TREATING
Kelompok 3 :
• Andini Fikarda
• Shafira R L
• Novita F
• Taufiq Muhammad Y
• Naufal Fasa
• Devi A Yunitama
• Gharin Nur F S
OUTLINE
TEKNOLOGI PEMBAHASAN
PROSES CASE STUDY
DEFINISI
Acid Gas
Acid gas merupakan impurities yang terkandung dalam gas
alam yang biasanya berupa carbon dioxide (CO2), hydrogen
sulfide (H2S) atau komponen sulfur lainnya seperti mercaptan.
Gas Alam :
Sour Gas : Gas alam yang hanya mengandung H2S
Sweet Gas : Gas alam yang hanya mengandung CO2
Acid Gas Treating
H2S dan CO2 merupakan komponen yang tidak diinginkan
dalam gas alam dan harus dilakukan pemisahan karena:
• Bersifat korosif
• Merupakan zat yang beracun
• Menurunkan harga jual gas alam
Kekurangan:
-Sistem yang kompleks
-Mahal
• Selexol Process (licensed by Allied Chemical
Company)
Keuntungan:
-Dapat menghilangkan CO2 hingga 85%
-Dapat menghilangkan air hingga kurang daari 7
lb/MMscf
-Lebih ekonomis dibandingkan proses lainnya
Kekurangan:
-Hanya beberapa jenis sulfur yang dapat dihilangkan.
• Rectisol Process (licensed by German Lurgi
Company and Linde A.G.)
Keuntungan:
-Menggunakan methanol sebagai solvent
-Biasa digunakan untuk proses purifikasi gas pada
LNG plant dan coal gasification plant
Kekurangan:
-Beroperasi pada suhu rendah (-30 oF sampai -100
oF)
-.
TEKNOLOGI
PROSES
Chemical Solvent
Chemical Solvent Absorption
Konsep : Proses absorpsi kimia pada dasarnya adalah proses
absorpsi yang menggunakan suatu senyawa dalam larutan,
untuk mereaksikan dan meng-absorb acid gases yang
terkandung di dalam natural gas.
• Amine Processes
• Hot Potassium Carbonate Process
Amine Processes
Amines processes adalah salah satu teknologi absorpsi kimia pada acid gas
treating, dengan menggunakan berbagai jenis amine sebagai solvent. Amine sendiri
dapat dikategorikan menjadi 3, primer, sekunder, dan tersier. Primary amine
merupakan amine yang paling kuat. Semakian kuat amine, reaktifitas terhadap acid
gas akan semakin tinggi, namun akan semakin sulit untuk diregenerasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan amine antara lain adalah:
• Reaktifitas terhadap acid gases
• Reboiler duty
• Chemical stability
• Reaksi samping
Jenis-jenis Amine Process
Monoethanolamine (MEA)
• MEA merupakan primary amine. MEA yang digunakan pada proses
absorpsi biasanya mempunyai konsentrasi 10-20% wt di dalam air.
Keunggulan dari MEA adalah, MEA mampu mengabsorb acid gases paling
banyak diantara amine yang lainnya. Namun, kekurangan MEA adalah sifat
MEA yang mudah bereaksi terhadap oksidator yang mungkin terkandung
pada hidrokarbon (COS, CS2, SO2, SO3, O2). Reaksi samping ini
mengkonsumsi MEA dalam jumlah tertentu (loss up to 3 lb/MMScf) dan
juga menghasilkan senyawa-senyawa yang highly corrosive, sehingga
dibutuhkan design system yang lebih mahal. MEA juga merupakan amine
yang paling sulit diregenerasi karena ikatannya yang kuat.
Diethanolamine (DEA)
• DEA merupakan secondary amine. DEA yang digunakan pada proses absorpsi
biasanya mempunyai konsentrasi 25-35% wt di dalam air. DEA memiliki
kemampuan absorbsi yang lebih kecil sedikit dari MEA, namun DEA tidak sereaktif
MEA terhadap oksidator, yang membuat DEA lebih tidak korosif dan juga DEA loss
(up to 0,5 lb/MMScf) dalam system tidak sebesar MEA. DEA juga lebih mudah
diregenerasi dengan reboiler duty yang lebih kecil dari MEA system.
Diglycolamine (DGA)
• DGA merupakan primary amine. DGA yang digunakan pada proses absorpsi
biasanya mempunyai konsentrasi 50-70% wt di dalam air. DGA memiliki
kemampuan absorbsi yang hampir sama dengan MEA, namun DGA tidak
menghasilkan korosifitas dan loss yang sebesar MEA. Karakteristik MEA dan DGA
dalam system absorpsi hampir serupa, namun dengan dengan konsentrasi yang
secara signifikan lebih besar dari MEA, DGA lebih mahal daripada MEA.
Diisopropanolamine (DIPA)
• DIPA merupakan secondary amine system yang dimilik oleh Shell. DIPA
memiliki tingkat absorpsi terhadap acid gases yang sangat mirip dengan
MEA, tetapi DIPA memiliki beberapa yang keunggulan yang membuatnya
jauh lebih baik dari MEA. Keunggulan tersebut antara lain adalah, DIPA
memiliki nilai korosifitas rendah, DIPA loss yang kecil, dan reboiler duty
yang lebih rendah.
Typical Amine Process
Hot Potassium Carbonate Process
Hot Potassium Carbonate Process (K2CO3) optimal digunakan dengan gas yang
memiliki CO2 partial pressure mencapai 30-90 psi. Sistem ini dioperasikan dalam
suhu tinggi, dan highly corrosive, sehingga sistem ini dioperasikan dengan biaya
yang mahal.
Hot Potassium Carbonate Process
TEKNOLOGI
PROSES
Solid Bed Absorption
Solid Bed Absorption
Konsep : menggunakan reaksi kimia atau ionic bonding untuk
menghilangkan acid gas
• Iron Oxide Process
• Zinc Oxide Process
• Molecular Sieves Process
Iron Oxide Process
• Iron Sponge
Reaksi kimia yang digunakan pada proses ini
adalah ferric oxide dengan H2S ke sweeten gas
streams. Proses ini digunakan kepada gas dengan
konsentrasi H2S yang rendah (300 ppm).
Beroperasi pada tekanan (50-500 psig) dan suhu
sekitar 43 derajat celcius
https://en.wikipedia.org/wiki/Woodchips
Sumber : https://www.sciencedirect.com/topics/engineering/iron-sponge-process
https://www.researchgate.net/figure/Examples-of-granular-
materials-presenting-the-distinctions-between-them-
Images_fig2_321503938
https://petrowiki.org/File:Vol3_Page_198_Image_0001.png
Zinc Oxide Process
Konsepnya sama dengan iron sponge dengan reaksi sebagai
berikut :