Anda di halaman 1dari 8

STUDI KASUS PEMBUATAN ETHANOL DARI MOLASES SADEWA PUTRA RESNOTO

KAPASITAS (103) 3C-D3 TEKNIK KIMIA


1 Penjelasan proses produksi ethanol dari : proses pembuatan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap p
molase

Tahapan yang pertama yaitu propagasi atau perkemban


hidup dan berkembang biak. yeast yang digunakan pada
sterilized dengan suhu 85C dalam waktu 10-15 menit. ke
sterilisasi bahan dengan suhu 60C, tekanan 1 bar lalu did
digunakan. lalu dilakukan aerasi dan molasses yeast dial
Tahapan selanjutnya yaitu fermentasi, proses ini untuk m
ini dilakukan dalam 10 bathc, pada batch 1, untuk 12 ja
dalam kondisi anaerob agar yeast dapat mengkonversi g
dihentikan ketika aktivitas yeast sudah berhenti. Ketika
storage. saat yeast mencapai batch 10 maka dialirkan ke

Tahapan selanjutnya yaitu tahap pemurnian yang terbag


Proses evaporasi merupakan awal tahap permurnian, be
evaporator dilengkapi dengan heat exchanger untuk me
tangki penampung.

Tahap permunian dilanjutkan dengan proses distilasi, ya


tahapan terakhir yaitu proses dehidrasi. Hasil proses dis
ethanol.
2 Blok diagram proses
M 21

1. tangki tetes M1 M 01

3. Fermentor
M2
2. tangki air

3 Neraca Massa Kapasitas


Komponen
Air
Molases
H2SO4
Yeast
Urea
Glukosa
CO2
Ethanol
Total
Temperature
Pressure
Vap frac

Proses Hidrolisa

M
B
S

Proses Fermentasi

M
B
S
4 Cara Kerja

Cara Kerja Evaporator

Cara Kerja Distilasi Fraksinasi


1931410103
Jurusan Teknik Kimia
enjadi 3 tahap, yaitu tahap propagasi, fermentasi, lalu permurnian.

propagasi atau perkembangbiakan yeast.bertujuan untuk membuat yeast dapat beradaptasi dengan lingkungannya sehingga didapat
yeast yang digunakan pada umumnya yaitu Saccharomyces Cerevisae. perkembangbiakan yeast diawali dengan proses sterilisasi tang
alam waktu 10-15 menit. kemudian molases dimasukkan, lalu nutrient dimasukkan untuk memenuhi kebutuhan unsur nitrogen. setela
u 60C, tekanan 1 bar lalu didiamkan selama 1 jam. setelah itu yeast dimasukkan ke tangki dan dilakukan penurunan suhu untuk mence
rasi dan molasses yeast dialirkan ke fermentor
rmentasi, proses ini untuk menguraikan gula menjadi bioethanol dan CO2. perubahan yang terjadi adalah glukosa menjadi bioethanol
, pada batch 1, untuk 12 jam pertama dilakukan di fermentor dalam kondisi aerob agar yeast dapat bekerja dengan baik, pada 36 jam
yeast dapat mengkonversi gula menjadi ethanol. lalu pada batch 2-10, untuk kondisi aerob selama 6 jam dan untuk kondisi anaerob se
east sudah berhenti. Ketika proses selesai, didiamkan selama 1 jam hingga terbentuuk 2 lapisan yeast dan molasses broth yang nantiny
i batch 10 maka dialirkan ke yeast mud tank dan dilakukan pemanasan suhu 85C untuk mematikan yeast

hap pemurnian yang terbagi menjadi beberapa proses, yaitu proses evaporasi,distilasi, dan dehidrasi
awal tahap permurnian, bertujuan memisahkan molases broth dengan ethanol. Molasses broth dipompa dari fermentor menuju evap
n heat exchanger untuk memanaskan molasses broth sehingga terjadi perubahan fase menjadi uap. ethanol lalu akan terkondensasi d

n dengan proses distilasi, yaitu untuk menghilangkan air dari campuran ethanol-air. Ethanol dari tangki penampung dialirkan ke heat e
s dehidrasi. Hasil proses distilasi dihasilkan campuran ethanol-air. Campuran dipisahkan dengan metode dehidrasi adsorpsi untuk mem

M 21

M 03 M 52
M 42

M 31 M 41 M 51
ntor 4. Evaporator Ethanol 95%
5. Distilasi

M 32

103 kg
M 01 M 02 M 03 M1 M2 M 31 M 32 M 41 M 42
0 0 0 0 515 509.8337 0
0 0 0 103 0 4.841 0
4.12 0 0 0 0 4.12 0
0 2.06 0 0 0 2.06 0
0 0 0.515 0 0 0.515 0
0 0 0 0 2.066505 0
0 0 0 0 0 0 49.50428
0 0 0 0 0 51.75448 0
4.12 2.06 0.515 103 515 575.1907 49.50428 0 0
Senyawa Mr
C12H22O11 + H2O --> 2 C6H12O6 C12H22O11 342
0.30116959 28.61111 - H2O 18
0.28701462 0.287015 0.574029 C6H12O6 180
0.01415497 28.3241 0.574029 C2H5OH 46
CO2 44
Neraca Massa pada fermentor
C6H12O6 --> C2H5OH + 2 CO2 M1+M2+M01+M02+M03=M31+M32
0.57402924 - - 624.695 624.695
0.56254865 1.125097 1.125097
0.01148058 1.125097 1.125097
Penambahan kalor atau panas untuk memekatkan suatu larutan yang terdiri dari zat terlarut yang
tinggi dan zat pelarut yang memiliki titik didih lebih rendah sehingga dihasilkan larutan yang lebih p
konsentrasi yang tinggi.
rja Evaporator
Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut pada titik
didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Uap yang terb
biasanya hanya terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya berupa campuran umumnya tidak diad
memisahkan komponen-komponennya.

Secara prinsip destilasi fraksinasi sama dengan destilasi sederhana, yang membedakannya yakni pe
yang mana destilasi sederhana titik didih lebih besar dari 30°C sedangkan destilasi fraksinasi titik d
30°C,hal ini terjadi karena pada destilasi fraksinasi terdapat kolom fraksinasi. Pemisahan campuran
dilakukan dengan proses destilasi fraksinasi. Kolom destilasi fraksinasi haruslah panjang hal ini aga
berjalan naik dan air yang berjalan turun dapat bersentuhan, pada puncak kolom thermometer dig
Distilasi Fraksinasi
mengukur suhu fraksi pertama yang paling mudah menguap (A). Selang beberapa waktu ketika pro
maka suhu akan naik hal ini terjadi karena cairan yang tidakmudah menguap (B) juga mulai terbaw
mudah menguap,sehingga wadah penerima harus diubah selang beberapa waktu dalam proses de
antara cairan A dan B kecil maka proses destilasi harus dilakukansecara berulang agar hasilnya lebi
Destilasi pada proses pemisahan minyak adalah proses destilasi fraksinasi yang sangat besar
ngkungannya sehingga didapat yeast yang mampu
li dengan proses sterilisasi tangki dengan hot water
ebutuhan unsur nitrogen. setelah itu dilakukan
penurunan suhu untuk mencegah matinya yeast yang

ah glukosa menjadi bioethanol oleh sel-sel ragi. Proses


kerja dengan baik, pada 36 jam selanjutnya dilakukan
m dan untuk kondisi anaerob selama 18 jam. Proses
an molasses broth yang nantinya dialirkan ke tangki
st

pa dari fermentor menuju evaporator. Setiap


hanol lalu akan terkondensasi dan dialirkan dalam

penampung dialirkan ke heat exchanger superheated.


e dehidrasi adsorpsi untuk memisahkan kadar air dari

Ethanol 95%

M 51 M 52 Perhitungan evaporator
Kondisi Operasi
Laju massa umpan 575.1907
Konsentrasi ethanol umpan Z1 0.089978
Tekanan operasi 1

Kurva kesetimbangan ethanol-air


T oC X y
95.5 0.019 0.17
0 0 89 0.0721 0.3891
86.7 0.0966 0.4375
85.3 0.1238 0.4704
84.1 0.1661 0.5089
82.7 0.2337 0.5445
82.3 0.2608 0.558
81.5 0.3273 0.5826
80.7 0.3965 0.6122
79.8 0.5079 0.6564
79.7 0.5198 0.6599
79.3 0.5732 0.6841
78.74 0.6763 0.7385
+M03=M31+M32 78.41 0.7472 0.7815
624.695 78.15 0.8943 0.8943

ng terdiri dari zat terlarut yang memiliki titik didih


a dihasilkan larutan yang lebih pekat serta memiliki

arut pada titik


inya lebih tinggi. Uap yang terbentuk pada evaporasi
campuran umumnya tidak diadakan usaha untuk

yang membedakannya yakni perbedaan titik didih


ngkan destilasi fraksinasi titik didihnya lebih kecil dari
raksinasi. Pemisahan campuran menjadi komponenya
asi haruslah panjang hal ini agar supaya uap yang
puncak kolom thermometer digunakan untuk
ang beberapa waktu ketika proses terus dilakukan
menguap (B) juga mulai terbawa bersama dengan yang
berapa waktu dalam proses destilasi. Bila titik didih
cara berulang agar hasilnya lebih baik dan lebih akurat.
ksinasi yang sangat besar
Z2 0.910022
bar

100

95 f(x) = 69.197513563894 x³ − 82.282331228037 x² − 4.0090170813666 x + 98.336859682186


R² =f(x) = 249.2684477 x⁴ − 529.393144 x³ + 396.8742126 x² − 130.6251631 x + 96.97126485
0.996772111493679
R² = 0.986903638307671
90
100

95 f(x) = 69.197513563894 x³ − 82.282331228037 x² − 4.0090170813666 x + 98.336859682186


R² =f(x) = 249.2684477 x⁴ − 529.393144 x³ + 396.8742126 x² − 130.6251631 x + 96.97126485
0.996772111493679
R² = 0.986903638307671
90

85

80

75
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

Fase liquid Polynomial (Fase liquid)


fase uap Polynomial (fase uap)

Hasil persamaan trend line :


1. Fase cair : y = 249,27 x4 -529,39 x3 + 396,87 x2-130,63x+96,971
2 Fase uap : y =69,198 x3 - 82,282 x2-4,009 x+98,337
T didih 88.06095

Anda mungkin juga menyukai