Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM BIOPROSES

FERMENTASI ANAEROBIK SECARA BATCH


(Pembentukan Etanol Oleh Saccharomyces cerevisiae)

Disusun Oleh:
Udyani Lokahita (191424030)
Vini Ivania Pardeny (191424031)
Yusfi Fadilla Busjori (191424032)

D4 – TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH


TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
BANDUNG
2021
Modul II : Fermenetasi Anaerobik Secara Batch (Pembentukan Etanol Oleh Saccharomyces
cerevisiae)

I. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan:
a. Memahami proses fermentasi etanol secara anaerobik yang dijalankan secara batch.
b. Menguasai teknik pembuatan inokulum dan persiapan untuk proses fermentasi
anaerobik.
c. Menentukan kurva kalibrasi untuk konsentrasi etanol dan konsentrasi sukrosa
terhadap indeks bias.
d. Menentukan kurva perubahan konsentrasi sel, konsentrasi etanol, dan konsentrasi
substrat sisa terhadap waktu.
e. Menentukan konstanta Michaellis Menten untuk proses fermentasi etanol.
II. Dasar Teori
Saccharomyces merupakan mikroorganisme bersel satu tidak berklorofil, termasuk
kelompok Eumycetes tumbuh baik pada suhu 30°C dan pH 4,8. Ragi Saccharomyces
cereviceae sering digunakan dalam produksi makanan minuman fermentasi yang
mengandung alkohol sebab mampu mengubah glukosa menjadi etanol dan CO2.
Beberapa kelebihan Saccharomyces dalam proses fermentasi yaitu mikroorganisme ini
cepat berkembang biak, tahan terhadap kadar alkohol yang tinggi, tahan terhadap suhu
yang tinggi, mempunyai sifat stabil dan cepat mengadakan adaptasi. Beberapa spesies
Saccharomyces cereviceae mampu memproduksi etanol hingga 13,01 %. Hal yang
menarik dari proses fermentasi menggunakan Saccharomyces cerevisiae adalah bahwa
proses fermentasi ini dapat berlangsung pada kondisi aerob maupun anaerob.
Menurut Pasteur, pada kondisi aerob, keberadaan oksigen akan menghambat jalur
fermentasi di dalam sel ragi sehingga sumber karbon yang ada akan digunakan melalui
jalur respirasi. Fenomena ini sering disebut sebagai Pasteur effect (Walker, 1998). Pada
sel – sel prokariota dan eukariota, Pasteur effect banyak dijumpai, salah satu contohnya
adalah fermentasi asam laktat oleh sel otot manusia ketika kekurangan oksigen.
Berdasarkan fenomena ini, maka seharusnya produksi etanol oleh ragi terjadi pada
kondisi anaerob.
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan
dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula
paling sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Dalam
proses fermentasi menjadi etanol terjadi perubahan kimia yang disebabkan oleh adanya
enzim zymase yang dihasilkan oleh ragi.
Persamaan Reaksi Kimia:
Jika substrat gula yang diberikan berupa sukrosa, maka terlebih dahulu terjadi
penguraian sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa:
C12H22O11 + H2O → C6H12O6 + C6H12O6
Sukrosa glukosa fruktosa
Kemudian glukosa dan fruktosa diuraikan oleh enzim zimase menjadi etanol dan
gas CO2 serta sejumlah energi (Kavanagh, 2005).
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ/mol)
Secara teoritik tiap molekul glukosa akan menghasilkan 2 mol etanol dan 2 mol
karbon dioksida dan melepas energi. Nutrien diperlukan dalam pertumbuhan ragi.
Setiap 1 gram glukosa menghasilkan 0,51 gram etanol. Hasil samping yang terbentuk
antara lain: asetaldehid (sebagian kecil eter) dan minyak fusel, yang merupakan
campuran senyawa alkohol tingkat tinggi dengan komposisi tergantung bahan baku.
Laju produksi asetaldehid sekitar 1 liter setiap 1.000 liter etanol, dan laju produksi
minyak fusel 5 liter/1000 liter alkohol (Maiorella, 1985).
Fermentasi secara batch membutuhkan waktu sekitar 50 jam, pH awal 4,5 dan suhu 20-
30oC untuk menghasilkan yield etanol 90% dari nilai gula teoritis. Hasil akhir etanol
sekitar 10-16% v/v (Bailey, 1986).
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang
terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap
awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi
tergantung pada produk akhir yang dihasilkan. Jalur biokimia reaksi fermentasi etanol
ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Jalur Biokimia Fermentasi Etanol


Kondisi operasi yang berpengaruh dalam proses fermentasi etanol adalah
konsentrasi substrat (glukosa/sukrosa), konsentrasi etanol, temperatur, pH, dan jenis
mikroba yang digunakan. Ragi dapat tahan sampai konsentrasi glukosa 22% b/v.
Pertumbuhan sel ragi seluruhnya terhenti pada konsentrasi etanol di atas 110 g/L.
Temperatur optimum pertumbuhan sel ragi adalah pada temperatur 28-36oC, sedangkan
temperatur optimum pembentukan produk adalah 38oC pada konsentrasi etanol rendah.
Kriteria proses fermentasi yang baik adalah dapat menghasilkan perolehan alkohol yang
tinggi, tahan terhadap konsentrasi gula dan etanol yang tinggi, tahan terhadap
temperatur yang tinggi.
Laju pengurangan konsentrasi substrat pada proses fermentasi etanol mengikuti
persamaan Michaellis Menten berikut:
V= Vmaks Cs / (Ks+Cs)
V= -d Cs/dt
dCp/dt
dX/dt = V X
III. Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Bahan yang Digunakan
a. Biakan Saccaharomyces cerevisiae
b. Alkohol 70% untuk desinfeksi
c. Media aktivasi 100 ml:
Sukrosa 6 g KH2PO4 0,5 g
(NH4)2SO2 0,2 g
Diinkubasi anaerob selama 1 hari
T=30oC
d. Media Fermentasi 1 L:
Sukrosa 150 g KH2PO4 5 g
MgSO4.7H2O 0,4 g Schout emulsion 10 ml
(NH4)2SO2 2 g Aquadest 1 Liter
Diinkubasi pada T=37oC selama 15 hari
3.1.2 Alat yang Digunakan
1. Fermentor
2. Tabung reaksi steril
3. Jarum ose
4. Bunsen
5. Labu Erlenmeyer
6. Beaker glass
7. Gelas ukur
8. Pipet tetes
9. Pipet ukur 10 mL
10. Refraktometer
11. Shaker
12. Inkubator
13. Neraca teknis
14. Hot plate
15. Termometer
3.2 Rancangan Percobaan
3.2.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi
a. Siapkan larutan gula 10% v/v, tambahkan larutan etanol sehingga
diperoleh larutan dengan variasi konsentrasi etanol 1%, 2%, 3%,
…, 10%
b. Ukur indeks bias masing-masing variasi konsentrasi.
c. Siapkan larutan etanol 5% v/v, tambahkan larutan gula sehingga
diperoleh larutan dengan variasi konsentrasi gula 3%, 5%, 7%, 9%,
11%, 13%, dan 15%
d. Ukur indeks bias masing-masing variasi konsentrasi.
3.2.2 Pembuatan Media Aktivasi dan Fermentasi
a. Siapkan labu Erlenmeyer 100 mL untuk media aktivasi dan 1 L
untuk media fermentasi.
b. Masukkan bahan untuk masing-masing media sesuai kompisisi
pada Tabel 3.1 lalu tambahkan aquades hingga 100 mL untuk
media aktivasi dan 1 L untuk media fermentasi.
c. Larutkan dan aduk media di atas hot plate stirrer
d. Sterilkan media dalam autoclave.
3.2.3 Pembuatan inokulum Saccharomyces cerevisiae
a. Siapkan biakan ragi Saccharomyces ceevisiae dalam agar miring.
b. Gesekkan jarum ose sebanak 3 gesekan lalu celupkan ke dalam
media aktivasi 100 mL yang sudah steril.
c. Lakukan sebanyak 3 kali dengan perlakuan aseptis.
3.2.4 Percobaan fermentasi anaerobik secara batch
a. Fermentor didesinfeksi dengan menggunakan alkohol.
b. Masukkan media fermentasi ke dalam fermentor sebanyak 900
mL.
c. Masukkan media aktivasi yang berisi inokulum Saccharomyces
cerevisiae secara aseptis ke dalam fermentor.
d. Purging larutan dalam fermentor dengan menggunakan gas N2
untuk mengeluarkan oksigen.
e. Simpan dalam inkubator dengan suhu 37oC dan dishaker.
f. Lakukan pengambilan sampel untuk analisa setiap 4 jam selama 15
hari.
g. Analisa konsentrasi gula sisa dan konsentrasi etanol dengan
mengukur indeks bias sampel.
h. Analisa konsentrasi sel dengan menggunakan metode counting
chamber.
IV. Pengolahan Data

Konsentrasi (%) Indeks Bias


1 1.3335
2 1.3341
3 1.335
4 1.3362
5 1.3365
6 1.3373
7 1.3378
8 1.3382
9 1.3386
10 1.339
Tabel 4.1 Tabel Data Kurva Kalibrasi Etanol

KURVA STANDAR INDEKS BIAS


(KURVA STANDAR ETANOL)
1.34
y = 0.0006x + 1.3332
1.339 R² = 0.9715

1.338
INDEKS BIAS

1.337
1.336
1.335
1.334
1.333
0 2 4 6 8 10 12
KONSENTRASI ETANOL

Kurva 4.1 Kurva Standar Indeks Bias Etanol


Konsentrasi Brix (%)
(%)
3 3.5
5 5.1
7 7.1
9 9.1
11 11.3
13 13.4
15 16
Tabel 4.2 Tabel Data Konsentrasi Standar Sukrosa

kurva standar % brix (kurva standar sukrosa)


18
y = 1.0411x - 0.0125
16
R² = 0.9963
14
12
% BRIX

10
8
6
4
2
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
KONSENTRASI

Kurva 4.2 Kurva Standar Konsentrasi Terhadap Brix (%)


❖ Perhitungan Konsentrasi Etanol terhadap Waktu
Dari kurva strander konsentrasi etanol terhdap ineks bias diperoleh persamaan : y =
0,0006x + 1,3332 maka, konsentrasi etanol dapat dihitung dengan rumus :
𝑦−1,3332
X = 0,0006
a. Saat t = 0 X = 0,8333%
1,3332−1,3332 d. Saat t = 30 jam
X= 0,0006
1,3338−1,3332
X=0% X= 0,0006

b. Saat t = 6 jam X=1%


1,3334−1,3332 e. Saat t = 48 jam
X= 0,0006
1,3352−1,3332
X = 0,3333% X= 0,0006

c. Saat t = 24 jam X = 3,3333%


1,3337−1,3332
X= 0,0006
f. Saat t = 54 jam X = 3,8333 %
1,3353−1,3332 i. Saat t = 96 jam
X= 0,0006
1,3355−1,3332
X = 3,5 % X= 0,0006

g. Saat t = 72 jam X = 3,8333 %


1,3354−1,3332 j. Saat t = 102 jam
X= 0,0006
1,3356−1,3332
X = 3,6667 % X= 0,0006

h. Saat t = 78 jam X=4%


1,3355−1,3332
X= 0,0006

DATA PERCOBAAN FERMENTASI x = (y- x=


ANAEROB 1,3332)/0,0006 (y+0,0125)/1,0411
t (jam) Indeks Bias % N Etanol (%) N Sukrosa (%) ln S/So
Brix
0 1.3332 15.4 0.0000 14.8041 -
6 1.3334 15 0.3333 14.4198 0,026296
24 1.3337 14.4 0.8333 13.8435 0,067083
30 1.3338 14.1 1.0000 13.5554 0,088118
48 1.3352 11.2 3.3333 10.7699 0,31815
54 1.3353 10.9 3.5000 10.4817 0,34527
72 1.3354 10.6 3.6667 10.1935 0,373146
78 1.3355 10.5 3.8333 10.0975 0,382614
96 1.3355 10.4 3.8333 10.0014 0,392172
102 1.3356 10.2 4.0000 9.8093 0,411566
Tabel 4.3 Tabel Data Percobaan Fermentasi Anaerob
Kurva Konsentrasi Etanol terhadap Waktu
4.5000
4.0000
3.5000
3.0000
2.5000
2.0000
1.5000
1.0000
0.5000
0.0000
0 20 40 60 80 100 120

Kurva 4.3 Kurva Konsentrasi Etanol terhadap Waktu


❖ Perhitungan Konsentrasi Sukrosa terhadap Waktu
Dari kurva standar konsentrasi sukrosa, terhadap %brix didapatkan persamaan y =
1,0411x - 0,0125. Maka nilai konsentrasi sukrosa (x) dapat dihitung melalui rumus :
𝑦+0,0125
X= 1,0411
1) Saat t = 0 X = 10,7699 %
15,4+0,0125 6) Saat t = 54 jam
X = 1,0411
10,9+0,0125
X = 14,8041 % X = 1,0411

2) Saat t = 6 jam X = 10,4817 %


15+0,0125 7) Saat t = 72 jam
X = 1,0411
10,6+0,0125
X = 14,4198 % X= 1,0411

3) Saat t = 24 jam X = 10,1935 %


14,4+0,0125 8) Saat t = 78 jam
X = 1,0411
10,5+0,0125
X = 13,8435 % X = 1,0411

4) Saat t = 30 jam X = 10,0975 %


14,1+0,0125 9) Saat t = 96 jam
X = 1,0411
10,4+0,0125
X = 13,5554 % X = 1,0411

5) Saat t = 48 jam X = 10,0014 %


11,2+0,0125 10) Saat t = 102 jam
X= 1,0411
10,2+0,0125 X = 9,8093 %
X= 1,0411

kurva Konsentrasi Sukrosa terhadap Waktu


16.0000
14.0000
12.0000
10.0000
8.0000
6.0000
4.0000
2.0000
0.0000
0 20 40 60 80 100 120

kurva kons Sukrosa thp waktu

Kurva 4.4 Kurva Konsentrasi Sukrosa terhadap Waktu

kurva ln So/S thp waktu


0.5
0.45
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
y = 0.0044x + 0.0175
0.15 R² = 0.8468
0.1
0.05
0
0 20 40 60 80 100 120

Kurva 4.5 Kurva Ln So/S terhadap Waktu


a) Perhitungan nilai µ 4,000
µ × (102 – 6)jam = ln0,3333
1 𝑑𝑥
µ =𝑥 × µ = 0,0259/jam
𝑑𝑡
𝑑𝑥
µ × dt = 𝑥 b) Perhitungan nilai µm
µ × (t – tawal) = Ln x µm = 2(µ)
µm = 2 × 0,0259 S = 14,4198% - 9,8093%
µm = 0,0518/jam S = 4,6105%
c) Perhitungan produk akhir (P) e) Perhitungan yield
𝑝
P = (Netanol akhir – Netanol awal) Y = 𝑠 × 100%
P = ( 4% – 0,3333%) 3,6667
Y = 4,6105 × 100%
P = 3,6667%
d) Perhitungan konsumsi substrat (S) Y = 79,5292 %
S = Nsukrosa awal – Nsukrosa akhir
- Perhitungan nilai ks
Dari grafik lnS0/S diperoleh persamaan y = 0,0044x + 0,0175 dengan slope = 0,0044
maka nilai Ks dapat diperoleh melalui :
𝑋0
Slope = µm × 𝐾𝑠×𝑌
𝑋0 × µ𝑚
Ks = 𝑌×𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
0,3333 × 0,0518
Ks = 79,5292 ×0,0044
Ks = 0,04933

Kurva Hubungan Laju Spesifik Pertumbuhan dan Laju Pertumbuhan


Spesifik
4.5000
4.0000
3.5000
3.0000
2.5000
2.0000
1.5000
1.0000
0.5000
0.0000
0 20 40 60 80 100 120
waktu (jam)
konsentrasi etanol lnS0/S

Kurva 4.6 Kurva Hubungan Laju Spesifik Pertumbuhan dan Laju Pertumbuhan Spesifik
V. Pembahasan dan Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………..
..........................................................................................................................................
Nama/NIM : Udyani Lokahita/191424030
Kelas : 2A – Teknik Kimia Produksi Bersih
Kelompok : 8 (Delapan)

Modul II : Fermenetasi Anaerobik Secara Batch (Pembentukan Etanol Oleh Saccharomyces


cerevisiae)
I. PEMBAHASAN
Praktikum ini dilakukan untuk memproduksi etanol melalui fermentasi anaerob
secara batch dengan bantuan mikroba Saccharomyces cerevisiae. Pada praktikum ini
substrat yang digunakan adalah sukrosa. Menggunakan mikroba Saccharomyces
cerevisiae karena mikroba tersebut bersifat fermentatif atau fermentasi, yaitu memecah
glukosa menjadi karbondioksida dan alkohol oleh enzim zimase selain itu
Saccharomyses cerevisiae juga menghasilkan enzim invertase yang mana enzim ini
berfungsi sebagai katalis dalam hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
Dengan rangkaian reaksi terjadi penguraian substrat gula yang berupa sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa untuk selanjutnya diuraikan oleh enzim zimase yang dihasilkan
oleh mikroba Saccharomyses cerevisiae menjadi etanol dan gas karbondioksida serta
sejumlah energi. Reaksi yang terjadi:

C12H22O11 + H2O → C6H12O6 + C6H12O6


Sukrosa Glukosa Fruktosa

C6H12O6 ----------------------------→ 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP


Glukosa Saccharomyses cerevisiae Etanol
Media yang digunakan untuk praktikum ini adalah media aktivasi dan media
fermentasi. Media aktivasi bertujuan agar Saccharomyces cerevisiae dapat berdaptasi
dengan lingkungan barunya sebelum dipindahkan ke dalam media fermentasi.
Diperlukan sukrosa dalam media aktivasi karena mikroba Saccharomyces cerevisiae
dapat berkembang biak dalam gula sederhana seperti glukosa maupun gula kompleks
disakarida yaitu sukrosa. Media fermentasi adalah tempat terjadinya proses fermentasi
untuk membentuk produk etanol. Pada media fermentasi terdapat sukrosa dengan
konsentrasi yang cukup tinggi dan ammonium sulfat dengan konsentrasi cukup rendah
hal ini disesuaikan dengan aktivitas enzim invertase paling optimum, sehingga dapat
meningkatkan kadar etanolnya dan mengurangi produk samping yang terbentuk.
Inokulum dilakukan dalam kondisi aerob karena keberadaan glukosa dalam inokulum
dalam kondisi aerob akan menghasilkan biomassa. Sedangkan keberdaan glukosa
dalam proses fermentasi atau dalam media fermentasi dilakukan dalam kondisi anaerob
akan menghasilkan produk etanol.
Proses fermentasi dimulai dengan memasukkan inokulum ke dalam media
fermentasi, untuk mendapatkan kondisi anaerob tutup erlenmeyer diubah dengan tutup
karet dan fermentor dipurging menggunakan gas nitrogen agar menghilangkan oksigen
di dalam fermentor baik itu oksigen yang terlarut maupun yang tidak larut. Proses
purging menggunakan gas nitrogen dikarenakan gas nitrogen merupakan senyawa
inert. Setelah proses purging terdapat lubang kecil pada tutup karet, lubang tersebut
ditutup dengan kapas agar gas-gas yang terbentuk saat proses fermentasi dapat keluar.
Selanjutnya fermentor dimasukan ke incubator shaker, rpm yang digunakan tidak
boleh terlalu tinggi karena jika terlalu tinggi kondisi anaerob tidak bisa diperoleh.
Sampel dianalisis konsentrasi gula sisa dan konsentrasi etanol dengan mengukur indeks
bias sampel, serta konsentrasi sel dengan menggunakan spektrofometer. Penentuan
konsenrasi etanol dan sukrosa dalam suatu sampel dapat dilakukan dengan
mensubsttusikan nilai indeks bias ke persamaan regresi linear kurva kalibrasi larutan
etanol dan mensubstitusi nilai brix ke persamaan regresi linear kurva standar sukrosa.
Berdasarkan data yang diperoleh dan telah dilakukan pengolahan data terlihat
bahwa konsentrasi substrat (sukrosa) mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan enzim
invertase yang dihasilkan mikroba Saccharomyses cerevisiae telah mengubah substrat
(sukrosa) menjadi glukosa dan fruktosa dan enzim zimase mengubahnya menjadi
produk etanol, sehingga kurva konsentrasi etanol akan semakin meningkat seiring
berjalannya waktu. Yield yang dihasilkan sebesar 79,5292% nilai yield yang tidak
100% dimungkinkan akibat adanya produk samping yang ikut dihasilkan saat proses
fermentasi, pH dan suhu yang tidak sesuai dengan kondisi optimum enzim, kesalahan
saat melaksanakan proses atau dapat dikarenakan adanya oksigen yang masuk saat
proses fermentasi sehingga proses pembentukan produk terhambat dan mengurangi
hasil produk etanol. Nilai pertumbuhan spesifik maksimum sebesar 0,0518/jam dan
nilai konstanta Michaellis Menten (Ks) sebesar 0,04933.
II. KESIMPULAN
A. Semakin lama proses fermentasi berjalan, maka konsentrasi sukrosa sebagai
substrat akan terus menurun dan konsentrasi etanol sebagai produknya akan
semakin bertambah.
B. Pola pertumbuhan yang terjadi adalah pola pembentukkan produk berasosiasi
dengan pertumbuhan.
C. Yield yang dihasilkan adalah 79,5292% dengan nilai µm = 0,0517
nilai konstanta Michaellis Menten (Ks) = 0,04931.
Nama/NIM : Vini Ivania Pardeny/191424031
Kelas : 2A – Teknik Kimia Produksi Bersih
Kelompok : 8 (Delapan)

Modul II : Fermenetasi Anaerobik Secara Batch (Pembentukan Etanol Oleh Saccharomyces


cerevisiae)
I. PEMBAHASAN
Praktikum ini dilakukan untuk memproduksi etanol melalui fermentasi anaerob
secara batch dengan bantuan mikroba Saccharomyces cerevisiae. Pada praktikum ini
substrat yang digunakan adalah sukrosa. Menggunakan mikroba Saccharomyces
cerevisiae karena mikroba tersebut bersifat fermentatif atau fermentasi, yaitu memecah
glukosa menjadi karbondioksida dan alkohol oleh enzim zimase selain itu
Saccharomyses cerevisiae juga menghasilkan enzim invertase yang mana enzim ini
berfungsi sebagai katalis dalam hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
Dengan rangkaian reaksi terjadi penguraian substrat gula yang berupa sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa untuk selanjutnya diuraikan oleh enzim zimase yang dihasilkan
oleh mikroba Saccharomyses cerevisiae menjadi etanol dan gas karbondioksida serta
sejumlah energi. Reaksi yang terjadi:
C12H22O11 + H2O → C6H12O6 + C6H12O6
Sukrosa Glukosa Fruktosa

C6H12O6 ----------------------------→ 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP


Glukosa Saccharomyses cerevisiae Etanol
Media yang digunakan untuk praktikum ini adalah media aktivasi dan media
fermentasi. Media aktivasi bertujuan agar Saccharomyces cerevisiae dapat berdaptasi
dengan lingkungan barunya sebelum dipindahkan ke dalam media fermentasi.
Diperlukan sukrosa dalam media aktivasi karena mikroba Saccharomyces cerevisiae
dapat berkembang biak dalam gula sederhana seperti glukosa maupun gula kompleks
disakarida yaitu sukrosa. Media fermentasi adalah tempat terjadinya proses fermentasi
untuk membentuk produk etanol. Pada media fermentasi terdapat sukrosa dengan
konsentrasi yang cukup tinggi dan ammonium sulfat dengan konsentrasi cukup rendah
hal ini disesuaikan dengan aktivitas enzim invertase paling optimum, sehingga dapat
meningkatkan kadar etanolnya dan mengurangi produk samping yang terbentuk.
Inokulum dilakukan dalam kondisi aerob karena keberadaan glukosa dalam inokulum
dalam kondisi aerob akan menghasilkan biomassa. Sedangkan keberdaan glukosa
dalam proses fermentasi atau dalam media fermentasi dilakukan dalam kondisi anaerob
akan menghasilkan produk etanol.
Proses fermentasi dimulai dengan memasukkan inokulum ke dalam media
fermentasi, untuk mendapatkan kondisi anaerob tutup erlenmeyer diubah dengan tutup
karet dan fermentor dipurging menggunakan gas nitrogen agar menghilangkan oksigen
di dalam fermentor baik itu oksigen yang terlarut maupun yang tidak larut. Proses
purging menggunakan gas nitrogen dikarenakan gas nitrogen merupakan senyawa
inert. Setelah proses purging terdapat lubang kecil pada tutup karet, lubang tersebut
ditutup dengan kapas agar gas-gas yang terbentuk saat proses fermentasi dapat keluar.
Selanjutnya fermentor dimasukan ke incubator shaker, rpm yang digunakan tidak
boleh terlalu tinggi karena jika terlalu tinggi kondisi anaerob tidak bisa diperoleh.
Sampel dianalisis konsentrasi gula sisa dan konsentrasi etanol dengan mengukur indeks
bias sampel, serta konsentrasi sel dengan menggunakan spektrofometer. Penentuan
konsenrasi etanol dan sukrosa dalam suatu sampel dapat dilakukan dengan
mensubsttusikan nilai indeks bias ke persamaan regresi linear kurva kalibrasi larutan
etanol dan mensubstitusi nilai brix ke persamaan regresi linear kurva standar sukrosa.
Berdasarkan data yang diperoleh dan telah dilakukan pengolahan data terlihat
bahwa konsentrasi substrat (sukrosa) mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan enzim
invertase yang dihasilkan mikroba Saccharomyses cerevisiae telah mengubah substrat
(sukrosa) menjadi glukosa dan fruktosa dan enzim zimase mengubahnya menjadi
produk etanol, sehingga kurva konsentrasi etanol akan semakin meningkat seiring
berjalannya waktu. Yield yang dihasilkan sebesar 79,5292% nilai yield yang tidak
100% dimungkinkan akibat adanya produk samping yang ikut dihasilkan saat proses
fermentasi, pH dan suhu yang tidak sesuai dengan kondisi optimum enzim, kesalahan
saat melaksanakan proses atau dapat dikarenakan adanya oksigen yang masuk saat
proses fermentasi sehingga proses pembentukan produk terhambat dan mengurangi
hasil produk etanol. Nilai pertumbuhan spesifik maksimum sebesar 0,0518/jam dan
nilai konstanta Michaellis Menten (Ks) sebesar 0,04933.
II. KESIMPULAN
• Etanol dapat diproduksi melalui fermentasi anaerob dengan bantuan mikroba
Saccharomyses cerevisiae
• Proses inokulum dilakukan secara aerob dan proses fermentasi dilakukan secara
anaerob.
• Kurva kalibrasi etanol dan sukrosa bertujuan untuk menentukan kadar etanol
dan kadar sukrosa pada suatu sampel.
• Berdasarkan data praktikum semakin kecil nilai brix yang diperoleh artinya
semakin banyak sukrosa yang diubah oleh mikroba Saccharomyses cerevisiae
menjadi etanol.
• Semakin lama proses fermentasi makan konsentrasi substrat akan semakin
menurun dan semakin tinggi konsentrasi etanol.
• Yield yang diperoleh sebesar 79,5292%
• Nilai pertumbuhan spesifik maksimum (µm) = 0,0518/jam
• Konstanta Michaellis Menten (Ks) = 0,04933
Nama/NIM : Yusfi Fadilla Busjori/191424032
Kelas : 2A – Teknik Kimia Produksi Bersih
Kelompok : 8 (Delapan)

Modul II : Fermenetasi Anaerobik Secara Batch (Pembentukan Etanol Oleh Saccharomyces


cerevisiae)
I. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, dilakukan fermentasi batch secara anaerob untuk pembuatan
etanol oleh saccharomyces cerevisiae. Bakteri saccharomyces cerevisiae memiliki
banyak manfaat yaitu bakteri ini berfungsi dalam pembentukan bir dan roti. Bakteri
saccharomyces cerevisiae melakukan fermentasi dengan memecah gula menjadi
karbon dioksida dan alcohol. Fermentasi menggunakan saccharomyces cerevisiae
dapat dilakukan secraa aerob dan anaerob. Namun, fermentasi menggunakan
saccharomyces cerevisiae pada kondisi arerob dengan adanya oksigen dapat
menghambat jalur fermentasi didalam sel ragi sehingga sumber karbon yang ada akan
digunakan melalui jalur respirasi fenomena ini disebut dengan Pasteur effect.
Pada praktikum ini diawali dengan proses inokulasi pada media pertumbuhan lalu
dilanjutkan pada proses fermentasi pada media produksi. Media
pertumbuhan/inoculum yang digunakan pada praktikum ini adalah Sukrosa 6 g,
(NH4)2SO2 0,2 g, KH2PO4 0,5g. proses pembuatan media aktivasi dilakukan dengan
melarutkan bakteri kedalam media aktivasi menggunakan jarum ose dan dilakukan
secara aseptis. Proses ini perlu dilakukan untuk mengembangbiakkan saccharomyces
cerevisiae yang akan bekerja pada proses fermentasi agar dapat menghasilkan produk
dengan maksimal. Setelah bakteri dimasukan kedalam Erlenmeyer yang berisi media
aktivasi selanjutnya dilakukan inkubasi selama 24jam pada incubator shaker 150 rpm
37˚C. Proses inokulasi dilakukan pada kondisi aerob dengan tujuan agar substrat dapat
terkonversi menjadi biomassa sehingga membutuhkan oksigen selain itu proses ini juga
dilakukan pada kondisi yang aseptis agar tidak ada kontaminan yang dapat
menghambat proses inokulasi dan fermentasi. Setelah dilakukan proses inokulasi
selanjutnya sample dimasukan kedalam media produksi. Media produksi yang
digunakan adalah Sukrosa 150 g,MgSO4.7H2O 0,4 g,(NH4)2SO2 2 g,KH2PO4 5
g,Schout emulsion 10 ml, Aquadest 1 L.
Proses fermentasi secara anaerob dilakukan dengan menginkubasi sample pada
incubator shaker selama 15 hari dan dilakukan sampling setiap 6jam. Karena
fermentasi dilakukan secara anaerob, maka sebelum diinkubasi, sample pada fermentor
dilakukan terlebih dahulu purging dengan gas N2. Proses purging diawali dengan
mengganti tutup fermentor dengan tutup karet dilanjutkan menyuntikkan gas N2
sehingga gas O2 dalam fermentor dapat berkurang. Setelah itu, tutup fermentor yang
berupa karet tersebut dilapisi lagi oleh kapas lemak. Pada saat proses fermentasi sedang
berlangsung, tekanan pada fermentor akan lebih besar daripada tekanan lingkungan
karena selama proses fermentasi berlangsung terbentuk gas-gas dari hasil fermentasi
sehingga tidak ada ada gas O2 yang bisa masuk kedalam fermentor. Selain itu, pada saat
inkubasi sample didalam incubator shaker kecepatan pengadukan harus kecil agar tidak
ada oksigen yang larut dan tetap harus dilakukan pengadukkan agar larutan tidak
mengendap dan gas-gas yang dihasilkan dapat keluar.
Proses sampling dilakukan untuk menganalisis kadar substrat dan produk. Analisis
diawali dengan pembuatan kurva konsenrasi standar untuk masing-masing sukrosa dan
etanol. Konsentrasi sukrosa dilakukan dengan pengukuran %brix sedangkan
konsentrasi etanol dihitung dengan mengukur nilai indeks biasnya. Dari hasil
perhitungan konsentrasi dapat dilihat bahwa semakin lama proses fermentasi berjalan,
maka konsentrasi sukrosa semakin berkurang dan konsentrasi etanol semakin
bertambah. Hal ini terjadi karena sukrosa yang berperan sebagai substrat diubah
menjadi etanol sebagai produk oleh bakteri saccharomyces cerevisiae. Dari hasil
perhitungan juga dapat diketahui bahwa jenis pola pembentukan etanol yang terbentuk
adalah pola pembentukkan produk berasosiasi dengan pertumbuhan yang berarti
pembentukkan produk berlangsung dalam waktu yang sama dengan pertumbuhan
spesifik. Yield yang dihasilkan pada percobaan ini adalah 79,5292% , nilai laju
pertumbuhan maksimum µm = 0,0517 dan nilai konstanta Michaellis Menten (Ks) =
0,04931.
II. KESIMPULAN
A. semakin lama proses fermentasi berjalan, maka konsentrasi sukrosa sebagai substrat
akan terus menurun dan konsentrasi etanol sebagai produknya akan semakin bertambah.
B. pola pertumbuhan yang terjadi adalah pola pembentukkan produk berasosiasi dengan
pertumbuhan
C. yield yang dihasilkan adalah 79,5292% dengan nilai µm = 0,0517 .
D. nilai konstanta Michaellis Menten (Ks) = 0,04931.

Anda mungkin juga menyukai