penukar kalor, menurunkan temperatur refrigeran, danmengubah
wujud refrigeran dari bentuk gas menjadi cair.

3. Refluks Kondensor untuk mengekstraksi sampel - sampel yang mempunyai tekstur


kasar dan tahan pemanasan.

4. Klorinator berfungsi untuk melarutkan klorin

5. Tangki yang tinggi digunakan untuk penampungan material – material selama proses

(Badlyd, 2014)

16
DAFTAR PUSTAKA

Annisa F. 2012. Sulfonasi Dalam Industri Kimia.


Badlyd, Furqon. 2014. Satuan Proses 2. Jurusan Teknik Kimia. Universitas Lampung.
Karimah, Annisa. 2010. Komplit Halogenasi. https://www.scribd.com. Diakses tanggal 4
November 2017.
Pujianto, Agustino. 2011. Pembuatan Asam Sulfanilik Pdf. Diakses tanggal 4 November
2017.
Setiawan, Dwi Panggih dan Ariyanto, Rahmad. 2011. Prarancangan Pabrik Anilin dari
Hidrogenasi Nitrobenzene Fase Uap dengan Kapasitas 40.000 Ton/ Tahun. Jurusan
teknik Kimia, Fakultas Teknik. Universitas Sebelas Maret : Surakarta
Smith, Janice Gorzynski. 2009. Organic Chemistry. Hawaii: University of Hawaii at Manoa.
Wahyuddin. 2012. Sulfonasi. Universitas Lambung Mangkurat.

17

Anda mungkin juga menyukai