KIMIA FISIK
Percobaan A-1
TERMOKIMIA
Oleh
NIM : 13716033
2017
I. JUDUL
A-1 Termokimia
Kalorimeter bom bekerja secara adiabatic. Kalor yang dilepaskan pada proses
pembakaran di dalam kalorimeter bom akan meningkatkan suhu calorimeter dab dapat
dijadikan sebagai dasar penentuan kalor pembakaran. Dalam percobaan ini, yang harus
ditentukan adalah perubahan energi dalam (∆Ur) bagi proses dengan pereaksi dan hasil
reaksi berada pada suhu yang sama.
Dengan C adalah kapasitas kalor calorimeter (ember + air + bom). Proses ini
berlangsung secara adiabatik, ∆Uk = 0, maka
Perubahan energi dalam dapat dihitung dengan mengukur kenaikan suhu dan
kapasitas kalor (C). Kapasitas kalor ditentukan dari pembakaran sejumlah zat yang telah
diketahui kalor pembakarannya. Dalam percobaan ini, zat yang digunakan adalah asam
benzoate, C6H5COOH. Pada penentuan ini, perlu dilakukan koreksi karena terbentuk
sejumlah asam nitrat yang dilepaskan oleh pembakar kawat pemanas. Jika zat yang
dibakar juga mengandung belerang, maka diperlukan koreksi tambahan terhadap kalor
pembakaran asam sulfat.
Jika U1 menyatakan koreksi terhadap kalor pembentukan asam nitrat dan U2
adalah koreksi karena pembakaran kawat pemanas, maka persamaan akan menjadi :
∆UT + U1 + U2 = -C(T’-T0)
Dengan U1 adalah volume larutan Na2CO3 yang dititrasikan pada hasil cucian
bom dikalikan dengan 1 kalori/ml zat Na2CO3. Sedangkan U2 adalah panjang kawat
yang terbakar atau selisih panjang kawat sebelum dan setelah reaksi dikalikan dengan
2,3 kalori/ cm kawat yang terbakar.
Sedangkan untuk mengungkapkan atau mencari perubahan entalpi (∆HT) dari
perubahan energi dalam ∆UT yang telah diketahui adalah dengan menggunakan
persamaan :
∆n merupakan selisih mol produk dikurangi mol reaktan. Untuk mencari selisih
ini, lakukan penyetaraan reaksi pembakaran yang terjadi.
IV. ALAT DAN BAHAN
V. CARA KERJA
Sejumlah tablet asam benzoat ditimbang, lalu dimasukkan ke dalam bom dan kedua
elektroda pada calorimeter bom dipasang kawat pemanas. Selanjutnya bom tersebut diisikan
gas oksigen sampai tekanan 30 atm. Kemudian, calorimeter tersebut diletakkan di dalam
ember. Setelah itu, bom didiamkan selama 5 menit hingga suhu di dalam air setimbang.
Untuk mengamati perubahan suhu dari sistem tersebut, diperlukan arus listrik yang berfungsi
untuk membakar cuplikan asam benzoat. Setelah proses oksidasi berlangsung selama 6 menit,
suhu air di dalam ember dicatat sebagai data pengamatan. Selanjutnya bom tersebut
dikeluarkan dan gas hasil oksidasi tersebut dibuang. Kemudian bagian dalam bom dicuci dan
hasil cucian tersebut ditampung kemudian dititrasi dengan larutan Na2CO3 dengan metil
merah sebagai indicator. Terakhir, kawat pemanas yang tidak terbakar dari elektroda yang
digunakan dilepas dan diukur panjangnya srbagai penentuan panjang kawat yang terbakar.
Data yang diperoleh akan digunakan untuk perhitungan kapasitas kalor dari kalorimeter.
VI. DATA PENGAMATAN
No. Massa Asam Benzoat (gr) T Air (℃) T’ Air (℃) t (menit)
1. 1,17 25,18 26,69 1
27,75 2
28,07 3
28,18 4
28,22 5
28,25 6
28,26 7
28,27 8
28,28 9
28,28 10
28,28 11
Tabel 5.1 Data Penambahan Suhu Setiap Menit pada Asam Benzoat
6.2. Data pengamatan pembakaran Naftalena
Massa Naftalena : 0,6 gram
Volume air : 2 Liter
L0 kawat : 12 cm
Po O2 : 30 atm
MNa2CO3 : 0,0728 M
Suhu ruang : 27,66 ℃
No. Massa Naftalena (gr) T Air (℃) T’ Air (℃) Menit (t)
1. 0,6 26,16 27,8 1
28,33 2
28,48 3
28,52 4
28,54 5
28,56 6
28,57 7
28,57 8
28,57 9
Tabel 5.2 1 Data Penambahan Suhu Setiap Menit pada Naftalena
U2 = 1 x (2,3) kal/cm
U2 = 14,05 kal
c. Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor dari ember + air + bom dapat dihitung menggunakan persamaan:
(∆n) R T
∆HT = ∆UT +
𝑀𝑟 𝑁𝑎𝑓𝑡𝑎𝑙𝑒𝑛𝑎
−9623,437 − (−9585,670)
𝜂= × 100%
−9623,437
𝜂 = 0,399%
𝜂 ≈ 0,4 %
VIII. PEMBAHASAN
IX. KESIMPULAN
X. DAFTAR PUSTAKA
1. Yu, X., Zhou, C.R., Han, X.W ., Li, G.P. Study on Thermodynamic Properties of
Glyphosate by Oxigen-Bomb Caloriemeter and DSC. J. Therm. Anal.
Calorim.2013, 111, 943-949.
2. Azargohar, R., Jacobson, K.L., Powell, E.E., Dalai, A.K. Evaluation of Properties
of Fast pyrolisis Product Obtained from canadian Waste Biomass. Journal of
Analytical and Applied Pyrolisis. 2013.
3. https://www.nist.gov/data/PDFfiles (sumber data ∆H Naftalena)
4. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927671
(MSDS naftalena)
5. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927096 (MSDS Asam Benzoat)
XI. LAMPIRAN
11.1
1. Perubahan Energi dalam (∆U) hanya diukur dalam satuan joule, tetapi perubahan
entalpi (∆H) dapat diukur baik dengan joule dan joule per mol. Entalpi juga merupakan
bentuk energi. Energi adalah keadaan materi, tetapi entalpi selalu perubahan energi
antara dua keadaan. Energi hanya dapat berubah positif tetapi entalpi bisa positif dan
negatif.
2. ∆U = 0 pada persamaan (1) menandakan jumlah kalor yang masuk sama besar dengan
jumlah kerja yang dilakukan, dan jika kalor yang dikeluarkan sama besar dengan kerja
yang dikenakan pada sistem. Artinya, tidak ada perubahan energi dalam yang terjadi
pada sistem atau sistem bekerja secara adiabatis
3. ∆HT = ∆UT + (∆n) RT
Persamaan ini didapatkan dari persamaan gas ideal:
PV = nRT
𝑛𝑅𝑇
V =
𝑉
(∆𝑛)𝑅𝑇
∆V =
𝑉
Dari persamaan: ∆HT = ∆UT + P∆V
Maka akan diperoleh persamaan:
∆HT = ∆UT + (∆n) RT
4. Perkiraan kalor pembakaran naftalena dari energi ikatan dalam dan data lain yang
diperoleh dari literatur:
C10H8 + 12O2 10CO2 + 4H2O
6 C-C
5 C=C
8 C-H
12 O=O
20 C=O
8 O-H
JENIS IKATAN Energi (Kj/mol)
C-C 348
C=C 614
C-H 413
O=O 498
C=O 803
O-H 366