LAPORAN PRAKTIKUM
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2020/2021
Modul : Hidrolisis
Disusun oleh:
Michael 191424015
Rahmawati Nur Sa’adah 191424020
Udyani Lokahita 191424030
2021
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Schotel adalah salah satu olahan populer di Indonesia yang dibuat dari pasta jenis
macaroni.Schotel ini artinya pinggan atau wadah yang digunakan untuk memanggang
macaroni. Macaroni schotel dibawa oleh Belanda ke Indonesia pada pertengahan abad ke-
19. Awalnya hanya ibu-ibu rumah tangga Belanda yang banyak membuat macaroni schotel
ini. Pasalnya, resep macaroni schotel mudah ditemukan di buku-buku masak yang beredar
pada masa itu sehingga cukup mudah untuk dipraktikkan. Hidangan ini tidak bernama
macaroni schotel pada awalnya.Namun awalnya bernama makaroni casserole.Seiring
perkembagan jaman saat ini mulai bermunculan macam macam jenis schotel yang tidak
hanya terikat pada macaroni saja karena bahan utama dari schotel ini adalah telur sehingga
makarono merupakan bahan yang fleksibel diganti.
Pembuatan Schotel merupakkan salah satu contoh dari reaksi Hidrolisis. Pengertian
dari reaksi Hidrolisis secara umum adalah suatu reaksi kimia dimana H2O (molekul dari
air) akan diurai/dipecah kedalam bentuk kation H+ (hidrogen) serta anion OH–
(hidroksida) melalui sebuah proses kimiawi.Reaksi hidrolisis terdiri dari banyak jenis
seperti contohnya hidrolisis pati,hidrolisis garam,hidrolisis protein,dsb.Pada pembuatan
Schotel kali ini jenis reaksi yang akan diamati adalah hidrolisis protein. Prinsip kerja
hidrolisis protein adalah menghidrolisis protein dengan penambahan air untuk memotong
ikatan peptida dan mempercepat sintesis peptida dalam pelarut organik dan pelarut tersebut
megandung air dengan tekanan rendah.Protein yang akan dihodrilisis akan berasal dari
bahan telur yang akan dikukus dengan air.
AB HOH
Selain air sebagai reaktan dan produk hidrolisis, bisa jadi molekul netral
melibatkan senyawa organik atau molekul ionik seperti hidrolisis garam, asam dan basa.
Hidrolisis dapat diterapkan pada lipida yang bersifat kompleks seperti fosfolipid dan
glikolipid. Sebaliknya hidrolisis tidak dapat dterapkan pada lipida yang bersifat
sederhana seperti lemak, minyak dan malam.
Kata "hidrolisis" berasal dari bahasa Yunani hydro "air" + lysis "pemisahan".
Ketika dalam larutan air terurai menjadi kation hidrogen (H+) dan anion hidroksida
(OH−) yang selanjutnya akan bereaksi dengan ion senyawa lain yang menyebabkan
tertinggal atau berlebihnya kation hidrogen (H+) dan anion hidroksida (OH−) sehingga
larutan bersifat asam atau basa. Jika ion-ion air tidak bereaksi dengan senyawa pada
larutan tertentu, larutan tersebut tetap bersifat netral (masih merupakan pH air). Proses
ini biasanya digunakan untuk memecah polimer tertentu, terutama yang dibuat melalui
polimerisasi tumbuh bertahap. Sederhananya, hidrolisis merupakan pembongkaran
ikatan kimia dengan bantuan air, contohnya sakarifikasi sukrosa. Sakarifikasi yakni
karbohidrat yang dipecah menjadi gula yang lebih sederhana dengan hidrolisis.
Hidrolisis berbeda dengan hidrasi. Pada hidrasi, molekul tidak terpecah menjadi dua
senyawa baru. Biasanya hidrolisis terjadi saat proses pencernaan karbohidrat. Dapat
dikatakan bahwa hidrasi terjadi ketika molekul air mengelilingi ion dalam keadaan
tertentu.
Biasanya hidrolisis merupakan proses kimia yaitu penambahan satu molekul air
ke zat kimia. Kadang-kadang penambahan ini menyebabkan zat kimia dan molekul air
berpisah menjadi dua bagian. Pada reaksi semacam ini, satu pecahan dari molekul target
(atau molekul induk) mendapat sebuah ion hidrogen. Secara umum, terdapat 3 tipe
hidrolisis yaitu Hidrolisis Asam, Hidrolisis Garam dan Hidrolisis Basa.
a) Amati perubahan warna selama proses pemasakkan tiap waktunya hingga mendapat 10
titik waktu pengamatan
b) Jalankan aplikasi Adobe Photoshop/Paint dan selanjutnya buka gambar yang kode
warnanya ingin diketahui.
c) Di Tools Panel, Pilih Eyedropper Tool/ Color Picker
IV. HASIL DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Data Pengamatan
DATA PENGAMATAN
DATA KE- (i) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
WAKTU (ti, menit) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
SKALA WRNA
ULANGAN 1 197 96 109 112 99 105 131 133 150 237
ULANGAN 2 198 95 110 114 98 103 130 134 148 230
ULANGAN 3 193 93 111 113 98 105 131 135 144 235
ULANGAN 4 194 92 113 117 97 106 132 134 152 234
ULANGAN 5 192 90 117 111 94 102 133 130 155 237
ULANGAN 1
PERHITUNGAN KE- 1 2 3 4 5 6 7 8 9
-d(W/W0) 0.5127 -0.0660 -0.0152 0.0660 -0.0305 -0.1320 -0.0102 -0.0863 -0.4416
dt 1 1 1 1 1 1 1 1 1
-d(W/Wo)/dt 0.5127 -0.0660 -0.0152 0.0660 -0.0305 -0.1320 -0.0102 -0.0863 -0.4416
W/Wo (rata-rata) 0.7437 0.5203 0.5609 0.5355 0.5178 0.5990 0.6701 0.7183 0.9822
0.2
0.0
-0.4 -0.3 -0.3 -0.2 -0.2 -0.1 -0.1 0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
y = 1.0021x + 0.0335 -1.0
R² = 0.0555
-1.2
-1.4
b. Ulangan 2
ULANGAN 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0.520202 -0.07576 -0.0202 0.080808 -0.02525 -0.13636 -0.0202 -0.07071 -0.41414
1 1 1 1 1 1 1 1 1
0.520202 -0.07576 -0.0202 0.080808 -0.02525 -0.13636 -0.0202 -0.07071 -0.41414
0.739899 0.517677 0.565657 0.535354 0.507576 0.588384 0.666667 0.712121 0.954545
0.2
0.0
-0.4 -0.3 -0.3 -0.2 -0.2 -0.1 -0.1 0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
c. Ulangan 3
ULANGAN 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0.518135 -0.09326 -0.01036 0.07772 -0.03627 -0.13472 -0.02073 -0.04663 -0.4715
1 1 1 1 1 1 1 1 1
0.518135 -0.09326 -0.01036 0.07772 -0.03627 -0.13472 -0.02073 -0.04663 -0.4715
0.740933 0.528497 0.580311 0.546632 0.525907 0.611399 0.689119 0.722798 0.981865
DATA GRAFIK ULANGAN 3
Sb X Sb Y
log(W/Wo) log (-d(W/Wo)/dt)
-0.13022 -0.28556
-0.27696 0
-0.23634 0
-0.2623 -1.10947
-0.27909 0
-0.21368 0
-0.16171 0
-0.14098 0
-0.00795 0
0.2
0.0
-0.4 -0.3 -0.3 -0.2 -0.2 -0.1 -0.1 0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
y = 0.9987x + 0.0347
R² = 0.0576 -1.0
-1.2
d. Ulangan 4
ULANGAN 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0.525773 -0.10825 -0.02062 0.103093 -0.04639 -0.13402 -0.01031 -0.09278 -0.42268
1 1 1 1 1 1 1 1 1
0.525773 -0.10825 -0.02062 0.103093 -0.04639 -0.13402 -0.01031 -0.09278 -0.42268
0.737113 0.528351 0.592784 0.551546 0.523196 0.613402 0.685567 0.737113 0.994845
DATA GRAFIK ULANGAN 4
Sb X Sb Y
log(W/Wo) log (-d(W/Wo)/dt)
-0.13247 -0.2792
-0.27708 0
-0.2271 0
-0.25842 -0.98677
-0.28134 0
-0.21225 0
-0.16395 0
-0.13247 -0.16395
-0.00224 0
0.0
-0.4 -0.3 -0.3 -0.2 -0.2 -0.1 -0.1 0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
y = 0.7022x - 0.0272
-1.0
R² = 0.0376
-1.2
e. Ulangan 5
ULANGAN 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0.53125 -0.14063 0.03125 0.088542 -0.04167 -0.16146 0.015625 -0.13021 -0.42708
1 1 1 1 1 1 1 1 1
0.53125 -0.14063 0.03125 0.088542 -0.04167 -0.16146 0.015625 -0.13021 -0.42708
0.734375 0.539063 0.59375 0.533854 0.510417 0.611979 0.684896 0.742188 1.020833
DATA GRAFIK ULANGAN 5
Sb X Sb Y
log(W/Wo) log (-d(W/Wo)/dt)
-0.13408 -0.2747
-0.26836 -0.13408
-0.2264 -1.50515
-0.27258 -1.05285
-0.29208 0
-0.21326 0
-0.16438 -1.80618
-0.12949 0
0.008955 0
0.0
-0.4 -0.3 -0.3 -0.2 -0.2 -0.1 -0.1 0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
y = 0.7022x - 0.0272
-1.0
R² = 0.0376
-1.2
R² = 0.072 -1.4
4.4 Kinetika Reaksi Hidrolisis
Green (Hijau)
DATA PENGAMATAN
DATA KE- (i) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
WAKTU (ti, menit) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
SKALA WARNA (Wi) 197 96 109 112 99 105 131 133 150 237
PERHITUNGAN KE- 1 2 3 4 5 6 7 8 9
-d(W/W0) 0.5127 -0.0660 -0.0152 0.0660 -0.0305 -0.1320 -0.0102 -0.0863 -0.4416
dt 1 1 1 1 1 1 1 1 1
-d(W/Wo)/dt 0.5127 -0.0660 -0.0152 0.0660 -0.0305 -0.1320 -0.0102 -0.0863 -0.4416
W/Wo (rata-rata) 0.7437 0.5203 0.5609 0.5355 0.5178 0.5990 0.6701 0.7183 0.9822
DATA GRAFIK
log(W/Wo) log (-d(W/Wo)/dt)
-0.1286 -0.2901
-0.2837 0.0000
-0.2511 0.0000
-0.2712 -1.1805
-0.2859 0.0000
-0.2226 0.0000
-0.1739 0.0000
-0.1437 0.0000
-0.0078 0.0000
GRAFIK KINETIKA
0.2
0.0
-0.4 -0.3 -0.3 -0.2 -0.2 -0.1 -0.1 0.0
-0.2
-0.4
y = 1.0021x + 0.0335 -0.6
R² = 0.0555
-0.8
-1.0
-1.2
-1.4
Dari grafik kinetika diperoleh persamaan garis y = 1.0021x + 0.0335 dengan regresi
liniear R² = 0.0555. Nilai regresi linier sangat kecil sehingga dibuat grafik pendekatan yaitu
grafik ln Ca/Ca0 terhadap waktu.
0.2
y = 0.0006x - 0.5803
0 R² = 0.1474
LnCa/Ca0
-0.4
-0.6
-0.8
Waktu (s)
KESIMPULAN
ORDE REAKSI 0.96
DIBULATKAN 1
V. PEMBAHASAN
Pada praktikum pembuatan Makaroni Schotel kali ini bertujuan untuk mengamati
reaksi hidrolisis protein yang terjadi. Hidrolisis adalah penguraian zat dalam reaksi kimia
yang disebabkan oleh air. Reaksi kimia dalam hidrolisis memecah molekul air (H2O)
menjadi kation hidrogen (H+) dan anion hidroksida (OH−). Prinsip kerja hidrolisis protein
adalah menghidrolisis protein dengan penambahan air untuk memotong ikatan peptida
dan mempercepat sintesis peptida dalam pelarut organik dan pelarut tersebut megandung
air dengan tekanan rendah.Protein yang akan dihodrilisis akan berasal dari bahan telur
yang akan dikukus dengan air.. Pada pembuatan Makaroni Schotel reaksi hidrolisis
protein yang terjadi kandungan gula pereduksi berasal kandngan telur yang digunakan.
Untuk mengamati reaksi hidrolisisyang terjadi pada pembuatan Makaroni Schotel diamati
dengan cara mengamati perubahan warna kekuningan pada kuning telur yang terjadi pada
setiap waktu. Setelah diamati akan didapat orde reaksi dari pengukusan telur.
Air dipanaskan dengan api untuk mengasilkan uap yang akan mengukus supaya
perubahan warna terlihat setiap waktunya. Pada awal pemanasan, kuning telur berwarna
kuning, susu merupakan sumber protein dengan mutu sangat tinggi. Kadar protein dalam
sebuah telur sebesar 0,6 gram.
Dari hasil pengamatan yang diperoleh perubahan warna pada kuning telur
membuat kenaikan nilai Green dan Brightness. Data yang digunakan untuk menghitung
laju reaksi pada pembuatan Kuning telur yaitu data Green karena memiliki nilai regresi
yang mendakati 1, persamaan gari dan regresi linier yang diperoleh sebagai berikut y =
1.0021x + 0.0335 dan regresi linier R² = 0.0555. Dari hasil kurva kinetika yang diperoleh
nilai regresi sangat kecil dan bentuk kurva yang tidak linier. Untuk menentukan orde
reaksi maka dilakukan pendekatan dengan membuat kurva lnCa/Ca0 vs waktu. Dengan
pendekatan ini diperoleh hasil persamaan garis dan regresi dari data warna hijau sebagai
berikut y = 0.0006x - 0.5803 dan regresi linier R² = 0.1474, sehingga diperoleh nilai
kontanta laju reaksi sebesar 0,0006 menit -1. Hal tersebut berarti reaksi pada pembuatan
Makaroni Schotel menunjukan terjadinya kenaikan warna tiap menitnya. Jika dilihat dari
kurva dan nilai slope yang diperoleh sangat kecil dan bentuknya mendekati kurva linear.
Sehingga dapat disimpulkan reaksi karamelisasi pada pembuatan Makaroni Schotel
termasuk dalam reaksi orde 1.
VI. KESIMPULAN
1. Pada pembuatan Makaroni Schotel kandungan protein berasal dari gula kuning dimasak
dengan Teknik pengukusan suhu tinggi sehingga terjadi reaksi Hidrolisis protein.
2. Grafik perubahan warna merah dan tingkat kecerahan terhadap waktu dalam pembuatan
Makaroni Schotel mengalami penurunan seiring dengan perubahan warna merah dan
tingkat kecerahan tiap waktu
3. Kontanta nilai laju reaksi hidrolisis pada perubahan warna merah sebesar
4. Reaksi hidrolisis yang terjadi pada pembuatan Makroni Schotel termasuk kedalam orde 1
Daftar Pustaka
Winarno, F. G. 1993. Pangan Gizi, Teknologi dan Konsumen. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta