Anda di halaman 1dari 6

1.

Titrasi Asidimetri - Alkalimetri


Bahan:
1. HCl 1 M dibuat dengan mengencerkan 85 mL HCl pekat hingga mencapai 1 L dan buat HCl 0.1
M dari HCl 1 M.
2. Na2CO3-NaHCO3 (padat)
3. NaOH 0.1 M dibuat dengan menimbang 4 gram padatan, kemudian larutkan dengan akuades
yang dididihkan (bebas CO2) hingga 1 L.
4. Kapsul aspirin

Prosedur kerja:
A. (Asidimetri) Titrasi campuran Na2CO3-NaHCO3
1. Sampel padatan dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml, kemudian dilarutkan dengan~ 50-
60 mL aqua dm dan aduk sampai larut seluruhnya. Kemudian larutan dipindahkan ke labu takar
100 mL dan tambahkan aqua dm sampai tanda batas pada labu takar 100 mL.
2. Larutan sampel dipipet sebanyak 10 mL dan masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 100 mL.
Kemudian tambahkan beberapa tetes (2-4 tetes) larutan indikator fenolftalein ke dalam larutan
sampel tersebut.
3. Larutan dititrasi dengan larutan standar HCI sampai warna larutan berubah dari warna merah
muda menjadi tidak berwarna. (Hati-hati jangan sampai kelebihan.....). Volume HCI yang
digunakan dicatat sebagai V1.
4. Selanjutnya, tambahkan larutan indikator metil-jingga beberapa tetes (1-2 tetes) kedalam
larutan pada no.3, warna larutan akan berwarna kuning.
5. Larutan kemudian dititrasi kembali dengan larutan standar HCI sampai warna larutan
berubah dari kuning menjadi merah-jingga.
6. Tambahkan sedikit batu didih ke dalam larutan hasil titrasi di atas (no. 5), kemudian larutan
didihkan selama 1-2 menit di atas pemanas. Selanjutnya, larutan didinginkan sampai suhu
ruang dengan menggunakan penangas air. Jika warna larutan kembali lagi menjadi kuning,
ulangi tahap kerja no. 5 & 6. Jika warna larutan tidak berubah (tetap berwarna merah-jingga),
catat jumlah larutan HCI yang digunakan pada tahap 5, sebagai volume V2.
7. Ulangi tahap kerja no.2-6, sebanyak minimal 2 kali.
B. (Alkalimetri) Penetapan kadar aspirin
1. Timbang 1 tablet aspirin lalu larutkan dengan 10 mL alkohol hingga larut sempurna dalam
erlenmeyer. Goyang-goyangkan larutan selama 5 menit.
2. Tambahkan 3 tetes indikator PP
3. Titrasi dengan NaOH 0.1 M hingga warnanya merah muda konstan
4. Catat volume NaOH yang digunakan, ulangi sebanyak 3 kali.

2. Titrasi Permanganometri
Bahan:
1. KMnO4 0.1 N (0.02 M) dibuat dengan melarutkan 3.3 gram padatan hingga mencapai 1 L,
kemudian panaskan selama 15 menit. Tutup labu dan biarkan selama 2 hari, kemudian disaring.
Larutan KMnO4 disimpan dalam wadah coklat / ruang gelap.
2. 1 gram FeSO4 dalam H2SO4.
Prosedur:
a. Larutan sampel FeSO4 yang telah tersedia dipipet sebanyak 10 ml, menggunakan pipet
seukuran, kemudian dituangkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml.
b. Larutan asam sulfat 0,1 M sebanyak 6-7 ml (gunakan gelas ukur) ditambahkan ke dalam
larutan tersebut.
c. Kemudian larutan tersebut dititrasi dengan larutan KMnO4 0.1 N sampai mencapai titik akhir
titrasi, dimana warna larutan menjadi berwarna merah muda yang tidak berubah.
d. Catat volume larutan KMnO4 yang digunakan. Ulangi pekerjaan a-d.
e. Tuliskan persamaan reaksi untuk titrasi larutan besi(II) dengan kalium permanganat.

f. Hitung kadar besi dalam larutan sampel (dalam satuan g/mL)

3. Titrasi Kompleksometri
Bahan:
1. EDTA 0.1 M dibuat dengan melarutkan 37.22 gram Na2-EDTA hingga mencapai 1 L.
2. Zn(NO3)2 dan MgSO4 sebagai sampel.
3. Indikator EBT (padatan) dan Xylenol Orange (larutan)
4. Larutan buffer NH3/NH4Cl
5. Padatan heksamin
Prosedur:
Bagian 1: Penentuan kadar total ion Mg2+ dan Zn2+
a. Larutan sampel dipipet sebanyak 10 mL menggunakan pipet volum dan dituangkan ke
Erlenmeyer.
b. Kedalam larutan tersebut ditambahkan 7 mL larutan buffer NH3/NH4Cl, kemudian aduk
larutan tersebut.
C. Kemudian, tambahkan padatan EBT sebanyak seujung sendok spatula dan kemudian diaduk.
d. Larutan kemudian dititrasi dengan larutan EDTA, sampai warna larutan berubah dari ungu
menjadi biru.
e. Ulangi tahap a s/d d
f. Hitung jumlah mol total ion Mg2+ dan Zn2dalam larutan sampel.

Bagian 2: Penentuan kadar ion Zn2+


a. Larutan sampel dipipet sebanyak 10 mL menggunakan pipet volum dan dituangkan ke
Erlenmeyer.
b. Kedalam larutan tersebut ditambahkan 0,7 g padatan heksamin, kemudian aduk larutan
tersebut.
C. Kemudian, tambahkan 1-2 tetes indikator XO.
d. Larutan kemudian dititrasi dengan larutan EDTA, sampai warna larutan berubah dari merah
menjadi kuning.
e. Ulangi tahap a s/d d.
f. Hitung jumlah mol ion Zn2+dalam larutan sampel

4. Titrasi Iodometri (dari iodium yang dibebaskan)


Bahan:
1. Na2S2O3 0.1 N dibuat dengan menimbang 24.8 gram padatan, larutkan dalam 250 mL dan
encerkan hingga 1 L
2. 1 gram CuSO4 sebagai sampel (dan 4 mL asam asetat)
3. 3 gram KI
4. Larutan Kanji dibuat dari 1 gram kanji, dilarutkan dengan 10 mL air dingin dan ditambahkan
200 mL air panas, diaduk dan dididihkan selama 30 menit.
Prosedur:
1. Timbang kira-kira 1 gram CuSO4, larutkan dalam 50 mL air, kemudian tambahkan 4 mL asam
asetat
2. Masukkan 3 gram KI ke dalam larutan
3. Titrasi larutan dengan Na2S2O3 untuk menghitung banyaknya iodium yang dibebaskan
sampai berubah warna, kemudian tambahkan indikator kanji hingga warna berubah.

5. Titrasi Argentometri (Metode Mohr)


Bahan:
1. AgNO3 0.1 M dibuat dengan melarutkan 17 gram padatan hingga 250 mL, kemudian
diencerkan hingga 1 L.
2. K2CrO4 0.003 M dibuat dengan menimbang 0.75 gram padatan, dan larutkan hingga
mencapai 1 L.
3. Garam dapur atau NaCl sebagai sampel.
Prosedur:
1. Larutkan sampel yang mengandung klorida, kemudian tambahkan sejumlah kecil larutan
K2CrO4 sebagai indikator
2. Titrasi sampel dengan AgNO3 hingga berubah warna menjadi merah bata
Catatan: hindari kondisi yang asam/basa, dan pastikan K2CrO4 encer dan sedikit agar titik akhir
titrasi yang berwana merah dapat dilihat dengan jelas.

Rekap bahan:
1. Padatan Natrium Karbonat 10 gram (sampel)
Tersedia
2. Padatan Natrium Bikarbonat 10 gram (sampel)
Tersedia
3. Aspirin 20 tablet (sampel)
Tidak tersedia
4. Alkohol 96% 1 L
Tersedia
5. HCl pekat (titran)
Tidak tersedia (ada tapi jelek :v)
6. Padatan Natrium Hidroksida 100 gram (titran)
Tersedia
7. Padatan Kalium Permanganat 20 gram (titran)
Tersedia
8. Padatan Besi (II) Sulfat 10 gram (sampel)
Tersedia
9. Padatan Tembaga (II) Sulfat 10 gram (sampel)
Tersedia
10.Padatan Na2-EDTA 200 gram (titran)
Tersedia
11.Padatan ZnSO4 10 gram (sampel)
Tersedia
12.Padatan MgSO4.7H2O 10 gram (sampel)
Tersedia
13.Indikator EBT (padat)
Tersedia
14.Indikator larutan Xylenol Orange
Tidak tersedia
15.Padatan Natrium Tiosulfat 200 gram (titran)
Tersedia – Menggumpal
16.Padatan Kalium Iodida 20 gram (titran)
Tersedia
17.Padatan Kanji 10 gram (Indikator)
Tersedia
18.Padatan Kalium Kromat 10 gram (Indikator)
Tersedia
19.Padatan Perak Nitrat 100 gram (Titran)
Tidak tersedia
20.Asam Sulfat (Katalis, Kondisi asam)
Tersedia
21.Padatan Natrium Klorida 10 gram, atau sampel garam dapur (sampel)
Tersedia
22.Padatan heksamin 5 gram (Pengkelat Kompleksometri)
Tidak tersedia
23.NH3 pekat-padatan amonium klorida 20 gram (Buffer, Kompleksometri)
Tersedia

Anda mungkin juga menyukai