PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
1.4 Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.2 Lingkungan Fisik yang Mempengaruhi Kultivasi Mikroba
Semua proses pertumbuhan tergantung pada reaksi kimiawi dan laju reaksi
ini dipengaruhi oleh temperatur. Oleh karena itu, pola pertumbuhan mikroba
sangat dipengaruhi oleh temperatur. Temperatur juga mempengaruhi laju
pertumbuhan dan penambahan sel. Keragaman temperatur juga dapat mengubah
proses-proses metabolik serta morfologi sel. Pengaruh temperatur berhubungan
dengan aktivitas enzim. Suhu rendah menyebabkan aktivitas enzim menurun dan
jika suhu terlalu tinggi dapat mendenaturasi protein enzim.
Mesofil, terdapat pada tanah, air, dan tubuh vertebrata, suhu pertumbuhan 100-
470C. Suhu pertumbuhan optimum 300-400C.
Termofil, ditemukan pada habitat yang bersuhu tinggi, pembuatan kompos,
susu, tanah, dan air laut. Mampu tumbuh pada suhu 450-500C, dibedakan
menjadi psikrodura yang mampu hidup dibawah 00C dan termodura yang
tahan hidup pada suhu diatas 500C
5
anaerobik fakultatif (tumbuh pada keadaan aerobik dan anaerobik), dan
mikroaerofilik (tumbuh bila terdapat sedikit oksigen atmosferik). Beberapa
mikroba bersifat anaerobik obligat, bila terkena oksigen akan mati, oleh karena itu
untuk menumbuhkan mikroba anaerobik diperlukan teknik khusus agar tercapai
keadaan anaerob. Keperluan penumbuhan jasad anaerob obligat dapat dipenuhi
dengan menggunakan alat yang disebut anaerobic jar.
6
Tabel 1. pH minimum, optimum, dan maksimum untuk pertumbuhan
bakteri
7
membengkak dan juga dapat mengakibatkan rusaknya sel. Oleh karena itu dalam
mempertahankan hidupnya, sel bakteri harus berada pada tingkat tekanan osmosis
yang sesuai. Walaupun sel bakteri memiliki daya adaptasi, perbedaan tekanan
osmosis dengan lingkungannya tidak boleh terlalu besar.
a. Bentuk Media
Ditinjau dari bantuknya, jenis media dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
- Media padat
Media padat yaitu media yang mengandung agar. Jumlah agar yang
ditambahkan tergantung kepada jenis atau kelompok mikroba yang
ditumbuhkan.
- Media cair
Umumnya media cair digunakan untuk menambah biomassa sel. Jika ke
dalam media tidak ditambahkan zat pemadat. Media cair diperguakan untuk
pertumbuhan bakteri, ragi dan mikroalga.
- Media semi padat
Jika penambahan zat pemadat hanya setengah atau kurang dari seharusnya. Ini
umumnya diperlukan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan
8
kandungan air dan hidup anaerobik atau fakultatif untuk menambah biomassa
sel.
b. Susunan Media
- Media alami yaiu media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti
kentang, telur, dan daging. Pada saat ini media alami yang banyak
digunakan adalah dalam bentuk kultur jaringan tanaman atau hewan.
Contoh penggunaan media alami adalah telur yang digunkan untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan virus.
- Media sintetik yaitu media yang disusun oleh senyawa kimia. Misalnya
media untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan Clostridium.
- Media semi sintetik yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan-
bahan alami dan bahan-bahan sintesis. Misalnya kaldu nutrisi, wortel agar.
c. Sifat Media
- Media umum
Media umum adalah media yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakkan satu atau lebih kelompok mikroba secara umum
misalnya agar kaldu nutrisi untuk bakteri dan agar kentang untuk dekstrosa
untuk jamur.
- Media pengaya
Media pengaya adalah media dimana suatu jenis mikroba diberi
kesempatan untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat dari jenis lainnya
yang sama-sama berada di dalam satu media. Misalnya : kaldu selenit atau
9
kaldu tetrationat untuk memisahkan Salmonella typhi dari mikroba lain
yang ada dalam feses.
- Media selektif
Media selektif adalah media yang hanya dapat ditumbuhi oleh satu atau
lebih jenis mikroba tertentu tetapi akan menghambat atau mematikan
jenis-jenis lainnya. Misalnya : Media SS (Salmonella-Shigella) agar untuk
menumbuhakn Salmonella dan Shigella.
- Media diferensial
Media yang dipergunakan untuk penumbuhan mikroba tertentu serta
penentuan sifat-sifatnya seperti media agar darah untuk penumbuhan
bakteri hemolitik disebut media diferensial.
- Media penguji
Media penguji dipergunakan untuk pengujian senyawa tertentu dengan
bantuan mikroba. Misalnya media penguji vitamin, antibiotika, residu
pestisida.
10
2.4.1 Sterilisasi
Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan menggunakan uap air panas dan
tekanan tinggi, misalnya dengan penggunaan autoklaf pada temperatur 121 oC dan
tekanan 1.5 atm selama 15 hingga 20 menit.
Sterilisasi secara mekanik dilakukan dengan menggunakan filter. Jenis filter yang
digunakan tergantung dari tujuan penyaringan dan bahan yang akan disaring.
Sterilisasi secara mekanik umumnya dilakukan pada bahan yang tidak tahan pada
pemanasan ataupun tekanan yang tinggi.
Setelah semua bahan dan alat yang akan digunakan dalam proses kultivasi
disterilkan, maka dimulailah proses isolasi untuk mendapatkan biakan
murni.Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum. Di bawah ini
ada beberapa teknik inokulasi yang umum dilakukan di laboratorium
mikrobiologi.
11
a. Teknik Penyebaran (The Spread-Plate Technique)
12
Gambar 2. Biakan murni yang terbentuk dengan menggunakan teknik spread-plate
Goresan T
13
Pola goresan T, dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Goresan Kuadran
Teknik ini sama dengan goresan T, hanya lempengan agar dibagi menjadi
4, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini :
Goresan Radian
Goresan dimulai dari bagian pinggir lempengan.
Pijarkan ose dan dinginkan kembali.
Putar lempengan agar 90o dan buat goresan terputus dimulai dari
bagian pinggir lempengan.
14
Putar lempengan agar 900 dan buat goresan terputus di atas
goresan sebelumnya.
Pijarkan ose.
15
Setelah inkubasi, sel-sel mikroba memperbanyak diri dan dalam waktu 18-24 jam
akan terbentuk suatu massa sel yang disebut koloni. Koloni yang terbentuk ini
adalah biakan murni. Di bawah ini adalah hasil kultivasi berupa biakan murni
yang diperoleh dengan teknik goresan.
16
Gambar 8. Teknik Pour-Plate
Biakan murni yang dihasilkan, jika disimpan dalam jangka waktu yang lama
akan mudah sekali mengalami mutasi. Ini berarti, biakan murni yang disimpan
terlalu lama bukan lagi biakan murni yang semula. Oleh karena itu, ada beberapa
hal yang harus dilakukan untuk mencegah atau setidaknya mengurangi
kemungkinan terjadinya mutasi, yaitu :
a. Terbentuk endapan
17
Terbentuknya endapan menunjukkan sel mikroba membentuk agregat
sehingga berat dan mengendap, misalnya Staphylococcus aureus.
b. Terbentuk pelikel
Terbentuknya pelikel disebabkan karena mikroba memiliki pili atau
glikokaliks yang menyebabkan sel yang satu melekat dengan yang lain,
misalnya Mycobacterium phlei
c. Terlihat keruh
Terlihatnya kekeruhan menunjukkan bahwa mikroba yang tumbuh tersebar
merata dan biasanya mikrobanya bersifat motil.
(a)
18
(b)
Koloni yang tumbuh dalam media ini merupakan isolat murni, yang hanya
berasal dari satu jenis bakteri saja. Koloni yang tumbuh dapat dikarakerisasi
berdasarkan tipe pertumbuhannya pada media agar miring.
19
(a)
(b)
Gambar 10. Tipe Bentuk Koloni Isolat Murni Pada Medium Agar Miring
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Adapun simpulan yang dapat kami simpulkan pada makalah ini adalah:
Berdasarkan bentuk di kenal tiga jenis media yaitu media padat, semi padat,
dan cair. Berdasarkan susunan media dibagi atas 3 jenis media yaitu media
alami, sintetik, semi sintetik. Berdasarkan sifat media dibedakan menjadi media
umum, media pengaya , media selektif, media diferensial, dan penguji.
Bahan atau alat yang digunakan untuk kultivasi mikroba harus dalam
keadaan steril atau peralatan tersebut bebas dari mikroba. Sterilisasi yang umum
digunakan dalam kultivasi mikroba adalah sterilisasi secara fisik , sterilisasi
secara kimia, dan sterilisasi secara mekanik.
Teknik kultivasi ada 3 yaitu teknik penyebaran (spreat plate teknik), teknik
goresan ( streak plate teknik), dan teknik lempeng tuang ( pour plate teknik).
Masing – masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
21
3.2 Saran
Adapun saran yang kami dapat dari makalah ini adalah Keanekaragaman
populasi mikroba ini meliputi mikroba yang memiliki perbedaan karakteristik
maupun kegunaan. Mikroba memiliki ukuran yang sangat kecil, tetapi memiliki
pengaruh yang besar terhadap kehidupan, baik yang menguntungkan maupun
merugikan. Maka dalam melakukan kultivasi mikroba kita harus melihat apakah
mikroba itu berbahaya atau tidak, karena bila kita salah dalam melakukan
kultivasi mikroba yang berbahaya tersebut, mikroba tersebut bisa menyebar dan
menginfeksi kita. Jadi dalam melakukan kultivasi kita harus dapat memilih serta
memilah mikroba mana yang boleh kita biakan. Untuk melakukan kultivasi
mikroba berbahaya, memerlukan alat dan keahlian khusus, karena kultivasi
mikroba tidak boleh sembarangan dilakukan.
22