Tanggal : 17-10-23
Nama Asisten : Siti O Sativa
I. Tujuan :
a. menentukan kadar ion sulfat dalam tawas hasil sintesis
Turbidimetri adalah suatu metoda analisis kuantitatif yang berdasarkan pada
pelenturan sinar oleh suspensi zat padat. Pada dasarnya yang diukur adalah perbandingan
antara intensitas sinar yang diteruskan deng aintensitas sinar mula-mula. Bila cahaya
dilewatkan melalui larutan yang bersuspensi.
Prinsip umum dari alat turbidimeter adalah sinar yang datang mengenai suatu partikel
ada yang diteruskan dan ada yang dipantulkan, maka sinar yang diteruskan digunakan
sebagai dasar pengukuran (Khopkar, 1990)
Turbidimetri merupakan analisis kuantitatif yang didasarkan pada pengukuran
kekeruhan atau turbidan dari suatu larutan akibat adanya suspensi partikel padat dalam
larutan. Artinya turbidimetri adalah analisa yang berdasarkan hamburan cahaya. Hamburan
cahaya terjadi akibat adanya partikel yang terdapat dalam larutan. Partikel ini
menghamburkan cahaya ke segala arah yang mengenainya. Turbidimetri adalah pengukuran
spesies hamburan cahaya dalam larutan dengan memanfaatkan intensitas cahaya berkas
masuk setelah dilewatkan melalui larutan.
Dalam turbidimetri digunakan larutan yang berupa koloid atau tersuspensi. Larutan
jernih juga dapat diukur dengan metoda ini dengan jalan memberikan emulgator untuk
mengemulsi larutan. Larutan tersuspensi atau koloid mengandung partikel yang berukuran
besar dari 10-10 cm. Ukuran partikel ini biasanya dapat dilihat dengan mata. Kegunaan
metode turbidimetri antara lain untuk menentukan kadar senyawa tertentu yang terdapat pada
suatu tempat yaitu dengan merubahnya terlebih dahulu menjadi senyawa yang sulit larut,
kemudian diberi emulgator. Contohnya penentuan kadar kalsium dalam suatu batuan, dimana
sebelumnya kalsium diubah menjadi kalsium karbonat yang sulit larut, kemudian
ditambahkan emulgator (Basset, 1994)
Analisa kuantitatif secara turbidimetri didasarkan pada intensitas cahaya yang
diteruskan, setelah cahaya tersebut melalui larutan yang mengandung partikel-partikel
tersuspensi dari zat yang dianalisa. Hamburan yang terukur pada alat turbidimeter adalah
hamburan yang diteruskan atau yang membentuk sudut 180o. Sedangkan hamburan yang
membentuk sudut 90o, hamburannya terdeteksi oleh alat nefelometer.
Turbiditas merupakan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan sebagai
perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang tiba. Intensitas cahaya yang
dipantulkan oleh suatu suspensi adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya
konstan. Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan. Yaitu
pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas yang
datang; pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman di mana cahaya yang mulai tidak tampak
di dalam lapisan medium yang keruh. Instrumen pengukuran perbandingan tyndall disebut
sebagai tyndall meter. Dalam instrumen ini intensitas diukur secara langsung. Sedangkan
pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan larutan standar. Turbidineter mliputi
pengukuran cahaya yang diteruskan. Turbiditas berbandinglurus terhadap konsentrasi dan
ketebalan, tetapi turbiditas tergantung juga pada warna. Untuk partikel yang lebih kecil, rasio
tyndall sebanding dengan pangkat tiga dari ukuran partikel dan berbanding terbalik terhadap
pangkat empat panjang gelombang (Brink, 1993)
Analisis gravimetri, atau analisis kuantitatif berdasarkan bobot, adalah proses isolasi
serta penimbangan suatu unsur atau suatu senyawaan tertentu dari unsur tersebut, dalam
bentuk yang semurni mungkin. Unsur atau senyawa itu dipisahkan dari suatu porsi zat yang
sedang diselidiki, yang telah ditimbang. Sebagian besar penetapan penetapan pada analisis
gravimetri menyangkut pengubahan unsur atau radikal yang akan ditetapkan menjadi sebuah
senyawaan yang murni dan stabil, yang dapat dengan mudah diubah menjadi satu bentuk
yang sesuai untuk ditimbang. Lalu bobot unsur atau radikal itu dengan mudah dapat dihitung
dari pengetahuan kita tentang rumus senyawanya serta bobot atom unsur-unsur penyusunnya
(konstituennya) (Basset, 1994 : 472).
III. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Spektronic-20 Larutan standar SO42- 1000 ppm
Kuvet Larutan NaCl-
Buret mikro HCl BaCl2
Labu takar 100 mL Larutan gliserol-etanol (1:2)
Pipet seukuran 10 mL Sampel tawas.
Gelas kimia 100 mL
Bagian 1: Penyiapan larutan reagen
larutan-larutan reagen yang harus disiapkan.
(a) Larutan standar SO42- 1000 ppm sebanyak 100 mL
(b) Larutan NaCl-HCl, sebanyak 350 mL (120 gr NaCl + 10 mL HCl pekat,
diencerkan sampai 1 L)
(c) Larutan gliserol-etanol (1 :2) sebanyak 350 mL
massa K2SO4 =
= 181,25 mg =0,18125 g
Kurva Kalibrasi
1
y = 0.0885x - 0.0424
0.8 R² = 0.9857
0.6
Turbidans
0.4
0.2
0
0 2 4 6 8 10 12
-0.2
Konsentrasi (ppm)
Dari persamaan garis yang diperoleh dapat diketahui konsentrasi SO42- dalam tawas sintesis
y= 0.0885x - 0.0424
Dari kurva kalibrasi diketahui bahwa y = absorbansi dan x adalah konsentrasi dalam ppm.
Dari pengukuran absorbansi sampel tawas didapatkan absorbansi tawas adalah 0,232.
y = 0.0885x - 0.0424
x = ppm
= 3,1005 ppm
1 ppm = 1 mg/L
= 0,0031005 g/L
dikarenakan konsentrasi yang ingin diketahui yaitu konsentrasi sulfat maka dibagikan dengan
massa molar sulfat yaitu 96 g/mol
= 100%
= 40,50 %
40,50 % = 40,5 g/100 mL (untuk mengubah persentase menjadi mol/liter dikalikan
dengan 10 untuk mendapatkan jumlah zat terlarut dalam 1 liter (1000 ml)
405 g/ 1000ml tawas
405 g/ 474 g/mol = 0,85 mol tawas = 0,85 mol/L
perbandingan kadar (%) sulfat secara teoritis dan eksperimen = 40,50 % : 0,0003%
b. Gravimetri
Perhitungan massa sulfat secara teoritis
Diketahui :
Berat padatan tawas = 0,5 gram
Volume aquades = 80 mL
Volume BaCl2 = 20 mL
Molaritas BaCl2 = 0,15 M
Ditanya: massa BaSO4
Penyelesaian
mol tawas =
= 0,001054 mol
mol BaCl2 = Molaritas BaCl2 Volume BaCl2
= 0,15 M 20 mL
= 3 mmol = 0,003 mol
Persamaan reaksinya ;
SO42-(aq) + Ba2+(aq) BaSO4(aq)
Awal : 0,001054 mol 0,003 mol -
Bereaksi : 0,001054 mol 0,001054 mol 0,001054 mol
Sisa : - 0,001946 mol 0,001054mol
Yang menjadi pereaksi pembatas adalah tawas
Barium sulfat yang dihasilkan secara teoritis = 0,001054 mol
(Mr = 233 g/mol)
= 0,001054 mol 233g/mol
= 0,24 g (i)
= 100%
= 41,2 % (ii)
Massa sulfat secara teoritis = % sulfat dalam BaSO4 massa BaSO4
= 41,2 % 0,24 g
= 0,098 g
Massa sulfat melalui pengukuran dengan turbidimetri gravimetri
massa BaSO4 = (massa kaca masir + sampel) – (massa kaca masir)
= 68,7323 g – 68, 002 g
= 0,7303 g
Massa sulfat secara eksperimen = % sulfat dalam BaSO4 massa BaSO4
= 41,2 % 0,7303 g
= 0,3 g
perbandingan massa sulfat teori dengan massa sulfat eksperimen= 0,098 : 0,3
VII. PEMBAHASAN
Sinar yang dipancarkan oleh lampu (sumber cahaya) akan dipantulkan oleh cermin
cekung dan kemudian dijatuhkan pada contoh yang mengandung partikel yang tersuspensi.
Sinar yang jatuh pada partikel – partikel yang tersuspensi tersebut akan ditebarkan /
dihamburkan. Kemudian sinar yang dihamburkan oleh cuplikan akan ditangkap oleh
nephelometer yang mana arahnya tegak lurus ( 900 ) dari sumber cahaya. Sinar yang
diteruskan ditangkap oleh pengamat yang arahnya membentuk garis lurus dari sumber cahaya
disebut turbidimeter.
Sinar yang dihamburkan oleh partikel terlarut dalam suatu larutan ada berbagai
macam yaitu :
Hamburan Rayleigh
Yaitu hamburan sinar oleh molekul-molekul yang diameternya jauh lebih kecil
dari sinar yang dihamburkan. Intensitas sinar yang terpancar sebanding dengan satu
per panjang gelombang berpangkat empat.
Hamburan Tyndall
Yaitu hamburan sinar yang diameter molekul-molekulnya lebih besar dari
sinar yang dihamburkan. Pada hamburan Reylegh dan hamburan Tyndal tidak terjadi
perubahan frekuensi sinar datang dengan sinar yang dihamburkan.
Hamburan Raman
Yaitu hamburan yang dapat mengubah frekuensi antara sinar yang datang
dengan sinar yang dihamburkan.
Metoda pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu :
Pengukuran perbandingan intensitas cahaya dihamburkan terhadap intensitas cahaya
yang datang.
Pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang diteruskan terhadap cahaya yang
datang.
Pengukuran efek ekstingsi yaitu kedalaman dimana cahaya mulai tidak tampak di
dalam lapisan yang keruh.
Secara garis besar peralatan filter fotometer terdiri dari 6 komponen, yaitu :
Sumber cahaya, beberapa sumber cahaya yang biasa digunakan antara lain adalah
lampu pijar, lampu merkuri, lampu tungsten.
Filter, syarat-syarat filter yang digunakan adalah :
Jika pelarut dan partikel yang terdispersi tidak berwarna maka digunakan filter
light
Jika pelarut dan partikel terdispersi berwarna kuning kecoklatan maka
digunakan filter light
Jika pelarut dan partikel terdispersi berwarna coklat maka digunakan filter dark
Kuvet
Detektor, pada turbidimeter digunakan detector phototube, sedangkan pada
nefelometer digunakan photomultiliertube
VIII. Kesimpulan
a Setelah dilakukan percobaan dengan turbidimetri diperoleh perbandingan kadar (%)
sulfat secara teoritis dan eksperimen = 40,50 % : 0,0003%.
Setelah dilakukan percobaan dengan gravimetri perbandingan massa sulfat teori
dengan massa sulfat eksperimen= 0,098 : 0,3
Perbedaan yang cukup signifikan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor
seperti yang sudah dijelaskan pada pembahasan.
IX. Daftar pustaka
Bassett , J, dkk. (1994). Buku Ajar Vogel Kimia Analitik. Jakarta : Penerbit buku kedokteran
EGC.
Brink O.C. et. all. (1993). Dasar-Dasar Ilmu Instrument. Bandung : Bina Cipta.
Khopkar,(1990) Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia.
LAMPIRAN Bahan dan Alat selama praktikum