media indonesia
CPJ Press Freedom Online (blog) - Media restrictions in Papua underscore Indonesia's wider
problems
powered by
TINJAUAN TEORITIS
TURBIDIMETRI
Turbidimetri itu metoda pengukuran konsentrasi partikulat dalam suatu suspensi yang
didasarkan pada hamburan elastis cahaya oleh partikel. Turbidimetri
atau analisa turbidimetri, sedikit berbeda prinsipnya dengan
adsorbansi (spektrofotometri). Turbidimeter mengukur sinar yang dibelokkan sedangkan spektrof
otometri mengukur sinar yang diteruskan. Namun ada pula Turbidimeter yang mengukur sinar
yang diteruskan. Untuk turbidimeter yang pertama satuannya adalah NTU sedangkan yang kedua
adalah FAU. Inilah mengapa alat spektrofotometer portabel keluaran misalnya Hach tidak bisa
memberikan turbidity dalam NTU.
Syarat utama penerapan turbidimetri adalah: terjadinya reaksi sempurna
antara zat yg akan dianalisa dan pereaksinya dan kelarutan zat yang
terbentuk sangat kecil. Analisa turbidimetri yang terkenal antara lain penentuan SO4 terlarut
dalam air dengan penambahan BaCl2 dengan pembentukan BaSO4. Turbidimeter merupakan
sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang
dipantulkan terhadap cahaya yang tiba. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi
adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan. Metode pengukuran turbiditas
dapat dikelompokkan dalam tiga golongan yaitu pengukuran perbandingan intensitas cahaya
yang dihamburkan terhadap intensitas cahaya yang datang; pengukuran efek ekstingsi, yaitu
kedalaman dimana cahaya mulai tidak tampak di dalam lapisan medium yang keruh. instrumen
pengukur perbandingan Tyndall disebut sebagai Tyndall meter. Dalam instrumen ini intensitas
diukur secara langsung. Sedang pada nefelometer, intensitas cahaya diukur deagan den-an
larutan standar. Turbidimeter meliputi pengukuran cahaya yang diteruskan. Turbiditas
berbanding lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan, tetapi turbiditas tergantung. juga pada
warna. Untuk partikel yang lebih kecil, rasio Tyndall sebanding dengan pangkat tiga dari ukuran
partikel dan berbanding terbalik terhadap pangkat empat panjang gelombangnya.
Prinsip spektroskopi absorbsi dapat digunakan pada turbidimeter dan nefelometer. Untuk
turhidimeter, absorbsi akibat partikel yang tersuspensi diukur sedangkan pada nefelometer,
hamburan cahaya oleh suspensilah yang diukur. Meskipun prcsisi metode ini tidak tinggi tetapi
mempunyai kegunaan praktis, sedangkan akurasi pengukuran tergantung pada ukuran dan bentuk
partikel. Setiap instrumen spektroskopi absorbsi dapat digunakan untuk turbidimeter, sedangkan
nefelometer kurang sering digunakan pada analisis anorganik. Pada konsentrasi yang lebih
tinggi, absorbsi bervariasi secara Tinier terhadap konsentrasi, sedangkan pada konsentrasi lebih
rendah untuk sistem koloid Te dan SnCl2, tembaga ferosianida dan sulfida-sulfida logam berat
tidak demikian halnya. Kelarutan zat tersuspensi seharusnya kecil. Suatu gelatin pelindung
koloid biasanya digunakan untuk membentuk suatu dispersi koloid yang seragam dan stabil.
Kalium sulfat
Potasium sulfat (K2SO4) (juga dikenal sebagai garam abu sulfur) merupakan garam yang terdiri
dari kristal putih yang dapat larut dalam air. Tak mudah terbakar. Bahan kimia ini biasanya digunakan
dalam pupuk, menyediakan potasium dan sulfur. Potasium sulfat juga merupakan biproduk pada produksi
asam sendawa.
Potasium sulfat, K2SO4, ialah garam yang awalnya dikenal pada abad ke-14, dan
dipelajari oleh Glauber, Boyle dan Tachenius, disebut di abad ke-17 sebagai arcanuni atau sal
duplicatum, dianggap sebagai kombinasi garam asam dengan garam alkalin.
Dihasilkan sebagai biproduk dalam banyak reaksi kimia, dan kemudian digunakan untuk
disuling dari kainit, salah satu mineral Stassfurt, namun proses itu telah ditinggalkan karena
garam dapat dibuat cukup murah dari klorida dengan membusukkannya dengan asam belerang
dan calcining residunya. Untuk memurnikan produk mentahnya maka dilarutkan dalam air panas
dan larutan yang disaring dan bisa didinginkan, saat bagian terbesar garam yang dilarutkan itu
menghablur dengan promptitule yang khas.
Kristal yang amat bagus memiliki bentuk piramida sisi 6 ganda, namun sesungguhnya
termasuk sistem rhombik. Kristal-kristal itu transparan, amat keras dan sama sekali permanen di
udara. Memiliki ras pahit, asin. Garamnya dapat larut dalam air, namun tak dapat larut dalam
garam abu tajam dari sp. gr. 1,35, dan dalam alkohol sebenarnya. Melebur pada suhu 1078 °C.
Garanm mentah itu biasa digunakan dalam pengolahan kaca.
Sulfat asam atau bisulfat, KHSO4, siap diproduksi dengan memfusikan 13 bagian garam
mormal berbubuk dengan 8 bagian asam belerang. Membentuk piramida rhombik, yang melebur
pada 197. Melebur pada 3 bagian air 0°C. Kelarutannya menunjukkan reaksi banyak seolah 2
kongenernya, K2SO4 and H2SO4, hadir berdampingan satu sama lain yang tak tergabung.
Kelebihan alkohol, nyatanya, endapan sulfat normal (dengan sedikit bisulfat) dan asam bebas
tetap dalam larutan.
Kemiripannya ialah garam kering yang bergabung pada tekanan merah pudar; berlaku
pada silikat, titanat, dsb., seolah merupakan asam belerang yang ditingkatkan melebihi titik didih
alaminya. Itulah sebabnya penerapannya yang sering dalam analisis ialah sebagai alat
penghancur. Untuk garam dari asam belerang lainnya, lihat sulfur.
ALAT
No Nama alat Ukuran Jumlah
1 Spectronis-20 - 1 set
2 Kuvet dan raknya - 1 set
3 pH meter - 1 set
4 Labu ukur 50 ml 5 buah
BAHAN
No Nama bahan Konsentrasi Volume
1 K2SO4 500 ppm Secukupnya
2 HCl 2M Secukupnya
3 BaCl2.2H2O - 200 mg
PROSEDUR KERJA
A. Membuat kurva standar
1. Sejumlah larutan K2SO4 induk ditambah HCl 2M secukupnya sehingga pH= 1
2. Buat sejumlah larutan standar pada labu takar 50 ml sehingga setelah diencerkan dengan air
sampai tanda batas konsntrasinya 5-80 ppm.
3. Ke dalam labu ukur ditambahkan 200 mg BaCl2.2H2O padat.
4. Encerkan dengan air sampai tanda batas.
5. Kocok selama 1 menit atau sampai BaCl2 larut dan terbentuk endapan BaSO4
6. Pindahkan kedalam kuvet biarkan selama 5 menit
7. Ukur turbidans I pada 480 nm.
8. Buat kurva standar antara turbidans (S) terhadap konsentrasi ©
HASIL PERCOBAAN
Sebanyak 25 ml larutan K2SO4 ditambah dengan HCl 2M hingga pH = 1. Ke dalam 5 buah
labu ukur dimasukkan larutan standar dengan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 15 ppm, 30
ppm, 60 ppm, dan 75 ppm. Pada tiap labu ukur ditambahkan BaCl 2 . 2H2O padatan bewarna
putih sebanyak 0,2 gram, kemudian di encerkan dengan aquades hingga tanda batas membentuk
larutan keruh. Larutan di kocok selama 1 menit kemudian dipindahkan ke kuvet dan di ukur
turbidans pada lamda ( ) = 480 nm.
K2SO4(ppm) Turbidans (S)
15 0,058
30 0,042
50 0,255
60 0,363
80 0,519
Pada sampel (air keran ) 10 ml ditambahkan HCl 2M hingga pH= 1 menghasilkan larutan
bening .
Ditambahkan 0,2 gram BaCl2 dan diencerkan dengan aquades hingga tanda batas.
REAKSI-REAKSI
K2SO4 + 2 HCl 2KCl + H2SO4
PEMBAHASAN
Pengenceran larutan induk K2SO4 500 ppm
- Untuk 15 ppm
Diketahui : M1 (M K2SO4) = 500 ppm
M2 (M larutan standar) = 15 ppm
V2 (V larutan standar) = 50 ml
Ditanya : V1 = ......?
Jawab : M1.V1 = M2V2
V1 = = = 1,5 ml
Jb : V1 = =
= 3 ml
Jb : V1 = = = 5 ml
- Untuk 60 ppm
Dik : M1 = 500 ppm
M2 = 60 ppm
V2 = 50 mL
Dit : V1 = ….?
Jb : V1 = =
= 6 ml
- Untuk 80 ppm
Dik : M1 = 500 ppm
M2 = 80 ppm
V2 = 50 mL
Dit : V1 = ….?
Jb : V1 = =
= 8 ml
Dari data diatas dengan memplot konsentrasi K 2SO4 (ppm) sebagai sumbu x dan turbidans (S)
sebagai sumbu y, maka diperoleh grafik :
Y = ax + b
Dimana y = turbidan sanpel
x = konsentrasi sampel
Y = 0,007x - 0,117
0,027 = 0,007x - 0,117
0,144 = 0,007x
x =
= 20,57 ppm
Sampel = 20,57 ppm
Sampel dalam molaritas
M = = -3
= 2,14 x 10-4 M
KESIMPULAN
1. Kadar SO42- dalam suatu larutan sampel adalah 20,57 ppm atau 2,14 x 10-4 M
2. Fungsi dari penambahan padatan BaCl2. 2H2O adalah untuk mengendapkan SO42- menjadi BaSO4.
3. Persamaan regresi linier yang digunakan diperoleh dari grafik adalah :
y = 0,007x - 0,117
R2 = 0,942
4. Dari hasil percobaan yang dilakukan, semakin tinggi konsentrai larutan K2SO4 yang
ditambahkan, maka nilai turbiditans semakain tinggi sehingga bentuk kurva linier.
DAFTAR PUSTAKA
Khopkar, S.M. 2003. Konsep – Konsep Dasar Analitik. UI- Press : Jakarta.
Tim Dosen. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Analitik III. Medan: FMIPA UNIMED.
www. Wikipedia.Org/ Turbidimetri.
Diposkan oleh Don F Limbong di 08.24
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Poskan Komentar
Poskan Komentar
Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Pengikut
Arsip Blog
▼ 2011 (6)
Mengenai Saya o ▼ Maret (3)
PENENTUAN KADAR SO42-
SECARA TURBIDIMETRI DENGAN
A...
seru2an bersama kwn2 seperjuangan.
PENERAPAN MODEL
Don F Limbong CONTEXTUAL TEACHING AND
Lihat profil lengkapku LEARNING (...
o ► Februari (2)
o ► Januari (1)
Don F Limbong
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui
peningkatan kemampuan
tiga tingkat representasi
kimia siswa y...
Manfaat Tidur