Prinsip Kerja
Prinsip kerja pada percobaan kali ini adalah melarutkan padatan tertentu yang memiliki sifat
polar dan non polar dengan pelarut polar dan non polar yang tidak dapat menyatu.
Alat
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah: tabung reaksi 10, rak tabung reaksi,
pipet tetes 2, gelas ukur 5ml, neraca analitik, gelas beker 125ml, erlenmeyer 125ml, boto
semprot, mengaduk kaca, botol fial, cawan aluminium dan kompor air.
Bahan
Bahan yang dibutuhkan pada percobaan ini adalah larutan diklorometana, heksana, air,
kloroform.
Prosedur Kerja
Hasil
1. Mengidentifikasi dua lapisan pelarut
No Perlakuan Hasil Gambar
diatas Dibawah
1 Kloroform + Air Kloroform
air
3
Diklorometan air Diklorometan
+ air
Pembahasan Hasil
Pelarut memenuhi beberapa fungsi dalam reaksi kimia, dimana pelarut melarutkan
reaktan dan reagen agar keduanya bercampur, sehingga hal ini akan memudahkan
penggabungan antara reaktan dan reagen yang seharusnya terjadi agar dapat merubah reaktan
menjadi produk. Pelarut juga bertindak sebagai kontrol suhu, salah satunya untuk
meningkatkan energi dari tubrukan partikel sehingga partikel-partikel tersebut dapat bereaksi
lebih cepat, atau untuk menyerap panas yang dihasilkan selama reaksi eksotermik. Menurut
hukum distribusi Nernst, bila ke dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan
solut yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut maka akan terjadi pembagian kelarutan.
Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organik dan air. Perbandingan konsentrasi solut di
dalam kedua pelarut tersebut tetap, dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. Tetapan
tersebut disebut tetapan distribusi atau koefisien distribusi yang dinyatakan sebagai
perbandingan antara fasa organik dan fasa air. Prinsip pada praktikum kali ini yaitu
berdasarkan pelarut polar dan non polar.
Prinsip kerja dalam praktikum kali ini adalah ekstraksi, dimana proses pemisahan suatu
zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda,
biasanya air dan pelarut organik. Distribusi zat terlarut ke dalam dua pelarut yang tidak saling
bercampur, dimana menurut hukum distribusi Nerst, jika ke dalam sistem dua fasa cair yang
tidak saling bercampur dimasukkan solute yang tak dapat larut dalam kedua pelarut tersebut
maka akan terjadi pembagian kelarutan, karena perbedaan kepolaran, Perbandingan
konsentrasi solut di dalam kedua pelarut tersebut tetap dan merupakan suatu ketetapan pada
suhu tetap. Tetapan tersebut adalah tetapan distribusi atau koefisien distribusi KD.
Percobaan pada larutan diklorometana, kloroform, dan heksana dalam akuades yang
merupakan pelarut yang tidak saling bercampur dan diperoleh dua lapisan. Perbedaan
kepolaran antara akuades dengan diklorometana, kloroform, dan heksana dimana akuades
bersifat polar sedangkan diklorometana, kloroform, dan heksana bersifat nonpolar, sehingga
terbentuk dua lapisan, dimana lapisan atas merupakan akuades dan lapisan bawah merupakan
diklorometana dan kloroform. Dua lapisan yang terbentuk terjadi karena perbedaan massa
jenis akuades 1 g/mL lebih kecil dibandingkan dengan massa jenis diklorometana yaitu 1,33
g/mL dan kloroform yaitu 1,48 g/mL, sehingga akuades berada pada lapisan atas dan lapisan
bawahnya adalah diklorometana dan kloroform. Heksana dalam akuades memiliki perbedaan
hasil yang didapatakan pada diklorometana dan kloroform, dimana heksana berada pada
lapisan atas sedangkan akuades berada pada lapisan bawah, hal ini terjadi karena massa jenis
heksana lebih kecil dari pada massa jenis akuades yaitu 0,655 g/mL.
Faktor pengocokkan sangat penting dan mempengaruhi proses ditribusi suatu larutan
organik pada pelarut organik dan air yang tidak saling bercampur, selain itu temperatur juga
mempengaruhi proses ekstrasi, karena ekstrasi harus dilakukan pada temperatur yang konstan.
Magnesium sulfat yang ditambahkan dalam larutan tersebut berfungsi untuk menghilangkan
kadar air yang masing belum hilang dalam larutan tersebut. Koefisien distribusi jika sama
dengan 1, maka zat yang terdistribusi merata dalam pelarut air dan pelarut organik atau zat
dapat larut dalam air dan organik, sedangkan koefisien distribusi kurang dari 1 menunjukkkan
bahwa zat tidak terdistribusi merata dalam dua pelarut, dan zat tersebut lebih cenderung untuk
menuju ke salah satu pelarut yaitu air. Percobaan yang telah dilakukan saat 0,125 gram asam
benzoat+kloroform+air+MgSO4 menghasilkan CD = -0,0866 dan Ca=0,296, lalu saat 0,125
gram asam benzoat+diklorometana+air+MgSO4 menghasilkan CD = 0,175 dan Ca=0,296,saat
0,125 gram asam benzoat+heksana+air+ MgSO4 menghasilkan CD = -0,0866 dan Ca=0,16 saat
0,125 gram kafein+kloroform+air+MgSO4 menghasilkan CD = 0,03 dan Ca=0,175;
kafein+heksana+air+ MgSO4 menghasilkan CD = 0,094 dan Ca=0,034 dan yang terakhir saat
0,125 gram kafein+diklorometana+air+MgSO4 menghasilkan CD = 0,116 dan Ca=0,012. Asam
benzoat+kloroform+air+MgSO4 dan kafein+kloroform+air+MgSO4 memiliki harga CD lebih
dari satu, maka sampel tersebut lebih cenderung untuk menuju ke salah satu pelarut yaitu air,
kemudian pada asam benzoat+diklorometana+air+MgSO4 dan
kafein+diklorometana+air+MgSO4 memiliki harga CD kurang dari satu, maka zat yang
terdistribusi merata dalam pelarut air dan pelarut organik atau zat dapat larut dalam air dan
organik. Perbedaan harga CD tersebut ternyata sukar nya asam benzoat dan kafein larut pada
kloroform. Harga koefisien yang didapatkan besar, apabila massa zat sisa terlarut banyak,
semakin kecil harga koefisien yang diperoleh maka semakin sedikit juga massa zat sisa terlarut
yang didapatkan.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah perbedaan massa jenis dapat
mempengaruhi letak suatu lapisan diantara dua pelarut, semakin besar massa jenis letak
lapisannya berada di bawah dan semakin kecil massa jenis letak lapisannya berada di atas.
Harga koefisien yang didapatkan besar, apabila massa zat sisa terlarut banyak, semakin kecil
harga koefisien yang diperoleh maka semakin sedikit juga massa zat sisa terlarut yang
didapatkan.
Referensi
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Erlangga,
2004.
Fresseden, Ralp J dan Joan S. 1982. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
Hoffman, Robert V. 2004. Organic Chemistry Second Edition. America : John Wiley and
Sons.
Prasojo. 2010. Kimia Organik I. Yogyakarta : Gajah Mada Press.
Saran
Praktikan sebaiknya lebih memahami prosedur kerja dulu sebelum melaksanakan
praktikum, agar tidak terjadi kesalahan atau kebingungan saat melaksanakan praktikum.
Praktikan saat melaksanakan praktikum sebaiknya memperhatikan asisten ketika menjelaskan
langkah-langkah yang akan dikerjakan saat praktikum dan tidak gaduh sendiri. Tetap menjaga
kebersihan laboratorium agar kenyamanan saat praktikum dapat terjaga dan bahwasannya
kebersihan adalah sebagian dari iman.
Nama Praktikan
Ahmad Faisal Rosidi
161810301007
Lampiran perhitungan
Distribusi solut diantara dua dua pelarut