Analisis Implementasi Pengelolaan Barang Milik Daerah (Studi Pada
Pemerintah Daerah Bangka Tengah)
Turhindayani yanimughni@yahoo.com Abdul Halim Abdulhalim1958@yahoo.com
ABSTRAKSI
Implementasi kebijakan menurut Goerge C Edward III (1980) dalam
(Subarsono, 2005) dipengaruhi oleh beberapa perspektif antara lain komunikasi, sumber daya, disposisi/respon, dan struktur birokrasi. Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI implementasi kebijakan pengelolaan Barang Milik Daerah Pemerintah Daerah banyak yang belum sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan. Riset ini bertujuan menganalisis faktor-faktor penyebab yang memengaruhi belum sesuainya implementasi kebijakan pengelolaan Barang Milik Daerah pada Pemerintah Daerah Bangka Tengah dengan kebijakan yang ditetapkan. Pengumpulan data dilakukan melalui analisis dokumen dan wawancara terhadap pejabat yang terlibat dalam pengelolaan Barang Milik Daerah di tingkat PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan Daerah) dan OPD (Organisasi Perangkat Daerah). Untuk memudahkan Pemerintah Daerah Bangka Tengah memperbaiki pengelolaan Barang Milik Daerah maka dilakukan benchmarking terhadap pengelolaan Barang Milik Daerah pada Pemerintah Daerah Gunung Kidul. Hasil riset menunjukkan bahwa dari 17 faktor yang memengaruhi implementasi kebijakan pengelolaan Barang Milik Daerah terdapat 8 faktor penyebab yang memengaruhi pengelolaan Barang Milik Daerah Pemerintah Daerah Bangka Tengah belum sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan jika dibandingkan dengan pengelolaan Barang Milik Daerah Pemerintah Daerah Gunung Kidul.
Kata kunci – Implementasi Kebijakan, Pengelolaan Barang Milik Daerah,
Komunikasi, Sumber daya, Disposisi/respon, Struktur Birokrasi.
1. Pendahuluan dapat memberikan pelayanan
Karakteristik pemerintah/ publik yang lebih baik (Halim and organisasi publik bersifat kompleks, Kusufi, 2014). Salah satu rumit, penuh nuansa politis, tidak pengelolaan keuangan negara yang fleksibel dan mempunyai sumber perlu ditingkatkan efisiensi dan daya terbatas. Oleh karena itu, efektivitasnya ialah pengelolaan diperlukan pengelolaan keuangan BMN/D melalui pembuatan negara yang efisien dan efektif agar kebijakan kewenangan mengelola BMN/D dan implementasi sesuai pemanfaatan aset yang belum dengan kebijakan yang telah mendapatkan penetapan status ditetapkan. Kebijakan mengenai penggunaan, dan aset yang belum pengelolaan BMN/D tersebut mempunyai bukti kepemilikan. tertuang dalam Peraturan Sementara itu, permasalahan yang Pemerintah (PP) No. 6/2006 tentang terkait implementasi kebijakan Pengelolaan Barang Milik pengelolaan BMD dalam Laporan Negara/Daerah dan diperbarui Keuangan Pemerintah Daerah dengan PP No. 27/2014 tentang (LKPD) antara lain; aset dikuasai Pengelolaan Barang Milik pihak lain, aset tidak diketahui Negara/Daerah. keberadaannya dan tidak didukung Peraturan tentang pengelolaan dengan bukti kepemilikan dan BMN/D menjadi pedoman bagi pemanfaatan aset yang tidak sesuai pemerintah pusat dan pemda dalam ketentuan. mengimplementasikan kebijakan Pemerintah Daerah (Pemda) tersebut. Anderson (1979) dalam Bangka Tengah sebagai salah satu (Subarsono, 2005) menjelaskan daerah kabupaten pemekaran bahwa hal-hal yang perlu mengalami persoalan yang sama diperhatikan dalam implementasi terkait implementasi kebijakan suatu kebijakan ialah siapa saja pengelolaan BMD. Hal ini terlihat yang terlibat dalam implementasi dari temuan pemeriksaan LKPD kebijakan, apa yang dikerjakan dan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan apa dampak dari kebijakan (LHP) BPK RI selama lima tahun tersebut. Keberhasilan terakhir. Hasil temuan menyatakan implementasi kebijakan bahwa adanya ketidakpatuhan pengelolaan BMN/D ditentukan terhadap kebijakan/peraturan yang oleh banyak faktor. Goerge C telah ditetapkan terkait Edwards III (1980) dalam implementasi kebijakan (Subarsono, 2005) menyatakan pengelolaan BMD. penyebab keberhasilan atau Untuk memudahkan Pemda kegagalan implementasi kebijakan Bangka Tengah mengelola BMD dipengaruhi oleh 4 variabel yaitu lebih efisien dan efektif, maka komunikasi, sumber daya, disposisi penulis bermaksud dan struktur birokrasi. membandingkan implementasi Sebagian besar entitas kebijakan pengelolaan BMD Pemda pemerintah di Indonesia Bangka Tengah dengan Pemda mengalami banyak permasalahan Gunung Kidul sebagai tolok ukur terkait implementasi kebijakan dalam best practise. Hal itu dengan pengelolaan BMN/D. Hal ini terlihat pertimbangan LKPD Gunung Kidul dari Ikhtisar Hasil Pemeriksaan mendapatkan opini wajar tanpa Semester I dan semester II tahun pengecualian (WTP) untuk pertama 2015 Badan Pemeriksa Keuangan kalinya pada tahun 2015 dan tidak RI (BPK RI). Permasalahan terkait adanya temuan terkait kepatuhan pemerintah pusat ketidakpatuhan dalam terhadap ketentuan peraturan implementasi kebijakan perundang-undangan dalam pengelolaan BMD. Selain itu, total pengelolaan aset antara lain aset aset yang dikelola Pemda Gunung tidak diketahui keberadaannya, Kidul tidak berbeda signifikan jika dibandingkan dengan Pemda diubah dengan Permendagri No. Bangka Tengah yang 19/2016 tentang Pedoman Teknis mengindikasikan kompleksitas Pengelolaan Barang Milik Daerah. yang hampir sama dalam b. Definisi pengelolaan BMD. Peraturan Presiden No. 54/2010 Berdasarkan latar belakang tentang Pengadaan Barang/Jasa tersebut di atas, rumusan masalah pasal 1 ayat 14 mendefinisikan dari riset ini ialah implementasi barang adalah setiap benda baik kebijakan pengelolaan BMD Pemda berwujud maupun tidak berwujud, Bangka Tengah belum sesuai bergerak maupun tidak bergerak dengan kebijakan yang telah yang dapat diperdagangkan, ditetapkan. Selain itu, belum dipakai, dipergunakan atau pernah dilakukan riset tentang dimanfaatkan oleh Pengguna implementasi kebijakan Barang. Sementara itu, pengertian pengelolaan BMD di Pemda Bangka Barang Milik Daerah menurut Tengah penjelasan Permendagri No. 2. Kajian Pustaka 17/2007 tentang Pengelolaan 2.1 Konsep Pengelolaan BMD Barang Milik Daerah adalah Peraturan Menteri Dalam Negeri “Semua kekayaan daerah baik (Permendagri) No. 17/2007 yang dibeli atau diperoleh atas menyatakan pengelolaan BMD beban Anggaran Pendapatan merupakan salah satu unsur dan Belanja Daerah maupun penting pengelolaan keuangan yang berasal dari perolehan lain negara dalam rangka yang sah baik yang bergerak penyelenggaraan pemerintahan, maupun yang tidak bergerak pemberdayaan, dan pelayanan pada beserta bagian-bagiannya masyarakat yang harus dikelola ataupun yang merupakan dengan baik dan benar. Hal tersebut satuan tertentu yangdapat dapat diwujudkan dengan dinilai, dihitung, diukur atau memperhatikan asas-asas yang ditimbang termasuk hewan dan meliputi asas fungsional, asas tumbuh-tumbuhan kecuali uang kepastian hukum, asas dan surat-surat berharga transparansi, asas efisiensi, asas lainnya”. akuntabilitas, dan asas kepastian c. Jenis barang milik daerah nilai. Permendagri No. 17/2007 a. Dasar Hukum membagi jenis BMD berdasarkan Kebijakan teknis dan asalnya menjadi 2 yaitu barang pembinaan pengelolaan Barang yang dibeli atau diperoleh atas Milik Daerah (BMD) ditetapkan beban Anggaran Pendapatan dan oleh Menteri Dalam Negeri sesuai Belanja Daerah dan barang yang dengan kebijakan umum yang berasal dari perolehan lainnya yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. sah. Barang yang berasal dari Untuk itu, Kementerian Dalam perolehan lainnya yang sah Negeri mengeluarkan kebijakan meliputi: pengelolaan BMD melalui a. barang yang diperoleh dari Permendagri No. 17/2007 tentang hibah/sumbangan atau yang Pedoman Teknis Pengelolaan sejenis; Barang Milik Daerah, sebagaimana b. barang yang diperoleh sebagai mengenai masalah-masalah pelaksanaan dari tertentu, langkah-langkah yang perjanjian/kontrak; telah/sedang diambil(atau gagal c. barang yang diperoleh diambil) untuk berdasarkan ketentuan undang- diimplementasikan dan undang; atau penjelasan-penjelasan yang d. barang yang diperoleh diberikan oleh mereka mengenai berdasarkan putusan pengadilan apa yang telah terjadi (atau tidak yang telah memperoleh kekuatan terjadi)”. hukum tetap. a. Pengertian implementasi d. Pengelolaan barang milik daerah kebijakan Pengelolaan menurut kamus Implementasi kebijakan ialah besar Bahasa Indonesia daring tahapan strategis yang dilakukan kbb.web.id adalah setelah adanya proses perumusan “1 proses, cara, perbuatan suatu kebijakan, dikarenakan pada mengelola; 2 proses melakukan tahap ini suatu kebijakan akan kegiatan tertentu dengan diuji, baik secara substantif maupun menggerakkan tenaga orang tingkat efektivitas penggunaannya lain; 3 proses yang membantu (Dunn, 1994). Van Hoter dan Van merumuskan kebijaksanaan dan Hom dalam (Wahab, 2016) tujuan organisasi; 4 proses yang merumuskan proses implementasi memberikan pengawasan pada ialah tindakan-tindakan yang semua hal yang terlibat dalam dilakukan baik oleh individual/ pelaksanaan kebijaksanaan dan pejabat-pejabat atau kelompok pencapaian tujuan” pemerintah atau swasta yang Pengelolaan adalah proses yang diarahkan pada tercapainya tujuan- membantu merumuskan kebijakan tujuan yang telah digariskan dalam dan tujuan organisasi atau keputusan kebijakan. pengawasan pada suatu proses b. Penyebab yang memengaruhi untuk mencapai tujuan (Handoko, implementasi kebijakan 1999). Implementasi kebijakan 2.2 Konsep implementasi kebijakan merupakan suatu aktivitas yang Kebijakan ialah ketentuan yang paling penting dari perspektif siklus berlaku dan ditandai dengan kebijakan (Subarsono, 2005). Udoji perilaku yang konsisten dan 1981 dalam (Subarsono, 2005) berulang, baik dari pembuatnya mengatakan maupun yang mematuhinya “ pelaksanaan kebijakan ialah (Herabudin, 2016). Sementara itu, sesuatu hal penting bahkan kebijakan publik menurut James mungkin jauh lebih penting E.Anderson (1979) dalam daripada pembuatan kebijakan. (Subarsono, 2005) ialah kebijakan Kebijakan-kebijakan akan yang dtetapkan oleh badan-badan berupa impian atau rencana dan aparat pemerintah. Wilson 2006 bagus yang tersimpan rapi dalam dalam (Wahab, 2016) menyatakan arsip kalau tidak kebijakan publik adalah diimplementasikan”. “tindakan-tindakan, tujuan- Goerge C Edwards III dalam tujuan dan pernyataan- (Herabudin, 2016) menyatakan pernyataan pemerintah bahwa tahapan implementasi merupakan tahapan yang berada riset yang dilakukan peneliti antara tahapan penyusunan dengan cara menganalisis secara kebijakan dengan hasil atau mendalam suatu program, dampak yang ditimbulkan dari peristiwa, kegiatan, proses satu kebijakan tersebut. Menurut Goerge atau lebih individu (Creswell, 2014). Edwards III, terdapat empat Selain itu, dalam penelitian penyebab yang memengaruhi kualitatif, peneliti fokus pada usaha keberhasilan atau kegagalan memahami makna yang implementasi yaitu: komunikasi, disampaikan oleh partisipan sumber daya, disposisi, dan struktur tentang suatu masalah atau isu birokrasi. penelitian. 2.3 Riset terdahulu Data penelitian diperoleh dari 2 Riset tentang pengelolaan sumber yaitu Barang Milik Daerah telah banyak a. Data Primer dilakukan antara lain: Novita (2014) Ialah data yang dapat diperoleh dalam penelitiannya menjelaskan secara langsung dari objek riset bahwa Pemda Papua hanya yaitu Pemda Bangka Tengah yang melaksanakan 19% dari berkaitan dengan implementasi Permendagri No. 17/2007 tentang kebijakan pengelolaan BMD untuk Pedoman Pengelolaan Barang Milik mendapatkan pandangan dan Daerah secara benar sementara itu pendapat dari partisipan. Data 81% belum dilakukan dengan diperoleh dengan wawancara optimal. Nancy (2015) mendalam kepada partisipan yang menyimpulkan empat aspek yang terlibat dalam penetapan kebijakan diteliti dalam implementasi dan implementasi pengelolaan BMD menunjukkan kurangnya Pemda Bangka Tengah dan Pemda sosialisasi, kurangnya sumber daya Gunung Kidul. manusia, kurangnya b. Data Sekunder tanggungjawab aparat dan belum Ialah data yang dikumpulkan adanya SOP sebagai pedoman melaui peraturan-peraturan, arsip, dalam melaksanakan tugas. dan dokumen yang berkaitan 3. Desain Riset dengan implementasi kebijakan Rancangan riset ini pengelolaan BMD Pemda Bangka menggunakan metode kualitatif Tengah dan Pemda Gunung Kidul dengan pendekatan studi kasus berupa: pada implementasi kebijakan 1. PP No. 6/2006 tentang pengelolaan BMD Pemda Bangka Pengelolaan Barang Milik Tengah. Metode kualitatif Negara/Daerah. dilakukan untuk meneliti kondisi 2. Permendagri No. 17/2007 objek yang alamiah dengan peneliti tentang Pedoman Teknis sebagai instrumen kunci dan hasil Pengelolaan Barang Milik riset lebih menekankan makna dari Daerah. pada generalisasi (Sugiyono, 2013) 3. PP No. 27/2014 tentang sedangkan menurut (Yin, 2015) Pengelolaan Barang Milik pendekatan studi kasus digunakan Negara/Daerah. untuk meneliti fenomena yang 4. Peraturan Daerah, Peraturan terjadi dalam kehidupan nyata. Kepala Daerah dan Keputusan Studi kasus merupakan strategi Kepala Daerah yang berkaitan implementasi kebijakan dengan pengelolaan BMD. pengelolaan BMD Pemda Bangka 5. Dokumen LHP BPK. Tengah belum sesuai dengan 6. Dokumen SOP. kebijakan yang telah ditetapkan, 7. Uraian Tugas Pejabat/staf yang maka peneliti akan mengumpulkan terkait dengan implementasi data melalui analisis dokumen dan kebijakan pengelolaan BMD. analisis wawancara. 8. Anggaran pengelolaan BMD. Dokumen-dokumen yang 9. Struktur Organisasi dan SDM digunakan dalam riset ini ialah yang terkait dengan dokumen yang terkait langsung implementasi kebijakan dalam implementasi kebijakan pengelolaan BMD. pengelolaan BMD berupa PP No. c. Alat analisis 6/2006 tentang Pengelolaan Barang Riset ini menggunakan alat Milik Negara/Daerah, Permendagri analisis berupa perbandingan No. 17/2007 tentang Pedoman antara implementasi kebijakan Teknis Pengelolaan Barang Milik pengelolaan BMD Pemda Bangka Daerah, PP No. 27/2014 tentang Tengah dengan Pemda Gunung Pengelolaan Barang Milik Kidul yang berpedoman pada Negara/Daerah, Peraturan Daerah, Permendagri No. 17/2007 tentang Peraturan Kepala Daerah dan Pedoman Teknis Pengelolaan Keputusan Kepala Daerah yang Barang Milik Daerah dan PP No. berkaitan dengan pengelolaan 27/2014 tentang Pengelolaan BMD, dokumen LHP BPK, dokumen Barang Milik Negara/Daerah. SOP, uraian tugas pejabat/staf yang Setelah itu, dilakukan analisis terkait dengan implementasi dokumen dan wawancara kebijakan pengelolaan BMD, mendalam kepada partisipan yang anggaran pengelolaan BMD, terlibat langsung untuk mengetahui struktur organisasi dan SDM yang faktor-faktor penyebab terkait dengan implementasi implementasi pengelolaan BMD kebijakan pengelolaan BMD. belum sesuai dengan kebijakan Wawancara dalam riset ini yang telah ditetapkan. menggunakan wawancara d. Teknik pengumpulan data mendalam (in depth interview) Cara peneliti dalam untuk mengetahui faktor-faktor pengumpulan data merupakan penyebab implementasi kebijakan langkah yang paling strategis dalam pengelolaan BMD belum sesuai suatu penelitian karena tujuan dengan kebijakan yang telah utama penelitian ialah ditetapkan. Jenis wawancara mendapatkan data yang memenuhi menggunakan wawancara standar data yang ditetapkan semistruktur (semistructure (Sugiyono, 2013). Data merupakan interview) yang dipandu oleh materi yang akan diolah untuk pedoman wawancara dan dapat menghasilkan suatu temuan atau dikembangkan sesuai dengan hasil penelitian yang akan informasi mendalam yang ingin menjawab pertanyaan penelitian diketahui. Tujuan wawancara semi (Herdiansyah, 2010). struktur jenis ini ialah untuk Untuk menjawab pertanyaan menemukan permasalahan secara penelitian yaitu mengapa lebih terbuka, dimana pihak yang diwawancara dimintai pendapat dipercaya dan lebih akurat. Penulis dan ide-idenya. menggunakan pengecekan validasi Pemilihan partisipan menggunakan member checking mempertimbangkan kriteria (lembar konfirmasi), triangulasi tertentu sehingga data yang sumber dan triangulasi teknik. diperoleh lebih representatif. 4. Hasil dan Diskusi Kriteria partisipan dalam riset ini Analisis implementasi kebijakan ialah pihak-pihak/orang-orang yang pengelolaan Barang Milik Daerah terlibat langsung dalam (BMD) pada Pemerintah Daerah implementasi kebijakan (Pemda) Bangka Tengah dilakukan pengelolaan BMD Pemda Bangka dengan mencari penyebab belum Tengah dan Pemda Gunung Kidul. sesuainya implementasi Keterlibatan beberapa pihak/orang pengelolaan BMD dengan kebijakan tersebut dilihat dari perannya baik yang ditetapkan berdasarkan empat sebagai atasan maupun sebagai perspektif implementasi kebijakan staf. Pejabat dan pegawai negeri menurut Goerge C Edwards III. sipil yang akan menjadi partisipan Peneliti melakukan pembandingan dalam riset ini ialah kepala BPKAD dengan implementasi kebijakan (Badan Pengelola Keuangan dan pengelolaan BMD pada Pemda Aset Daerah), kepala Bidang Aset, Gunung Kidul. eks Kepala Seksi Pengelolaan Aset Penulis telah melakukan tahun 2016, kepala subbidang analisis dokumen riset pada Pemda perencanaan dan data, kepala Bangka Tengah terkait subbidang penatausahaan dan implementasi kebijakan pengelolaan BMD, pengurus barang pengelolaan BMD dengan dan penyimpan barang (RSU dan pembandingan (benchmark) Dinkes) Pemda Bangka Tengah dan implementasi kebijakan kepala bidang aset BKAD (Badan pengelolaan BMD Pemda Gunung Keuangan dan Aset Daerah) serta Kidul. Kebijakan-kebijakan terkait kepala subbidang monitoring dan pengelolaan BMD yang ditetapkan evaluasi aset Pemda Gunung Kidul. oleh Pemda Bangka Tengah dan Teknik analisa data terdiri dari Pemda Gunung Kidul mengalami tiga alur kegiatan yang terjadi perbedaan. Hal ini dikarenakan secara bersamaan yaitu reduksi pemerintah daerah menyesuaikan data, penyajian data dan penarikan kebutuhan kebijakan pada kesimpulan/verifikasi (Miles and daerahnya masing-masing. Hasil Huberman, 1994). Ketiga kegiatan wawancara didapatkan faktor- tersebut saling berhubungan satu faktor yang menyebabkan belum sama lain pada saat sebelum, ditetapkannya sebagian kebijakan selama dan sesudah pengumpulan terkait pengelolaan BMD yaitu data dalam bentuk yang sejajar. koordinasi dengan instansi terkait, Tiga jenis kegiatan analisis tersebut perubahan kebijakan, dan skala merupakan proses siklus dan prioritas. interaktif. Struktur organisasi pengelolaan Hasil temuan dari penelitian BMD Pemda Bangka Tengah dan harus dilakukan pengecekan data. Pemda Gunung Kidul terdapat Hal tersebut dilakukan agar hasil perbedaan. Struktur pengelolaan temuan yang disajikan dapat BMD Pemda Bangka Tengah Tahun Anggaran 2017 ditetapkan keuangan/kasubbag umun sebagai melalui Keputusan Bupati pejabat penatausahaan pengguna No.188.45/54/BPKAD/2017 terdiri barang, pengurus barang aset tetap atas sekretaris daerah sebagai dan pengurus baang persediaan. pengelola BMD dibantu kepala Pada tingkat UPT, kepala UPT BKAD sebagai pejabat sebagai kuasapengguna barang penataushaan BMD. Kepala bidang dibantu oleh pengurus barang aset sebagai pengurus barang pembantu aset tetap dan pengurus pengelola dibantu oleh staf bidag barang pembantu barang aset sebagai pembantu pengurus persediaan. Kuasa pengguna barang pengelola. Pada tingkat barang pada UPT ditetapkan untuk OPD, kepala OPD selaku pengguna semua UPT yang berada di bawah barang dibantu oleh pengurus OPD. barang pengguna dan pembantu Laporan Neraca menunjukkan pengurus barang pengguna. Pada jumlah BMD Pemda Bangka tingkat UPT kepala dinas dibantu Tengah dan Pemda Gunung Kidul oleh kepala UPT sebagai kuasa mengalami peningkatan dari tahun pengguna barang dan pengurus ke tahun. BMD yang dikelola Pemda barang pembantu. Kuasa pengguna Bangka Tengah lebih kecil 37,5% barang pada UPT hanya ditetapkan dibandingkan BMD yang dikelola pada UPT Puskesmas sedangkan Pemda Gunung Kidul. UPT dinas pendidikan belum Analisis implementasi kebijakan ditetapkan. pengelolaan BMD pada Pemda Struktur pengelolaan aset Pemda Bangka Tengah dilakukan Gunung Kidul Tahun Anggaran berdasarkan teori implementasi 2017 ditetapkan melalui Keputusan kebijakan Goerge C Edward III Bupati Gunungkidul (Subarsono, 2005) yaitu analisis No.120/KPTS/2017 terdiri atas faktor yang memengaruhi bupati sebagai pemegang implementasi kebijakan kekuasaan BMD dibantu wakil berdasarkan 4(empat) perspektif: bupati sebagai pembantu pemegang komunikasi, sumber daya, kekuasaan BMD. Sekretaris daerah disposisi/kecenderungan/respons, sebagai pengelola barang dibantu dan struktur birokrasi. Analisis oleh asisten administrasi umum dokumen menghasilkan faktor- sebagai pembantu pengelola barang. faktor yang diindikasikan menjadi Kepala BKAD (Badan Keuangan penyebab belum sesuainya dan Aset Daerah) bertugas sebagai implementasi kebijakan pejabat penatausahaan barang pengelolaan BMD Pemda Bangka dibantu oleh kepala bidang aset Tengah dengan kebijakn yang sebagai pengurus barang pengelola. ditetapkan. Perspektif komunikasi Kepala bidang aset dibantu oleh dapat digambarkan melalui kepala subbidang monev aset pemahaman pembuat kebijakan, sebagai pembantu pengurus barang pemahaman pengguna barang pengelola dan staf bidang aset sebagai pelaksana kebijakan, sebagai staf pembantu pengurus sosialisasi dan koordinasi. barang pengelola. Pada tingkat Perspektif sumber daya dapat OPD, kepala OPD dibantu oleh digambarkan melalui latar asisten administrasi dan belakang pendidikan SDM, kompetensi SDM, kuantitas SDM, karena tugas dan fungsinya pembagian tugas SDM, anggaran juga berat sebagai BUD dan pengelolaan BMD, kecukupan sebagainya, apa namanya fasilitas phisik, dan kecukupan usaha untuk memahaminya aplikasi sistem. Perspektif diserahkan ke bidang aset jadi disposisi/sikap/respons tanda kutip yang melakukan digambarkan melalui respons ngangkat kebijakan yang ada di pengguna barang, respons pengurus bidang aset yang mempelajari dan penyimpan barang, pergantian bidang aset juga itu SDM, motivasi SDM dengan stakeholder yang diatasnya, penghargaan dan sanksi, dan nah stakeholder berikutnya pemilihan personel. . Perspektif yang verti…(BF5.1) struktur birokrasi dapat Kurangnya pemahaman digambarkan melalui implementasi pembuat kebijakan Pemda Bangka SOP. Tengah dapat dilihat dari masih Wawancara mendalam adanya temuan dari LHP BPK dilakukan untuk menganalisis akibat lemahnya pengawasan atas faktor-faktor penyebab adanya pengelolaan BMD. implementasi kebijakan Sementara itu, pembuat pengelolaan BMD yang belum kebijakan pada Pemda Gunung sesuai dengan kebijakan yang telah Kidul berusaha mempunyai ditetapkan. Faktor-faktor penyebab komitmen bahwa pengelolaan BMD belum sesuainya implementasi dijalani sesuai dengan aturan yang kebijakan pengelolaan BMD pada berlaku dan semakin terbuka Pemda Bangka Tengah berdasarkan dengan pemeriksaan pengelolaan empat perspektif implementasi BMD dari BPK. kebijakan berdasarkan teori Goerge 2. Kurangnya pemahaman C Edward III ialah pengguna barang. 1. Kurangnya pemahaman Pemahaman Kepala SKPD pembuat kebijakan. Pemda Bangka Tengah terhadap Pemahaman terhadap kebijakan implementasi kebijakan pengelolaan BMD sepenuhnya pengelolaan BMD masih kurang diserahkan ke bidang aset. Pemda peka terhadap tugas pokok dan Bangka Tengah melibatkan bidang fungsinya sebagai pengguna aset sebagai anggota TAPD (Tim barang. Hal tersebut diperkuat Anggaran Pemerintah Daerah) dengan adanya temuan LHP BPK untuk membantu pemahaman atas jika Pengguna Barang masih lemah kebijakan pengelolaan BMD dalam pembinaan dan pengawasan berdasarkan kondisi di lapangan atas pengelolaan BMD di SKPD. Hal dalam dua tahun terakhir. Berikut tersebut dipertegas dalam petikan kutipan wawancara dari partisipan: wawancara yang disampaikan …”pengelola barang, pengelola partisipan sebagai berikut: barang kita pahami konteksnya …”Saya sih ragu mereka karena melekat di jabatan mengerti, karena karena aturan Sekda mungkin tanda kutip itu kan ada, tapi karena mereka yah.. diserahkan sepenuhnya menganggap ini gitu-gitu aja kepada pembantu pengelola yah nggak terlalu sensitif ya barang yaitu kepala DPPKAD mereka tanda kutip bukan mengabaikan tapi tidak pada tingkat UPT. Pemda Bangka membaca beda kan yah, kalau Tengah belum menunjuk pengurus mengabaikan itu dibaca tapi dan penyimpan barang pada tingkat diabaikan gitu kan , dipahami UPT pada dinas pendidikan dengan tapi diabaikan nah itu alasan tidak ada anggaran untuk pengabaian, tapi dibacapun pembayaran honor dan sulitnya tidak bagaimana kita sebut mencari SDM bserstatus PNS mengabaikan gitu, gitu aja sih, (Pegawai Negeri Sipil). Jumlahnya harapannya sih pengguna masih dibawah ideal. Penjelasan barang mencoba tersebut terdapat dalam petikan memaham..membaca, wawancara dari partisipan berikut: memahami, dan respon tugas- …” tapi kami belum bisa tugas mereka. Ada peningkatan mencukupi jumlah petugas sih memang kalau peningkatan sampai ke tingkat UPT terutama itu ada karena pemeriksaan sih.. UPT dibawah Dinas Pendidikan jadi menurut saya mengingat keterbatasan pemahamannya semakin anggaran dan sulitnya meningkat tapi masih kurang, menemukan PNS yang dapat ..(BF14) dijadikan sebagai Pejabat Pelaksana kebijakan pada pengurus dan penyimpan Pemda Gunung Kidul secara umum barang.(BF9.1, BW18.1) memahami tujuan dibuatnya Kuantitas SDM pada Pemda kebijakan pengelolaan BMD, Gunung Kidul juga mengalami namun hanya secara garis besarnya kekurangan, jumlah SDM masih saja. Sebagaimana disampaikan belum sebanding dengan banyaknya dalam petikan wawancara dari beban tugas dalam pengelolaan beberapa partisipan berikut ini: BMD pada bidang aset. Untuk … “Eh..kalau saat ini saya kira mengatasi itu, Pemda Gunung mereka sudah paham, sebagai Kidul melibatkan tenaga honor dan pengguna barang dia sudah membuat aplikasi pengolahan data. sudah tidak hanya sekedar Namun, Pengurus dan Penyimpan penggunaan barang, sebagai Barang telah mencukupi karena pengguna barang juga dia sudah telah ditunjuk sampai ke tingkat paham apa yang harus mereka UPT pada dinas pendidikan. lakukan semakin tahun semakin 4. Kurangnya fasilitas fisik. meningkat lah pemahaman atas Pemda Bangka Tengah belum tanggugjawab mereka terhadap memiliki fasilitas fisik yang layak barang.(GP34) berupa gudang untuk barang/aset 3. Kurangnya kuantitas pengurus yang telah rusak. Belum dan penyimpan barang di tingkat tersedianya gudang untuk UPT. menampung aset rusak tersebut Sumber daya manusia yang menjadi permasalahan bagi Pemda terlibat dalam pengelolaan BMD Bangka Tengah karena aset rusak pada Pemda Bangka Tengah yang masih tercatat dalam catatan dirasakan masih kurang. aset harus tetap disimpan sebagai Kurangnya SDM tidak hanya pada bukti keberadaan aset tersebut. bidang aset saja tetapi juga SDM Gudang untuk menyimpan pengurus dan penyimpan barang persediaan masih kurang padahal kebutuhan sarana tersebut semakin Pemda Bangka Tengah mengolah meningkat. Gudang untuk data aset telah menggunakan penyimpanan obat belum tersedia aplikasi software. Namun, aplikasi dengan layak. Hal tersebut terdapat tersebut masih perlu di updating dalam petikan wawancara dari terkait dengan adanya perubahan partisipan sebagai berikut: sistem pelaporan LKPD (Laporan ….”.kendala Bangka Tengah ini Keuangan Pemerintah Daerah) karena belum memilki gudang berbasis akrual. Walaupun telah sehingga ketika aset rusak kami menggunakan aplikasi Simbada belum mempunyai tempat untuk dalam pengelolaan asetnya, masih menampung aset-aset yang terdapat beberapa langkah rusak, sehingga ya itu ketika pengolahan yang masih bersifat BPK kelapangan sering dijumpai manual sehingga diperlukan asetnya itu tidak ada tapi dalam updating aplikasi. Aplikasi sistem kategori aset rusak.(BW8.2) persediaan belum tersedia sehingga …”Nah untuk rumah sakit ini pengelolaan administrasi kan sekarang BPK pun mengakui persediaan masih manual. sudah banyak perubahan sudah Sementara itu Pemda Gunung sudah eehh..rapih lah. Kidul telah membangun aplikasi Kendalanya kalau barang- khusus untuk obat-obatan. Petikan barang persediaan salah satunya wawancara dari partisipan sebagai kurang gudang, barang nya dak berikut: tau agik narok dimane, padahal …”eh..persediaan yang lain kan, nama barang persediaan tu mereka sendiri sudah harus masuk gudang dulu, di membangun aplikasi khusus data nah tapi masing-masing yang untuk obat-obatan..itu SKPD ini dak punya gudang sudah ada.(GP33) khusus termasuk disini, jadi 6. Kurangnya respons pengguna hanya ada lemari bai (BC3.3, barang BG1) Pengguna Barang pada Pemda Sementara itu, Pemda Gunung Bangka Tengah kurang memahami Kidul telah memiliki gudang obat di tugas pokok dan fungsinya sebagai RSUD dan Dinkes yang layak penanggung jawab pengelolaan namun belum mempunyai gudang BMD. Mereka kurang sensitif untuk menampung barang/aset dengan kebijakan pengelolaan BMD rusak atau aset hasil penghapusan. dan kurang perhatian dalam Informasi tersebut didapat dari menangani pengelolaan BMD. petikan beberapa wawancara Pengguna Barang lebih partisipan berikut: memprioritaskan pengelolaan …”Sudah layak, gudang obat penganggaran dan keuangan sudah disana sudah apa eh..suhu daripada pengelolaan barang. temperaturnya sudah bisa di apa Berikut beberapa petikan sudah bisa di jaga wawancara dengan partisipan kelembapannya. Itu sudah sudah sebagai berikut: dan itu khusus untuk gudang …”yang kedua kenapa menjadi obat..sudah sudah ada. (GP32, kurang kurang anu kurang eager GP31) nya kurang sensitifnya karena 5. Kurangnya aplikasi sistem pengguna barang dalam hal ini kepala SKPD lebih perubahannya lambat mengutamakan penganggaran Permendagri 17 2007,(BF21, dan realisasi akibatnya tidak ada BW17, BW34, BC6, BF7.1, BF18) penekanan-penekanan kepada Secara umum sikap Pengurus pengurus penyimpan barang dan Penyimpan Barang Pemda untuk berbuat lebih gitu kan, Gunung Kidul terhadap tugas pokok gituu..artinya kasarnya mau dan fungsinya dalam pengelolaan masuk-masuk enggak-enggak BMD mengalami perkembangan gitu selama saya butuh kamu dari hanya sekadar tugas menjadi harus ada ini aja udah gitu,. lebih peduli. Namun, dari sisi (BF7.2) ketelitian administrasi masih harus Adapun Pengguna Barang ditingkatkan lagi kepeduliannya. Pemda Gunung Kidul pada Penilaian pelaporan pengurus dan umumnya memberikan perhatian penyimpan barang berdasarkan terhadap pengurus dan penyimpan ketepatan waktu dalam barang berupa teguran jika penyampaian laporan, namun, terlambat melaporkan tugas- belum dalam tahap ketepatan isi tugasnya. Petikan hasil wawancara pelaporan. dari partisipan sebagai berikut: …”Yang jelas banyak bergeser …”Umumnya..palingan ada saya itu dulu pas awal-awal 2014 nganulah ada apa yah perhatian, itu kebanyakan pengurus barang kalau ada yang misalnya seperti itu belum anu,, yo di dahuluin, belum laporan ya kita derek ke, banyak yang punya menghubungi kepala SKPD sambilan pekerjaan entah itu belum selesai laporannya nyupir nganter-nganter kayak langsung negur.(GP37) gitu toh,, itu agak mengganggu 7. Kurangnya respons pengurus ketika di pas kita lagi sibuk- dan penyimpan barang. sibuknya bikin laporan nah ya Pengurus dan Penyimpan gitu, sekarang sudah Barang Pemda Bangka Tengah tidak,,(GW23, GW24, GW12, mempunyai tingkat kepedulian dan GW6, , GW5) rasa keingintahuannya masih kurang atau rendah. Mereka masih 8. Belum ada sanksi yang tegas atas kurang mendalami tugas pokok dan kinerja pegawai yang berkaitan fungsinya sebagai pejabat dengan pengelolaan BMD. pengelolaan BMD. Informasi Selain penghargaan, untuk tersebut didapat dari petikan meningkatkan kinerja Pengurus wawancara partisipan sebagai dan Penyimpan Barang diperlukan berikut: juga sanksi atas kinerja yang tidak …”Sensitifitasnya kurang sesuai. Saat ini, Pemda Bangka keingintahuannya kurang Tengah belum menerapkan sanksi akibatnya kesannya pembiaran secara tertulis atas Pengurus dan tapi padahal karena Penyimpan Barang yang tidak atau ketidaktahuan dan tidak mau terlambat dalam pelaporan tau juga bisa lah dianggap tidak pengelolaan BMD. Berikut petikan mau tau karena memang padahal wawancara dari partisipan: aturan pengelolaan barang ini …”Belum tertulis tapi kalau terbatas loh, termasuk relatif reward punishment tertulis lebih enak, ini kan tidak tertulis 5. Kesimpulan dan Rekomendasi berdasarkan masukan mungkin Riset ini dilakukan dengan dari kami-kami kasihan kawan- tujuan untuk mengidentifikasi kawan ni disuruh kerja tapi dak penyebab belum sesuainya de, apa namanya dak de di hargai implementasi pengeolaan Barang tanda kutip bukan dak dihargai Milik Daerah pada Pemerintah dak de duit e tetapi dilihat cara Daerah Bangka Tengah dan mereka dilihat itu bagaimana melakukan pembandingan dengan caranya, kalau mereka tidak implementasi pengelolaan BMD menyampaikan laporan barang Pemda Gunung Kidul. TPP ditahan itu hanya coba-coba a. Simpulan kita aja bukan reward Hasil analisis dokumen dan Punishment tertulis, kalau diskusi wawancara dapat tertulis mungkin agak lebih agak disimpulkan sebagai berikut: lebih keren juga.(BG21) 1. Penetapan kebijakan Pemda Gunung Kidul telah pengelolaan Barang Milik menerapkan sanksi keterlambatan Daerah Pemerintah Bangka penyampaian laporan BMD setiap Tengah mengalami kendala bulan berupa pemotongan sehingga tidak semua peraturan tambahan penghasilan bagi SKPD pemerintah pusat ditetapkan yang terlambat. Penyampaian dalam bentuk kebijakan. Laporan BMD dijadikan salah satu 2. Pemahaman pembuat kebijakan indikator dalam penilaian kinerja dan pengguna barang masih setiap bulan yang digunakan kurang terhadap kebijakan yang sebagai dasar perhitungan ditetapkan terkait dengan tambahan penghasilan. Kebijakan pengelolaan BMD. tersebut diterapkan dalam rangka 3. Jumlah SDM Pengurus dan menertibkan administrasi dalam Penyimpan Barang pada tingkat pengelolaan BMD. Berikut petikan UPT pada Dinas Pendidikan wawancara dari partisipan berikut: belum ditetapkan sehingga …”Keterlambatan dalam pelaporan semua kepengelolaan BMD kan gitu, nah terus kemudian kita masih terpusat di dinas. berupaya bagaimana mereka bisa 4. Fasilitas gudang untuk tepat waktu, nah salah satunya itu menyimpan aset rusak dan dengan memasukkan indikator , gudang untuk persediaan obat sekarang kan di Pemerintah belum memadai. Kabupaten Gunung Kidul mengasih 5. Pengguna barang, pengurus dan tambahan tunjangan. Nah dalam penyimpan barang kurang peduli satu SKPD ada beberapa kriteria dan kurang sensitif terhadap yang kemudian itu pengelolaan BMD. dipertimbangkan, dimungkinkan 6. Reward system sebagai salah untuk tunjangan itu. Tunjangan itu satu motivasi untuk sekarang kita sama nah ketika satu meningkatkan kinerja belum SKPD itu eh,,, terlambat diberlakukan dengan jelas dan melaporkan nanti tunjangannya tegas. akan dipotong sekian persen.(GP12) b. Rekomendasi Berdasarkan konklusi yang disebutkan di atas, peneliti memberikan pertimbangan Hingga Tempat Ibadah. rekomendasi untuk perbaikan Salemba Empat. implementasi pengelolaan Barang Handoko, H. 1999. Manajemen 2nd Milik Daerah Pemerintah Bangka ed. BPFE UGM Yogyakarta. Tengah untuk ke depan berupa: Herabudin 2016. Studi Kebijakan 1. Menetapkan peraturan bupati Pemerintah. Dari Filosofi ke terkait penghargaan dan sanksi Implementasi. Pustaka Setia yang tegas dan jelas sehingga Bandung. para pelaksana pengelolaan Herdiansyah, H. 2010. Metode BMD lebih bertanggung jawab Penelitian Kualitatif Untuk atas tugas pokok dan fungsinya Ilmu-ilmu Sosial 1st ed. 2. Menetapkan pengurus dan Salemba Humanika Jakarta. penyimpan barang pada tingkat KBBI n.d. Kamus Besar Bahasa UPT Dinas Pendidikan untuk Indonesia Online. mempermudah pengelolaan aset Kurniawan, Y. n.d. ’Analisis di UPT. Kendala Penerapan 3. Memprioritaskan pembangunan Penyusutan Aset Tetap Pemda gudang obat yang sesuai standar. Kabupaten Kotawaringin 4. Menyediakan aplikasi sistem Barat sesuai Standar untuk mengelola persediaan. Akuntansi Pemerintah. b. Keterbatasan Riset Miles, M.B. and Huberman, A.M. Riset ini dilakukan pada 1994. Qualitative Data Pemerintah Daerah Bangka Tengah Analysis Second. SAGE terhadap implementasi pengelolaan Publications,Inc. BMD. Pengelolaan BMD yang Nancy 2015. Implementasi diteliti masih bersifat pengelolaan kebijakan pengelolaan Barang BMD secara umum belum Milik daerah pada Dinas mengerucut pada masing-masing Pendidikan, Pemuda dan tahap pengelolaan mengingat Olahraga Kabupaten Sigi. keterbatasan waktu penelitian. Novita, C. 2014. Analisis prosedur 6. Referensi pengelolaan aset Pemda BPK RI n.d. IHPS I 2015. Propinsi Papua. BPK RI n.d. IHPS II 2015. Republik Indonesia 2006. Peraturan Creswell, J.W. 2014. Research Pemerintah No.06 Tahun 2006 Design. Qualitative, tentang Pengelolaan Barang Quantitative, and Mixed Milik Negara/Daerah. Methods Approaches 4th ed. Republik Indonesia 2014. Peraturan SAGE Publications,Inc. Pemerintah No.27 Tahun 2014 Dunn, W.N. 1994. Public Policy tentang Pengelolaan Barang Analysis: An Introduction. Milik Negara/Daerah. Prentice Hall International Republik Indonesia 2010. Peraturan Englewood. Presiden No. 54 tahun 2010 Halim, A. and Kusufi, M. 2014. tentang Pengadaan Teori, Konsep, dan Aplikasi Barang/jasa. Akuntansi Sektor Publik. Dari Republik Indonesia 2007. Anggaran Hingga Laporan Permendagri No.17 tahun Keuangan, Dari Pemerintah 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah. Republik Indonesia 2004. Undang- undang No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Republik Indonesia 2003. Undang- undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Siregar, D. 2004. Manajemen Aset. Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Subarsono, A. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Konsep, Teori dan Aplikasi. Pustaka Pelajar Jakarta. Sugiyono 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta Bandung. Wahab, S. 2016. Analisis Kebijakan. Dari Formulasi ke Penyusunan Model-model Implementasi Kebijakan Publik. Bumi Aksara Jakarta. Yin, R.K. 2015. Studi Kasus. Desain & Metode 1st ed. PT. Raja Grafindo Persada Jakarta.