Fermentabilitas Rumen
dan Pencernaan Pasca
Rumen (In Vitro)
In Vitro
IN VITRO MERUPAKAN METODE
PENDUGAAN KECERNAAN SECARA
TIDAK LANGSUNG YANG DIKERJAKAN
DI LABORATORIUM DENGAN MENIRU
PROSES-PROSES YANG TERJADI DI
DALAM SALURAN PENCERNAAN
RUMINANSIA.
PRINSIP METODE IN VITRO
2 TAHAPAN IN VITRO
Cawan kecil
Bagian
bawah
Bagian
penutup
Prosedur Kerja
Ket :
● Proses pemanasan
dihentikan jika volume
tampungan sudah mencapai
300 ml.
Selanjutnya teteskan
2 tetes indikator
phenolpthalein
Titrasi dengan HCl 0,5 N
Keterangan:
Timbangan Kain
Analitik Muslin
Digunakan untuk Digunakan untuk
menimbang sampel menyaring sampel dan
dan bahan yang akan memisahkan cairan
digunakan dari residu
Corong Thermos
Plastik Air
Digunakan untuk
Digunakan untuk
menyimpan cairan
menyaring sampel
rumen
ALAT
Water Magnetic
Bath Stirrer
Digunakan untuk
Digunakan sebagai
mengaduk larutan
tempat inkubasi
reduksi
Alat Tabung
Centrifuge Centrifuge
Digunakan untuk
Digunakan untuk
memisahkan larutan
menyimpan sampel
dengan residu
ALAT
Beaker Tabung
Glass Fermentor
Thermometer Tang
Suhu Penjepit
Tanur
Eksikator
Listrik
Digunakan untuk
Digunakan untuk mendinginkan sampel
proses pengabuan
Cawan Kompor
Poselen Listrik
Digunakan sebagai
Digunakan untuk
wadah dalam proses
membakar sampel
pengabuan
ALAT
Cawan Bulb
Alumunium Pipet
Digunakan sebagai
Digunakan untuk
wadah untuk proses
menghisap cairan
pengovenan
Pipet Oven
Ukur Listrik
Digunakan untuk
Digunakan untuk
mengukur pengambilan
mengeringkan sampel
cairan
BAHAN
Sampel yang digunakan
Sampel sebanyak +/- 1 gram
1−(0,314−0,102)
KcBK = X 100 = 78,8 %
1
Latihan Soal
Dilakukan pengujian kecernaan suatu ransum
dengan berat BK Sampel 1 gram dengan berat
abu sebesar 0,093 gram, Setelah dilakukan
inkubasi selama 2x 48 jam didapatkan BK
Residu sebanyak 0,346 gram dengan berat
abu 0,054 g dan BO blanko sebanyak 0,091 g.
Berapakah nilai kecernaan bahan organik
ransum tersebut?
BO Sampel = 0,907 g
BO Residu = 0,346 g-0,054 g= 0,292 g
BO Blanko = 0,091 g
0,907 𝑔 −(0,292 𝑔 −0,091 𝑔)
KcBO = X 100 = 70,6 %
0,907 𝑔
Thank you
Any Question?
INTERPOLASI
NTR B – 2021
Dalam tahapan awal
formulasi ransum, salah satu
langkahnya adalah
mengetahui dan menentukan
angka kebutuhan zat
makanan dari ternak yang
akan diberi ransum
berdasarkan acuan dari
sumber referensi/publikasi
Contoh Tabel Kebutuhan
Misalnya berat badan ternak sapi
perah pada periode pertumbuhan yang
akan diberi ransum beratnya 900 lb
dengan target pbb 2,2 lb/hari maka :
kebutuhan bahan keringnya adalah
19,58 lb
kebutuhan TDN nya adalah 12,9 lb
Dan seterusnya
Pada kasus lain :
Misalnya berat badan ternak sapi
perah pada periode pertumbuhan yang
akan diberi ransum beratnya adalah
950 lb dengan target pbb 2,0 lb/hari
(KnA – Kn1)
KzmA = Kzm1 + ------------------- x (KZm2 –Kzm1)
(Kn2 – Kn1)
Kzm A
Angka kebutuhan zat makanan yang
diminta
Kzm1
Angka kebutuhan zat makanan yang
lebih kecil dari yang diminta
Kzm2
Angka kebutuhan zat makanan yang
lebih besar dari yang diminta
KnA
Angka status kondisi ternak yang
diminta
Kn1
Angka status kondisi ternak yang lebih
kecil dari yang diminta
Kn2
Angka status kondisi ternak yang lebih
besar dari yang diminta
Contoh Tabel Kebutuhan dengan Status Tunggal
0,487 KG
PK = --------------- X 100 = 12,6 %
3,85 KG
2,6 KG
TDN = --------------- X 100 = 67,5 %
3,85 KG
KEBUTUHAN DALAM SATUAN
PERSEN (%)
0,015 KG
Ca = --------------- X 100 = 0,39 %
3,85 KG
0,012 KG
P = --------------- X 100 = 0,31 %
3,85 KG
BAGAIMANA BILA STATUS TERNAK
BERSIFAT GANDA,
MISALNYA : BERAPAKAH
KEBUTUHAN TERNAK SAPI POTONG
UNTUK BOBOT BADAN 125 KG
DENGAN TARGET PBB 0,8 KG/HARI
YANG DIINTERPOLASI DARI TABEL
BERIKUT
Contoh Tabel Kebutuhan dengan Status Ganda
125 0,75 Salin dari Salin dari Salin dari Salin dari Salin dari
Tabel 1 Tabel 1 Tabel 1 Tabel 1 Tabel 1
125 0,80 ? ? ? ? ?
125 1,00 Salin dari Salin dari Salin dari Salin dari Salin dari
Tabel 2 Tabel 2 Tabel 2 Tabel 2 Tabel 2
Energi
Energi Feses
Tercerna
Energi Methan
(CH4) Energi
Metabolis
Energi Urine Panas Metabolisme
zat Makanan
(Heat increament)
Energi Netto
Pertumbuhan, telur,
susu, daging, kerja
(produksi)
Total Digestible Nutrien (TDN)
BO Abu
Protein
Kasar BOTN
Lemak
Kasar
Karbohidrat
Serat kasar
BETN
Klasifikasi Bahan Pakan
Hijauan kering dan jerami (Dry forages dan Roughages)
Semua jenis hijauan dan jerami yang dipotong dan dikeringkan, kelas
bahan pakan mengandung serat kasar lebih besar 10% atau
mengandung dinding sel lebih besar dari 35%.
Hijaun yang diberikan segar, pastura
Kelompok bahan pakan ini adalah semua jenis hijauan dipotong, atau
tidak dan diberikan dalam bentuk segar.
Silase
Bahan pakan yang termasuk kelompok ini terbatas pada silase hijauan
(rumput, legume, dsb). Tidak termasuk silase ikan, biji-bijian akar-
akaran dan umbi.
Sumber Energi
Bahan pakan yang mengandung protein kasar kurang dari 20% dan
serat kasar kurang dari 18% atau kandungan dinding selnya kurang
dari 35%. Biji-bijian, hasil ikutan pengolahan biji-bijian, akar dan
umbi-umbian.
Sumber Protein
Kelompok ini teridiri atas bahan yang mengandung protein kasar lebih
dari 20%, bahan dapat berasal dari hewan maupun tumbuhan.
Sumber Mineral
Sumber Vitamin
Additif
antibiotik, bahan pewarna, pengharum, dan obat-obatan.
As fed, yaitu bahan pakan dengan kondisi apa
adanya saat diberikan dengan bahan kering
bervariasi dari 0-100%.
Air Dry (kering udara) merupakan kondisi
umum terjadi pada banyak bahan pakan.
Diasumsikan sebagai kondisi bahan dalam
keadaan kering, kandungan bahan kering pada
kondisi ini sekitar 90%.
Oven Dry (kering oven) adalah suatu kondisi
bahan pakan yang bebas air atau dalam kondisi
100% bahan kering.
Dry Matter (bahan kering) adalah bahan yang
dipanaskan pada suhu 105oC sampai berat
sampel tidak berubah (sampel bahan kering).
Ilustrasi Macam Kondisi Bahan Kering
PK (%)
LK (%)
SK (%)
BETN (%)
ABU (%)
Kondisi bahan kering tersebut dapat
dikonversikan pada kondisi-kondisi
bahan kering yang lain dengan
menggunakan suatu perbandingan atau
rasio :
• Ternak
1. Jenis ternak
2. Umur
3. Bobot Badan
4. Tujuan Pemeliharaan
5. Periode Produksi
Kebutuhan Zat-zat Makanan dan
Energi
Bahan Pakan
1. Kemudahan untuk memperolehnya
2. Kesinambungan pasokannya
3. Harga
Jumlah ketersediaan dan jumlah
kebutuhan
Kontinuitas ketersediaan
Biaya transportasi
Kompetisi dengan kebutuhan
manusia
Kandungan zat makanan dan senyawa
lain
Sapi Perah
70-75 16-18 15 4-6 12 0.8-1 0.6-0.8 3200 900 15
Laktasi
75-80 18-20 15 4-6 12 1-1.2 0.8-1 3200 900 15
Laktasi>15 kg
Kuadran I Kuadran IV
Energi murah Energi murah
Protein Murah Protein Mahal
Bahan pakan kuadran III sebaiknya
jangan digunakan, pilihan harus
ditekankan pada bahan pakan yang
berada pada Kuadran I. Bahan pakan
pada kuadran II masih layak untuk
digunakan sebagai sumber protein murah,
jika kandungan zat makanan yang
tersusun dari bahan pakan pada Kuadran
I belum dapat memenuhi kebutuhan
protein ransum
Contoh Harga Konsentrat sapi potong, dengan PK 10%
dan TDN 65% harganya Rp 1200. Maka harga protein
adalah Rp. 120/1% PK dan TDN-nya Rp. 18,5/1% TDN .