Anda di halaman 1dari 7

A.

Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum asidi-alkalimetri ini yaitu :
1. Untuk mengetahui proses titrasi menggunakan metode aside alkalimetri
2. Untuk mengetahui cara menentukan kadar sampel dengan metode aside-alkalimetri
3. Untuk mengetahui perubahan warna yang terjadi saat percobaan titrasi

B. Dasar teori
Penentuan kadar larutan asam-basa adalah dengan melalui proses titrasi aside-alkalimetri .
cara ini cukup menguntungkan karena pelaksanaannya yang mudah dan cepat . titrasi aside-
alkalimetri dibagi menjadi 2 bagian yaitu asidimetri dan alkalimetri . Asidimetri merupakan
titrasi dengan menggunakan larutan standar asam untuk menentukan basa , larutan standar asam
yaitu biasanya dipergunakan Hcl < asam cuka , asam oksalat , asam Borat sedangkan Alkalimetri
merupakan kebalikannya dari asidimetri yaitu titrasi yang menggunakan larutan standar basa
untuk menentukan asam (Budiyanto,2012)
Asidi-alkalimetri dapat dihunakan untuk menentukan kadar suatu larutan dengan teliti karena
dengan titrasi ini , penyimpangan titik ekivalen lebih kecil sehingga memudahkan untuk
mengetahui titik akhir titrasinya yang ditandai dengan suatu perubahan warna ,begitu pula
dengan waktu yang digunakan seefisien mungkin ( Haryadi,1990)
Menurut Sangsoko,2010 adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dilakukan
analisis volumentrik sebagai berikut :
1. Reaksi antara basa dan asam harus berlangsung sangat cepat
2. Reaksinya harus sederhana serta lasrutan asam dan basa dapat dinyatakan denga
persamaan rekasi yang kuantitatif / stokiometrik
3. Harus ada perubahan yang terlihat pada suatu titik ekuivalen tercpai baik secara
fisikmaupun kimia
4. Harus ada inidikator jika reaksi tidak menunjukan perubahan kimia atau fisika contohnya
perubahan warna tersebut
Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan asam-basa atau sebaliknya .
titran ditambahkan titer tetes demi tete sampai mencapai keadaan ekuivalen (secara stoikementri
titran dan titer habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan berubahnya warna indikator .
keadaan ini dikatakan sebagai “ titik ekuivalen” yaitu titik dimana jumlah basa yang
ditambahkan sama dengan jmlah basa yang akan dinetralkan , misalkan : sebuah reaksi [H+] =
[OH-]. Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna
indikator ddisebut dengan “ titik akhir titrasi” titik akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen , tapi
biasanya titik akhir titrasi inimelewati titik ekuivalen , oleh karena itu titik akhir titasi sering
disebut titik ekuivalen. Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan kemudian
dicatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut . dengan menggunkan
data volume titran , volume dan konsentrasi maka bisa dihitung konsentrasi titran tersebut
(Pramono,2012)
Titrasi asam-basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam dan untuk itu digunakan
pengamatan dengan indikator bila PH pada titik ekivalen antara 4-10. Demikian juga pada titik
akhir titrasi akan tajam pada titrasi asam atau basa lemah jika penitratian adalah basa atau asam
kuat dengan perbandingan tetapan disosiasi asam lebih besar dari 10 . selama titrasi asam-basa ,
PH larutan berubah secara drastis bila volume titrasi tercapai pada titik ekivalen
( sangsoko,2010)
Indikator asam-basa adalah zat yang berubah warnanya atau membentuk fluorosen atau
kekeruhan pada suatu rnge pada PH tertentu . zat-zat indikator dapat berupa asam atau basa ,
larut , stabil , dan menunjukan perubahan warna yang kuat serta biasanya adalah zat organik.
perubahan warna disebabkan oleh resonasi ismer elektron. Berbagai indikator mempunyai
tetapan ionisasi yang berbeda dan akibatnya menunjukan warna pada range yang berbeda ,
indikator asam-basa secara garis besar dapat diklasifikasikan dalam 3 golongan yatu salah
satunya indikator ftatein dan indikator sulfoftalein (Day , Underwood , 1999)

C. Prosedur percobaan
Alat dan bahan
Alat
Adapun alat yang digunakan saat percobaan ini yaitu :

No Nama Jumlah kegunaannya


1 Pipet tetes 1 buah Untuk mengambil dan meneteskan indikator
2 Beaker glass 2 buah Sebagai wadah zat yang dititrasi
3 Statif/klem 1 buah Sebagai penyangga berdirinya buret
4 Buret 1 buah Sebagai wadah peniteter
5 Erlenmeyer 2 buah Sebagai wadah campuran zat yang diaduk
6 Pipet ukur 1 buah Untuk mengambil larutan yang diambil
7 Ball filler 1 buah Untuk menghisap dan mengambil larutan yang
berbahaya

Cara kerja :
Cara kerja pembuatan larutan baku sekunder NaOH
Adapun cara pembuatan Larutan NaOH yaitu :
1. Di siapkan alat dan bahan seusai dengan tabel diatas
2. Ditambahan larutan asam oksalat menggunakan pipet volume 10 ml ke dalam
Erlenmeyer
3. Ditambahkan indikator phenolphatlein kedalam Erlenmeyer sebanyak 2-3
tetes
4. Dimasukan larutan NaOH kedalam buret lalu di larutkan asam oksalat yang
sudah ditambahkan indikator phenolphthalein dititrasi dengan larutan NaOH
sampai terjadi perubahan warna dari tak berwarna menjadi berwarna merah
muda
5. Dicatat volume NaOH yang digunakan
6. Diulangi pekerjaan diatas sekali lagi
7. Dihitung Normalitas rata-rata NaOH sampai empat angka di belakang koma

Cara kerja menentukan kadar sampel (asam asetat)


Adapun cara menentukan asam asetat yaitu :
1. Disiapkan alat dan bahan sesuai dengan tabel diatas
2. Ditambahkan larutan asam asetat dengan pipet volume 10 ml ke dalam
erlenmeyer
3. Ditambahkan indikator phenolphthalein ke dalam Erlenmeyer sebanyak 2-3
tetes
4. Dimasukan larutan NaOH kedalam Buret lalu dilarutkan asam asetat yang
sudah ditambahkan indikator phenolphthalein dititrasi dengan larutan NaOH
sampai terjadi perubahan warna dari tak berwarna menjadi berwarna merah
muda
5. Dicatat volume yang digunakan
6. Diulangi pekerjaan diatas sekali lagi
7. Dihitung kadar rata-rata sampel

D. Hasil pengamatan
Dari hasil percobaan yang dilakukan didapatkan data dari hasil pengamatan sebagai
berikut :
 Menentukan Normalitas Larutan Baku pimer Asam Oksalat
Berat asam Oksalat : 6, 347 gram
Volume asam oksalat : 10 ml
Menentukan Normalitas larutan baku sekunder (NaOH )

Percobaan Volume H2C2O42H2O Volume NaOH


I 10 ml 10,5 ml
II 10 ml 10 ml
Dalam percobaan tersebut telah di ketahui volume NaOH yang terpakai saat
Titrasi adalah 10,5 ml dan 10 ml.
Menentukan Kadar sampel Asam Asetat (cH3COOH)

Percobaan Volume CH3COOH Volume NaOH


I 10 ml 17,5 ml
II 10 ml 17 ml
Dalam percobaan menentukan kadar sampel dapat diketahui volume dari NaOH
yang terpakai yaitu 17,5 ml dan 17 ml dimana dalam percobaan ini menggunakan
indikator phenolphthalein
E. Perhitungan
Setelah didapatkan hasil pengamatan maka dapat dihitung normalitas larutan
kadar sampel CH3COOH

Menentukan Normalitas NaOH :


N

F. Pembahasan
Dari hasil percobaan dan pengamatan pada praktikum ini yaitu pada materi Asidi-
Alkalimetri dengan alat dan bahan yaitu Erlenmeyer , Gelas beaker , Pipet tetes , Klem ,
Buret , Pipet ukur dan Ball filler dan bahannya Asam asetat , Larutan NaOH , aquades dan
indikator Phenolphtalein yang dimana pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui
nagaimana proses terjadinya titrasi asam-basa memlalu proses Asidi-Alkalimetri ini dan
dapat kita ketahui bagaimana cara menghitung kadar asam-basa pada suatu larutan dengan
menggunakan metode Asidi-Alkalimetri
Pada kali ini percobaan asidi-alkalimetri menitrasikan NaOH dengan asam Oksalat
dengan menggunakan indikator phenolphthalein saat ditambahkan indikator phenolphthalein
larutan berubah menjadi warna merah muda yang awalnya tidak berwarna sehingga terjadi
suatu reaksi yaitu H2C2O42H2O Na2C2O4 + H2O dimana setelah mengetahui reaksi
dapat dilakukan perhitungan Normalitas dari larutan NaOH pada percobaan pertama dengan
Asam oksalat 10 ml dan NaOH sebanyak 10,5 ml dengan mendapatkan hasil 9,5942 N . dan
pada percobaan kedua dengan menggunakan larutan Asam Oksalat 10 ml dan NaOH
sebanyak 10 ml dengan mendapatkan hasil 10,074 N
Perobaan kedua dengan menentukan kadar larutan CH3COOH dengan NaOH dan
menggunakan Indikator yang sama yaitu indikator Phenolphtalein dan saat indikatoor
phenolphthalein asam asetat dan NaOH yang dititrasi yang awalnya larutan indikator asam
asetat berwarna bening dicampur dengan larutan NaOH menjadikannya berubah warna
menjadi merah muda hal tersebut dikarenakan oleh indikator phenolphthalein merupakan
indikator titrasi yang sering digunakan dan phenolphtlaein larutan ini merupakan bentuk
asam lemah yang lain pada kasus ini asam lemah tidak berwarna dan ion-ionnya berwarna
merah muda penambahan ion Hidrogen berlebihan menggeser posisi kesetimbangan kearah
kiri dan mengubah indikator menjadi tak berwarna menjadi berwarna . penambahan ion
hidroksida menghilangkan ion Hidrogen dari kesetimbangan yang mengarah ke kanan untuk
menggantikannya mengubah indikator warna merah muda . reaksi yang terjadi yaitu
CH3COOH dimana percobaan pertama menggunakan larutan CH3COOH dengan
menambahkan indikator phenolphthalein sebanyak 2-3 tetes dan dititrasi dengan NaOH
mengasilkan kadar 1,05%. Pada percobaan kedua dengan NaOH CH3COOH dan
ditambahkan indikator phenolphthalein 2-3 tetes dan mengasilkan kadar 1,02% kadar pada
larutan yang dititrasi dan memperoleh hasil rata-rata 1,035%

G. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan ini yaitu :
1. Dari hasil percobaan kita dapat mengetahui penentuan kadar larutan asam-basa
dengan melalui proses titrasi Asidi-alkalimetri . Asidi-alkalimetri dibagi menjadi 2
bagian yaitu Asidimetri titrasi yang menggunakan larutan standar asam untuk
menentukan basa sedangkan alkalimetri titrasi yang menggunakan larutan basa untuk
menentukan asam
2. Dari hasil percobaan diperoleh konsentrasi normalitas Asam Oksalat dengan larutan
NaOH dan indikator phenolphthalein yaitu percobaan I dan II berturut-turut
menghasilkan 9,5942 N dan 10,074 N dengan rata-rata yang diperoleh yaitu 9,8341 N
setelah memperoleh hasil rata-rata maka dilanjutkan percobaan berikut. Dari hasil
percobaan diperoleh kadar sampel CH3COOH dengan larutan NaOH dan indikator
Phenolphtalein menghasilkan warna merah muda yang menghasilkan perhitungan
berturut-turut pada percobaan I dan II yaitu 1,05% dan 1,02% kadar pada larutan
yang dititrasi dan memperoleh hasil rata-rata 1,035%
3. Perubahan warna pada saat titrasi disebabkan oleh indikator phenolphthalein .
perubahan tersebut terjadi karena pergeseran ion-ion hydrogen berlebih yang egubah
posisi kesetimbangan yang menyebabkan larutan yang tak berwarna menjadi
berwarna

H. DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto . 2012 . titrasi asam basa (penambahan asam-basa)


Day , Underwood.1999.Kimia Analisis Kuantitatif . Jakarta : Erlangga
Haryadi , W .2010. Ilmu Kimia Analitik dasar . Jakarta : Gramedia
Pramono . 2012 . Penentuan komposisi Magenesium hidroksida dan indikator asam-basa.
Jakarta : Gramedia
Sangsoko, K . 2010 . Asidi Alkalimetri

Anda mungkin juga menyukai