Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Liana Agustiani
201030700202
02FKKP005
TANGERANG SELATAN
2021
Nama : Liana Agustiani
NIM : 201030700202
Kelas : FKKP005
Tanggal Praktikum : Jumat, 7 Mei 2021, pukul : 08.00 – 10.30
Dosen Pengampu : Apt. Firdha Senja Maelaningsih, M.Farm.
1. TUJUAN PRAKTIKUM
2. PRINSIP PRAKTIKUM
Prinsip percobaan dari praktikum ini adalah Penentuan kadar natrium siklamat secara
titrasi nitrimetri, Serta dapat mengetahui prinsip dari titrasi nitrimentri dan pada reaksi
dalam NaNO2 dan pada pembakuan NaNO2, serta bagaimana penerapan titrasi nitrimetri
di dunia farmasi tersebut.
3. TEORI DASAR
Nitrimetri adalah metoda titrasi yang menggunakan NaNO 2 sebagai pentiter dalam
suasana asam. Pada suasana asam, NaNO2 berubah menjadi HNO2 (asam nitrit) yang akan
bereaksi dengan sampel yang dititrasi membentuk garam diazonium (Gandjar et al, 2007).
Pembentukan garam diazonium berjalan lambat, oleh karena itu untuk mempercepatnya
dapat ditambahkan KBr sebagai katalis (Hamdani, 2013).
Zat yang dapat dititrasi dengan nitrimetri adalah zat yang mengandung gugus –
NH2 (amin) aromatis primer atau zat lain yang dapat dihidrolisis/direduksi menjadi amin
aromatis primer (Setyawati et al, 2010).
Prinsip Titrasi Nitrimetri adalah reaksi diazotasi yaitu dengan pembentukan garam
diazonium dari gugus amin aromatic primer (amin aromatik sekuder dan gugus nitro
aromatik), Pembentukan senyawa nitrosamine dari amin alifatik sekunder, Pembentukan
senyawa azidari gugus hidrazida dan Pemasukan gugus nitro yang jarang terjadi karena
sulitnya nitrasi dengan menggunakan asam nitrit dalam suasana asam.
Titrasi nitrimetri merupakan titrasi yang dipergunakan dalam analisa senyawa-
senyawa organik, khususnya untuk persenyawaan amina primer. Penetapan kuantitas zat
didasari oleh reaksi antara fenil amina primer (aromatic) dengan natrium nitrit dalam
suasana asam menbentuk garam diazonium. Reaksi ini dikenal dengan reaksi diazotasi,
dengan persamaan yang berlangsung dalam dua tahap seperti dibawah ini :
NaNO2 + HCl → NaCl + HNO2
Ar- NH2 + HNO2 + HCl → Ar-N2Cl + H2O
(Zulfikar, 2010).
Reaksi ini tidak stabil dalam suhu kamar, karena garam diazonium yang terbentu
mudah tergedradasi membentuk senyawa fenol dan gas nitrogen. Sehingga reaksi dilakukan
pada suhu dibawah 15oC. Reaksi diazotasi dapat dipercepat dengan panambahan
garam kalium bromida (Hamdani, 2013).
Reaksi dilakukan dibawah 15 oC, sebab pada suhu yang lebih tinggi garam diazonium
akan terurai menjadi fenol dan nitrogen. Reaksi diazonasi dapat dipercepat dengan
menambahkan kalium bromida (Hamdani, 2013).
Dalam farmakope Indonesia Titrasi diazotasi digunakan untuk menetapkan kadar:
benzokain primakuin fosfat dan sediaan tabletnya, prokain HCl, sulfasetamid, natrium
sulfasetamid, sulfametazin, sulfadoksin, sulfametoksazol, tetrakain, dan tetrakain HCl
(Gandjar, 2007).
2. Bahan
1. Hcl : Berfungsi sebagai pelarut
2. Pasta kanji : Berfungsi indikator luar
3. Asam sulfanilat : Berfungsi sebagai larutan baku sekunder atau sebagai larutan
pentiter
4. NaNO2 : Berfungsi sebagai larutan baku primer
5. Es batu : Berfungsi sebagai pemberi temperature suasanya yang dibutuhkan
dalam titrasi asam-basa
5. PROSEDUR KERJA
A. Pembakuan NaNO2
6. DATA PENGAMATAN
Perhitungan konsentrasi natrium nitrit
V sulfanilat x N sulfanilat = V NaNO2 x N NaNO2
10 mL x 0,0335 N = 50 mL x NNaNO2
NNaNO2 = 10 mL x 0,0335
50 mL
= 0,0067 N
PERHITUNGAN KADAR
𝑚𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000
10 mL x 1000
= 58,022 X 100
10.000
= 0,58022 % b/b
Perlakuan Hasil
Isi buret dengan 50 mL NaNO2 dan
Masukkan 10 mL Asam Sulfanilat ke
dalam Erlenmeyer, dan tambahkan
Hcl sebanyak 5 Ml
Perlakuan Hasil
Oleskan pasta kanji pada keramik
dengan menggunakan spatel
7. KESIMPULAN
Telah dilakukan penetapan kadar sulfanilamida dengan metode nitrimetri, yaitu
menggunakan NaNO2 sebagai yang dibakukan dengan asam sulfanilat sebagai pentiter. Dari
hasil penetapan diketahui bahwa kadar sulfanilamid adalah 0,58022 % b/b
DAFTAR PUSTAKA