Anda di halaman 1dari 7

Nama : M Fahmi Hidayatulloh

NIM : 151411084

Kelas : 2C

KOROSI INHIBITOR

1. Sodium Sulfit

Reaksi antara sodium sulfite dan oksigen dapat dilihat pada persamaan dibawah

2Na2SO3 + O2  2Na2SO4

Reaksi ini berlangsung lambat pada suhu rendah atau pada pH kurang dari 4 dan lebih dari 9,
tapi bila suhu diatas 50 °C reaksi berlangsung cepat tanpa pengaruh pH. Di dalam tank
pelarut, sodium sulfite akan bereaksi dengan oksigen secara cepat sehingga konsentrasinya
menurun, maka ukuran pelarutan sodium sulfite ditentukan dengan dasar adanya penurunan
konsentrasi ini. Akhir-akhir ini oxygen scavenger sodium sulfit tipe Baru, yang mengandung
stabilizer untuk mencegah penurunan konsentrasi di dalam tanki pelarut telah dikembangkan.
Reaksi penguraian tersebut dapat dilihat pada persamaan dibawah

4 Na2SO3 Na2S + 3 Na2SO4

2 Na2S + 4 Na2SO3  3 Na2S2O3 + 6 NaOH

Na2SO3 + H2O  2 NaOH + SO2

Oleh karena produk penguraiannya berupa sodium sulfida (Na2S) atau gas sulfur dioksida dan
sebagainya, maka akibatnya akan mengkorosikan ketel uap, pipa kukus dan kondensat. Oleh
karena itu sodium sulfit tidak boleh digunakan di dalam ketel uap bertekanan diatas 65
kgf/cm2. Disamping oxygen scavenger sodium sulfit, juga digunakan sodium hidrogen sulfite
(NaHSO3), sodium pyrosulfite (Na2S2O5) dan sebagainya.

2. Hidrazin

Reaksi antara hidrazin (hydrazine hydrate) dan oksigen umumnya seperti pada persamaan
reaksi (28), tapi pada ketel uap reaksi-reaksi heterogen seperti pada (29) dan (30) akan terjadi
sebelum persamaan reaksi (28).

Reaksi langsung :

N2H4 + O2  N2 + 2H2O ..................... (28) Reaksi-reaksi heterogen :


6Fe2O3 + N2H4  4Fe3O4 + N2 + H2O ........... (29)

4Fe3O4 + O2  6Fe2O3 .................................. (30)

Jika dibandingkan dengan sodium sulfit, maka reaksi hidrazin dengan oksigen lebih lambat
tapi hal ini dapat dipercepat dengan penambahan catalyst, seperti katalis organik. Reaksi ini
dapat juga dipercepat dengan menaikkan dosis pada pH tinggi dan pada suhu tinggi. Dari
persamaan (28) dapat diketahui bahwa untuk menurunkan setiap 1 mg/L oksigen dibutuhkan
1 mg/L hydrazine. Pada ketel uap, hidrazin hams ditambahkan berlebihan sehingga dapat
dideteksi nilai kandungan hidrazin tersebut di dalam air ketel (di atas nilai spesifikasi
minimumnya). Telah diuraikan sebelumnya bahwa hydrazine mempunyai sifat untuk dapat
menguap menjadi phase uap, sehingga hydrazine diinjeksikan setelah deaerator. Peruraian
panas hidrazin terjadi pada suhu di atas 220°C. Persamaan reaksi (32) dan (33) menunjukkan
peruraian tersebut, sedangkan secara umum terjadi seperti pada reaksi (31).

3N2H4  4 NH3 + N2 ............................... (31)

2N2H4  2 NH3 + N2 + H2 ........................................ (32)

3N2H4 2 NH3 + 2N2 + 2H2 ...................................... (33)

Dikarenakan hasil peruraian hidrazin ini adalah ammonia, maka jika copper digunakan untuk
material perpipaan steam dan kondensat, perlu menghindari penginjeksian hydrazine yang
berlebihan. Hidrazin sulfat dan hidrazin fosfat sering digunakan sebagai oxygen scavenger;
tapi oxygen scavenger ini mempunyai kerugian-kerugian (dibandingkan dengan hidrazin,
oleh karenanya sekarang jarang digunakan) antara lain menurunkan pH air ketel, menaikkan
konsentrasi solid-solid air ketel, dan biayanya mahal.

4.3. Oxygen Scavenger Lainnya

Disamping sodium sulfit atau hidrazin, pada zaman dahulu tannin sering digunakan sebagai
oxygen scavenger. Akan tetapi dikarenakan fungsi kerjanya lambat dan dapat menimbulkan
warna pada air ketel maka sekarang penggunaannya menjadi sedikit. Akhir-akhir ini sebagai
pengganti sodium sulsulfite atau hydrazine telah dikembangkan bahan dasar hydrazide atau
antioksidan dari bahan-bahan makanan .

5. Corrosion Inhibitor untuk Pipa Air Umpan dan Kondensat


Volatile amines (neutralizing amines) dan filming amines adalah contoh corrosion inhibitor
untuk mencegah korosi pipa air umpan atau kukus dan kondensat. Volatile amines
menghindari korosi dengan mengendalikan pH kondensat. Adapun filming amines
membentuk suatu lapisan film pada permukaan metal yang mencegah kontak langsung
dengan substansi korosi seperti oksigen dan karbon dioksida.

Universitas Gadjah Mada

5.1. Corrosion Inhibitor untuk Pipa Air Umpan dan Kondensat pada Ketel Uap Bertekanan
Rendah

Pada ketel uap bertekanan rendah, corrosion inhibitor digunakan untuk line steam dan
kondensat. Seperti telah diuraikan sebelumnya faktor-faktor penyebab korosi di dalam line-
line ini adalah oksigen dan karbon dioksida. Dengan adanya sejumlah kecil karbon dioksida
di dalam air kondensat, maka pH akan turun yang menyebabkan korosi.Pengolahan dengan
volatil amines atau filming amines dilakukan untuk mencegah korosi pada lingkungan korosif
seperti tersebut diatas.

5.1.1. Volatile Amines

Volatile amines seperti ammonia, cyclohexylamine (C6H8ONH) dan sebagainya, umumnya


diinjeksikan ke dalam pipa air umpan dan steam. Amines yang diinjeksikan ke dalam air
umpan menguap bersama-sama steam yang diproduksi oleh ketel uap. Dengan
pengkondensasian kukus, amine menetralkan karbon dioksida seperti tergambar pada
persamaan (34), (35). dan (36) dengan menaikkan pH kondensat sehingga korosi steel dan
copper dapat dihindari.

NH3+ CO2+ H2 NH4+ + HCO3- ................................ (35) C6H11NH2 + CO2 + H2O 


C6H11NH3+ + HCO3- . . . . (36) C4H9ONH + CO2 + H2O  C4H9NH2+ + HCO3- . . .
(37)

Jumlah amine yang dibutuhkan untuk menetralkan karbon dioksida dan ratio distribusi
amine/kondensat berbeda, bergantung kepada macam volatile aminesnya. Jumlah voltatile
amines yang dibutuhkan naik proporsional, sesuai dengan jumlah carbon dioksida sehingga
biaya pengolahan menjadi lebih tinggi bila air umpan mengandung M-alkalinitas tinggi.
Amines dengan ratio distribusi rendah seperti morpholine atau alkanol amines(B) efektif
dalam pencegahan korosi di sekitar daerah pengkondensasian pertama (initial

Universitas Gadjah Mada

condensation) yang dekat ke ketel uap. Amines dengan ratio distribusi tinggi seperti
cyclohexylamine atau alkohol amine (A) effektif dalam pencegahan korosi pada sistem : line
di sekitar pengkondensasian pertama dimana material copper alloy digunakan atau pada akhir
line kondensat (jauh dari ketel uap). Ammonia effektif untuk menetralkan carbon dioksida.
Tapi pada ketel uap bertekanan rendah yang menggunakan material copper pada line steam
dan kondensat, ammonia tidak dapat digunakan sebab korosi copper banyak terpengaruhi
oleh pH.

5.1.2. Filming Amities

Alkyl amines dengan rumus umum sebagai berikut digunakan sebagai filming

amines.

R - NH2 : dimana R = C12 --- C22

Effek pencegahan korosi dari filming amines terhadap material baja naik secara proportional
dengan kenaikan jumlah atom-atom karbon dan hampir menjadi konstan pada jumlah atom
diatas 16. Mekanisme pencegahan korosi, group amines (-NH2) diadsorpsi pada permukaan
metal, dan permukaannya tertutup dengan film yang bersifat menolak air (water repellent).
Filmnya mono molekul yang tebal dan stabil atau lapisan polymolecular. Oleh karenanya
sekali film terbentuk dengan tepat, untuk selanjutnya hanya dibutuhkan jumlah amine sedikit
raja guna mempertahankan film tersebut. Dan penjelasan tersebut, bila M-alkalinitas air
umpan tinggi, pengolahan dengan filming amine umumnya lebih ekonomis jika dibandingkan
dengan voltatile amine. Karena filming amine sulit dilarutkan di dalam air, maka umumnya
filming amines tersebut dipanasi dan diinjeksikan dengan tekanan ke dalam line steam. Akan
tetapi akhir-akhir ini emulsion technology telah dikembangkan untuk menginjeksikan filming
amines kedalam line air umpan.
Universitas Gadjah Mada

5.2. Corrosion Inhibitor untuk Line Air Umpan dan Kondensat pada Ketel Uap Bertekanan
Menengah dan Tinggi

Pada ketel uap bertekanan menengah dan tinggi, sebagai air umpan digunakan air
demineralized (kemurniannya tinggi), yang selanjutnya oksigennya dihilangkan dengan
deaerator dan dengan oksigen scavenger. Pada ketel uap tipe ini, terdapat sedikit saja
kontaminan produk korosi didalam ketel uap akan menyebabkan permasalahan kerak yang
besar/serius, oleh karenanya diperlukan pengendalian yang ketat terhadap pencegahan korosi
terhadap pipa air umpan dan kondensat. Pengendalian korosi untuk pipa air umpan dan
kondensat pada ketel uap bertekanan menengah dan tinggi, secara dasar sama dengan pada
ketel uap bertekanan rendah.

6.Antifoaming Agents

Antifoaming adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan pembusaan pada
permukaan air ketel, yang yang disebabkan oleh adanya kenaikan dissolved dan suspended
solids atau kontaminasi minyak dan lemak atau zat-zat organik di dalam air ketel. Pada masa
lalu sebagai antifoaming agent digunakan minyak castor, atau minyak biji kapas.
Sungguhpun efek kerjanya cepat, tapi pada sisi lain, penggunaan minyak ini setelah beberapa
mat dapat mengakibatkan pembusaan; oleh karenanya sekarang tidak digunakan lagi. Pada
masa kini, bahan kimia dengan bahan dasar amide, alkohol, atau bahan dasar asam lemak
ester (fatty acid ester based) yang menunjukkan efek kerja dengan dosis rendah tanpa cacat
seperti disebutkan diatas, telah dikembangkan dan digunakan.

Universitas Gadjah Mada

7. Multipurpose Boiler Chemical (Bahan Kimia Serbaguna)


Multipurpose boiler chemicals adalah bahan kimia yang diformulasikan sedemikian rupa
dengan diinjeksikan dengan dosis optimum sesuai dengan tujuan dan kondisinya. Pemilihan
boiler chemical dan dosis pemakaiannya, ditentukan oleh banyak faktor, sebagai contoh :
macam dan dosis boiler compound ditentukan berdasarkan kandungan M-alkalinitas,
kesadahan total, silika, besi total, ion klorine dan dan sebagainya dari air umpan. Beberapa
hal penting dari multipurpose boiler chemical adalah sebagi berikut.

a) Produk cairan dengan kemampuan kerja yang sempurna (exellent), sehingga tidak
diperlukan waktu untuk pelarutan dan tidak berdebu seperti powder chemicals. b)
Dikarenakan formulasinya berdasarkan single chemical, maka diharapkan pengendalian stok
yang lebih mudah dan kesalahan timbangan (berat) yang lebih kecil c) Karena
penginjeksiannya secara langsung tanpa pelarutan) dan chemical dapat ditangani tanpa
kontak dengan pekerja maka keselamatan kerja dapat diperbaiki.

Procedur penggunaan multipurpose boiler chemical dibanding-kan dengan peralatan chemical


konvensional (dua bahan kimia yaitu boiler compound dan oksigen scavenger). Oleh karena
itu proses kerjanya lebih pendek dan waktu operasinya lebih singkat. Bermacam-macam
multipurpose boiler chemical telah dipro-duksi, dari yang paling sederhana (type boiler
compound dan oksigen scavenger) sampai tipe yang complicated (termasuk antifoaming
agent).

Sulfite dengan katalis (Oxygen Scavenger)

Sulfite dengan katalis harus digunakan secara mandiri tanpa dicampur kimia lain dan
diumpan secara sinambung. Air yang digunakan juga harus air murni (demineralized water).
Umumnya jenis ini diumpan pada tangki air.

Hydrazine (Oxygen Scavenger)

Hydrazine boleh digunakan bersama agen kimia lainnya kecuali yang bertipe organik,
senyawa amine dan jenis nitrat. Akan tetapi sangat baik bila digunakan secara mandiri.
Hidrazine biasanya menggunakan sistem umpan tertutup karena cukup berbahaya jika terkena
paparan terhadap manusia.

Oxygen Scavengers Organik


Senyawa organik juga dapat digunakan seperti hydroquinone dan asam askorbat (vitamin C).
Sebaiknya diumpan secara mandiri dan bersinambung.

Neutralizing Amines

Neutralizing amines ialah jenis kimiawi basa kuat yg mampu menetralisir asam karbonat yg
biasanya terbentuk pada kondensat. Yg termasuk jenis ini diantaranya: morpholine,
diethyleminoethanal (DEAE) and cyclohexylamine. Neutralizing amines tidak melindungi
dari korosi akibat oksigen tetapi hanya menghambat aktivitas oksigen tersebut karena sifat
basa kuatnya.

Filming Amines

Filming amines adalah jenis kimia yg membentuk lapisan tipis pada pipa kondensat dengan
tujuan melindungi dari aktivitas korosif baik akibat oksigen maupun asam. Beberapa jenis
diantaranya: octadecylamine (ODA) and ethoxylated soya amine (ESA). Kombinasi kedua
jenis tersebut umum digunakan.

Sumber :

https://suntzu2107.wordpress.com/2011/01/25/boiler-chemical-treatment/\. Diakses pada 25


April 2017

Anda mungkin juga menyukai