Anda di halaman 1dari 24

PENGERTIAN

● Asidimetri adalah penetapan kadar basa dalam suatu


sampel dengan menggunakan larutan baku asam yang
sesuai.

● Alkalimetri merupakan analisis khusus menggunakan


titrasi asam-basa untuk menentukan konsentrasi basa
(alkalin).
REAKSI NETRALISASI

1. Netralisasi Asam Kuat dengan Basa Kuat


pH pada titik ekuivalen, dimana ekuivalen basa = ekuivalen asam
adalah 7, karena tidak ada yang tepat pada pH = 7 maka alternatif yang
dipilih ada 2 yaitu:
Jika asam dititrasi dengan basa, maka indikator yang dipakai adalah PP,
karena kelebihan 1 tetes basa akan terjadi loncatan pH ke arah basa.

2. Netralisasi Asam Kuat dengan Basa Lemah


Titik ekuivalen ada di daerah asam maka indikator yang dipakai : merah
metal, brom fenol biru.
3. Netralisasi Asam Lemah dengan Basa Kuat
Titik Ekuivalen ada di daerah basa maka indikator yang
dipakai: PP, timol blue, timolftalein.

4. Netralisasi Asam Lemah dengan Basa Lemah


Dalam hal ini tidak terjadi loncatan pH yang besar variasi
derajat disosiasi dari asam atau basa tersebut.
Rumus Konsentrasi pada titrasi
penetralan
PEMILIHAN INDIKATOR
Pemilihan indikator ditentukan oleh pH larutan pada titik ekuivalen.
Misalnya :
• Asam lemah dititrasi dengan basa kuat digunakan indikator fenolptalin atau
biru timol (pH diatas 7)
• Basa lemah dititrasi dengan asam kuat digunakan indikator merah metil
(pH dibawah 7)
 
PETUNJUK PEMILIHAN INDIKATOR
1. Gunakan 3 tetes larutan indikator kecuali dinyatakan lain
2. Jika asam kuat dititrasi dengan basa kuat atau sebaliknya dapat
digunakan Jingga metil, --Merah metil atau Fenolptalin
3. Jika asam lemah dititrasi dengan basa kuat digunakan indikator
fenolptalin
4. Jika basa lemah dititrasi dengan asam kuat digunakan indikator
merah metil

5. Basa lemah jangan dititrasi dengan asam lemah atau sebaliknya,


karena tidak ada indikator yang dapat menunjukkan titik akhir
yang jelas

6. Lebih mudah mengamati timbulnya warna daripada hilangnya


warna.
Perubahan warna indikator terjadi karena :
1. Indikator ialah asam/basa organik lemah, jadi dalam larutan
mengalami kesetimbangan pengionan

2. Molekul-molekul indikator tersebut mempunyai warna berbeda


dengan ion-ion nya

3. Letak trayek PH pada pH tinggi, rendah atau di tengah tergantung


besar kecilnya Ka atau Kb indikator

4. Terjadinya trayek merupakan akibat kesetimbangan dan karena


kemampuan mata untuk membedakan campuran warna-warna terbatas
Warna lakmus dalam larutan Asam, Basa dan
Netral
Cara Melakukan Titrasi Asam Basa
1. Zat Penitrasi (titran) yang merupakan larutan baku dimasukkan ke dalam
buret yang teleh ditera (ditandai/diuji pada alat ukur)
2. Zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada wadah (gelas kimia atau
Erlenmeyer). Ditempatkan tepat dibawah buret berisi titran
3. Tambahkan indicator yang sesuai pada titrat, misalnya indicator
fenoftalein
4. Rangkai alat titrasi dengan baik. Buret harus berdiri tegak, wadah titrat
tepat dibawah ujung buret, dan tempatkan sehelai kertas putih atau
tissue putih di bawah titrat
5. Atur titran yang keluar dari buret (titran dikeluarkan sedikit demi sedikit)
sampai larutan di dalam gelas kimia menunjukkan perubahan warna dan
diperoleh titk akhir titrasi. Hentikan titrasi!
ASIDIMETRI
{CONTOH PENETAPAN KADAR BORAX (Na2B4O7)}
Larutan titer ->HCL, kadang-kadang asam sulfat atau asam peklorat. Tujuan :
a. Mengetahui normalitas dengaN H2SO4 baku
primer Na2CO3
b. Menetapkan kadar zat boraks dalam sempel

1. Alat & bahan :


Alat : - buret, erlemeyer, gelas ukur, pipet volume, labu dll
Bahan : a. LBP : Na2CO3 ( BM=106)
b. LBS : H2SO4 0,1 N
c. Sample : borax ( Na2B4O7.10H2O)
d. Indikator : Metil merah.
2. Prosedur :
- Buat LBS : H2SO4 0,1N 250 ml dari sediaan H2SO4 2N
- Buat LBP : Na2CO3 0,1 N
- Buay sample : Na2B4O7 = 0,1 N

A. Prosedur pembuatan LBS (H2SO4)


Sediaan 2 N
Diminta 0,1 N 250 ml
- Diambil 12,5 ml H2SO4, masukkan ke gelas ukur ad 250 ml
menggunakan aquadest ( labu ukur 250 ml )
- Kocok sampai homogen
- Masukan dalam buret
Catatan :
- Bagaimana cara menuangkan asam sulfat yang
memiliki
kosentrasi tinggi
- Pembuatan LBS konsentrasi 2N = diambil kurang
lebih 5.7 ml/ dari botol asam sulfar pekat (pa) ad kan
sebanyak 100 ml
B. Prosedur pembuatan LBP ( Na2CO3 an hidrat ) 0,1N 100ml
- Pipet lar ( NaCO3 sediaan = 21,30112 g/liter) dalam pipet volume
sebanyak
25 ml
- Masukan dalam labu ukur 100 ml adkan
- Tambahkan aqua dest ( labu ukur 100 ml ) ad garis tanda
- Kocok sampai homogen

C. Prosedur pembuatan sampel Na2B4O7 10H2O (BORAX)


- Pipet lar Na2B4O7 ( BORAX 8% ) sengan pipet volume sebanyak 25
ml
- Masukan dalam labu ukur 100 ml
- Tambahkan aqua dest ( labu ukur 100 ml ) ad garis tanda
- Kocok sampai homogen.
3. Pembakuan :
- Pipet larut Na2CO3 sebanyak 25 ml dari labu
ukur 0,1 N 100 ml
- Masukan kedalam erlemeyer
- Tambahkan 3 tetes indikator merah metil
- Titrasi dengan larutan asam sulfat 0,1 N
sebanyak 3 x
- Hitung normalitas sebenarnya
- Data pembakuan
Pembakuan Asam Sulfat
4. Penetapan Kadar :
- Pipet larutan boraks sebanyak 25 ml dari labu
ukur 0,1 N 100 ml
- Masukan kedalam erlenmeyer
- Tambahkan 3 tetes indikator merah metil
- Titrasi dengan larutan asam sulfat 0,1 N
sebanyak 3X
- Hitung normalitas sebenarnya
- Data penetapan kadar.
Penetapan kadar boraks
Dibuat volume rata - rata = ....ml +....ml +...ml
------------------------------------- =
3
Normalitas sesungguhnya:
mgek = mgrek titran
Data Penetapan kadar = Data pembakuan tapi tidak lagi dibuat N sebenarnya
lagi, langsung ke perhitungan kadar.
Perhitungan kadar :
Mgek titrat = mgek titran
(sampel) = mgek asam sulfat
=VXN
= V X N X BE
berat = V X N X BE X BM / 25 ml
Dalam 100 ml = 100/25 X berat Kadar
Kadar = berat/ pipet sampel X 100 %
= ….%
Prinsip Asidimetri
Titrasi asidimetri melibatkan basa sebagai titer
dan asam sebagai titran yang ditambahkan
sedikit demi sedikit sampai kedaan TITIK
EKUIVALEN yang artinya titran dan titer
habis bereaksi.
Titran yang dipakai dalam titrasi asam basa
selalu asam kuat atau basa kuat. Titik Akhir
Titrasi (TAT) mudah diketahui dengan
membuat kurva titrasi yaitu plot antara pH
larutan sebagai fungsi dari volume titran yang
ditambahkan. TAT ditentukan dengan memilih
indikator yang warnanya berubah sekitar titik
ekivalen.
Daftar Pustaka
1. Vogel, 2003, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik,
EGC, Jakarta.
2. Underwood 2002, Kimia Analisa Kuantitatif,Erlangga,
Jakarta
3. Harmita, 2008, Analisa Kuantitatif Bahan Baku dan
sediaan farmasi, Departemen f-MIPA UI, Depok.
4. Harrizul, Rifa'i, 1995, Asas Pemeriksaan Kimia Analitik, UI-
Press : Jakarta
5. Khopkar, S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI-Press :
Jakarta
6. Shvehla, G. 1995. Vogel Buku Teks Analisis makro dan
Semimikro I. PT Kalman Media Pustaka: Jakarta.
7. Haryadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Pt. Gramedia:Jakarta.
THANK YOU
PERTANYAAN

Anda mungkin juga menyukai