T1 = 28 oC = 301 K
T2 = 50 oC = 323 K
0,5 40 313
1,0 38 311
1,5 37 310
2,0 37 310
2,5 36 309
3,0 36 309
3,5 35 308
4,0 35 308
4,5 35 308
5,0 35 308
0,5 32 305
1,0 32 305
1,5 30 303
2,0 30 303
2,5 30 303
3,0 29 302
3,5 29 302
4,0 29 302
4,5 29 302
5,0 29 302
THCl = 29 oC = 302 K
TNaOH = 29 oC = 302 K
Vtotal = 100 mL
3.2 Grafik
309 R² = 0.835072031793343
308
307
306
305
0 1 2 3 4 5 6
t (menit)
t (menit)
3.3 Perhitungan
T 1+T 2−2.Ta
W = Vair x ρair x CH2O
Ta−T 1
Dimana =
V = volume (mL)
624 K−624,26 K
= 420 J/K
11,13 K
−0,26 K
= 420 J/K
11,13 K
= 420 J/K.(-0,023)
= -9,66 J/K
1000
ΔHT = -( CH2O x mNaCl x W) (T’-T)
VxM
Dimana =
= 5,85 gter
1000
ΔHT = - (4,2 J/K.g x 5,85 g + (-9,66 J/K )) (304,8 K – 302 K)
0 , 05 mL x 1 mol/ L
1000
= -24,57 J/K – 9,66 J/K (2,8 K)
0 , 05 mL x 1 mol/ L
= -1916880 J/mol
= -1916,880 kJ/mol
3.4 Pembahasan
3.4.1 Penentuan Tetapan Kalorimeter
kalorimeter sederhana yang disusun sendiri. Alat kalorimeter terdiri dari wadah kaca dan
penutupnya serta dilengkapi dengan termometer sebagai pengukur suhu dan pengaduk lingkar
untuk mengaduk larutan agar menjadi homogen. Penutup kalorimeter berfungsi untuk
mencegah terjadinya pertukaran kalor dengan lingkungan. Gelas kimia dimasukkan ke dalam
wadah kaca sebagai tempat mereaksikan larutan. Bagian bawah gelas kimia, diisi dengan
gabus dan bahan isolasi yang berfungsi untuk menyangga gelas kimia dan juga
utama, diutama akuades diberikan dua perlakuan yaitu akuades yang dimasukkan ke dalam
sebanyak 100 mL dipanaskan hingga suhunya mencapai 50oC. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui suhu campuran dari kedua air tersebut, sehingga dapat menentukan tetapan
kalorimeter. Air yang berada di dalam kalorimeter mengalami perubahan suhu ketika
dicampurkan dengan air yang sudah dipanaskan. Perubahan suhu ini diukur tiap 30 detik
selama 5 menit dan 30 detik pertama suhu kalorimeter mencapai 40oC. Hal ini terjadi karena
adanya tabrakan antara molekul-molekul air yang memiliki suhu yang berbeda. Setelah
pencampuran, air yang memiliki kalor lebih tinggi akan melepaskan kalor ke air yang
suhunya lebih rendah. Data yang telah diperoleh, dibuatkan grafik suhu terhadap waktu
sehingga diperoleh nilai suhu akhir (Ta) yaitu 312,13 K. Diketahui nilai Ta tersebut sehingga
dapat dihitung tetapan kalorimeter yaitu sebesar -9,66 J/K. Berdasarkan tetapan kalorimeter
yang bernilai negatif, maka dapat diketahui bahwa reaksi bersifat eksoterm. Hal ini tidak
sesuai dengan teori, yaitu seharusnya reaksi bersifat endoterm karena. Karena akuades yang
berada di dalam gelas kimia akan menyerap kalor dari lingkungan yaitu akuades dengan suhu
50oC. Kesalahan yang terjadi disebabkan beberapa hal yaitu alat yang digunakan
dan larutan NaOH yang memiliki suhu dan konsentrasi yang sama agar dapat terjadi reaksi
penetralan yang sempurna. Sebelum dicampurkan di dalam kalorimeter terlebih dahulu suhu
kedua larutan HCl yang sudah ada dalam kalorimeter. Hal ini dilakukan agar terjadi
kesetimbangan antara larutan asam dan basa sehingga terjadi reaksi netralisasi. Hal ini
dibuktikan dengan penambahan indikator metil jingga. Metil jingga memberikan memberikan
warna masing-masing dalam larutan yang suasananya asam, netral dan basa berlutut-lutut
adalah merah orange dan kuning. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, warna yang
ditunjukkan setelah campuran ditambahkan indikator metil jingga adalah warna kuning
sehingga dapat disimpulkan bahwa larutan dalam keadaan basa dengan pH > 4,4 yang berarti
Percobaan ini dilakukan dengan hal yang sama seperti pada penentuan tetapan
kalorimeter yaitu mengukur suhu larutan setiap 30 detik selama 5 menit. Hasil yang
didapatkan menunjukkan bahwa pada 30 detik pertama suhu larutan 32 oC dan setelah 5 menit
suhunya turun menjadi 29oC. Berdasarkan data tersebut kemudian dibuat grafik sehingga
didapat suhu akhir (T’) yaitu 304,8 K. Nilai T’ yang didapatkan kemudian digunakan untuk
menghitung kalor penetralan dan hasilnya yaitu -1916,880 kJ/mol. Hal ini menunjukkan
reaksi bersifat eksoterm. Hal ini sesuai dengan teori, dimana reaksi bersifat eksoterm karena