Anda di halaman 1dari 3

PENYUSUNAN SUMMARY

Ketentuan Summary:
 Summary diketik maksimal 3 (Tiga) halaman per mata pelatihan
 Penulisan summary berupa narasi sesuai dengan pemahaman peserta, bukan
memindahkan pointers paparan ke summary (peserta dapat mempelajari dan
memperkaya materi terkait dari sumber lain/website lain)
 File summary disampaikan dalam bentuk pdf dengan format: nomor absen_nama
peserta_instansi_nama mata pelatihan
 File summary disampaikan melalui email/WA balai penyelenggara untuk kemudian
disampaikan kepada masing-masing pengajar untuk menjadi bagian penilaian
 Apabila terdapat unsur plagiarism (copy paste) pada penulisan summary, maka peserta
tersebut TIDAK DIBERIKAN NILAI.

Nama Mata Pelatihan : Pengenalan dan Kebijakan Pengelolaan BMN


Nama Peserta : Gregorius Felan Idden Zebe Maruao,S.T
Nomor Daftar Hadir : 09
Lembaga Penyelenggaraan Pelatihan : Balai Pengembangan Kompetensi Wilayah II
Palembang

A. Resume Substansi

Pembahasan mengenai pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) tidak


terlepas dari pembicaraan mengenai keuangan negara. Berdasarkan UU No. 17 Tahun
2003 tentang Keuangan NegaraBarang Milik Negara adalah aset negara yang apabila
dikelola secara profesional, modern, tertib, akuntabel, dan transparan akan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas aset .
Kebijakan BMN dibuat bertujuan sebagai pedoman dalam menciptakan
kondisi lebih baik dan memberikan solusi atas berbagai permasalahan di lapangan,
supaya kepentingan umum bisa terjamin secara maksimal. Kebijakan pengelolaan
BMN di lingkungan Kementerian PUPR juga akan senantiasa mengikuti
perkembangan, sesuai dengan permasalahan dan perkembangan terkini.
Kebijakan merupakan produk sebuah keputusan yang tetap, ditandai oleh
perilaku yang berkesinambungan dan berulang-ulang pada mereka yang membuat
kebijakan dan yang melaksanakan kebijakan. Kebijakan dibuat sebagai alat untuk
mengapai tujuan.
Peraturan Pemerintah (PP) 28 tahun 2020 tentang Perubahan Atas PP 27 tahun
2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah mengubah PP 27 tahun 2014
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah sudah ditetapkan, hal ini dilakukan
karena sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan pengelolaan Barang
Milik Negara/ Daerah. Perubahan pradigma adalah perubahan penting yang terjadi
atau melakukan sesuatu diganti dengan cara baru dan berbeda (khun Thomas, 1962).
Selain pokok perubahan pengelolaan BMN, ada perubahan perubahan lain yang tidak
kalah penting. Perubahan ini dilakukan sebagai penyesuaian terhadap perkembangan
dan kebutuhan pengelolaan BMN saat ini, sehingga pengelolaan BMN optimal,
efektif, dan efisien dapat tercapai.
Lingkup pengelolaan aset Negara tersebut harus secara menyeluruh mulai
perencanaan kebutuhan dan penganggaran; pengadaan; penggunaan; pemanfaatan;
pengamanan dan pemeliharaan; penilaian; penghapusan; Pemindahtangananan;
penatausahaan; pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.
Barang Milik Negara ini merupakan bagian dari aset pemerintah yang dikelola
sendiri oleh Pemerintah atau oleh pihak lain .BMN yang berasal dari perolehan lain
yang sah dimaksud dirinci dalam 4 bagian, yaitu:

A. Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan/sejenisnya,


B. Diperoleh sebagai pelaksanaan perjanjian/ kontrak,
C. Diperoleh berdasarkan peraturan perundang-undangan,
D. Diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
hukum tetap

BMN dibagi menjadi


1. Aset lancar berupa barang persediaan; ‘
2. Aset tetap dan
3. Aset lainnya

Asas-asas Pengelolaan Barang Milik Negara


1. Asas fungsional
2. Asas kepastian hukum
3. Asas transparansi
4. Asas efisiensi
5. Asas akuntabilitas
6. Asas kepastian

B. Hal-Hal Lain yang Perlu Didiskusikan


Salah satu peran vital dari kegiatan penertiban BMN adalah diharapkan
mampu memberikan gambaran kondisi sekarang berapa besar nilai seluruh aset
negara, baik itu yang bersumber dari APBN maupun dari sumber perolehan lainnya
yang sah, serta disamping itu ketersediaan adanya database BMN yang komprehensif
dan akurat dapat segera terwujud
Kedepan, database BMN akan memainkan peran yang strategis dalam setiap
pengambilan keputusan perencanaan kebutuhan barang nasional oleh Pengelola
Barang dan usulan alokasi penganggarannya dalam APBN. Akan terjadi hubungan
sinergis antara perencana anggaran (DJA) dengan pengelola barang (DJKN) untuk
duduk satu meja merumuskan dan menentukan besaran rencana kebutuhan barang
milik negara secara nasional dalam tahun anggaran, sehingga anggaran belanja modal
fisik tersebut dapat lebih dipertanggungjawabkan dan benar-benar mencerminkan
kebutuhan barang /aset yang nyata sesuai kondisi di lapangan dan mampu
menciptakan anggaran belanja modal yang efektif, efisien, dan tepat sasaran. Tidak
hanya bersifat incremental semata. Proses perencanaan kebutuhan dan penganggaran
yang baik dan terintegrasi dengan sumber database BMN yang akurat
dan reliable akan menjadi pintu awal dalam penyempurnaan manajemen aset negara
secara keseluruhan (siklus logistik).
Visi pengelolaan aset negara kedepan adalah menjadi the best state asset
management on the world. Tidak sekedar bersifat teknis administratif semata,
melainkan sudah bergeser ke arah bagaimana berpikir layaknya seorang manajer aset
yang harus mampu merumuskan kebutuhan barang milik negara secara nasional
dengan akurat dan pasti, serta meningkatkan faedah dan nilai dari aset negara tersebut.
Tantangan untuk mewujudkan visi tersebut tidaklah ringan, perlu kerja keras dari
semua pihak mengingat problematika di seputar pengelolaan aset negara sekarang ini
begitu kompleks. Oleh karena itu, pengelolaan aset negara harus ditangani oleh SDM
yang profesional dan handal, dan mengerti tata peraturan perundangan yang mengatur
aset negara.

Anda mungkin juga menyukai