Anda di halaman 1dari 4

Kelarutan hydrogen dan karbon monoksida dalam air dan beberapa pelarut organik

Abstrak
Kelarutan hydrogen dan karbon monoksidaa dalam air, oktena, toluene dan nonanal
dalam range 298-373 K dan tekana 0,5-1,5 MPa telah dipelajari. Hasil eksperimen
kelarutan H2 dan CO pada 353 K, 363 K, dan 373 K ditentukan menggunakan
metode absorpsi sebagai fungsi dari tekanan gas dalam pelarut. Temperatur kritis
diprediksi oleh pendekatan Kontribusi-Interaksi. Hasil eksperimen dibandingkan
dengan teori prediksi dari kelarutan dan diperoleh kesamaan dengan kesalahan
relatif rata-rata 2,6%.

Eksperimen
Pelarut oktena, toluene dan nonanal yang digunakan adalah pelarut dengan
kemurnian hingga 98%. Kelarutan H2 dan CO dihitung oleh metode absorpsi
sebagai fungsi tekanan gas dalam pelarut dalam autoclave berkapasitas 5.0 x 10-4 m3
. temperatur cairan dalam reactor dikontrol dalam 1 K. tekanan transducer
memiliki presisi 1 KPa digunakan untuk mengukur tekanan. Hydrogen, karbon
monoksida dan nitrogen yang digunakan memiliki kemurnian 99%.
Dalam Eksperimen khusus, sejumlah volume pelarut dimasukkan ke dalam
autoclave dan dipanaskan hingga temperatur yang diinginkan. Setelah
kesetimbangan termal tercapai, ruang kosong dalam reactor dengan hati-hati
dituangkan gas dan zat pemberi tekanan hingga level tertentu. Campuran
kemudian diaduk selama 10 menit untuk mengimbangkan fasa cair dalam gas.
Tekanan dalam autoclave berubah hingga mencapai tekanan konstan, yang
menunjukkan fasa cair telah mencapai titik jenuh. dari tekanan awal hingga akhir
yang terbaca, kelarutan dihitung dalam fraksi mol. Eksperimen ini diulang sebanyak
tiga kali.

Hasil
Data kelarutan
Kelarutan hydrogen dan karbon monoksida dalam air, oktena dan nonanal dihitung
pada 353 K, 363 K dan 373 K dala tekanan 0,5-1,5 MPa. Pengaruh tekanan
ditemukan linear untuk setiap sistem. Dibawah ini merupakan tabel kelarutan
hydrogen dan karbon monoksida dalam berbagai pelarut, yang dihitung
berdasarkan hukum Hendry : KH = P/c (MPa m3/kmol)

Dimana P adalah tekanan parsial gas terlarut dan c adalah konsentrasi gas terlarut
dalam pelarut.
Kelarutan secara teori dihitung menggunakan hukum Hendry, yaitu :

Dimana x2 adalah fraksi mol gas terlarut dalam fasa cair. F2L dan f20 adalah
fugasitas gas murni.
adalah fraksi mol pelarut; v2 adalah volume molar cairan
pada gas terlarut; 1 dan 2 adalah parameter kelarutan untuk pelarut dan gas
terlarut.
Adapun perbandingan kelarutan yang diperoleh secara eksperimen dengan teori
prediksi yang diperoleh digambarkan sebagai berikut :

Kesimpulan
Kelarutan CO, dalam semua pelarut, lebih tinggi dari kelarutan hydrogen. Di sisi
lain, kelarutan kedua gas tersebut dalam pelarut organik lebih tinggi dari kelarutan
dalam air.

Anda mungkin juga menyukai