Metode yang ditempuh dalam reaksi ini adalah dengan membuat kesetimbangan
bergeser ke arah produk dan menjaga produk tidak kembali lagi menjadi zat awal.
Selain itu, juga memungkinkan bahan baku sehemat mungkin
Dikutip dari Buku Kimia 2 SMA Kelas XI, Muchtaridi, A.Pt, M.Si dkk, (2007:
120), suatu reaksi kimia mencapai kesetimbangan apabila dua proses yang
berlawan terjadi dengan laju yang sama. Itu artinya, laju reaksi ke kanan sama
dengan laju ke kiri, sehingga tidak terjadi lagi perubahan bersih dalam sistem
kesetimbangan.
Pada reaksi kesetimbangan kimia dalam dunia industri menerapkan pembuatan
amonia dan asam sulfat. Berikut pembahasannya.
Amonia adalah gas tidak berwana, mudah larut di dalam air, berbau khas, dan
senyawa nitrogen yang sangat penting. Amonia banyak digunakan sebagai pelarut,
obat-obatan, bahan peledak, dan bahan dasar pupuk.
Amonisa dibuat dengan cara merekasikan gas nitrogen dengan gas hidrogen.
Proses ini pertama kali dilakukan oleh Fritz Habel dan Karl Bosch. Oleh sebab itu,
proses pembuatan amonia juga dikenal dengan proses Haber-Bosch. Berikut
persamaan reaksi pembuatan amonia.
* Asam sulfat berguna sebagai bahan dasar pada industri plastik, cat, aki, tekstil,
dan juga bahan peledak.
* Untuk menghilangkan karat besi pada bajar sebelum dilapisi timah atau seng.
Dalam industry yang melibatan reaksi kesetimbangan kimia, produk reaksi yang
di hasilkan ketika campuran reaksi kesetimbangan mencapai kesetimbangan tidak
akan bertambah lagi. Akan tetapi, produk reaksi akan kembali di hasilkan, jika di
lakukan perubahan konsentrasi (produk reaksinya di ambil atau pereaksi di
tambah), perubahan suhu, atau perubahan tekanan dan volume. Berikut ini
beberapa contohnya :
Hidrogen cair merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang kini mulai di
gunakan. Salah satu masalah dalam penyimpanan bahan bakar hydrogen untuk
kendaraan bermotor dapat di atasi dengan pembentukan hidrida. Menurut
penelitian, beberapa logam dapat menyimpan hydrogen cair 50% lebih banyak
dari wadah yang biasa di gunakan untuk menyimpan hydrogen cair. Dengan
memberikan tekanan, hydrogen membentuk hidrida dengan serbuk logam.
Jika hydrogen di gunakan, tekanan akan berkurang sehingga reaksi akan bergeser
ke kiri (menghasilkan Hidrogen).
2. Kolam renang dan bak penampungan air
Untuk mencegah pertumbuhan alga dan bakteri dalam kolam renang atau bak
penampungan air, ke dalam kolam atau bak biasanya di tambahkan asam
hipoklorit (HClO). Sinar matahari dapat mempercepat penguraian HClO. Untuk
memeperlambat penguraian HClO, kedalam kolam renang di tambahkan asam
sianura karena asam triklorosianurat tidak terurai oleh sinar matahari.
Jika asam hipoklorit terurai atau mengoksidasi alga atau bakteri, reaksi akan
bergeser kea rah kiri (pembentukan asam hipoklorit). Dengan demikian,
penggunaan asam Hipoklorit dapat di hemat sekaligus mengurangi biaya
produksi.
3. Industri amonia
Pada proses Haber, bahan bakunya berasal dari gas alam, air, dan udara. Gas
hirogen di peroleh dari reaksi gas alam (mengandung metana) dengan uap air,
sedangkan gas nitrogen di peroleh dari udara.
CO + H2O ↔ CO2 + H2
Agar hasil produksi optimal, reaksi harus bergeser ke kanan. Oleh karena itu,
tekanan yang di gunakan dalam proses tersebut sangat tinggi sekitar 300-400 atm.
Jika tekanan di perbesar, reaksi akan bergeser ke arah jumlah mol yang lebih kecil
(NH3 / amonia). Selain itu, suhu reaksi di turunkan sehingga reaksi bergeser ke
kanan. Cara lainnya dengan mengambil produk yang terbentuk sehingga
konsentrasi NH3 berkurang. Pengurangan konsentrasi NH3 akan menggeser
kesetimbangan ke arah kanan. Selin itu, untuk menghasilkan produk yang lebih
optimal, pada proses pembuatan ammonia di tambahkan katalis. Katalis tersebut
berfungsi untuk mempercepat terjadinya reaksi atau memepercepat laju reaksi.
Katalis yang biasa di gunakan adalah Fe dengan campuran Al2O3 dan KOH.
Asam sulfat merupakan salah satu bahan kimia yang banyak di gunakan baik di
labolatorium maupun Industri. Penggunaan utama asam sulfat di industry adalah
sebagai bahan baku pembuatan pupuk, di antaranya pupuk superfosfat dan
ammonium sulfat. Asam sulfat juga di gunakan sebagai bahan baku dalam
pembuatan asam klorida, asam nitrat, garam sulfat, detergen, zat pewarna, bom,
dan obat-obatan.
Bahan baku utama pembuatan asam sulfat adalah belarang trioksida (SO3). SO3
sendiri di hasilkan dari reaksi antara belerang dioksida dan oksigen. Metode
pembuatan asam sulfat dengan cara ini di namakan proses kontak yang terdiri atas
3 tahap, yaitu pembuatan SO2, pembuatan SO3, dan pembuatan H-2SO4 (asam
sulfat). Untuk mempercepat reaksi, di gunakan katalisator vanadium pentaoksida
(V-2O5).
Tahap 1 : Oksidasi S
Untuk memperoleh keuntungan optimal, SO3 yang di hasilkan harus optimal juga
sehingga perlu di cari kondisi yang optimum agar reaksi berlangsung ke kanan.
Bagaimana caranya ? setelah mencapai kesetimbangan, tekanan di perbesar dan
suhu reaksi di turunkan.
Pada tahap terakhir ini, belerang trioksida di reaksikan dengan asam sulfat pekat
menghasilkan asam pirosulfat.
Asam sulfat di peroleh kembali dengan cara mereaksikan asam pirosulfat dengan
air. Kadar asam sulfat yang di hasilkan sekitar 98%.
Asam nitrat di gunakan dalam pembuatan pupuk amonium nitrat, bahan peledak
seperti nitrogliserin dan trinitrotoluene (TNT), Industri zat warna, dan metalurgi.
Asam Nitrat dapat di buat dengan cara mereaksikan NO2 dan air. Metode yang
biasa di gunakan adalah proses Ostwald yang terdiri atas tiga tahap reaksi.
Tahap-tahap reaksi ersebut merupakan reaksi kesetimbangan.
Biasanya, proses pembuatan asam nitrat satu paket dengan pembuatan ammonia
karena sebagian ammonia yang di hasilkan di oksidasi untuk menghasilkan gas
nitrogen monoksida. Pada reaski ini, suhu reaksi sekitar 900oC dan di gunakan
katalis platina dan rhenium.
Pada tahap akhir ini, gas NO2 di reaksikan dengan air menghasilkan asam nitrat
dan gas NO.