Anda di halaman 1dari 3

PENYUSUNAN SUMMARY

Ketentuan Summary:
 Summary diketik maksimal 3 (Tiga) halaman per mata pelatihan
 Penulisan summary berupa narasi sesuai dengan pemahaman peserta, bukan
memindahkan pointers paparan ke summary (peserta dapat mempelajari dan
memperkaya materi terkait dari sumber lain/website lain)
 File summary disampaikan dalam bentuk pdf dengan format: nomor absen_nama
peserta_instansi_nama mata pelatihan
 File summary disampaikan melalui email/WA balai penyelenggara untuk kemudian
disampaikan kepada masing-masing pengajar untuk menjadi bagian penilaian
 Apabila terdapat unsur plagiarism (copy paste) pada penulisan summary, maka peserta
tersebut TIDAK DIBERIKAN NILAI.

Nama Mata Pelatihan : Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran


BMN
Nama Peserta : Gregorius Felan Idden Zebe Maruao,S.T.
Nomor Daftar Hadir : 09
Lembaga Penyelenggaraan Pelatihan : Balai Pengembangan Kompetensi PUPR Wilayah II
Palembang

A. Resume Substansi

Perencanaan dan Penganggaran Kebutuhan Barang Milik


Negara/Daerah. Perencanaan kebutuhan adalah kegiatan merumuskan
rincian kebutuhan barang milik negara/daerah untuk menghubungkan pengadaan
barang yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam
melakukan tindakan yang akan datang.
Penganggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif
yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang mencakup
jangka waktu satu tahun.
Perencanaan kebutuhan barang milik negara disusun dalam rencana kerja
dan anggaran kementerian negara/lembaga (RKA-KL) setelah memperhatikan
ketersediaan barang milik negara yang ada dengan berpedoman pada standar
barang, standar kebutuhan, dan standar harga. Standar barang, standar kebutuhan
ditetapkan oleh pengelola barang setelah berkoordinasi dengan instansi atau dinas
teknis terkait.
Menteri/Ketua Lembaga selaku pengguna barang menghimpun usul
rencana kebutuhan barang yang diajukan oleh kuasa pengguna barang yang berada
di bawah lingkungannya selanjutnya menyampaikan usul rencana kebutuhan
barang milik negara kepada pengelola barang.
Menteri Keuangan selaku pengelola barang bersama pengguna barang
membahas usul tersebut dengan memperhatikan data barang pada pengguna
barang dan/atau pengelola barang untuk ditetapkan sebagai Rencana Kebutuhan
Barang Milik Negara (RKBMN).
Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara/Daerah merupakan salah satu
dasar bagi Kementerian/ Lembaga/satuan kerja perangkat daerah dalam pengusulan
penyediaan anggaran untuk kebutuhan baru (new initiative) dan angka dasar (baseline)
serta penyusunan rencana kerja dan anggaran, kecuali untuk Penghapusan
berpedoman pada:
a. standar barang;
b. standar kebutuhan; dan/atau
c. standar harga.

Standar barang dan standar ditetapkan oleh:


a. Pengelola Barang, untuk Barang Milik Negara setelah berkoordinasi dengan
instansi terkait; atau
b. Gubernur/Bupati/Walikota, untuk Barang Milik Daerah setelah berkoordinasi
dengan dinas teknis terkait berdasarkan pedoman yang ditetapkan Menteri Dalam
Negeri.
Standar harga ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Dokumen Perencanaan Kebutuhan BMN dan Kelengkapan Dokumen

1. RKBMN dokumen perencanaan BMN untuk periode 1 tahun. Untuk


itu, dalam hal terdapat rencana pengadaan dalam Hasil
Penelaahan RKBMN yang belum disetujui penganggarannya, PB/KPB
dapat mengajukan kembali RKBMN pengadaan tersebut
dengan keterangan seperlunya.
2. Hasil Penelaahan RKBMN dokumen penelaahan RKBMN
antara Pengguna Barang dan Pengelola
Barang.
3. Usulan Perubahan Hasil Penelaahan RKBMN dokumen penelaahan
RKBMN yang diusulkan untuk dilakukan perubahan.Disampaikan atas
rencana revisi anggaran yang berdampak
pada PERUBAHAN kebutuhan pengadaan/ pemeliharaan palin lambat
1 bulan sebelum penyampaian revisi anggaran.
4. Perubahan Hasil Penelaahan RKBMN dokumen penelaahan Usulan
Perubahan Hasil Penelaahan antara Pengguna Barang dan Pengelola
Barang

B. Hal-Hal Lain yang Perlu Didiskusikan


Dalam menunjang terlaksananya pelayanan terhadap masyarakat melalui
program-program dan kegiatan yang menjadi tujuan pokok dan fungsi pemerintah,
baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah memerlukan sarana dan prasarana
yang seharusnya dapat digunakan secara optimal. Hal ini membutuhkan perencanaan
yang matang mengenai kebutuhan apa-apa saja yang diperlukan dalam menjalankan
tujuan dan fungsi masing-masing. Membahas tentang aspek pemerintahan, maka
tidak dapat kita lepaskan keterkaitan kebutuhan sarana yang diperlukan dengan
ketersedian anggaran yang dialokasikan kepada pemerintah.

Beberapa permasalahan yang seringkali timbul dalam perancanaan kebutuhan


barang yaitu:

1. Banyak dalam merencanakan kebutuhan tidak sesuai dengan Barang yang


dibutuhkan oleh instansi atau bahkan masyarakat karena memang tidak ada ada
partisipasi atau melibatkan masyarakat, karena hanya beberapa elit itu pun untuk
kepentingan partai atau golongan tertentu.
2. Pada saat membuat perencanaan/penganggaran tidak terpikirkan biaya
perawatan/pemeliharaan yang semakin hari akan membebani APBN/APBD.

3. Barang yang masih layak operasional sudah diusulkan untuk dihapuskan atau
diremajakan, misalnya kendaraan dinas roda empat/dua, perangkat komputer,
meube Gedung/Aula/Kantor/rumah dinas masih layak huni (rusak ringan)
diusulkan untuk direnovasi/direhabilitasi

4. Penyusunan Renstra Kementerian/Lembaga atau Renstra SKPD tidak berorientasi


kepada Standard Pelayanan Minimal (SPM).

5. Penyusunan rencana kebutuhan barang tidak didasarkan database BMN/D yang


akurat sehingga masih banyak Satker K/L/D/I dalam Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP) oleh Badan Pemeriksa Keuangan dikatagorikan
disclaimer.

Anda mungkin juga menyukai