Anda di halaman 1dari 14

PENANGANAN AIR LIMBAH DARI

INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

Sakti Siregar – sakti-siregar@bdg.centrin.net.id tel/fax : 022 7277119

Water & Wastewater Treatment Specialist

1. Difinisi dari Metal Finishing Industri

Beberapa metal finishing industri yang dibahas dalam paper ini adalah:

Electroplating

Etching dan pickling

Burnishing and polishing

Black colouring of steel

Anodizing

Galvanizing and fire Tinning

Tempering

Printed Circuit Production

Phosphating

Spray and Electroplating


Pada electroplating maka logam dasar seperti besi, tembaga, kuningan, seng dan
aluminium dilapisi oleh berbagai variasi logam yang kebanyakan adalah copper,
nickel, chromium, zinc, cadmium dan tin juga beberapa logam mulia seperti silver,
gold, rhodium, paladium dan platinum.

Etching dan pickling, burnishing and polishing digunakan sebagai pretreatment


process pada metal finishing. Proses ini dapat dilakukan secara electrolytic atau
electroless.

Black colouring dari besi dilakukan pada lelehan garam campuran antara
sodiumhydroxide, sodiumnitrite dan sodiumnitrate.

Anodizing yang juga diketahui sebagai proses pelapisan secara electrolyte dai
aluminium alloys untuk keperluan decorative dan korosi dan wear resistant pada
industri automotive, architectue dan berbagai variasi pada pembuatan peralatan.

Galvanizing dan fire tinning adalah proses electroless, setelah pembersihan dengan
picling maka potongan/ parts besi dimasukkan kedalam lelehan zinc atau tin agar
terlapisi oleh lapisan zinc dan tin yang anti karat.

Tempering pada besi dilakukan pada lelehan garam-garam cyanide agar membawa
carbon dan nitogen kedalam besi sehingga terbentuk permukaan besi yang keras.
Pada produksi printed circuit maka proses electroplating dan electrolytic
pretreatment digunakan.

Phosphating treatment sebelum painting, plastic powder coating atau rubber coating
adalah proses pencelupan yang menghasilkan lapisan zinc-iron-phosphate pada besi
dalam upaya memperbaiki daya rekat antara lapisa organik dan besi. Juga
phosphating digunakan sebagai proses pelapisan akhir untuk memperbaiki daya anti
korosi dalam batas-batas tertentu.

Dalam hal spray dan electropainting dari logam-logam, maka umumnya steel atau
paduan laumunium, phosphating dan chromating digunakan sebagai langkah awal,
selanjutnya penyemprotan dilakukan pada aliran air yang mengalir.

Pada seluruh proses ini mkaa pengunaan dari air selalu ada. Air digunakan untuk
rinsing untuk setiap selesainya suatu surface finishing yang akhirnya menghasilkan air
limbah. Juga pada seluruh proses yang mengunakan larutan maka ada umur larutan,
sekali digunakan maka larutan tersebut harus dibuang sebagai air limbah atau
diserahkan kepada badan yang berwenang.

2. Komposisi air limbah

Beberapa zat berbahaya dari metal finishing wastewater adalah :


Metals

Aluminium, cadmium, chromium, cobalt, copper, iron, lead, nickel, silbver, tin dan
zinc.

Ions ( anion dan cations )

Ammonium, chromate, cyanide, fluorid, nitrite, hypophosphites, phosphites and


phosphates, sulphide.

Elements dan senyawa-senyawa organic :

Chlorine, senyawa hydrocarbon y ang mengandung halogen dan hydrocarbon


seperti mineral oil, petroleum, benzene dan benzol, senyawa organik dan anorganik
yang membutuhkan oxygen ( COD ).

3. Wastewater Treatment

3.1 Reaksi kimia dasar

3.1.1 Cyanide oxidation


Cyanide biasanya di uraikan dengan oksidasi kimia mengunakan larutan
sodiumhypochlorite pada pH > 11

Cyanide + hypochlorite cyanate + chloride

CN- + Ocl- CNO- + Cl-

Cyanate kurang beracun dibandingkan dengan cyanide, sehingga reaksi diatas tidak
perlu sempurna, atau dapat dilakukan hydrolisa dari cyanate menjadi ammonium dan
carbonate pada pH < 7.

Cyanate + water ammonium + carbonate

CNO- + 2 H2O NH4+ + CO3-

Reaksi dapat dijalankan secara otomatis dengan control menggunakan redox-


potential electrodes.

Reaksi diatas dapat menghasilkan intermediated chemical seperti misalnya


dichlorcyanede gas yang dikarenakan konsentrasi laruta cyanide yang tinggi dan
temperatur 30˚C. Bila ada senyawa-senyawa organik maka akan terbentuk
absorbable chlorinated hyrocarbon.

Oleh karena itu proses lain yang digunakan adalah dengan mengoksidasinya
menggunakan peroxysulphate.
Cyanide + peroxysulphate cyanate + sulphate

CN- + HSO 5- CNO- + HSO4 –

3.1.2 Penguraian Emulsi

Larutan degreasing dan air bilasan ( rinsing ) mengandung berbagai oil dan grease
dalam bentuk emulsi. Dalam upaya memisahkan oil dan grease maka, emulsi harus
dipecah dengan menggunakan larutan hydrochloric acid pada pH 2.

3.1.3 Reduksi chromate

Ion Chromate (VI) yang sangat berbahaya atau asam chromic harus direduksi
menjadi chromium ( III), yang dapat dipresipitasi sebagai chromiumhydoxid, reduksi
biasanya dilakukan dengan mengunakan sodiumhydrogensulphite pada pH< 2.5.

Asam chromic + hydrogensulphite + asam chromium(III) + sulphate + air

2CrO3 + 3 HSO3-- + 3 H+ 2 Cr+++ + 3 SO4-- + 3 H2O


Reaksi ini dapat dijalankan dengan menggunakan alat pengukur dan elektroda redox
– potential.

3.1.4 Penguraian Nitrite

Nitrite dapt diurakan dengan menggunakan oksidas menjadi nitrate atau reduksi
menjadi nitrogen.

Oksidasi nitrit dilakukan dengan menggunakan hypochlorite atau peroxysulphate


pada pH 5 >

Nitrile + hypochlorite nitrate + chloride

NO2- + Ocl- NO3- + Cl-

Nitrite + peroxysulphate nitrate + sulphate

NO2- + HSO5- NO3- + HSO4-

Untuk reduksi dari nitrite pada pH ≤ 5 maka digunakan asam sulphamic.

Nitrite + asam sulphamic nitrogen + sulphate + air

NO2- + SO3(NH2)- N2 + SO4-- + H2O


3.1.5 Penyerapan oil dan grease

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya maka emulsi dipecah dengan menggunakan


asa hingga pH 2. Proses selanjutnya adalah dengan menaikkan hingga pH 5 –6
dengan menambahkan calciumhydroxide. Bila diperlukan maka dapat ditambahkan
agen absorbsi lainnya.

3.1.6 Presipitasi heavy metal

Heavy metal biasanya terpresipitasi dari air limbah dalam bentuk hydroxide yang tidak
larut.

Metal + hydroxide metalhydroxide

Me++ + 2OH- Me(OH)2

ME+++ + 3OH- Me(OH)3

Agen presipitasi yang digunakan adalah sodium hydroxide dan kadang-kadang


calcium hydroxide. Kelarutan dari metalhydroxide menurun dengan meningkatnya
konsentrasi dydroxide, yang pHnya meningkat. Untuk setiap metalhydroxied maka
ada angka-pH sebagai mana gambar 1.
Gambar 1 : Kelarutan Metal Hydroxide vs pH larutan

Perlu diketahui bahwa presipitasi terjadi pada pH antara 6.0 hingga 9.5, hingga
setelah itu perlu dilakukan netralisasi, setelah presipitasi dan pemisahan lumpur.

3.1.7 Pemisahan lumpur

Setelah presipitasi dari logam-logam maka air limbah mengandung lumpur


metalhydroxides atau metalsulphides dan senyawa-senyawa lainnya yang tidak larut
yang terbentuk selama pengolahan berlangsung. Lumpur ini harus dipisahkan oleh
peralatan pemisah lumpur, biasanya yang digunakan adalah filter press. Kekeringan
yang diperoleh dari filter cake dapat mencapa 30 – 40 % DS dan 60 –70 % air.

FILTERQUIP FILTER PRESS

3.1.8 Netralisasi

Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa angka pH berkisar antaa 6.0-9.5 hingga


untuk melakukan presipitasi dan netalisasi dapat sekaligus dilakukan dengan
menggunakan sodium hydroxide. Akan tetapi bila presipitasi terjadi diatas pH 9.5
maka setelah terjadinya pengendapan, supernatant perlu di netralisasi dengan
menggunakan hydrocloric acid.
Semua pH adjustment selama pengolah air limbah dapat dilakukan dengan
menggunakan pH control.

3.1.9 Pemurnian dengan ion exchange

Bila diinginkan konsentrasi heavy metal yang rendah maka dapat digunakan selective
ion exchange.

3.1.10 Pemeriksaan akhir

Peraturan pemerintah menyaratkan bahwa air limbah yang keluar harus


memenuhi baku mutu yang disyaratkan. Pemeriksaan ini meliputi :

- sistem control yang otomatis berlangsung terus didalam pengolahan air limbah
dan adanya pencatatan untuk semua harga pH disetiap proses, dan juga pada alat
control sebelum air limbah dibuang ke badan air penerima.

- Sistem control yang otomatis berlangsung terus didalam pengolah air limbah
dengan adanya pencatatan angka redox selama penghancuran cyanide dan
chromate.

- Sistem control yang manual untuk parameter-parameter lainnya dengan


menggunakan alat-alat laboratorium setikdaknya test set dengan dasar reaksi
colourimeteric.
3.2 Unit Pengolahan

Tergantung dari type dan komposisi dari air limbah maka reaksi-reaksi kimia dasar
tersebut harus dituangkan kedalam beberapa unit WWTP.

3.2.1 Pengolahan Continuos atau Batch

Dulu pengolahan limbah electroplating sangat banyak menggunakan sistem kontinyu,


dimana air limbah diolah tahap demi tahap pada proses yang berbeda. Selain pH dan
Redox maka pemeriksaan terhadap parameter lainnya hanya dapat dilakukan secara
sesaat yang tidak memberikan gamberan keseluruhan mengenai karakter air limbah.
Sehingga kontol terhadap parameter tidak memberikan keadaan yang sebenarnya.

Maka dengan sistem batch akan tercapai kontrol yang sangat mewakili.. Air limbah
diolah secara btch dalam satu tangki, reaksi kimia yang diperlukan dilakukan tahap
demi tahap. Pada akhir proses maka hasil pengolahan dapat diperiksa, hanya bila
harga parameter sudah dibawah ambang batas maka air limbah dapat dibuang ke
badan penerima dan lumpur dapat diolah ke filter press. Sehingga setiap tetes air
dapat diperiksa dan semua kegagalan dapat diatasi dengan cepat. Tetapi kebnyakan
sistem ini digunakan hingga kapasita 10 – 20 m3/hari.
3.2.2 Peralatan

Berdasarkan uraian diatas maka metal finishing wastewater treatment plant dapat
terdiri dari peralatan berikut ini :

- tangki-tangki yang cukup untuk memuat jenis air limbah yang berbeda dan
membagi air limbah

- tangki-tangki pengolahan

- tangki untuk menampung air hasil pengolahan dan lumpur sebelum proses
sludge dewatering

- filter press

- selective ion exchange

- berbagai mixer, pompa dan alat-alat pengukur dna pengatur seperti pH control,
Redox, flowmeter

- electrical control panel dengan berbagai kelengkapannya dan juga recorder


untuk mencatat nilai pH dan redox

Anda mungkin juga menyukai