Anda di halaman 1dari 3

Nama/NIM : Udyani Lokahita/191424030

Kelas : 2A – Teknik Kimia Produksi Bersih

Mata Kuliah Bioproses


1) “Atas dasar keyakinan saya kepada Allah bahwa selama ujian ini saya akan berlaku jujur
dan bekerja mandiri, tidak akan memberikan/menerima bantuan dari/kepada orang lain.”
2) Foaming adalah suatu tahapan timbulnya buih pada fasa cairan saat proses Fermentasi yang
dapat menyebabkan mikroba yang terjebak dalam foam tidak bisa beraktivitas karena
konsentrasi yang beda (dalam gelembung udara dan di luar cairan) sehingga menyebabkan
lisis sel mati. Foam yang terbentuk akan membasahi filter udara sehingga menghalangi
aliran udara masuk juga akan menghambat transfer oksigen ke dalam media fermentasi.
Teknik penanggulangannya :
- Teknik foaming ditimbulkan oleh komponen penyusun medium maka dilakukan
modifikasi pada parameter fisik seperti pengubahan pH, suhu, dan agitasi
- Menggunakan bahan antibusa yang dapat menurunkan tegangan permukaan pada busa.
3) - Produktivitas fermentasi menurun, karena media fermentasi harus menunjang
pertumbuhan mikroorganisma produktif dan mikroorganisma kontaminan.
- Bila fermentasi merupakan sistem kontinyu, kontaminan dapat tumbuh melebihi
mikroorganisma produktif.
- Mikroorganisma asing akan mengkontaminasi produk akhir misal pada produksi
protein sel tunggal (PST).
- Kontaminan menghasilkan senyawa yang menyulitkan proses ekstraksi produk akhir
- Kontaminan dapat mendegradasi produk akhir, contoh : pada fermentasi antibiotika
yang dikontaminasi bakteri yang tahan terhadap inhibisi antibiotika
- Kontaminasi fermentasi bakteri oleh phage (virus) dapat menyebabkan lisis pada kultur
tersebut.
Kontaminasi dapat dicegah/dikurangi dengan cara:
- Menggunakan inokulum murni untuk memulai fermentasi.
- Mensterilisasi media fermentasi yang akan digunakan
- Mensterilisasi bioreaktor
- Menstrerilisasi semua bahan yang akan ditambahkan pada fermentor selama proses
berlangsung.
- Mempertahankan kondisi aseptik selama proses berlangsung.
4) Nilai del faktor dan t holding:

5) e. Tipe Inhibitor pada proses fermentasi:


- Inhibitor kompetitif
- Inhibitor Unkompetitif
- Inhibitor Nonkompetitif
- Inhibitor campuran
6) Hal yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan bioreaktor:
- Mudahnya operasi dan pemeliharaan.
- Aerasi dan agitasi.
- Konsumsi energi seminimal mungkin.
- Pengendalian suhu, pH, dan faktor fisika kimia lain
- Fasilitas pengambilan contoh.
- Proses evaporasi.
- Bentuk geometri serupa pada penggandaan skala.
7) Perbedaan proses fermentasi yang dilakukan secara batch, fed batch, dan diskontinu.
a. Fermentasi Batch
Pada proses fermentasi secara Kontinu, pemberian nutrisi dan pengeluaran sejumlah
fraksi dari volume kultur total terjadi secara terus menerus. Dengan metode kontinu
memungkinan organisme tumbuh pada kondisi setimbang (steady state), dimana
pertumbuhan terjadi pada laju konstan dan lingkungan stabil. Faktor seperti pH dan
konsentrasi nutrisi dan produk metabolit yang tidak terelakkan berubah selama siklus
pertumbuhan pada suatu diskontinu dapat dijaga konstan dalam kultur kontinu.
b. Fermentasi Diskontinu
Pada proses fermentasi Diskontinu, inokulen dan nutrisi yang akan diperlukan bagi
pertumbuhan dicampur dalam suatu bejana tertutup pada kondisi suhu, pH, dan
pencampuran optimum. System ini adalah tertutup, kecuali untuk organisme aerobik
dimana suplai udara kontinu dialirkan kedalam bioreaktor. Pada proses fermentasi
diskontinu, laju pertumbuhan dan laju pertumbuhan spesifik jarang konstan. Hal ini
menunjukkan adanya perubahan karakteristik nutrisi dari sistem.
c. Fermentasi Fed Batch
Proses fermentasi semikontinu adalah suatu bentuk kultivasi dimana medium atau
substratnya ditambahkan secara kontinu atau berurutan ke dalam tumpukan diskontinu
awal tanpa mengeluarkan sesuatu dari system. Produk yang dihasilkan dari system
seperti ini dapat melebihi produk yang dihasilkan dari kultur diskontinu. Kultur
inokulum yang digunakan untuk proses utama sejumlah 100 ml. Kultum inokulum
tersbut diinokulasikan ke dalam 700 ml media fermentasi dalam fermentor. Fermentasi
berlangsung selama tiga kali 24 jam, dengan tiga kali pengambilan sample setiap hari.
Pada 24 jam pertama fermentasi berlangsung secara batch sedangkan 2 kali 24 jam
berikutnya pada jam ke-24. Volume substrat yang ditambahkan selama proses fed-
batch sekitar 900 ml dengan laju penambahan 19 mL/jam. Fermentasi berlangsung
dalam fermentor kapasitas 2L dengan pengaturan pH pada pH 7 dan 8 serta kecepatan
putaran 300 dan 500 rpm. Secara keseluruhan hasil penelitian produksi enzim dengan
fermentasi system fed-batch pada perlakuan kecepatan putaran 500 rpm mempunyai
kecenderungan yang sama dengan fermentasi system batch.

Anda mungkin juga menyukai