I. LATAR BELAKANG
Gas alam adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari
metana (CH4) yang merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan
teringan. Gas alam juga mengandung molekul-molekul hidrokarbon yang lebih
berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8) dan butana (C4H10), Selain itu, Gas
alam juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium, juga gas-gas yang
mengandung sulfur (belerang) Nitrogen, helium, karbon dioksida (CO2), hidrogen
sulfida (H2S), dan air. Merkuri juga terkandung dalam jumlah kecil. Komposisi
gas alam bervariasi sesuai dengan sumber ladang gasnya.
Sebelum di manfaatkan lebih lanjut, gas alam harus diolah terlebih dahulu.
Karena Gas Alam mentah mengandung sejumlah karbon dioksida, hidrogen
sulfida, dan uap air yang bervariasi. Salah satu cara pengolahan gas alam adalah
proses purifikasi. Proses purifikasi (purification) gas alam atau sering juga disebut
proses pemurnian gas dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan/memisahkan
impurities (zat pengotor) yang tidak dikehendaki di dalam gas alam tersebut.
Purifikasi atau proses pemurnian gas alam terdiri dari beberapa tahap, antara lain:
Proses sweetening adalah salah suatu proses purifikasi yaitu memisahkan gas –
gas asam (sour gas) seperti hidrogen sulfida, karbon dioksida dan sulfur elementer
lainnya dari dalam gas alam. Gas yang keluar dari proses ini biasa disebut sweet
gas, oleh karena itu proses pemurnian ini disebut proses gas sweetening.
CO2 juga harus dikurangi karena bisa menyebabkan berkurangnya nilai bakar
(heating value) sehingga gas tidak dapat menghasilkan energi yang optimal ketika
dibakar. Dan juga jika CO2 bereaksi dengan H2O akan membentuk H2CO3 yang
dapat menjadi plug dan menyumbat pipa unit pengolahan.
1. Monoethanolamine (MEA)
MEA dapat digunakan untuk penghilangan secara mendalam (ketika feed gas
bebas dari kandungan H2S ), penghilangan (ketika feed gas bebas dari kandungan
CO2), atau penghilangan H2S dan CO2 ketika feed gasmengandung kedua
komponen tersebut. MEA akan dengan mudah mereduksi hingga menjadi kurang
dari 4 ppm. Namun, larutan ini akan bereaksi dengan produk sulfur derivatif
seperti karbonil sulfida (COS) dan karbon disulfida (CS2) sehingga akan
diperlukan equipment tambahan untuk membersihkan larutan yang terbentuk dari
reaksi tersebut.
2. Diglycolamine (DGA)
3. Diethanolamine (DEA)
DEA adalah amina sekunder. Proses gas sweetening menggunakan DEA mirip
dengan proses yang menggunakan MEA, kecuali pada ketidakbutuhan akan
reclaimer yang digunakan untuk membersihkan hasil reaksi antara MEA dengan
produk sulfur derivatif. DEA digunakan pada larutan dengan konentrasi 25 - 35
wt %. DEA kurang selektif untuk digunakan dalam penghilangan H2S dan CO2
ketika kedua komponen tersebut terdapat di dalam feed gas. Untuk mendapatkan
hasil yang baik, dibutuhkan DEA dengan konsentrasi yang cukup tinggi. Namun,
untuk menghilangkan merkaptan, DEA mampu menghilangkan 10 hingga 60%.
Salah satu kekurangan lainnya dari DEA adalah harganya yang relatif mahal.
4. Diisopropanolamine (DIPA)
5. Methyldiethanolamine (MDEA)
Reaksinya:
inhibitor
gasolin
umpan
udara
gasolin
olahan
Proses kimia untuk merubah merkaptan yang terdapat dalam gasolin alam atau
gasolin ringan (straight-run) menjadi senyawa – senyawa sulfur yang kurang
berbahaya. Prinsip reaksi adalah menghasilkan disulfida dengan pembentukan
terbatas sulfon dan asam – asam sulfonik, tergantung pada konsentrasi reagensia.
Reagensia yang dipakai berupa natrium ataupun hipoklorit. Reagensia dapat
disiapkan dikilang dengan melewatkan gas khlor melalui larutan soda 10 % pada
suhu 95 oF, dapat juga disipkan tepung pemucat ( kalsium hipoklorit) yang
mengandung 65 khlor. Apabila terdapat terace hidrogen sulfida lebih banyak,
maka pencucian pendahuluan dilakukan dengan alkali akan menurunkan biaya
bahan kimia dan mencegah pembentukan sulfur bebas. Setelah dipakai untuk
pencucian , alkali sering kali dipakai untuk memisahkan produk – produk hasil
klorinasi yang tidak dikhendaki. Suhu pengolahan adalah 95 – 110 oF.
Proses ini berkembang baik pada tahun 1930-an, tetapi sekarang terbatas
hanya untuk mengolah gasolin alam dan pelarut – pelarut tertentu. Keuntungan
proses ini adalah kesederhanaannya, meskipun tidak ekonomis karena biaya khlor
yang tinggi.
4. Proses Bender
Proses ini dikembangkan oleh Sinclair Refining Co pada tahun 1940 dan
dilisensi oleh Petreco Division of Petrolite Corp, adalah suatu proses pengolahan
dengan katalis unggun tetap yang kontinyu untuk memurnikan (sweetening )
kerosin, minyak-minyak jet menggunakan katalis timbal sulfida. Proses
sweetening dipengaruhi oleh perubahan merkaptan menjadi disulfida. Sejumlah
sulfur, alkali, dan udara yang dikontrol ditambahkan ke dalam aliran umpan dan
dilewatkan ke dalam unggun katalis timbal disulfida. Pengaturan yang tepat
terhadap timbal akan menghasilkan produk-produk yang tidak korosif. Unggun
katalis diregenerasi secara kontinyu. Diagram Alir proses dapat dilihat pada
Gambar . 2
produk
Penyerap sweet
Sulfur
Vesel Katalis
umpan
udara
alkali
5. Proses Merox
Proses ini dilisensi dan dikembangkan oleh UOP Co adalah suatu proses
gabungan untuk ekstraksi merkaptan dan memurnikan (sweetening ) gasolin dan
minyak-minyak yang mempunyai jarak didih rendah. Proses Merox dapat juga
beroperasi secara terpisah yaitu sebagai ekstraktor merkaptan atau sebagai
pemurni (sweetener ) merkaptan, tergantung pada keperluannya dan ekonomis
produk. Apabila dipakai untuk sweetening
saja maka proses lebih cocok untuk minyak-minyak jet, kerosin, dan distilat-
distilat menengah. Katalis merox pada dasarnya adalah suatu garam kobal yang
tidak larut dalam minyak, tidak korosif, dan dapat dilarutkan dalam larutan soda,
atau dalam support zat padat tertentu. Ongkos katalis lebih murah jika dipakai
katalis dengan support zat padat. Pada langkah regenerasi, soda kaustik
dipompakan dari bawah ekstraktor dan dicampur dengan udara di dalam oxidizer
(regenerator). Disulfida dan udara berlebih dipisahkan dari reagensia di dalam
separator. Kaustik yang sudah diregenerasi disirkulasikan kembali ke puncak
ekstraktor. Diagram alir tipe proses gabungan yang komersil dapat dilihat pada
Gambar .3
udara berlebih gasolin
olahan
Prewash Sweetener
Ekstraktor
Regenerator
Settler
udara
Settler
disulfida
udara
Separator umpan
gasolin
deaktivator slurry
udara Settler Koaleser
Settler
Lar.Cu
sulfide wash
udara
gasolin
Umpan H2O wash
Regenerator olahan
gasolin
gasolin
Casustic gasolin
Wash gasolin olahan udara olahan
[solution] [solid] [slurry]
Proses ini dikembangkan oleh Phillips Petroleum Co dan dilisensi sampai dengan
tahun 1954, adalah suatu proses solution-solid-slurry yang sampai sekarang masih
komersil. Gasolin distabilkan terhadap warna dan pembentukan gum oleh adanya
udara yang bercampur dan disaring melalui unggun adsorben padat yang diresapi
dengan reagensia tembaga. Umpan yang sensitif terhadap udara dikontakkan
dengan larutan tembaga tanpa mengandung udara, dan larutan tembaga
diregenerasi dalam suatu tanki separator. Gasolin dicuci dengan natrium sulfida
untuk memisahkan trace tembaga. Pada proses cairan, reagensia dibuat dari
tembaga sulfat dan natrium khlorida.
Proses ini didapat dari UOP Co merupakan proses unggun tetap untuk
memurnikan gasolin yang menggantikan proses Merox. Umpan gasolin dicuci
dengan kaustik kemudian dicuci lagi dengan asam HCl untuk menetralkan alkali
dan memisahkan senyawa-senyawa basa organik. Kontak dengan reagensia
tembaga dilakukan pada suhu 100 oF di dalam unggun batu apung. Suhu
tergantung pada berat molekul merkaptan. Sisa tembaga (trace) dipisahkan
dengan mengontakkannya dengan seng sulfida atau batu apung. Reagensia terdiri
dari senyawa amonium khlorida dan tembaga sulfat.
Proses ini dilisensi oleh Linde Division of Union Carbide Corp yang
dikomersilkan sejak tahun 1935 merupakan proses slurry untuk memurnikan
gasolin dan distilat-distilat ringan (straight-run) dan rengkahan. Regensia dibuat
dari lempung 200 mesh dan kupri khlorida. Umpan minyak mula-mula dipanaskan
lalu ditambahkan oksigen dan dikontakkan dengan slurry lempung-kupri khlorida
pada suhu 80 - 100 oF. Campuran diendapkan dan dipisahkan dimana umpan
olahan dikeluarkan dan dicuci dengan natrium sulfida untuk memisahkan trace
tembaga
8. Proses Desulfurisasi
Proses ini adalah proses pemurnian gas alam maupun gas-gas kilang yang
mengandung hidrogen sulfida dan senyawa-senyawa asam lainnya. Proses yang
paling populer adalah proses yang menggunakan reagensia yang dapat
diregenerasi dan recover H2S. Pada operasinya dan prinsip operasinya adalah
sama dengan skema umum seperti terlihat pada Gambar 1.
Material yang ada dalam gas seperti karbon dioksida, hidrogen sianida,
merkaptan, karbonil sulfida, karbon disulfida, dan uap air akan mempengaruhi
pemilihan proses pemurnian tersebut. Proses-proses yang menggunakan
hembusan udara untuk regenerasi reagensia adalah penyumbang terhadap
pengotoran udara apakah langsung keluar ke atmosfir ataukah untuk umpan dapur
industri. Proses-proses pemisahan H2S dapat dilihat pada Tabel.5.
gas bersih gas asam
Absorber
surge Regenerator
gas
masam
steam
reagensia bekas
regenerated
reagent
1. Proses Girbotol
Proses ini dilisensi oleh Girdler Corp, merupakan suatu proses kontinyu
yang regeneratif untuk memisahkan H2S, CO2, kotoran-kotoran asam lainnya dari
gas alam dan gas-gas kilang. Proses ini menggunakan reagensia amina organik
seperti MEA, DEA, dan TEA. Etanol amin adalah basa kuat yang larut dalam air
mempunyai afinitas terhadap H2S pada suhu 160 - 180 oF. Gas yang akan
dibersihkan dikontakkan dengan larutan amin secara berlawanan arah dalam
absorber berupa menara onggok (packed tower) yang berisi raschig-ring pada
suhu 100 - 150 oF. Regenerasi berlangsung pada suhu 200 oF. Unit pertama pada
pemisahan H2S dari gas alam dipakai pada pabrik gas alam Shell Oil di North
Maryland. Sampai dengan tahun 1938, dimulai pemisahan H2S dari gas kilang
menggunakan proses Girbotol pada kilang minyak Atlantic Refining Co di Port
Arthur-Texas.
2. Proses Glikol-Amin
Proses ini dikembangkan dan dilisensi oleh Fluor Corp. merupakan proses
kontinyu yang regeneratif untuk menarik air dan memisahkan gas-gas asam secara
simultan dari gas alam atau gas-gas kilang. Campuran larutan amin dengan di-
atau tri-etilen-glikol dipakai sebagai reagensia pengolahan. Tipe larutan ini
mengandung 20 % amin, 70 % glikol, dan 10 % air. Gas yang akan dibersihkan
dikontakkan secara berlawanan arah dengan reagensia di dalam menara dulang
gelembung (bubble tray) pada suhu sekitar 100 oF. Regenerasi berlangsung pada
suhu 300 oF.
4. Proses Alkazid
Proses ini untuk memisahkan H2S dan CO2 dari gas alam atau gas-gas
kilang menggunakan larutan pekat asam-asam amina. Proses ini diperkenalkan
dalam industri di Eropa oleh Badische Anilin & Soda Fabrik AG of Ludwigshafen
am Rhein pada tahun 1959. Operasinya terdiri dari proses recycle kontinyu, dan
absorpsi gas-gas dengan pemanasan dan dikembalikan ke dalam absorber melalui
penukar panas dan pendingin. Garam-garam alkazid (alkazid-M dan alkazid-DIK)
tidak mudah menguap dan larutannya adalah cairan-cairan alkali yang reaktif dan
stabil. Kapasitas penyerapan untuk H2S dan CO2 sangat tinggi, tetapi sangat
rendah untuk hidrokarbon. Alkazid-DIK memberikan hasil yang sangat
memuaskan untuk pemisahan selektif H2S mengandung CO2 dan untuk pemurnian
hidrokarbon cair. Larutan alkazid-M dipakai untuk memisahkan H2S dan CO2 dari
gas disertai dengan efisiensi penyerapan yang sangat tinggi (98,6 %+).
Pemakaian proses ini lebih praktis untuk memisahkan gas alam pada
tekanan di atas 250 psi mengandung gas asam 5 - 50 %. Gas asam dapat dikurangi
menjadi 0,5 %. Sejumlah proses karbonat dengan variasi lain telah dirancang oleh
Petrocon Engineering Co, yaitu :
Keuntungan yangs sangat besar dari proses karbonat adalah biaya operasi
yang sangat rendah. Unitnya fleksibel mudah dirubah menjadi sistem amina.
6. Proses Giammarco-Vetrocoke
Kedua proses pemisahan tersebut adalah berdasarkan pada absorpsi gas-gas asam
dengan larutan alkali yang mengandung aditif untuk mempercepat absorpsi dan
desorpsi. Larutan pengolahan tidak korosif, dan suhu operasi berkisar 75 - 300 oF.
Pada proses pemisahan H2S larutan reagensia terdiri dari natrium atau kalium
karbonat yang mengandung campuran arsenit dan arsenat. Gas-gas yang diolah
berasal dari sumur dirancang dapat membersihkan H2S kurang dari 1 ppm. H2S
mula-mula diserap dengan mereaksikannya dengan arsenit, senyawa hasil reaksi
kemudian dirubah menjadi monotioarsenat melalui reaksi dengan arsenat.
Dekomposisi menjadi sulfur elementer dan konversi arsen bervalensi 3 menjadi
valensi 5 dapat dilakukan dengan hembusan udara atau suatu kombinasi
asidifikasi dengan CO2 dan hembusan udara. Pemilihannya tergantung pada
persyaratan-persyaratan proses. Sulfur dapat dipisahkan dengan filtrasi atau
flotasi. Diagram alir proses kombinasi dapat dilihat pada Gambar 6.
Regenerator
Asidifi-
kator
air
umpan
Filter
gas Digester
S udara masuk
H2S
CO2
Absorber
CO2
Dehumidator
Regenerator
Flash
Drum
steam
Saturator
udara
air
Pada tahun 1971 telah dikemukakan suatu proses baru dengan efisiensi
pemisahan sulfur sampai dengan 98 % yang dikenal sebagai proses Claus dengan
dua tingkat pemisahan. Setelah itu proses Claus dikembangkan lagi oleh Beavon
dan Vaeli untuk pemisahan sulfur sampai 99,9 % yang dikenal sebagai proses
Beavon. Reaksi yang terjadi pada suhu 2000 – 3000 oF adalah :
Diagram alir proses Claus dan proses Beavon dapat dilihat pada Gambar 7 dan
Gambar 8
SO2
gas
bhn. bakar
udara udara
air air
air
S S S
(60%) (25%) (7%)
gas kilang
udara
tail gas (S)
Reaktor
Cooler
udara
filter meltor
Absorber Oxidizer
cairan sulfur
recycle
- sour gas ==> Gas alam yang masih mengandung H2S dan CO2
- Lean amine ==> Larutan Amine yang sedikit mengandung gas asam
- Rich amine ==> Larutan Amine yang kaya akan gas asam
- Sweet gas ==> Gas alam yang telah diambil H2S dan CO2, setelah melewati
proses absorbsi
Rich amine tersebut kemudian ditransfer ke dalam kolom regenerator, sebelum itu
rich amine akan mengalami pre-heating dengan cara dikontakkan dalam heat
exchanger, dimana media yang menjadi pemanas adalah lean amine yang keluar
dari kolom regenerator. Oleh karena itulah alat penukar panas tersebut disebut
sebagai lean-rich exchanger.
Rich amine yang telah dipanaskan kemudian masuk ke dalam kolom regenerator.
Disebut sebagai regenerator karena fungsinya adalah menghasilkan lean amine
yang bisa digunakan kembali untuk proses absorbsi. Di dalam regenerator,
terdapat sebuah reboiler yang fungsinya adalah untuk menguapkan air yang
terkandung di dalam larutan Amine. Sebagaimana kita ketahui bahwa larutan
Amine merupakan larutan yang terdiri dari 40-45% Amine dan sisanya adalah air.
Di dalam proses regenerasi ini akan dilepaskan gas asam yang terkandung dalam
rich amine, sehingga didapatkan lean amine. Lean amine keluar lewat bagian
bawah kolom regenerator kemudian dipompa masuk ke dalam kolom absorbser
dan proses absorbsi terjadi kembali. Sebelum masuk ke dalam kolom absorbser,
lean Amine akan terlebih dahulu didinginkan dengan menggunakan lean amine
cooler.
Raw gas dari gas filter yang akan diolah masuk ke dalam gas exchanger
dan akan mengalami pertukaran panas. Didalam gas exchanger, feed gas akan
bertukar panas dengan aliran gas yang berasal dari residu membran skid package
1st stage. Setelah mengalami pertukaran, feed gas dimasukkan kedalam 1st stage
filter coalescer. Akibat dari pendinginan, dimungkinkan sebagian dari feed gas
ada yang terkondensasi, sehingga setelah keluar dari filter coalescer, gas dalam
kondisi kering.
Gas yang telah kering kemudian dipanaskan dalam 1ststage electric heater.
Pemanasan tersebut bertujuan untuk menyesuaikan temperatur feed gas yang akan
masuk ke dalam membran.
Sebelum gas masuk kedalam membran, feed gas akan masuk kedalam
1 stage guard bed dan 1ststage particle filter terlebih dahulu. Didalam guard bed
st
Feed gas yang telah terbebas dari liquid, hidrokarbon berat, dan padatan
akan memasuki 1ststage membrane skid package dan sour gas akan terpermeasi
pada membran ini. Dan dialirkan kembali menuju gas exchanger
b. Amine system
Sour gas akan masuk kaedalam amine absorber melalui bawah koloh absorber.
Dan larutan amina akan masuk kedalam kolom absorber melalui bagian atas
kolom absorber sehingga keduannya akan mengalami kontak secara counter
current. Dengan mekanisme reaksi :
Acid gas akan keluar melalui puncak kolom dan kemudian didinginkan
dengan condenser. Pendinginan ini bertujuan untuk merecovery solvent yang
terdapat disalamnya. Solvent yang terkondensasi akan ditampung didalam
accumulator, sedangkan acid gas akan keluar melalui puncak accumulator dan
dialirkan ke hermal oxidizer unit untuk dibakar dengan fuel gas agar mendapat
kan emisi gas dengan lkadar yang aman untuk dilepaskan ke atmosfer. Solvent
yang keluar dari bagian bawah accumulator kemudian dipompakan menggunakan
refflux pump menuju amine flash column sebagai aliran recycle.
Amine yang keluar dari bagian bawah amine flash column mempunyai
kandungan acid gas relatif lebih sedikit dari rich amine yang keluar dari bawah
kolom absorber. Amine yang keluar kemudian dipecah menjadi 2 aliran 85 % di
pompakan kembali ke kolom absorber dan 15% dipompakan menuju kolom
regenerator.
Didalam amine regenerator akan terjadi proses pemisahan acid gas dari
semi lean amine. Semi lean amine kemudian akan dipanaskan didalam reboiler
yang sumber panasnya berasal dari hot oil. Semi lean amine akan dipanaskan
hingga suhu 250oF sehingga CO2 dan H2S akan menguap dan terpisah dari semi
lean amine. Acid gas yang keluar akan direcycle kembali kedalam amina flash,
sedangkan semi lean amine yang telah bersih dari acid gas disebut sebagai lean
amine.
Larutan lean amina panas akan keluar dari bagian bawah kolom
regenerator dan mengalir menuju lean/rich amine exchanger dan terjadi
pertukaran panas dengan semi lean amine dingin. Sebelum diteruskan menuju ke
kolom absorber lean amine dialirkan menuju amine partikulat filter, amine
charcoal filter dan amine partikulat after filter untuk memisahkan partikula dan
kontaminan yang masih terkandung. Setelah bersih lean amine di pompakan
kembali menuju ke kolom absorber.
VII. PRODUK DAN KEGUNAANNYA
Sweet gas adalah gas bumi yang kandungan gas asamnya (CO2 , H2S) rendah
(< 5%). Sweet Gas dalam bentuk paling murni dapat digunakan dengan sedikit
penyulingan. Itu tidak bersifat korosif oleh karena itu relatif mudah digunakan
dibandingkan dengan gas asam. Setelah itu sweet gas diolah lebih lanjut hingga
menjadi produk produk seperti :
CNG adalah gas bumi yang dimampatkan (ditekan) didalam bejana yang
biasanya berbentuk silinder atau tabung dengan tekanan 250 barg. Dengan
bentuk CNG ini maka gas yang terkandung menjadi 250 kali lebih banyak
dalam volume yang sama ditekanan atmosfer. Gas bumi terkompresi atau
CNG ini dapat digunakan sebagai bentuk bahan bakar kendaraan
pengganti bensin dan solar yang dikenal dengan BBG(Bahan Bakar Gas).
CNG lebih ramah lingkungan dibandingkan bensin dan solar karena emisi
gas buangnya lebih rendah. CNG juga dapat digunakan untuk bahan bakar
industri. Di dunia, CNG lebih banyak dipakai untuk bahan bakar
kendaraan bermotor.
https://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_bumi
https://id.wikipedia.org/wiki/Gas_alam
https://www.prosesindustri.com/2016/09/proses-purifikasi-gas-alam.html
https://docplayer.info/54828363-Proses-pengolahan-gas-alam-gas-alam-mentah-
mengandung-sejumlah-karbon-dioksida-hidrogen-sulfida-dan-uap-air-yang-
bervariasi.html
https://migasnet.blogspot.com/2015/11/proses-sweetening-gas-alam.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Tiol
https://syawal88.wordpress.com/2014/07/15/lng-liquid-natural-gas-apakah-itu/
Modul Kimia. Teknologi minyak bumi. Ir. Fadarina M. T. Ir. Selastia Yuliati M.
T. Program studi teknik kimia: Politeknik Negeri Sriwijaya. 2013
Teknologi minyak dan gas bumi. Ir. H. Ali Fasya Ismail, M. Eng. Penerbit
Universitas Sriwijaya.1998 : Indralaya
Utomo, Dani Puji ,Dkk. 2017. Proses pengolahan gas secara fisika
https://process-engineers.blogspot.com/2017/07/gas-sweetening-siklus-
proses.html
https://ahmadnooryuhdi.wordpress.com/2014/10/01/cng-vs-lng-vs-lpg/
DISUSUN OLEH :