Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RINGKASAN

Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran


Matakuliah : Manajemen Aset dan Pengadaan Barang dan Jasa

PROGRAM MAGISTER (S-2) PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN

SEMESTER I AKHIR TAHUN AKADEMIK 2022/2023


Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran

1. Pendahuluan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah merupakan suatu hal/kunci yang
sangat penting dalam proses pelaksanaan pembangunan di suatu daerah.
Tanpa pengadaan, pembangunan tidak akan dapat berjalan sehingga
anggaran pemerintah daerah juga tidak terserap, dan akibatnya masyarakat
tidak menikmati hasil pembangunan dan tidak menikmati belanja pemerintah
dari anggaran pembangunan tersebut. Hal tersebut dapat menyebabkan
melambatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat dan menurunnya daya beli
masyarakat. Dengan pengadaan barang/jasa pemerintah yang baik maka
pembangunan dapat berjalan, anggaran pemerintah terserap dan
perekonomian masyarakat juga akan meningkat.

2. Dasar Hukum
- Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tentang Tahun 2020 Tentang Perubahan
Atas PP 27 tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara / Daerah
- Peraturan Menteri Keuangan Nomor 153/PMK.06/2021 Tentang
Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara
- Keputusan Menteri Keuangan Nomor 128/KM.6/2022 Tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara
3. Pembahasan
a. Sistem pengelolaan aset dan sistem penganggaran.
Kuasa Pengguna Barang menyusun RKBMN dan menyampaikannya
secara berjenjang kepada Pengguna Barang. Penyusunan RKBMN
berpedoman pada Renstra-K/L dan Standar Barang dan Standar Kebutuhan
BMN (SBSK).
Dalam penyusunan RKBMN perlu dilakukan koordinasi intensif mulai
dari tingkat satuan kerja, yaitu antara Kuasa Pengguna Barang dengan Kuasa
Pengguna Anggaran, sampai dengan tingkat Kementerian/Lembaga, yaitu
antara Pengguna Barang dengan Pengguna Anggaran. RKBMN tersebut
merupakan bagian dari perencanaan dan penganggaran terkait BMN yang
akan menjadi dasar penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian/Lembaga (RKA-K/L).
Kementerian/Lembaga bertanggung jawab atas kesesuaian program,
kegiatan, dan keluaran (output) dengan Renstra K/L. Dalam hal pada saat
penyusunan RKBMN telah ditetapkan Rencana Kebijakan Pemerintah,
Kementerian/Lembaga agar mempertimbangkan Rencana Kebijakan
Pemerintah dan melakukan sinergi antara penyusunan RKBMN dan
penyusunan indikasi kebutuhan anggaran. Pengguna Barang menyampaikan
RKBMN kepada Pengelola Barang dimulai 2 (dua) tahun sebelum tahun
anggaran dan paling lambat minggu pertama bulan Januari tahun anggaran
sebelumnya.

b. sistem dan prosedur Perencanaan Kebutuhan BMN untuk pengadaan


BMN.
RKBMN untuk pengadaan BMN memuat informasi berupa unit BMN
yang direncanakan untuk dilakukan pengadaan. RKBMN untuk pengadaan
dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan BMN yang ada pada
Kementerian/Lembaga, program dan rencana keluaran (output)
Kementerian/Lembaga berupa BMN, dan Daftar Barang Kuasa
Pengguna. Penyusunan RKBMN bersifat bottom-up, dalam hal ini RKBMN
disusun oleh Kuasa Pengguna Barang dan disampaikan secara berjenjang
kepada Pengguna Barang, yang kemudian dikonsolidasikan oleh Pengguna
Barang. Dengan memperhatikan sebagai berikut :
- Standar Barang dan Standar Kebutuhan BMN
- Penyusunan RKBMN oleh Kuasa Pengguna Barang Penyusunan RKBMN
dilakukan secara elektronik melalui aplikasi SIMAN. Dalam menyusun
RKBMN, Kuasa Pengguna Barang (KPB) berpedoman pada Renstra-K/L
yang menjadi kewenangan dan tanggung jawabnya serta SBSK
sebagaimana diatur dalam PMK SBSK.
- Optimalisasi BMN yang ada (Existing BMN) Dalam rangka optimalisasi
existing BMN, penetapan kebutuhan pengadaan BMN harus
mempertimbangkan existing BMN sesuai usulan rencana pengadaannya.
Hal ini sebagaimana definisi Perencanaan Kebutuhan BMN dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah 28 Tahun 2020 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah:
“Perencanaan Kebutuhan adalah kegiatan merumuskan rincian kebutuhan
BMN/D untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan
keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan
yang akan datang”.

c. Perencanaan Kebutuhan BMN untuk pemeliharaan BMN.


RKBMN untuk pemeliharaan BMN memuat informasi berupa unit BMN yang
direncanakan untuk dilakukan pemeliharaan. RKBMN untuk pemeliharaan
dilakukan dengan memperhatikan Daftar Barang Kuasa Pengguna dan Daftar Hasil
Pemeliharaan BMN. Penyusunan RKBMN bersifat bottom-up, dalam hal ini
RKBMN disusun oleh Kuasa Pengguna Barang dan disampaikan secara berjenjang
kepada Pengguna Barang, yang kemudian dikonsolidasikan oleh Pengguna
Barang.

d. Perencanaan Kebutuhan BMN untuk pemanfaatan BMN.


RKBMN untuk pemanfaatan BMN disusun dengan tetap mengutamakan
pemenuhan kebutuhan BMN untuk menunjang tugas dan fungsi
Kementerian/Lembaga. RKBMN untuk pemanfaatan BMN memuat informasi
berupa unit BMN yang direncanakan untuk dilakukan pemanfaatan. RKBMN untuk
pemanfaatan dilakukan dengan memperhatikan Daftar Barang Kuasa Pengguna
dan/atau hasil evaluasi kinerja BMN. Penyusunan RKBMN bersifabottom-up,
dalam hal ini RKBMN disusun oleh Kuasa Pengguna Barang dan disampaikan
secara berjenjang kepada Pengguna Barang, yang kemudiandikonsolidasikan oleh
Pengguna Barang.
e. sistem dan prosedur Perencanaan Kebutuhan BMN untuk pemindahtanganan
BMN.
RKBMN untuk pemindahtanganan BMN memuat informasi berupa unit BMN
yang direncanakan untuk dilakukan pemindahtanganan. RKBMN untuk
pemindahtanganan BMN disusun dengan mengutamakan pemenuhan kebutuhan
BMN untuk menunjang tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga serta
memperhatikan Daftar Barang Kuasa Pengguna, kebijakan sebagaimana tertuang
dalam peraturan atau keputusan yang ditetapkan oleh Presiden, kebutuhan barang
untuk memenuhi penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga yang
direncanakan dilaksanakan oleh pihak selain Kementerian/Lembaga, dan/atau
dokumen penganggaran. Penyusunan RKBMN bersifat bottom-up, dalam hal ini
RKBMN disusun oleh Kuasa Pengguna Barang dan disampaikan secara berjenjang
kepada Pengguna Barang, yang kemudian dikonsolidasikan oleh Pengguna
Barang.

f. Perencanaan Kebutuhan BMN untuk penghapusan BMN.


RKBMN untuk penghapusan BMN memuat informasi berupa unit BMN yang
direncanakan untuk dilakukan penghapusan. RKBMN untuk penghapusan BMN
disusun memperhatikan Daftar Barang Kuasa Pengguna. Penyusunan RKBMN
bersifat bottom-up, dalam hal ini RKBMN disusun oleh Kuasa Pengguna Barang
dan disampaikan secara berjenjang kepada Pengguna Barang, yang kemudian
dikonsolidasikan oleh Pengguna Barang.

Anda mungkin juga menyukai