Anda di halaman 1dari 150

NUTRISI TERNAK RUMINANSIA

Fermentabilitas Rumen
dan Pencernaan Pasca
Rumen (In Vitro)
In Vitro
IN VITRO MERUPAKAN METODE
PENDUGAAN KECERNAAN SECARA
TIDAK LANGSUNG YANG DIKERJAKAN
DI LABORATORIUM DENGAN MENIRU
PROSES-PROSES YANG TERJADI DI
DALAM SALURAN PENCERNAAN
RUMINANSIA.
PRINSIP METODE IN VITRO

PRINSIP METODE IN VITRO DAN KONDISINYA HARUS SAMA DENGAN


PROSES YANG TERJADI DI DALAM TUBUH TERNAK YAITU METABOLISME
DALAM RUMEN DAN ABOMASUM. RUMEN MEMILIKI pH 6,0 – 7,0 .
Keuntungan Metode In Vitro:

-Degradasi dan fermentasi pakan terjadi di dalam


rumen dapat diukur secara cepat dalam jangka waktu
yang relatif singkat.
-Biaya lebih efisien.
-Jumlah sampel yang dievaluasi lebih banyak.
METODE IN VITRO

2 TAHAPAN IN VITRO

TAHAP PENCERNAAN FERMENTATIF.

TAHAP PENCERNAAN PASCA RUMEN.


Tahap Pencernaan Fermentatif
MASUKAN BAHAN PAKAN KE DALAM TABUNG
FERMENTOR.

PENAMBAHAN LARUTAN MCDOUGALL DAN CAIRAN


RUMEN (Larutan Reduksi).
ALIRI GAS CO2.

TABUNG FERMENTOR DITUTUP DENGAN SUMBAT KARET


BERVENTILATOR DAN DIMASUKKAN KE DALAM WATERBATH (38 – 40 C),
KEMUDIAN DILAKUKAN INKUBASI.
Tahap Pencernaan Fermentatif
SELAMA MASA INKUBASI DILAKUKAN PENGADUKAN
DENGAN CARA DIKOCOK SECARA KONTINYU.

SETELAH MASA INKUBASI SELESAI, TABUNG FERMENTOR


DIBUKA DAN DITETESI HGCL₂ JENUH GUNA MEMBUNUH
MIKROBA. KEMUDIAN TABUNG FERMENTOR
DISENTRIFUGASI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT
SENTRIFUGE.
DARI HASIL SENTRIFUGASI DI DAPATKAN FILTRAT
(SUPERNATAN) DAN RESIDU.
Tahap Pencernaan Pasca Rumen
RESIDU YANG ADA DIBERI LARUTAN PEPSIN HCL.

DIINKUBASI SELAMA 48 JAM SECARA AEROB.

SAMPEL DISARING MENGGUNAKAN KERTAS WHATTMAN.

RESIDU YANG DIDAPAT KEMUDIAN DIOVEN PADA SUHU 60˚ C SELAMA


48 JAM, UNTUK DIANALISIS SELANJUTNYA.
Terima Kasih
ANALISIS
NH3 DAN VFA
Analisis
NH 3
PRINSIP
● Pengukuran kandungan NH3 dilakukan dengan
metode Conway, yaitu mengukur N-ammonia
yang berasal dari proses perombakan protein
bahan pakan menggunakan larutan NaOH
jenuh dan asam borax berindikator metyl red
dan brom kressol green, selanjutnya
dilakukan titrasi menggunakan H2SO4.

ALAT DAN BAHAN

Supernatan NaOH Asam Borax H2SO4

Vaseline Cawan Conway Buret


Cawan Conway

Kondisi Tertutup Kondisi Terbuka

Cawan kecil

Bagian
bawah

Bagian
penutup
Prosedur Kerja

Bibir cawan Conway


dan tutupnya diolesi
dengan vaselin
Larutan asam borax
berindikator metyl red dan
brom kressol green
sebanyak 1 (satu) ml
ditempatkan pada cawan
kecil yang terletak di bagian
Cawan kecil
tengah cawan Conway.
Supernatan yang berasal dari
bahan pakan diambil
menggunakan pipet sebanyak
1 (satu) ml, dan ditempatkan
pada salah satu bagian yang
terpisahkan oleh sekat pada
cawan Conway.
Larutan NaOH jenuh, diambil
sebanyak 1 (satu) ml, ditempatkan
pada bagian lain dari cawan
Conway yang tersekat, dan
bersebelahan dengan supernatan,
Cawan Conway yang
sudah diolesi vaselin
ditutup rapat sehingga
menjadi kedap udara.
Campurkan larutan NaOH
dengan supernatan
dengan cara memiringkan
dan menggoyang cawan
Conway secara perlahan,
simpan selama 24 jam
dalam kondisi suhu kamar.
Setelah 24 jam, cawan kecil yang
Buret
berisi larutan asam borat
berindikator metyl red dan brom
kressol green, diambil dan lakukan
titrasi dengan H2SO4 0,005 N sampai
Cawan kecil
terjadi perubahan warna dari hitam
menjadi merah muda.
Magnetic
Stirrer
Perhitungan

NH3 (mM) = (V H2SO4 x N H2SO4 x 1.000) mM

Ket :

● V = Volume H2SO4 yang terpakai untuk titrasi (ml),


● N = Normalitas H2SO4 = 0.005 N = 5/100 N
● NH3 (mM) = Volume H2SO4 x Normalitas H2SO4 x
1000
Contoh soal
Hasil Analisis NH3 menunjukkan :
1. Nama Sampel : Silase Rumput Odot 70% +
Indigofera 30 %
2. Volume Titrasi (ml) : 1.12
3. N : 0.005

Ditanyakan nilai NH3?


JAWABAN

NH3 (Mm) = (V H2SO4 X N H2SO4 X 1.000) Mm


NH3 (Mm) = (1.12 x 0.005 x 1.000 ) Mm
NH3 (Mm) = 5.6 mM
Analisis
VFA
Prinsip
Pengukuran konsentrasi asam lemak terbang
dengan metode destilasi uap panas. Prinsipnya
adalah uap air panas akan menekan asam
lemak terbang (VFA) mengalir melewati
kondensor, selanjutnya VFA cair yang berikatan
dengan H2SO4 ditangkap oleh NaOH
ALAT DAN BAHAN

- HCl 0,5N - Kondensor


- H2SO4 15% (1 ml), - Erlenmeyer
- NaOH 0,5N (5 ml) - Satu set alat titrasi
- Indikator PP (2 tetes)
- Alat destilasi
Markham
Alat Destilasi Markham
PROSEDUR KERJA

Siapkan 5 ml NaOH lalu


masukan ke dalam labu
erlenmeyer
Erlenmer berisi 5 ml NaOH
0,5N dipasang dibawah
kondensor.
Memasukan 5 ml supernatan ke
labu destilasi Markham,
ditambah 1 ml H2SO4 kemudian
ditutup.
Aliri Labu Markham dengan
Uap Panas yang telah
disediakan
● Kondensat ditampung dalam
erlenmeyer yang telah diisi 5
ml NaOH 0,5 N.

● Proses pemanasan
dihentikan jika volume
tampungan sudah mencapai
300 ml.
Selanjutnya teteskan
2 tetes indikator
phenolpthalein
Titrasi dengan HCl 0,5 N

Titrasi berakhir pada saat


awal perubahan warna
dari merah menjadi Tidak
berwarna.

Dilakukan pula titrasi blanko


terhadap 5 ml HCl 0,5N
PERHITUNGAN

VFA total (mM) = (b-a) x N HCl x 1000/5

Keterangan:

a = volume titran blanko (5 ml NaOH)


b = volume titran sampel
Contoh Soal

Hasil Perhitungan Analisis VFA


1. Nama Sampel Silase Rumput Odot 70% +
Indigofera 30%
2. Volume Titran :
Sampel : 3.58
Blanko : 5.1
3. Normalitas : 0.5

Ditanyakan berapa kadar VFA?


JAWABAN

VFA Total (m M) = (b-a ) x N HCL X 1000/5


VFA Total (m M) = (5.1 – 3.58 ) X 0.5 X 1000/5
VFA Total (m M) = 1.52 x 0.5 x 1000/5
VFA Total (m M) = 152 m M
Pengukuran Nilai Kecernaan
Bahan Kering dan Bahan Organik
Dengan Metode In Vitro
ALAT

Timbangan Kain
Analitik Muslin
Digunakan untuk Digunakan untuk
menimbang sampel menyaring sampel dan
dan bahan yang akan memisahkan cairan
digunakan dari residu

Corong Thermos
Plastik Air

Digunakan untuk
Digunakan untuk
menyimpan cairan
menyaring sampel
rumen
ALAT

Water Magnetic
Bath Stirrer

Digunakan untuk
Digunakan sebagai
mengaduk larutan
tempat inkubasi
reduksi

Alat Tabung
Centrifuge Centrifuge

Digunakan untuk
Digunakan untuk
memisahkan larutan
menyimpan sampel
dengan residu
ALAT

Beaker Tabung
Glass Fermentor

Digunakan sebagai Digunakan untuk


wadah meningkubasi sampel

Thermometer Tang
Suhu Penjepit

Digunakan untuk Digunakan untuk


mengukur suhu memindahkan sampel
ALAT

Tanur
Eksikator
Listrik
Digunakan untuk
Digunakan untuk mendinginkan sampel
proses pengabuan

Cawan Kompor
Poselen Listrik

Digunakan sebagai
Digunakan untuk
wadah dalam proses
membakar sampel
pengabuan
ALAT

Cawan Bulb
Alumunium Pipet

Digunakan sebagai
Digunakan untuk
wadah untuk proses
menghisap cairan
pengovenan

Pipet Oven
Ukur Listrik

Digunakan untuk
Digunakan untuk
mengukur pengambilan
mengeringkan sampel
cairan
BAHAN
Sampel yang digunakan
Sampel sebanyak +/- 1 gram

Digunakan untuk menyaring


Kertas Saring residu

Diambil dari rumen ternak yang


Cairan Rumen akan diuji

Dibuat dengan menggunakan


Saliva Buatan NaHCO3, Na2HPO4.12H2O, NaCl,
KCl, CaCl2.2H20, dan MgSO4.7H2O

Dibuat dengan mencampurkan


Larutan Pepsin pepsin, HCl, dan Aquadest
Prosedur
Pembuatan Larutan McDougle (Saliva Buatan)

1. Menimbang bahan yang akan digunakan, yaitu:


a. NaHCO3 9,80 g/L
b. Na2HPO4.12H20 4,675 g/L
c. NaCl 0,47 g/L
d. KCl 0,57 g/L
e. CaCl2.2H2O 0,053 g/L
f. MgSO4.7H2O 0,12 g/L
2. Campurkan bahan dengan aquadest sebanyak
1000 ml di dalam sebuah wadah
3. Homogenkan dengan menggunakan magnetic
strirrer
Prosedur
Pengambilan Cairan Rumen

1. Masak air hingga mendidih


2. Tuang air yang sudah dimasak ke dalam
thermos air, hingga penuh dan pastikan agar
tidak ada ruang dalam thermos
3. Ambil isi rumen dan saring menggunakan kain
muslin untuk mengambil cairan rumen
4. Isi thermos dengan cairan rumen hingga
penuh dan tidak menyisakan ruang pada
thermos
5. Pengambilan isi rumen dilakukan secara acak
Prosedur
Pembuatan Larutan Pepsin

1. Timbang pepsin sebanyak 2,47 g/L


2. Larutkan dengan 3000 ml aquadest
3. Campurkan dengan HCl sebanyak 20 ml/L
aquadest
4. Homogenkan dan larutan pepsin siap untuk
digunakan
Prosedur
Pengukuran Nilai Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik

1. Timbang sampel sebanyak +/- 1 gram


2. Masukan sampel ke dalam tabung fermentor
3. Campurkan cairan rumen dengan larutan McDougle
(larutan reduksi) sambil dilakukan pengadukan
dengan magnetic stirrer dan dialiri dengan gas CO2
4. Masukan larutan reduksi ke dalam tabung fermentor
sebanyak 50 ml sambil dialiri dengan gas CO2,
kemudian tutup dengan tutup berpentil
5. Masukan sampel dengan larutan reduksi ke dalam
waterbath dengan suhu air 38 – 40° celcius
6. Inkubasi secara anaerob selama 48 jam dengan
pengocokan secara kontinyu setiap 3 jam sekali
Prosedur
Pengukuran Nilai Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik

7. Setelah inkubasi secara anaerob selesai, tuang


sampel ke dalam tabung sentrifugasi
8. Sentrifugasi sampel dengan kecepatan 3000 rpm
selama 20 menit
9. Pisahkan supernatant dengan menggunakan pipet
dan residu yang tersisa dimasukan ke dalam tabung
fermentor
10. Masukan larutan pepsin sebanyak 50 ml ke dalam
tabung fermentor dan kemudian tutup tabung
fermentor dengan tutup berpentil
11. Masukan tabung fermentor ke dalam waterbath
dengan suhu 38 – 40° celcius
Prosedur
Pengukuran Nilai Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik

12. Inkubasi secara aerob selama 48 jam dengan


pengocokan secara kontinyu 6 jam sekali
13. Setelah proses inkubasi selesai, lakukan
penyaringan dengan kertas saring
14. Residu yang terdapat pada kertas saring di simpan
dalam cawan alumunium dan dikeringkan dengan
menggunakan oven listrik dengan suhu 60 celcius
selama 2 hari
15. Kemudian timbang dan didapatkan BK residu
16. Lanjutkan dengan prosedur analisis abu untuk
mendapatkan kadar BO residu
Rumus Perhitungan
Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik

Kecernaan Bahan Kering (KcBK)


Berat BK Sampel (g)− (BK Residu – BK Blanko) (g)
KcBK = X 100 %
𝐁𝐞𝐫𝐚𝐭 𝐁𝐊 𝐒𝐚𝐦𝐩𝐞𝐥 (𝐠)

Kecernaan Bahan Organik (KcBO)


Berat BO Sampel (g)− (BO Residu – BO Blanko) (g)
KcBO = X 100 %
𝐁𝐞𝐫𝐚𝐭 𝐁𝐎 𝐒𝐚𝐦𝐩𝐞𝐥 (𝐠)
Latihan Soal
Dilakukan pengujian kecernaan suatu
ransum dengan berat BK Sampel 1
gram, Setelah dilakukan inkubasi
selama 2x 48 jam didapatkan BK
Residu sebanyak 0,314 gram dan BK
blanko sebanyak 0,102 gram.
Berapakah nilai kecernaan bahan kering
ransum tersebut?

1−(0,314−0,102)
KcBK = X 100 = 78,8 %
1
Latihan Soal
Dilakukan pengujian kecernaan suatu ransum
dengan berat BK Sampel 1 gram dengan berat
abu sebesar 0,093 gram, Setelah dilakukan
inkubasi selama 2x 48 jam didapatkan BK
Residu sebanyak 0,346 gram dengan berat
abu 0,054 g dan BO blanko sebanyak 0,091 g.
Berapakah nilai kecernaan bahan organik
ransum tersebut?

BO Sampel = 0,907 g
BO Residu = 0,346 g-0,054 g= 0,292 g
BO Blanko = 0,091 g
0,907 𝑔 −(0,292 𝑔 −0,091 𝑔)
KcBO = X 100 = 70,6 %
0,907 𝑔
Thank you
Any Question?
INTERPOLASI

NTR B – 2021
 Dalam tahapan awal
formulasi ransum, salah satu
langkahnya adalah
mengetahui dan menentukan
angka kebutuhan zat
makanan dari ternak yang
akan diberi ransum
berdasarkan acuan dari
sumber referensi/publikasi
Contoh Tabel Kebutuhan
Misalnya berat badan ternak sapi
perah pada periode pertumbuhan yang
akan diberi ransum beratnya 900 lb
dengan target pbb 2,2 lb/hari maka :
kebutuhan bahan keringnya adalah
19,58 lb
kebutuhan TDN nya adalah 12,9 lb
Dan seterusnya
Pada kasus lain :
Misalnya berat badan ternak sapi
perah pada periode pertumbuhan yang
akan diberi ransum beratnya adalah
950 lb dengan target pbb 2,0 lb/hari

Berapa Kebutuhannya ?????


 Tabelkebutuhan zat makanan
untuk ternak pada publikasi
tersebut seringkali tidak
mengakomodasi seluruh kondisi
ternak.

 Untuk mengatasi hal tersebut


digunakan perhitungan
interpolasi
 Prinsip
interpolasi adalah
mengetahui berapakah
kebutuhan zat makanan pada
setiap perubahan kenaikan
dari satuan Status ternak
pada kisaran status ternak
terdekat.
Contoh : Status kondisi dan
angka status ternak
- Bobot Badan (mis : 300 kg)
- Pertambahan Bobot Badan (mis 1
kg/hr)
- Produksi Susu (20 kg)
- dll (lihat contoh-contoh tabel
kebutuhan zat makanan)
RUMUS INTERPOLASI

(KnA – Kn1)
KzmA = Kzm1 + ------------------- x (KZm2 –Kzm1)
(Kn2 – Kn1)
Kzm A
Angka kebutuhan zat makanan yang
diminta

Kzm1
Angka kebutuhan zat makanan yang
lebih kecil dari yang diminta

Kzm2
Angka kebutuhan zat makanan yang
lebih besar dari yang diminta
KnA
Angka status kondisi ternak yang
diminta

Kn1
Angka status kondisi ternak yang lebih
kecil dari yang diminta

Kn2
Angka status kondisi ternak yang lebih
besar dari yang diminta
Contoh Tabel Kebutuhan dengan Status Tunggal

Angka Kebutuhan Zat Makanan untuk Sapi Potong Periode Dara

Berat Bahan Total TDN Ca P (kg)


Badan Kering Protein (kg) (kg)
(kg) (kg) (kg)
100 3,2 0,455 2,2 0,013 0,010
150 4,5 0,520 3,0 0,018 0,014

Keterangan warna arsir :


Status kondisi Ternak
Kebutuhan zat makanan
 Atas dasar informasi yang
ditampilkan pada Tabel
tersebut, selanjutnya dapat
dihitung kebutuhan tiap zat
makanan untuk sapi perah
dengan Berat Badan 125 kg
Berat Bahan Total TDN Ca P (kg)
Badan Kering Protein (kg) (kg)
(kg) (kg) (kg)
100 3,2 0,455 2,2 0,013 0,010
125 ? ? ? ? ?
150 4,5 0,520 3,0 0,018 0,014
 BK = 3,2 + (125-100) x (4,5 - 3,2)
(150-100)
= 3,85 kg
 PK = 0,445 + (125-100) x(0,520 - 0,455)
(150 – 100)
= 0,487 kg
 TDN = 2,2 + (125-100) x (3,0 - 2,2)
(150-100)
= 2,60 kg
 Ca = 0,013 + (125-100 ) x (0,018 – 0,013)
(150 – 100)
= 0,015 kg

 P = 0,01 + (125-100) x (0,014 - 0,010)


 (150 – 100)
= 0,012 kg
Berat Bahan Total TDN Ca P (kg)
Badan Kering Protein (kg) (kg)
(kg) (kg) (kg)
100 3,2 0,455 2,2 0,013 0,010
125 3,85 0,487 2,6 0,015 0,012
150 4,5 0,520 3,0 0,018 0,014
 KEBUTUHAN NUTRIEN TERNAK
TERSEBUT DALAM SATUAN BERAT
YANG AKAN DIKONSUMSI.
BAGAIMANA BILA SATUANNYA
ADALAH PERSEN (%) DALAM
PAKAN/RANSUM ????
 MAKA

BERAT ZAT MAKANAN


YANG DIBUTUHKAN
--------------------------------- X 100= ......%
BERAT BK YG
DIBUTUHKAN
KEBUTUHAN DALAM SATUAN
PERSEN (%)

0,487 KG
PK = --------------- X 100 = 12,6 %
3,85 KG

2,6 KG
TDN = --------------- X 100 = 67,5 %
3,85 KG
KEBUTUHAN DALAM SATUAN
PERSEN (%)

0,015 KG
Ca = --------------- X 100 = 0,39 %
3,85 KG

0,012 KG
P = --------------- X 100 = 0,31 %
3,85 KG
 BAGAIMANA BILA STATUS TERNAK
BERSIFAT GANDA,
 MISALNYA : BERAPAKAH
KEBUTUHAN TERNAK SAPI POTONG
UNTUK BOBOT BADAN 125 KG
DENGAN TARGET PBB 0,8 KG/HARI
YANG DIINTERPOLASI DARI TABEL
BERIKUT
Contoh Tabel Kebutuhan dengan Status Ganda

Angka Kebutuhan Zat Makanan untuk Sapi Potong Periode Dara


Berat PBB Bahan Total TDN Ca P (kg)
Badan (kg) Kering Protein (kg) (kg)
(kg) (kg) (kg)
100 0,75 3,2 0,460 2,0 0,020 0,014
100 1,00 3,3 0,527 2,3 0,026 0,018
150 0,75 4,4 0,552 2,7 0,019 0,015
150 1,00 4,5 0,623 3,1 0,025 0,018

Keterangan warna arsir :


Status kondisi Ternak
Kebutuhan zat makanan
 MAKA BUATLAH TIGA TABEL,
UNTUK MEMPEROLEH:

1. BB 125 KG DENGAN PBB 0,75 KG


2. BB 125 KG DENGAN PBB 1,00 KG
3. BB 125 KG DENGAN PBB 0,8 KG
TABEL 1.

Berat PBB Bahan Total TDN Ca P (kg)


Badan (kg) Kering Protein (kg) (kg)
(kg) (kg) (kg)
100 0,75 3,2 0,460 2,0 0,020 0,014
125 0,75 ? ? ? ? ?
150 0,75 4,4 0,552 2,7 0,019 0,015

Pada tabel ini Status yang dipakai dalam rumus adalah


Berat Badan !!
TABEL 2.

Berat PBB Bahan Total TDN Ca P (kg)


Badan (kg) Kering Protein (kg) (kg)
(kg) (kg) (kg)
100 1,00 3,3 0,527 2,3 0,026 0,018
125 1,00 ? ? ? ? ?
150 1,00 4,5 0,623 3,1 0,025 0,018

Pada tabel ini Status yang dipakai dalam rumus adalah


Berat Badan !!
 PINDAH KAN PERHITUNGAN TABEL
1 DAN 2 KE TABEL 3 UNTUK
DIINTERPOLASI UNTUK
MENDAPATKAN BB 125 PBB 0,8 KG
TABEL 3.

Berat PBB Bahan Total TDN Ca (kg) P (kg)


Badan (kg) Kering Protein (kg)
(kg) (kg) (kg)

125 0,75 Salin dari Salin dari Salin dari Salin dari Salin dari
Tabel 1 Tabel 1 Tabel 1 Tabel 1 Tabel 1
125 0,80 ? ? ? ? ?

125 1,00 Salin dari Salin dari Salin dari Salin dari Salin dari
Tabel 2 Tabel 2 Tabel 2 Tabel 2 Tabel 2

Pada tabel ini Status yang dipakai dalam rumus adalah


PBB !!
SILAHKAN SOAL INI
JADI LATIHAN YANG
DIKERJAKAN
SEKARANG !! !!
PEKERJAAN RUMAH
1. GUNAKAN TABEL 19 (SIREGAR,1989).
A. CARILAH KEBUTUHAN PEDET
(BK,TDN,PK, Ca, P) DENGAN BB 60 kg
PBB 450 g/hari !
B. RUBAH ANGKA KEBUTUHAN
TERSEBUT DALAM SATUAN PERSEN
PEKERJAAN RUMAH
2. GUNAKAN TABEL 21 (KEARL, 1982).
A. CARILAH KEBUTUHAN JANTAN MUDA
(BK,TDN,PK, Ca, P) DENGAN BB 275 kg
PBB 1 kg/hari !
B. RUBAH ANGKA KEBUTUHAN
TERSEBUT DALAM SATUAN PERSEN
Nutrisi Ternak

 Bagaimana suatu ternak dalam


memilih, mengambil dan mengkonsumsi
pakan serta memanfaatkan zat
makanan yang terdapat di dalamnya
untuk keperluan hidup pokok dan
produksi
Nutrien atau Zat Makanan
 Zat-zat organis maupun an-organis
yang pada umumnya memiliki sifat-
sifat kimia yang sama dan menjadi
komponen bahan makanan dan
dibutuhkan oleh tubuh.
 Contohnya : Protein, lemak,
karbohidrat vitamin, mineral,
Zat Makanan
 Zat organik dan anorganik yang
terkandung dalam bahan pakan, yang
mempunyai karakteristik tertentu,
dibutuhkan tubuh hewan (ternak),
digunakan sebagai zat pembangun dan
pemelihara tubuh hewan (ternak),
serta sebagai sumber energi.
Ransum

 Campuran dua atau lebih bahan


pakan yang disusun untuk
memenuhi kebutuhan nutrien
ternak selama 24 jam.
 Biaya ransum mencapai 60-80
persen dari biaya produksi
Bahan Pakan
Bahan pakan adalah bahan organik
dan anorganik yang dapat dimakan
oleh ternak, mengandung zat makanan
yang dibutuhkan ternak, dapat dicerna
seluruh/sebagiannya dan memberi
manfaat untuk ternak, serta tidak
mengandung zat yang membahayakan/
mengganggu kesehatan ternak.
Pakan
 Satu atau campuran beberapa
bahan pakan, yang disusun
sudah lengkap atau masih akan
dilengkapi, yang disusun
secara khusus untuk dapat
dipergunakan sesuai dengan
jenis ternaknya.
Pakan Komplit
 Pakan yang telah disusun dari
bahan pakan utama dan tambahan
serta telah mengandung zat
makanan lengkap yang sesuai
kebutuhan ternak serta disajikan
dalam bentuk tertentu yang
praktis, misalnya pellet, cube,
mesh, dll.
Pakan Utama
 Jenis pakan yang diberikan pada
ternak yang merupakan makanan
alaminya yang akan mendukung fungsi
organnya.
 Misalnya ternak ruminansia : Hijauan
atau pakan dengan kandungan serat
tinggi. Unggas : bijian (serealia)
Pakan Tambahan

 Jenis pakan yang diberikan


untuk melengkapkan jumlah
kebutuhan zat makanan yang
tidak bisa dipenuhi dari pakan
utama. Contoh : konsentrat,
suplemen, aditif
Pakan Konsentrat
 Campuran bahan pakan yang
disusun dengan kandungan zat
makanan tertentu dalam kadar
tinggi (Misalnya: protein atau
karbohidrat). Dalam
konsentrat dapat mengandung
suplemen dan aditif.
Pakan Suplemen
 Pakan yang mengandung zat makanan
tertentu yang secara alami terdapat
dalam bahan pakan. Zat makanan
tersebut sangat tinggi dalam bahan
tersebut karena merupakan hasil
pengolahan seperti ekstraksi dan
purifikasi.
 Contoh : Lysin-HCl. Casein
 Penggunaan sebagai bagian komponen
pakan lengkap <10%
Aditif
Zat yang secara alami tidak
terdapat dalam bahan pakan, atau
mengandung zat bukan zat
makanan. Zat tersebut ini
ditujukan untuk meningkatkan
efisiensi produktivitas ternak.
Penggunaan sebagai bagian
komponen pakan lengkap <5%
Energi

 Kemampuan suatu benda untuk


melakukan berbagai bentuk kerja
(reaksi kimia, kelistrikan, radiasi,
thermal).
 Zat Makanan mempunyai energi
 Pada ruminansia dinyatakan dengan
TDN
Energi Bruto

Energi
Energi Feses
Tercerna

Energi Methan
(CH4) Energi
Metabolis
Energi Urine Panas Metabolisme
zat Makanan
(Heat increament)
Energi Netto
Pertumbuhan, telur,
susu, daging, kerja
(produksi)
Total Digestible Nutrien (TDN)

 Adalah nilai energi yang dapat diserap


atau dicerna oleh ternak berdasarkan
kecernaan zat-zat makanannya.
 TDN secara umum dipakai untuk
ruminansia dan monogastrik sedangkan
unggas memakai DE (Digestible Energi)
dan ME (Metabolisme Energi)
 TDN dihitung :
% PK d.c + % SK d.c. +% BETN d.c +
2.25% LK d.c
atau, % BO d.c. + 1,25% LK d.c.
Lemak mempunyai nilai energi 2,25 kali
dari zat makanan lainnya,
konsekuensinya pada bahan yang
koefesien zat-zat makanannya tinggi
nilai TDN-nya bisa lebih dari 100%
contohnya : susu
 Nilai energi berdasarkan TDN dapat
dikonversikan ke DE (Kkal/kg) atau ME
(Kkal/kg) sbb.

 DE (kkal/kg) = TDN%/100 x 4.409 kkal


 ME (kkal/kg) untuk ruminansia = DE kkal
x 0,82
 ME (kkal/kg) untuk babi =
DE (kkal/kg) x (96-2,202 x % PK
pakan)/100
Energi, untuk ternak ruminansia dinyatakan dengan
Total Digestible Nutrient (TDN).

 Serat Kasar<18% dan Protein Kasar<20%


TDN % = 2,79+1,17%PK+1,74%LK-
0,295%SK+0,810%BETN
 Serat Kasar<18% dan Protein Kasar>20%
TDN % = 25,6+0,531%PK+1,70%LK-
0,474%SK+0,72%BETN
 Serat Kasar>18% dan Protein Kasar<20%
TDN % = 70,6+0,259%PK+1,01%LK-
0,76%SK+0,0991%BETN
 Serat Kasar>18% dan Protein Kasar>20%
TDN % = 3,17+0,64%PK+2,08%LK-
0,0675%SK+0,940%BETN
 Contoh : Hasil analisis Jagung tercatat :
PK= 10,8 ; LK = 4,28; SK = 2,53, BeTN =
80,2, berapakah TDN-nya?
PK< 20 SK < 18 ↔ Kelompok I
Serat Kasar<18% dan Protein Kasar<20%
TDN % = 2,79+1,17%PK+1,74%LK-
0,295%SK+0,810%BETN
Jawab : (2,79+(1,17x 10,8)) + (1,74x
4,28)-(0,295 x 2,53)+ (0,810 x 80,2) =
88,58
Rumus TDN
Pakan
BAGAN ANALISIS
Air BK
PROKSIMAT

BO Abu

Protein
Kasar BOTN

Lemak
Kasar
Karbohidrat

Serat kasar

BETN
Klasifikasi Bahan Pakan
 Hijauan kering dan jerami (Dry forages dan Roughages)
Semua jenis hijauan dan jerami yang dipotong dan dikeringkan, kelas
bahan pakan mengandung serat kasar lebih besar 10% atau
mengandung dinding sel lebih besar dari 35%.
 Hijaun yang diberikan segar, pastura
Kelompok bahan pakan ini adalah semua jenis hijauan dipotong, atau
tidak dan diberikan dalam bentuk segar.
 Silase
Bahan pakan yang termasuk kelompok ini terbatas pada silase hijauan
(rumput, legume, dsb). Tidak termasuk silase ikan, biji-bijian akar-
akaran dan umbi.
 Sumber Energi
 Bahan pakan yang mengandung protein kasar kurang dari 20% dan
serat kasar kurang dari 18% atau kandungan dinding selnya kurang
dari 35%. Biji-bijian, hasil ikutan pengolahan biji-bijian, akar dan
umbi-umbian.
 Sumber Protein
Kelompok ini teridiri atas bahan yang mengandung protein kasar lebih
dari 20%, bahan dapat berasal dari hewan maupun tumbuhan.
 Sumber Mineral
 Sumber Vitamin
 Additif
antibiotik, bahan pewarna, pengharum, dan obat-obatan.
 As fed, yaitu bahan pakan dengan kondisi apa
adanya saat diberikan dengan bahan kering
bervariasi dari 0-100%.
 Air Dry (kering udara) merupakan kondisi
umum terjadi pada banyak bahan pakan.
Diasumsikan sebagai kondisi bahan dalam
keadaan kering, kandungan bahan kering pada
kondisi ini sekitar 90%.
 Oven Dry (kering oven) adalah suatu kondisi
bahan pakan yang bebas air atau dalam kondisi
100% bahan kering.
 Dry Matter (bahan kering) adalah bahan yang
dipanaskan pada suhu 105oC sampai berat
sampel tidak berubah (sampel bahan kering).
Ilustrasi Macam Kondisi Bahan Kering

ZAT AS FED KERING KERING


MAKANAN UDARA OVEN

Air (%) Variatif ± 10% 0%


BK (%) 0-100% ± 90% 100 %

PK (%)
LK (%)
SK (%)
BETN (%)

ABU (%)
 Kondisi bahan kering tersebut dapat
dikonversikan pada kondisi-kondisi
bahan kering yang lain dengan
menggunakan suatu perbandingan atau
rasio :

% Komponen dalam %Komponen dalam bahan pakan


Bahan pada BK tertentu = pada BK yang lain
% BK Bahan pakan tsb % BK bahan Pakan pada
pada kondisi yang sama kondisi yang sama seperti
Seperti di atas di atas
 Contoh : Jika suatu bahan pakan
mengandung 4,0% protein kasar pada
kondisi segar dengan kandungan air
75% kandungan protein bahan pakan
ini dapat dikonversikan pada kondisi
bahan kering lain misalnya pada
kondisi kering udara, yaitu :

 100% - 75% = 25% (% BK pada kondisi


segar)
Dengan perbandingan seperti di atas
didapat :
 4 = X
25 90
25X = 360
X = 14,4%
X = % Protein bahan pakan pada
kondisi kering udara
Contoh Soal

ZAT AS FED KERING KERING


MAKANAN UDARA OVEN

Air (%) 24,40


BK (%) 65
PK (%) 23,50
LK (%) 15,73
SK (%) 12,1
BETN (%)

ABU (%) 14,2


Jawaban

ZAT AS FED KERING KERING


MAKANAN UDARA OVEN

Air (%) 35 24,40 0%


BK (%) 65 75,60 100 %
PK (%) 15,26 17,77 23,50
LK (%) 15,73 18,30 24,20
SK (%) 10,4 12,1 16,00
BETN (%) 14,37 16,71 22,10

ABU (%) 9,23 10,74 14,2


Pekerjaan Rumah

ZAT AS FED KERING KERING


MAKANAN UDARA OVEN

Air (%) 29,92 8


BK (%)
PK (%) 13,56
LK (%) 7,87
SK (%) 4,11
BETN (%)

ABU (%) 2,32


Pekerjaan Rumah

ZAT AS FEED KERING KERING


MAKANAN UDARA OVEN

Air (%) 29,92 8 0


BK (%) 70,08 92 100
PK (%) 9,50 12,48 13,56
LK (%) 5,99 7,87 8,55
SK (%) 4,11 5,39 5,86
BETN (%) 48,84 64,11 69,69

ABU (%) 1,63 21,34 2,32


 Rumus konversi, selain untuk mengetahui
dan membandingkan perubahan
komposisi akibat perubahan kondisi
bahan kering, tetapi berguna dalam
perhitungan dalam pelaksanaan di
lapangan.
 Kepentingan Kadar air dalam pakan akan
terkait dengan kualitas dan harga,
karena ketika kita membeli suatu bahan
pakan, maka yang dibeli bukanlah air tapi
bahan kering.
 Contoh Ampas Bir dengan 10% kadar air,
harganya Rp. 800/kg, ampas bir dengan
50% kadar air harga Rp. 600/kg, mana
yang paling murah harganya?
 Jawab :
800/90 = Rp. 8,88/%1BK
600/50 = Rp. 12/1%BK
Jadi yang lebih murah adalah ampas bir
dengan harga Rp.800/kg selain itu lebih
tahan lama dan tidak mudah berjamur.
Pekerjaan Rumah
 Bila anda membeli dedak padi A
Harganya Rp. 700/kg dengan kandungan
BK 20%, sedangkan dedak padi B
harganya Rp 900/kg dengan kadar air
10%
 Manakah dari dedak padi tersebut
berdasarkan berat bahan keringnya yang
termurah?
 Bila dedak padi A kandungan PK nya
13% sedang dedak padi B PK nya 10%
Ransum
 Campuran satu atau lebih bahan pakan yang
diberikan kepada hewan untuk memenuhi
kebutuhan nutrien \satu hari (24 jam).

 Contohnya : Ransum Unggas, Ransum Sapi.

 Ransum Ruminansia : Hijauan atau dan


Konsentrat
Apa itu Konsentrat ?
 Konsentrat adalah suatu bahan pakan yang
digunakan bersama bahan pakan lain untuk
meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan
pakan dan dimaksudkan untuk disatukan dan
dicampur sebagai bahan pakan pelengkap.
 Konsentrat dikenal sebagai bahan pakan atau
campuran bahan pakan yang mensuplai zat-zat
makanan penting (protein, karbohidrat dan
lemak) mengandung kurang dari 18% serat
kasar dan seringkali rendah kadar airnya,
 Dikatakan pula bahwa konsentrat sedikit
mengandung serat kasar tetapi banyak
mengandung mineral dan vitamin.
Formulasi Konsentrat/Ransum?
 Menyusun konsentrat/ransum adalah
pengetrapan pengetahuan gizi bahan pakan dan
ternak di dalam pengembangan ransum yang
bergizi yang akan diberikan dan dimakan ternak
dalam jumlah tertentu, cukup memenuhi
kebutuhan untuk memberikan hasil yang sesuai
dengan tujuannya.
 Penyusunan konsentrat/ransum bagi ternak tak
lain adalah bertujuan mensuplai gizi meliputi
energi, protein, vitamin dan mineral agar
kebutuhannya terpenuhi.
Informasi Dalam Formulasi
Konsentrat/Ransum

• Ternak
1. Jenis ternak
2. Umur
3. Bobot Badan
4. Tujuan Pemeliharaan
5. Periode Produksi
 Kebutuhan Zat-zat Makanan dan
Energi
 Bahan Pakan
1. Kemudahan untuk memperolehnya
2. Kesinambungan pasokannya
3. Harga
Jumlah ketersediaan dan jumlah
kebutuhan
Kontinuitas ketersediaan
Biaya transportasi
Kompetisi dengan kebutuhan
manusia
 Kandungan zat makanan dan senyawa
lain

Yang membatasi Penggunaan suatu


bahan pakan dalam formulasi :

1. Zat anti nutrisi


2. Racun
3. Kandungan zat makanan dan energi
4. Jumlah
5. Harga
 Informasi tentang zat makanan
diperoleh dari :

1. Hasil analisis di lab


2. Referensi dari Tabel Komposisi zat
Makanan, misalnya Hari Hartadi
Tahap Formulasi
 Menetapkan Bahan pakan yang akan
dipakai
 Mengetahui jumlah maksimum
penggunaan bahan pakan yang dipakai
dalam ransum.
 Mengetahui Kandungan zat makanan
yang dipakai
 Menentukan tipe ransum yang dibuat,
Contoh : ransum lengkap, parsial, dll
 Menetapkan perhitungan berdasarkan
kondisi air bahan
1. Berdasarkan asfed
2. Berdasarkan Bahan Kering
(ruminansia)
Konsentrat TDN PK SK LK Ab Ca P A D E
(Max) (Max) (Max) IU/k IU/ IU/kg
(%) (%) (%) (%)
(%) (%) g kg
(%)
70-75 16-18 15 4-6 12 0.8-1 0.6-0.8 3200 900 15
Laktasi

75-80 18-20 15 4-6 12 1-1.2 0.8-1 3200 900 15


Laktasi>15
kg
62-65 14-16 12 4-6 12 0.6-0.8 0.4-0.6 4000 120 15
Kering 0
Bunting
94-98 21-23 0 10 8 0.6-0.8 0.4-0.6 3700 600 40
Pengganti
(min)
Air Susu
78-82 16-18 5 4-6 10 0.6 0.5-0.7 2200 300 25
Pemula
65-70 15-17 15 4-6 12 0.6-0.9 0.4 2200 300 24
Dara
62-65 12-14 15 4-6 12 0.5 0.4-0.7 3200 300 15
Pejantan
Pembesar 70-75 16-17 - - - 1-1.2 0.5-0.6 - - -
an/Growing
Penggemu 70-75 12-14 - - - 0.4- 0.2-0.4 - - -
kan/Finishi 0.6
ng
Kebutuhan Ransum
 Kebutuhan BK Sapi 3-4% dari Bobot Tubuh
 Sapi Perah hijauan : Konsentrat 60 : 40
Kebutuhan konsentrat 1: 2 artinya 1kg konsentrat
setara 2 Lsusu
Jadi kalau bobot 400 kg, maka 3 x 400 kg
12 kg BK, dengan perbandingan 60 : 40, maka
konsentrat dibutuhkan = 5 kg, rumput 7 kg setara
dengan 100/15% x 7 kg = 45 kg
 Penggemukan full konsentrat (100%) atau 10-20 :
80-90
Interpolasi
 Dalam tahapan formulasi ransum,
salah satu langkahnya adalah
mengetahui dan menentukan angka
kebutuhan zat makanan dari ternak
yang akan diberi rasnum
berdasarkan acuan dari sumber
referensi/publikasi
 Tabel kebutuhan zat makanan untuk
ternak pada publikasi tersebut
seringkali tidak mengakomodasi
seluruh kondisi ternak.

 Untuk mengatasi hal tersebut


digunakan perhitungan interpolasi
 Prinsip interpolasi adalah
mengetahui berapakah
kebutuhan zat makanan pada
setiap perubahan kenaikan 1
kg berat badan ternak pada
kisaran berat badan
terdekat,
 A = KB1 + x (BB3-BB1)

 A = Angka kebutuhan zat makanan


yang diminta
 KB1 = Angka kebutuhan zat makanan
yang lebih kecil dari yang diminta
 KB2 = Angka kebutuhan zat makanan
yang lebih besar dari yang diminta
Contoh
Angka Kebutuhan Zat Makanan untuk Sapi Perah
Berat PBB Bahan Total TDN Ca P (kg)
Badan (kg) Kering Protein (kg) (kg)
(kg) (kg) (kg)

100 1,0 3,2 0,455 2,2 0,013 0,010


Sumber : Church, 1983
150 1,0 4,5 0,520 3,0 0,018 0,014
 Atas dasar informasi yang
ditampilkan pada Tabel tersebut,
selanjutnya dapat dihitung
kebutuhan tiap zat makanan untuk
sapi perah dengan berat badan 125
kg
 BK = 3,2 + 4,5 - 3,2 x (125-100)
 150-100
= 3,85 kg
 PK = 0,445 + 0,520 - 0,455 x (125-100)
 150 – 100
= 0,487 kg
 TDN = 2,2 + 3,0 - 2,2 x (125-100)
 150-100
 = 2,60 kg
 Ca = 0,013 + 0,018 – 0,013 x (125-100)
 150 – 100
 = 0,015 kg

 P = 0,01 + 0,014 - 0,010 x (125-100)


 150 – 100
 = 0,012 kg
Pakan BK PK SK LK Abu Ca P TDN Maks

Jagung 86,8 10,8 2,53 4,28 2,15 0,02 0,4 80,8 80


Polar 88,5 18,5 9,78 3,86 5,93 0,23 1,1 69,2 25
Dedak 87,7 13 13,9 8,64 13,6 0,09 1,39 97,9 30-60
Onggok 79,8 1,87 8,90 0,7 4,69 0,17 0,09 78,5 25-60
Molases 82,4 3,94 0,4 0,3 11 0,88 0,14 70,7 10
Gaplek 79,5 2,6 5,67 0,7 4,69 0,17 0,09 78,5 30
B Kel 88,6 21,3 14,2 10,9 8,24 0,16 0,62 78,7 50-60
B.Kacan 90,2 45,1 8,95 10,7 6,33 0,52 0,58 80,9 30
g
A. Kec 26,6 23,5 16,0 24,2 14,2 0,882 0,141 87,2 30
B. Ked 88,1 46,9 5,9 2,66 8,16 0,77 0,72 83,2 50
Mine - - - - - - - - 1
Mikro
Garam - - - - - - - - 2
Urea - - - - - - - - 1,5
Kapur - - - - - 33-38 - 2
Konsentrat TDN PK SK LK Abu Ca P A D E
Sapi Perah (%) (%) (Max) (Max) (Max)
(%) (%) IU/k IU/ IU/k
(%) (%) (%) g kg g

Sapi Perah
70-75 16-18 15 4-6 12 0.8-1 0.6-0.8 3200 900 15
Laktasi
75-80 18-20 15 4-6 12 1-1.2 0.8-1 3200 900 15
Laktasi>15 kg

62-65 14-16 12 4-6 12 0.6-0.8 0.4-0.6 4000 1200 15


Kering Bunting

94-98 21-23 0 10 8 0.6-0.8 0.4-0.6 3700 600 40


Pengganti Air
(min)
Susu

78-82 16-18 5 4-6 10 0.6 0.5-0.7 2200 300 25


Pemula
65-70 15-17 15 4-6 12 0.6-0.9 0.4 2200 300 24
Dara
62-65 12-14 15 4-6 12 0.5 0.4-0.7 3200 300 15
Penentuan Harga Pakan

Kuadran II Kuadran III


Energi Mahal Energi Mahal
Protein Murah Protein Mahal

Kuadran I Kuadran IV
Energi murah Energi murah
Protein Murah Protein Mahal
Bahan pakan kuadran III sebaiknya
jangan digunakan, pilihan harus
ditekankan pada bahan pakan yang
berada pada Kuadran I. Bahan pakan
pada kuadran II masih layak untuk
digunakan sebagai sumber protein murah,
jika kandungan zat makanan yang
tersusun dari bahan pakan pada Kuadran
I belum dapat memenuhi kebutuhan
protein ransum
 Contoh Harga Konsentrat sapi potong, dengan PK 10%
dan TDN 65% harganya Rp 1200. Maka harga protein
adalah Rp. 120/1% PK dan TDN-nya Rp. 18,5/1% TDN .

- Jagung PK = 10,8 ; TDN 80,8 Harga Rp.1700


Harga PK = 157,4/1PK TDN = 21,04/1TDN
- Onggok PK = 1,81 ; TDN = 78,3 Harga Rp. 800
Harga PK = 441/1PK TDN = 10,21
- B kelapa PK 21,3 TDN = 78,7 Harga 1300
Harga PK = 61,03/1PK TDN = 16,52/1 TDN
- B Kedele PK=46,9 TDN=83,2 Harga=Rp.5000
Harga PK = 106/1PK TDN = 60/1TDN

Anda mungkin juga menyukai