Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KIMIA INDUSTRI

“PROSES KIMIA MSG (monosodium glutamate)”

OLEH :

PRIMA S. GINTING (190403064)

TEKNIK INDUSTRI B

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah ini yang membahas tentang “Proses Kimia MSG” dapat
terselesaian dengan tepat waktu. Penyusunan makalah ini dibuat dan diajukan untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Kimia Industri.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan tegur sapa, kritik dan saran yang bersifat
membangun dari dosen dan seluruh pembaca makalah ini agar dapat dijadikan pedoman
dalam penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya dalam rangka menunjang pengetahuan
mengenai proses kima MSG.

Medan, 03 Januari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG..................................................................................................1

RUMUSAN MASALAH.............................................................................................1

TUJUAN.......................................................................................................................1

BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN.............................................................................................................2

SEJARAH.....................................................................................................................2

PERKEMBANGAN DALAM INDUSTRI................................................................3

BAHAN BAKU.............................................................................................................3

PROSES PRODUKSI..................................................................................................3

Bahaya Mengkonsumsi Makanan yang Mengandung MSG (monosodium


glutamat) bagi kesehatan...........................................................................................8

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN...........................................................................................................11

SARAN........................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seringkali kita merasa bahwa makan di rumah makan atau warung, rasanya lebih enak
dari pada masakan rumah kita sendiri, atau seringkali anak-anak kita lebih menyukai
makanan ringan dari pada jajanan rumah atau jajanan pasar. Rasa yang lezat, gurih
menyebabkan kita lebih menyukai makanan warung atau anak lebih menyukai makanan
ringan.

Rasa lezat dan gurih tersebut sebagian besar berasal dari monosodium glutamat (MSG)
atau penyedap rasa yang ditambahkan kedalam masakan atau makanan ringan tersebut.
Monosodium glutamat atau MSG adalah salah satu bahan tambahan makanan yang
digunakan untuk menghasilkan rasa yang lebih enak dan lebih nyaman ke dalam
masakan.Penggunaan MSG banyak menimbulkan kontroversi di masyarakat, karena
sebagian besar masyarakat menganggap penggunaan MSG yang berlebihan bisa
menimbulkan efek negative terhadap kesehatan manusia. Bahkan di Cina banyak
masyarakatnya yang terkena dampak negative dari penggunaan MSG yang berlebihan
yaitu menunjukkan gejala-gejala alergi, yang terkenal dengan istilah Chines Restaurant
Syndrome (CRS).

Maka dari itu, pemakalah ingin menjelaskan bahan apa saja yang dipakai dalam industri
MSG ini dan apa apa saja dampak nya bagi kesehatan manusia.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu MSG ?


2. Bagaimana sejarah adanya MSG?
3. Bagaimana perkembangan dalam industrinya?
4. Apa saja bahan baku nya?
5. Bagaimana proses produksinya?
6. Apa dampaknya bagi kesehatan?

C. Tujuan

1. Mengetahui MSG
2. Mengetahui bahan bakunya
3. Mengetahui proses produksi MSG
4. Mengetahui dampak nya

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN.

Monosodium glutamat adalah hasil dari purifikasi glutamat atau gabungan dari beberapa
asam amino dengan sejumlah kecil peptida yang dihasilkan dari proses hidrolisa protein
(hydrolized vegetable protein/HVP). Tubuh manusia dapat menghasilkan asam glutamat,
sehingga asam glutamat digolongkan pada asam amino non esensial. Protein nabati
mengandung 40% asam glutamat sedangkan protein hewani mengandung 11-22% asam
glutamat. Monosodium glutamat adalah garam natrium dari asam glutamat (glutamic acid).
MSG telah dikonsumsi secara luas didunia termasuk Indonesia dalam bentuk L-glutamic acid
sebagai bahan penambah rasa makanan. Masyarakat Indonesia rata-rata mengkonsumsi MSG
sekitar 0,6 g/kg BB. Monosodium glutamat berbentuk tepung kristal berwarna putih yang
mudah larut dalam air dan tidak berbau. MSG mempunya rumus kimia
C5H8O4NNaH2O .

B. SEJARAH

Monosodium Glutamate (MSG) mulai terkenal tahun 1960-an, tetapi sebenarnya memiliki
sejarah panjang. Selama berabad-abad orang Jepang mampu menyajikan masakan yang
sangat lezat. Rahasianya adalah penggunaan sejenis rumput laut bernama Laminaria japonica.
Pada tahun 1908, Kikunae Ikeda, seorang profesor di Universitas Tokyo, menemukan kunci
kelezatan itu pada kandungan asam glutamat. Penemuan ini melengkapi 4 jenis rasa
sebelumnya – asam, manis, asin dan pahit – dengan umami (dari akar kata umaiyang dalam
bahasa Jepang berarti lezat). Sementara menurut beberapa media populer, sebelumnya di
Jerman pada tahun 1866, Ritthausen juga berhasil mengisolasi asam glutamat dan
mengubahnya menjadi dalam bentuk monosodium glutamate (MSG), tetapi belum tahu
kegunaannya sebagai penyedap rasa. Sejak penemuan itu, Jepang memproduksi asam
glutamat melalui ekstraksi dari bahan alamiah. Tetapi karena permintaan pasar terus
melonjak, tahun 1956 mulai ditemukan cara produksi L-glutamic acid melalui fermentasi. L-
glutamic acid inilah inti dari MSG, yang berbentuk butiran putih mirip garam. MSG sendiri
sebenarnya tidak memiliki rasa. Tetapi bila ditambahkan ke dalam makanan, akan terbentuk
asam glutamat bebas yang ditangkap oleh reseptor khusus di otak dan mempresentasikan rasa
dasar dalam makanan itu menjadi jauh lebih lezat dan gurih. Sejak tahun 1963, Jepang
bersama Korea mempelopori produksi masal MSG yang kemudian berkembang ke seluruh
dunia, tak terkecuali Indonesia. Setidaknya sampai tahun 1997 sebelum krisis, setiap tahun
produksi MSG Indonesia mencapai 254.900 ton/tahun dengan konsumsi mengalami kenaikan
rata-rata sekitar 24,1% per tahun.

2
C. PERKEMBANGAN DALAM INDUSTRI

Sejak ditemukan monosodium glutamat (MSG) sebagai penambah rasa alami pada awal abad
20 (dari Ikeda di Jepang), pemakaian dunia dapat menumbuhkan perbandingan yang
fenomenal. Pada tahun 1962-1972, pemakaian dunia mencapai tingkat 3 kali pada 440 juta
pounds. Tuntutan pertumbuhan mengharapkan untuk terus menerus pada perbandingan 6-8%
per tahun, jadi di tahun 1980 pemakaiannya diperkirakan mendekati 700 juta pounds (Mc.
Ketta, 1983). Setelah ditemukan metode fermentasi produksi monosodium glutamat semakin
berkembang dengan kenaikan 4,8% per tahun. Industri asam glutamat di Indonesia
kebanyakan dibuat dari fermentasi molasses dan dari hidrolisis gluten jagung dan gandum.
Asam glutamat digunakan untuk bahan baku monosodium glutamat (MSG), dimana
monosodium glutamat digunakan sebagai bumbu masak atau penyedap rasa. Di Jepang,
Korea, Hongkong, dan Taiwan kebutuhan asam glutamat sebagai bahan baku monosodium
glutamat semakin meningkat (Kirk Othmer, vol 2,1978). Sejak tahun 1963, Jepang bersama
Korea mempelopori produksi masal MSG yang kemudian berkembang ke seluruh dunia, tak
terkecuali Indonesia. Setidaknya sampai tahun 1997 sebelum krisis, setiap tahun produksi
MSG Indonesia mencapai 254.900 ton/tahun dengan konsumsi mengalami kenaikan rata-rata
sekitar 24,1% per tahun.

D. BAHAN BAKU.

Bahan baku berupa tetes tebu atau molase, pati, glukosa, fruktosa, monosakarida, disakarida.

Bahan pendukung berupa H2SO4, NH3, HCL, NaOH, Defoamer, H3PO4, Urea, MgSO4,
Penicilin, Dextrose, Aronvis, Karbon aktif.

E. PROSES PRODUKSI MSG

Macam – macam proses

Pada dasarnya ada tiga proses untuk memproduksi monosodium glutamat, yaitu :
1.Proses Hidrolisis
2.Proses Sintesis
3.Proses Fermentasi
Uraian masing-masing reaksi diatas adalah sebagai berikut :

1. Proses Hidrolisis

Proses hidrolisis yaitu proses hidrolisis protein dengan asam sulfat,yang diperoleh dari
kacang-kacangan, jagung atau padi-padian. Bahan baku biji jagung yang sudah digiling &
SO2 untuk dijadikan larutan gluten yang mengandung 70% protein.Selanjutnya dilakukan

3
pemisahan antara filtrat (gluten) dengan ampas jagung (pati,serat, abu, dan minyak)
menggunakan filter press.Kemudian gluten tersebut dihirolisis pada suhu 110°C dan tekanan
1 atm dengan penambahan H2SO4, sehingga terurai menjadi asam amino.

Reaksi hidrolisis :

C5H7NO3 + H2O C5H9NO4

C5H9NO4+ NaOH C5H8NNaO4+ H2O

2. Reaksi Fridel-Crafts.

Proses sintesis yang mengubah acrylonitrile menjadi cyanopropianaldehide yang terdiri dari
hidroformitasi olefin dengan hidrogen dan karbon monoksida pada temperatur sedang dan
tekanan tinggi.

NCCHCH2 + CO H2NCCH2CH2CHO

Setelah itu dengan menggunakan reaksi steeker, cyanopropianaldehide direaksikan dengan


aminasianida yang diperoleh dari pembakaran partial methane dan ammonia sehingga
dihasilkan amino glutarrodinitrite.

Reaksi :

NCCH2CH2+ NH4CN NCCH2CH2CH(NH2)CN+ H2O

Hidrolisis amino glutaronitrite dengan menambah NaOH sehingga dihasilkan glutamic acid,
yang selanjutnya dikristalkan dengan cara menetralkan larutan alkali dan merecycle larutan
glutamic acid yang mengandung asam sulfat pada titik isolektrik dengan pH 3,2 dari asam
amino tersebut. Selanjutnya dilakukan optical resolution, yaitu proses pemutaran campuran
nomor-nomor optical dari asam glutamat yang mengandung leburan recemic dari asam
glutamat pada konsentrasi tertentu, sehingga kristal L dan D akan keluar secara bergantian
dengan masing-masing isomer aktifnya. Selanjutnya dicentrifuge dan dikeringkan sehingga
diperoleh asam glutamat (McKetta, 1983).

3.Proses fermentasi.

Secara umum tahapan pembuatan MSG dengan menggunakan proses fermentasi adalah
sebagai berikut:

-Seeding.
Tangki seeding ini mirip tangki fermentor tapi lebih kecil volumenya. Ditangki ini bakteri
tersebut dibiarkan berkembang biak dengan baik, dilengkapi dengan penganduk, alat
pendingin, pemasukan udara dan lain-lain.

4
-Fermentasi.
Setelah dari tangki seeding, bakteri tersebut dipindahkan ke tangki fermentor. Ditangki ini
mulailah proses fermentasi yang sebenarnya berjalan. Pengawasan proses merupakan
pekerjaan yang sangat penting. Pengaturan pH dengan pemberian NH3,pemberian udara,
jumlah gula, jumlah bakteri harus selalu diamati.

-Pengambilan asam glutamat.

Setelah fermentasi selesai ± 30-40 jam cairan hasil fermentasi yaituTB (ThinBroth)
dipekatkan untuk mengurangi kadar airnya kemudian ditambahkan HCl untuk mencapai titik
isoelektrik pada pH ± 3,2.

-Netralisasi atau refining.


pada tahapan ini dilakukan pencampuran NaOH.

-Kristalisasi asam glutamat.

-Tahap lanjutan pereaksian asam glutamat dengan NaOH sehingga terbentuk monosodium
glutamat liquor.

-Decolorisasi atau penjernihan warna menggunakan karbon aktif.

-Kristalisasi monosodium glutamat, menghasilkan kristal monosodium glutamat yang masih


mengandung liquor.

-Pengeringan kristal monosodium glutamat dengan menggunakan Rotary dryer sehingga


didapatkan kristal Monosodium glutamat yang mempunyai kemurnian tinggi ± 99,7 %.

C.Uraian singkat proses.

Secara garis besar proses produksi MSG melalui tahap-tahap persiapan bahan baku danbahan
pembantu, fermentasi, kristalisasi, dan netralisasi serta pengeringan dan pengayakan.

1. Persiapan bahan baku dan bahan pembantu.

Dalam pembuatan MSG digunakan bahan baku berupa tetes tebu sebagai sumber karbohidrat.
Tetes tebu diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan kandungan Calsium dengan
menambahkan H2SO4. Setelah itu tetes disterilisasi dengan menggunakan uap panas bersuhu
maksimum 120°C selama 10 hingga 20 menit dan siap difermetasi dalam tabung yang juga
disterilisasi (Said, 1991). Selain bahan baku utama juga terdapat bahan pembantu dalam
pembuatan MSG. Bahan pembantu tersebut adalah amina (NH2), asam sulfat (H2SO4), HCl,
NaOH, karbon aktif,“beet molasses” dan “raw sugar”. (Susanto dan Sucipto, 1994).

5
2. Fermentasi.

Fermentasi adalah suatu reaksi oksidasi reduksi di dalam sistem biologi yang menghasilkan
energi. Fermentasi menggunakan senyawa organik yang biasanya digunakan adalah
karbohidrat dalam bentuk glukosa. Senyawa tersebut akan diubah oleh reaksi reduksi dengan
katalis enzim menjadi bentuk lain (Winarno, 1990).Proses pembuatan monosodium glutamat
dari molasses dengan menggunakan metode fermantasi menggunakan fermentor batch pada
suhu 35°C dan tekanan atmosferis. Kandungan sukrosa dalam molasses dikonversi terlebih
dahulu hingga terbentuk glukosa. Selanjutnya dilakukan proses fermentasi dengan
menggunakan bakteri Micrococcus glutamicus.

Reaksi :

C6H12O6 + NH3+ 3/2O2 C5H9NO4 + CO2 + 3H2O


C5H9NO4 + NaOH C5H8NNaO4 + H2O
Hasil dari fermentasi adalah asam glutamat dalam bentuk cair yang masih tercampur dengan
sisa fermentasi.

3. Kristalisasi dan Netralisasi.

Kristalisasi merupakan metode yang terpenting dalam purifikasi senyawa-senyawa yang


mempunyai berat molekul rendah (Mc Cabe, et al. 1994). Kristal murni asam glutamat yang
berasal dari proses pemurnian asam glutamat digunakan sebagai dasar pembuatan MSG.
Asam glutamat yang dipakai harus mempunyai kemurnian lebih dari 99% sehingga bisa
didapatkan MSG yang berkualitas baik. Kristal murni asam glutamat dilarutkan dalam air
sambil dinetralkan dengan NaOH atau dengan Na2CO3 pada pH 6,6-7,0 yang kemudian
berubah menjadi MSG. Pada keadaan asam glutamat akan bereaksi dengan Na dan
membentuk larutan MSG (Winarno, 1990). Penambahan arang aktif digunakan untuk
menjernihkan cairan MSG yang berwarna kuning jernih dan juga menyerap kotoran lainnya,
kemudian didiam kanselama satu jam lebih untuk menyempurnakan proses penyerapan warna
serta bahan asing lainnya yang berlangsung dalam keadaan netral. Cairan yang berisi
arang aktif dan MSG kemudian disaring dengan menggunakan “vacuum filter” yang
kemudian menghasilkan filter serta “cake” berisi arang aktif dan bahan lainnya. Bila
kekeruhan dan warna filter tersebut telah sesuai dengan yang diinginkan maka cairan ini
dapat dikristalkan (Said, 1991). Larutan MSG diuapkan pada kondisi vakum bertekanan 64
cmHg atau setara dengan titik didih 69 gram MSG pelarutan. Pemberian umpan akan
menyebabkan terbentuknya MSG karena larutan dalam keadaan jenuh.Umpan yang diberikan
sekitar 2% lalu inti kristal yang terbentuk secara perlahan-lahan akan diikuti dengan
pemekatan larutan sehingga menghasilkan kristal yang lebih besar.Proses kristalisasi
berlangsung selama 14 jam (Said, 1991).

6
4. Pengeringan dan pengayakan.

Kristal MSG yang dihasilkan dari proses kristalisasi dipisahkan dengan metode sentrifugasi
dari cairannya. Filtrat hasil penyaringan dikembalikan pada proses pemurnian dan kristal
MSG yang dihasilkan setelah disaring kemudian dikeringkan dengan udara panas dalam
lorong pengeringan, setelah itu diayak dengan ayakan bertingkat sehingga diperoleh 3 ukuran
yaitu LLC (Long Large Crystal), LC (LongCrystal), dan RC (Regular Crystal), sedangkan FC
(Fine Crystal) yang merupakan kristal kecil dikembalikan ke dalam proses sebagai umpan.
Hasil MSG yang telah diayak dalam bentuk kering kemudian dikemas dan disimpan
sementara dalam gudang sebelum digunakan untuk tujuan lainnya (Said, 1991).

7
F. Bahaya Mengkonsumsi Makanan yang Mengandung MSG (monosodium
glutamat) bagi kesehatan

Glutamat dalam bentuk bebas seperti MSG merupakan senyawa beracun yang dapat
menimbulkan masalah kesehatan bila dikonsumsi secara berlebihan diantaranya:

1. Menurunnya fungsi otak Ketika sel-sel neuron di otak menerima senyawa


Monosodium Glutamat (MSG), mereka menjadi sangat bergairah dan meningkatkan
impulsnya sampai pada tingkat kelelahan yang sangat tinggi. Tapi, beberapa jam
kemudian neuron-neuron tersebut mati seakan-akan bergairah untuk mati. Jika banyak
sel neuron yang mati, maka fungsi otak pun bisa menurun, yang tentunya sangat
berbahaya bagi perkembangan otak, terutama anak-anak. Dalam suatu percobaan,
anak-anak yang mengonsumsi sup mengandung MSG dan meminum Nutrasweet (soft
drink) darahnya akan mempunyai tingkat excitotoxin (keracunan) enam kali lebih
besar dari excitotoxin yang menghancurkan hypothalamus neuron pada bayi tikus.Jadi
, MSG dapat menyebabkan menurunnya fungsi otak dan semakin muda anak yang
mengonsumsi MSG, semakin besar bahaya yang dapat ditimbulkan MSG pada otak.

2. Alergi MSG tidak mempunyai potensi untuk mengancam kesehatan masyarakat


umum, tetapi juga bahwa reaksi hypersensitif atau alergi akibat mengkonsumsi MSG
memang dapat terjadi pada sebagian kecil sekali dari konsumen. Beberapa peneliti
bahkan cenderung berpendapat nampaknya glutamat bukan merupakan senyawa
penyebab yang efektif, tetapi besar kemungkinannya gejala tersebut ditimbulkan oleh
senyawa hasil metabolisme seperti misalnya GABA (Gama Amino Butyric Acid),
serotinin atau bahkan oleh histamine.
3. Kanker MSG dapat menyebabkan kanker karena Glutamat dapat membentuk pirolisis
akibat pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu lama. pirolisis ini sangat
karsinogenik. Padahal masakan protein lain yang tidak ditambah MSG pun, bisa juga
membentuk senyawa karsinogenik bila dipanaskan dengan suhu tinggi dan dalam
waktu yang lama. Karena asam amino penyusun protein, seperti triptopan,
penilalanin, lisin, dan metionin juga dapat mengalami pirolisis dari penelitian tadi
jelas cara memasak amat berpengaruh.

8
4. Chinese Restaurant Syndrome (Sindrom Restoran Cina) Masakan cina banyak
menggunakan MSG. Karena itulah gejala yang dialami seseorang sehabis menyantap
banyak MSG disebut Chinese Restaurant Syndrome. Walaupun sebagian besar orang
dapat mengkonsumsi MSG tanpa masalah, beberapa orang memiliki alergi bila
mengkonsumsi berlebihan yaitu gejala seperti pening, mati rasa yang menjalar dari
rahang sampai belakang leher, sesak nafas dan keringat dingin. Secara umum, gejala-
gejala ini dikenal dengan nama sindrom restoran cina. Penyebabnya adalah terjadinya
defisiensi vitamin B6 karena pembentukan alanin dari glutamat mengalami hambatan
ketika diserap. Konon menyantap 2 – 12 gram MSG sekali makan sudah bisa
menimbulkan gejala ini. Akibatnya memang tidak fatal betul karena dalam 2 jam
Cinese Restaurant Syndromes sudah hilang.

5. Obesitas. MSG mengganggu hubungan endokrin antara meta- thermoregulatory


modulators (neuropeptida dan leptin) dan brown fat. MSG mengurangi
thermogenicity brom fat sambil menekan asupan makanan. Artinya, MSG berpotensi
menyebabkan obesitas bahkan ketika seseorang mengurangi asupan makanan
sekalipun.

6. Hipertensi. Kandungan natrium di dalam MSG beserta sifat adiktif yang ada pada
MSG, dan sebagai salah satu penyebab hipertensi (tekanan darah tinggi).

7. Adiktif. Adiktif atau zat yang membuat ketagihan diduga terdapat dalam MSG.
Kebanyakan orang obesitas menyukai snack yang mengandung MSG, sehingga
memperberat derajat kelebihan berat badan orang tersebut.

8. Diabetes Glutamat melakukan ikatan dengan reseptornya di dalam pankreas.


Akibatnya, pankreas akan memproduksi insulin lebih banyak dari biasanya. Dengan
dipacunya produksi insulin, otomatis perombakan kadar gula dalam darah mengalami
peningkatan. “Itulah yang membuat glutamat bisa sebagai salah satu faktor penyebab
diabetes”. Pankreas yang mendapat perlakuan dengan glutamat mengeluarkan insulin
lebih banyak dibandingkan dengan biakan pankreas yang tanpa glutamat. Inilah yang
membuat kelenjar pankreas makin lama mengalami kerusakan. Dalam keadaan
normal, peningkatan insulin berkaitan erat dengan melonjaknya kadar gula dalam
darah. Gula yang berlebih itu, dengan bantuan insulin, akan dirombak menjadi energi
yang kemudian disimpan dalam jaringan tubuh seperti otot, jaringan lemak, dan hati.
Peneliti tersebut menemukan bahwa efek dari glutamat itu lebih nyata bila dibarengi
tingginya kadar gula. Namun, dalam kadar gula yang rendah pun, pengeluaran insulin
masih terus berlangsung jika kelebihan glutamat.

9
9. Kerusakan Retina Retina adalah suatu lapisan pada mata yang berfungsi menerima
cahaya sebelum diteruskan ke otak untuk diterjemahkan sebagai suatu objek
penglihatan. Berbagai studi telah dilakukan tentang kerusakan retina akibat
penggunaan MSG. MSG dalam dosis tertentu diketahui dapat merusak neuron-neuron
(sel-sel saraf) pada lapisan dalam retina mata.

10. Kerusakan hipotalamus dan struktur otak lain, sakit kepala (magrain) memperberat
keadaan autisme dan hiperaktifitas, memperberat serangan asma, dan menimbulkan
alergi.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang terdapat pada bab ISI, dapat disimpulkan bahwa :

1. MSG adalah bumbu penyedap yang berasal dari daerah Jepang.


2. Proses produksi MSG melalui tahap-tahap persiapan bahan baku dan bahan
pembantu, fermentasi, kristalisasi, dan netralisasi serta pengeringan dan pengayakan.
3. Efek samping dan gangguan spesifik yang berhubungan dengan MSG Blaylock :
Kejang, Mual, Alergi, Ruam, Serangan asma, Sakit kepala, Mulut terasa kering,
Hilang ingatan.

B. SARAN
Saran yang dapat kami berikan adalah untuk mengurangi pemakaian MSG karena bisa
mengganggu kesehatan tubuh, dan kedepannya kami berharap dapat digunakannya
bahan penyedap lain yang memiliki rasa yang sama namun tidak memiliki efek
samping dan dari bahan-bahan yang ramah lingkungan.

11

Anda mungkin juga menyukai