Anda di halaman 1dari 49

Pengelolaan Barang

Milik Daerah  (BMD)


pada BLUD Puskesmas
TONY GUSLIAWAN, S.E., Akt., M.M
INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH III
INSPEKTORAT KABUPATEN TULANG
BAWANG
CONTENTS
01 Dasar Hukum

02 Pengelolaan BMD
Perencanaan Kebutuhan dan
03
Penganggaran BMD
04 Pengadaan BMD

05 Penggunaan dan Pemanfaatan BMD

06 Pengamanan Pemeliharaan BMD


CONTENTS
07 Penilaian BMD

08 Pemindahtanganan BMD

09 Pemusnahan BMD

10 Pengadaan BMD

11 Penatausahaan BMD
Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian
12 BMD
01 DASAR
DASAR HUKUM

UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintah Daerah

Permendagri Nomor 19 tahun 2016


tentang Pengelolaan BMD

Permendagri Nomor 79 Tahun 2018


tentang Badan Layanan Umum Derah

Permendagri Nomor 108 Tahun 2016


tentang Penggolongan dan Kodefikasi BMD
02 PENGELOLAAN
BARANG MILIK
BARANG MILIK
DAERAH
Pengertian Barang Milik Daerah (BMD)
Menurut UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 1 ayat (39) dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 Pasal 1 ayat (16) Barang Milik Daerah adalah
semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

Pengelolaan Barang Milik Daerah


Jika dikaitkan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016, maka aktivitas
dalam pengelolaan BMD meliputi :
• perencanaan kebutuhan dan penganggaran • pemindahtanganan
• pengadaan • pemusnahan
• penggunaan • penghapusan
• pemanfaatan • penatausahaan
• pengamanan dan pemeliharaan • pembinaan, pengawasan dan pengendalian
• penilaian
SIKLUS PENGELOLAAN
BMD
PARADIGMA
PENGELOLAAN
BARANG MILIK
Dikelola tanpa pendekatan DAERAH Status dan nilai yang
sistem yang baik tidak jelas

PROBLEM
Sekadar Penggunaan dan
kegiatan administratif pemanfaatan yang tidak
semata optimal
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Pasal 3 ayat (1), Pengelolaan BMD harus
dilaksanakan berdasarkan asas-asas sebagai berikut :

FUNGSIONAL TRANSPARANSI AKUNTABILITAS


Setiap pengambilan penyelenggaraan Setiap kegiatan pengelolaan
keputusan dalam rangka pengelolaan BMD harus BMD harus dapat
pengelolaan BMD harus transparan terhadap hak dipertanggungjawabkan
dilakukan sesuai fungsi, masyarakat dalam kepada stakeholder/rakyat..
kewenangan dan tanggung memperoleh hak informasi
jawab masing-masing.

KEPASTIAN HUKUM EFISIENSI KEPASTIAN NILAI


Pengelolaan BMD Arah pengelolaan BMD agar Pengelolaan BMD harus
harus dilaksanakan sesuai batasan standar didukung adanya ketepatan
berdasarkan peraturan kebutuhan dalam rangka jumlah dan nilai barang
perundangan yang menunjang penyelenggaraan dalam rangka optimalisasi
berlaku tupoksi secara optimal pemanfaatan dan
pemindahtanganan BMD
serta neraca Pemerintah.
03 PERENCANAAN
KEBUTUHAN DAN
PENGANGGARAN BMD
PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN
PENGANGGARAN BMD
Perencanaan kebutuhan meliputi perencanaan pengadaan, pemeliharaan, pemanfaatan,
pemindahtanganan, dan penghapusan BMD dan selanjutnya merupakan dasar bagi SKPD dalam
mengusulkan penyediaan anggaran untuk kebutuhan baru (new initiative) dan angka dasar
(baseline) serta penyusunan rencana kerja dan anggaran dengan berpedoman pada standar barang,
standar kebutuhan, dan/atau standar harga.

Kegiatan perencanaan dan penentuan kebutuhan didasarkan atas beban tugas dan tanggung jawab
masing-masing unit sesuai anggaran yang tersedia dengan kata lain adalah fungsi pokok masing-
masing SKPD sesuai dengan fungsi pelayanan kepada masyarakat. Perencanaan ini dilakukan
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

• barang apa yang dibutuhkan (jumlah, • siapa yang mengurus dan siapa yang
spesifikasi, dll); menggunakan
• dimana dibutuhkan • alasan-alasan kebutuhan
• bilamana dibutuhkan • cara pengadaan
• berapa biaya
04 PENGADAAN
BARANG MILIK
PERATUTAN PENGADAAN BARANG/JASA PADA
BLUD

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

Perpres 12 Tahun 2021 Peraturan LKPP No. 5 Permendagri Nomor 79 Peraturan Kepala
tentang Perubahan atas Tahun 2021 tentang Tahun 2018 tentang Daerah dan Peraturan
Peraturan Presiden Pedoman Pengadaan Badan Layanan Umum Pimpinan BLUD
Nomor 16 Tahun 2018 Barang/Jasa yang Daerah
tentang Pengadaan Dikecualikan pada
Barang/Jasa Pemerintah Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
PERPRES 12 TAHUN 2021
Pasal 61

Dikecualikan dari ketentuan dalam Peraturan Presiden


ini adalah Pengadaan Barang/Jasa pada Badan
Layanan Umum/Badan Layanan Umum Daerah

Pengadaan Barang/Jasa Pada BLU/BLUD diatur


tersendiri dengan peraturan pimpinan BLU/BLUD

Dalam hal BLU/BLUD belum memiliki peraturan


PBJ tersendiri, pelaksanaan pada BLU/BLUD
berpedoman pada Peraturan Presiden ini

Ketentuan lebih lanjut mengenai pengecualian dalam


Pengadaan Barang/Jasa diatur dengan Peraturan
Kepala Lembaga.
PERATURAN LKPP N0. 5 TAHUN
2021
Pasal 3
Pengadaan Barang/Jasa pada BLU/BLUD yang pembiayaannya sebagian atau
seluruhnya dibebankan pada APBN/APBD, dilaksanakan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.

Dalam hal terdapat hasil kajian internal BLU/BLUD yang sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, Pengadaan Barang/Jasa pada BLU/BLUD dapat menggunakan
peraturan pimpinan BLU/BLUD

Ketentuan terkait pelaku dan organisasi Pengadaan Barang/Jasa pada BLU/BLUD


mengacu kepada Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
tentang Sumber Daya Manusia Pengadaan Barang/Jasa dan Unit Kerja Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.

Dalam hal Pengadaan Barang/Jasa pada BLU/BLUD diatur dengan peraturan pimpinan
BLU/BLUD, BLU/BLUD mengumumkan rencana Pengadaan Barang/Jasa ke dalam
aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) dan menyampaikan data
Kontrak dalam aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE).
LAMPIRAN PERATURAN LKPP N0. 5
TAHUN 2021
Pengadaan barang/Jasa di BLU/BLUD dilaksanakan berdasarkan peraturan pimpinan BLU/BLUD.

Dalam hal terdapat alasan efektivitas dan/atau efisiensi berdasarkan hasil kajian internal
BLU/BLUD, Pemimpin BLU/BLUD dapat mengatur pengadaan barang/jasa dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan BLU/BLUD.

Peraturan pengadaan barang/jasa pemerintah dan best practice lainnya


sebagai rujukan.

Tujuan, Prinsip dan Etika Pengadaan Barang/Jasa pada BLU/BLUD disesuaikan


dengan tujuan organisasi BLU/BLUD dalam rangka menunjang tata kelola
organisasi yang baik.

Tahapan Pengadaan Barang/Jasa pada BLU/BLUD secara umum meliputi


perencanaan pengadaan, persiapan pengadaan, persiapan pemilihan,
pelaksanaan pemilihan, dan pelaksanaan kontrak.
PERMENDAGRI NOMOR 79 TAHUN
Pasal 76
2018
Pengadaan barang dan/atau jasa pada BLUD yang bersumber dari APBD dilaksanakan berdasarkan
ketenturan peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.

Pengadaan barang dan/atau jasa pada BLUD yang bersumber dari:

• Jasa layanan
• Hibah tidak terikat
• Hasil Kerjasama dengan pihak lain, dan
• Lain-lain pendapatan yang sah

Diberikan Fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau seluruhnya dari ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai pengadaan barang dan/atau jasa pemerintah
PENGADAAN PADA BLUD
PUSKESMAS

STRATEGI

Perlu menyusun rencana tindakan dalam pengadaan


barang/jasa yang efektif dan efisien untuk menjamin
ketersediaan barang/jasa yang lebih bermutu, lebih
murah, proses pengadaan yang sederhana, cepat serta
mudah dengan menyesuaikan dengan kebutuhan
05
PENGGUNAAN DAN
PEMANFAATAN
BARANG MILIK DAERAH
PENGGUNAAN BARANG MILIK
DAERAH

Penggunaan Barang Milik Daerah


Penggunaan Barang Milik Daerah (BMD) adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna Barang dalam
mengelola dan menatausahakan Barang Milik Daerah
sesuai dengan tugas dan fungsi instansi yang
bersangkutan.
PEMANFAATAN BARANG MILIK
DAERAH
Pemanfaatan Barang Milik Daerah
Pemanfaatan Barang Milik Daerah adalah pendayagunaan Barang Milik Daerah yang
tidak digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat
daerah dan/atau optimalisasi Barang Milik Daerah dengan tidak mengubah status
kepemilikan
PEMANFAATAN BARANG MILIK
DAERAH
Bentuk-bentuk Pemanfaatan Barang Milik Daerah
06
PENGAMANAN
PEMELIHARAAN
BARANG MILIK DAERAH
Penggunaan Barang Milik Daerah
Penggunaan Barang Milik Daerah (BMD) adalah kegiatan yang dilakukan oleh
Pengguna Barang dalam mengelola dan menatausahakan Barang Milik Daerah
sesuai dengan tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan.
Pengamanan administrasi meliputi kegiatan pembukuan, inventarisasi, pelaporan
dan penyimpanan dokumen kepemilikan

Pengamanan fisik untuk mencegah terjadinya penurunan fungsi barang,


penurunan jumlah barang dan hilangnya barang; pengamanan fisik untuk tanah
dan bangunan dilakukan dengan cara pemagaran dan pemasangan tanda batas,
selain tanah dan bangunan dilakukan dengan cara penyimpanan dan
pemeliharaan
Prosedur pengamanan fisik untuk tanah dan bangunan dilakukan dengan cara
pemagaran dan pemasangan tanda batas. Selain tanah dan bangunan dilakukan
dengan cara penyimpanan dan pemeliharaan.
Pengamanan hukum antara lain meliputi kegiatan melengkapi bukti status
kepemilikan.
Pemeliharaan Barang Milik Daerah
Pemeliharaan adalah kegiatan atau tindakan agar semua barang selalu dalam kedaan baik dan siap untuk
digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna. Pemeliharaan dilakukan terhadap barang inventaris yang
sedang dalam unit pemakaian, tanpa merubah, menambah atau mengurangi bentuk maupun kontruksi asal,
sehingga dapat dicapai pendayagunaan barang yang memenuhi persyaratan baik dari segi unit pemakaian
maupun dari segi keindahan.

Barang yang dipelihara dan dirawat adalah barang inventaris yang tercatat dalam buku inventaris. Ada tiga
bentuk Penyelenggaraan Pemeliharaan Barang Milik Daerah, yaitu :

Pemeliharaan ringan. Pemeliharaan yang dilakukan sehari hari oleh Unit pemakai/ pengurus
barang tanpa membebani anggaran.

Pemeliharaan sedang. Pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara berkala oleh tenaga
terdidik/terlatih yang mengakibatkan pembebanan anggaran.
Pemeliharaan berat. Pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara sewaktu-waktu oleh
tenaga ahli yang pelaksanaannya tidak dapat diduga sebelumnya, tetapi dapat diperkirakan
kebutuhannya yang mengakibatkan pembebanan anggaran.
07 PENILAIAN
BARANG MILIK
PENILAIAN BARANG MILIK DAERAH

Penilaian BMD adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh penilai untuk memberikan suatu opini atas
nilai suatu obyek penilaian pada saat tertentu dalam rangka pengelolaan BMD. Nilai yang dihasilkan
dari kegiatan penilaian berupa nilai wajar, dimana istilah nilai wajar tersebut merupakan penyebutan
istilah nilai pasar dalam ilmu akuntansi.

Kegiatan penilaian dalam rangka pengelolaan BMD merupakan implementasi Tindakan untuk
mendukung kepastian nilai, yaitu adanya ketepatan jumlah dan nilai Barang dalam rangka
optimalisasi pemanfataan dan pemindahtanganan BMD serta penyusunan Neraca Pemerintah
Daerah. Metodologi yang lazim digunakan dalam proses penilaian adalah pendekatan data pasar,
pendekatan biaya, pendekatan pendapatan.
08 PEMINDAHTANGANA
N
PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK DAERAH
Pemindahtanganan BMD adalah pengalihan kepemilikan BMD. Pemindahtanganan BMD merupakan
rangkaian kegiatan dari pemanfaatan BMD. Pemindahtanganan BMD berupa tanah dan/atau
bangunan dan selain tanah dan bangunan yang bernilai lebih dari Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar
rupiah) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah setelah mendapat persetujuan DPRD.

Adapun bentuk-bentuk dari pemindahtanganan BMD adalah penjualan dan tukar menukar, hibah, dan
penyertaan modal.
09 PEMUSNAHAN
BARANG MILIK
PEMUSNAHAN BARANG MILIK
DAERAH
Pemusnahan barang milik daerah dilakukan apabila:
a. tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, dan/atau tidak dapat dipindahtangankan; atau
b. terdapat alasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pengelola Barang melakukan penelitian terhadap pemohonan penghapusan barang untuk


dimusnahkan yang meliputi :
- Penelitian kelayakan pertimbangan dan alasan permohonan tersebut
- Penelitian data administratif
- Penelitian fisik atas barang yang dimohonkan tersebut

Pemusnahan dilakukan dengan cara:


a. dibakar;
b. dihancurkan;
c. ditimbun;
d. ditenggelamkan; atau
e. cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
10 PENGHAPUSAN
BARANG MILIK
PENGHAPUSAN BARANG MILIK
DAERAH
Penghapusan BMD adalah tindakan penghapusan barang Pengguna dan
penghapusan dari Daftar Inventaris BMD dengan adanya Keputusan Kepala
Daerah. Penghapusan atas BMD dilakukan atas barang tidak bergerak dan
barang bergerak yang didasarkan pada pertimbangan atau alasan-alasan
tertentu.

Barang milik daerah yang rusak, hilang, mati (hewan dan tanaman), susut,
berlebih dan tidak efisien lagi harus dilaporkan kepada Kepala Daerah
melalui pengelola. Laporan tersebut harus menyebutkan nama, jumlah
barang, lokasi, nomor kode barang, nilai barang dan lain-lain yang
diperlukan.
11 PENATAUSAHAAN
BARANG MILIK
PENATAUSAHAAN BARANG MILIK
DAERAH
Penatausahaan barang milik daerah terdiri dari inventarisasi, pembukuan dan pelaporan. Kegiatan
pelaporan barang milik daerah akan menghasilkan daftar yang disebut Daftar Barang Kuasa Pengguna
(DBKP) dan Daftar Barang Pengguna (DBP). Kegiatan pelaporan barang milik daerah dilakukan
berjenjang dimulai dari Kuasa Pengguna Barang, ke Pengguna Barang dan digabungkan menjadi satu di
Pengelola atau melalui Pembantu Pengelola Barang.
PENATAUSAHAAN BARANG MILIK
DAERAH
PEMBUKUA
N
Pengguna/kuasa pengguna barang dalam melakukan pendaftaran dan pencatatan
sesuai dengan Kartu Inventaris Barang (KIB). Pembantu pengelola melakukan
koordinasi dalam pencatatan dan pendaftaran barang milik daerah ke dalam Daftar
Barang Milik Daerah (DBMD).
PENATAUSAHAAN BARANG MILIK
DAERAH
PENGGOLONGAN BARANG MILIK
DAERAH
Pada saat pencatatan dalam KIB dan KIR terlebih dahulu dilakukan penggolongan dan
kodefikasi BMD.

Menurut Permendagri Nomor 108 tahun 2016 tentang Penggolongan dan Kodefikasi
Barang Milik Daerah, Penggolongan dan kodefikasi barang milik daerah meliputi kode
barang, kode lokasi dan kode register.
PENATAUSAHAAN BARANG MILIK
DAERAH
PENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK
DAERAH
KODE BARANG
Kode barang terdiri dari 12 (dua belas) angka/digit yang terbagi dalam 7 (tujuh)
level dengan susunan sebagai berikut:

Sumber : Permendagri No. 108 Tahun 2016


PENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK
DAERAH
Level Uraian
1 Penggolongan dan kodefikasi barang milik daerah pada level 1 menunjukkan kode akun yang terdiri
dari aset.
Kode 1 untuk akun aset

2 Kode 1 untuk kelompok aset lancar


Kode 2 untuk kelompok aset tetap
Kode 3 untuk kelompok aset lainnya

Aset Lancar
Untuk kelompok aset lancar dirinci ke dalam jenis, yaitu :
Kode 7 untuk jenis Persediaan

Aset Tetap
Kode 1 untuk jenis tanah
Kode 2 untuk jenis peralatan dan mesin.
Kode 3 untuk jenis gedung dan bangunan.
Kode 4 untuk jenis jalan, jaringan dan irigasi.
3 Kode 5 untuk jenisaset tetap lainnya.
Kode 6 untuk jenis konstruksi dalam pengerjaan
Kode 7 untuk jenis akumulasi penyusutan.

Aset Lainnya
Kode 2 untuk jenis kemitraan dengan pihak ketiga.
Kode 3 untuk jenis aset tidak berwujud
Kode 4 untuk jenis aset lain-lain.
PENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK
DAERAH
Level Uraian
Untuk jenis persediaan dirinci ke dalam objek, yaitu:
Kode 01 untuk objek barang pakai habis.
Kode 02 untuk objek barang tak pakai habis.
Kode 03 untuk objek barang bekas dipakai.

Untuk jenis tanah dirinci ke dalam objek, yaitu :


Kode 01 untuk objek tanah.
Untuk jenis peralatan dan mesin dirinci ke dalam objek,
yaitu:
Kode 01 untuk objek alat besar Kode 11 untuk objek alat eksplorasi
4 Kode 02 untuk objek alat angkutan Kode 12 untuk objek pengeboran
Kode 03 untuk objek alat bengkel dan alat ukur Kode 13 untuk objek alat produksi, pengelolaan dan
Kode 04 untuk objek alat pertanian pemurnian.
Kode 05 untuk objek alat kantor dan rumah tangga Kode 14 untuk objek alat bantu eksplorasi
Kode 06 untuk objek alat studio komunikasi dan pemancar. Kode 15 untuk objek alat keselamatan kerja
Kode 07 untuk objek alat kedokteran dan kesehatan Kode 16 untuk objek alat peraga
Kode 08 untuk objek alat laboratorium Kode 17 untuk objek peralatan proses/produksi
Kode 09 untuk objek alat persenjataan Kode 18 untuk objek rambu-rambu
Kode 10 untuk objek computer Kode 19 untuk objek peralatan olahraga.

5,6,7 Dapat dilihat pada lampiran Permendagri No. 108 Tahun 2016
PENATAUSAHAAN BARANG MILIK
DAERAH
PENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK
DAERAH
KODE LOKASI
Kode lokasi terdiri dari 24 (dua puluh empat) angka/digit yang terbagi dalam 7
(tujuh) level dengan susunan sebagai berikut:
PENATAUSAHAAN BARANG MILIK
DAERAH
PENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK
DAERAH
KODE REGISTER
Kode register merupakan identitas barang yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal yang
diletakkan pada barang yang bersangkutan.

Cara penulisan kode register adalah untuk kode


lokasi dan tahun perolehan pada bagian atas,
sedangkan untuk kode barang dan nomor urut
pendaftaran barang pada bagian bawah.

Nomor urut pendaftaran adalah nomor urut yang


diberikan pada setiap jenis barang (sub rincian objek)
yang dimulai dari 000001 dan seterusnya.
PENATAUSAHAAN BARANG MILIK
DAERAH
PENGGOLONGAN BARANG MILIK
DAERAH
CONTOH :
Pada tahun 2016 Dinas Kesehatan (kode pengguna barang: 010201) Provinsi X (kode
provinsi: 81), telah melakukan pengadaan kendaraan dinas dengan type station wagon
dan sesuai batas kapitalisasi. Pada saat perolehan barang tersebut nomor pendaftaran
ke 000003. Selanjutnya, Dinas Kesehatan Provinsi X dapat memberikan register
barang sebagai berikut:
12
PEMBINAAN, PENGAWASAN
DAN PENGENDALIAN
BARANG MILIK DAERAH
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN BARANG MILIK
Pembinaan
DAERAH
Pembinaan barang milik daerah adalah usaha atau kegiatan melalui pemberian
pedoman, bimbingan, pelatihan dan supevisi untuk menjamin kelancaran
penyelenggaraan pengelolaan BMD secara berdayaguna dan berhasil guna.

Lingkup dari pembinaan barang milik daerah meliputi pemberian pedoman,


bimbingan, pelatihan dan supervisi terhadap pelaksanaan pengelolaan barang milik
daerah
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN BARANG MILIK
Pengawasan
DAERAH
Usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya
mengenai pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan, apakah dilakukan sesuai peraturan
perundang-undangan.
Lingkup pengawasan BMD menekankan pada prinsip kesesuian dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pengendalian
Usaha atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar pekerjaan yang
dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Pengendalian BMD diperlukan untuk memastikan bahwa pengadaan dan penggunaan
BMD berjalan sesuai dengan perencanaan kebutuhannya.
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN BARANG MILIK
DAERAH
Prosedur Pengawasan dan Pengendalian
Prosedur pengawasan dan pengendalian BMD dilakukan mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Pengecekan status penggunaan BMD. Pemeriksaan status penggunaan BMD untu memastikan
bahwa penggunaan BMD sesuai dengan tupoksi dan efisien.
b. Pengecekan Inventaris Barang. Pengecekan inventaris barang secara fisik oleh SKPD minimal
dilakukan sekali dalam 6 bulan. Untuk barang bergerak pengecekan dapat dilakukan dengan
memeriksa kartu barang gudang.
c. Evaluasi Penggunaan dan Pemanfaatan BMD. Evaluasi penggunaan BMD meliputi kebenaran
penggunaan, penanggung jawab, dan kondisi barang sesuai dengan tupoksi, sedangkan
pemanfaatan berkaitan dengan tanah dan bangunan.
d. Pengendalian BMD. Sebagai tindak lanjut dari hasil evaluasi dilakukan pengendalian terhadap
BMD yang tidak sesuai dengan perencanaan kebutuhannya. Bentuk kegiatan pengendalian
BMD yang diusulkan harus dinyatakan dengan jelas dengan memertimbangkan temuan
kesenjangan yang diperoleh
TERIMA
KASIH
DO YOU HAVE ANY QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai