Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN AKHIR :

PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

BAB 3
KAJIAN TEORI

3.1 PENDEKATAN
1. Standar Teknis
a. Standar Nasional Indonesia sesuai dengan Instruksi Menteri Pekerjaan Umum
Nomor : 04/IN/m/1991, tanggal 24 Januari 1991.
b. Jurnal Teknik Sipil/pengairan yang dipublikasikan oleh Perguruan Tinggi di
tanah air (antara lain : ITB, UGM, UI, ITS, Undip dan Unibraw) dan
penerbit luar negeri (antara lain : ASCE dan IHE Delft).
c. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI/KNIBB/ICID/Jurnal Puslitbang
SDA.
d. Pedoman Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan
(AKNOP) Saluran Drainase Primer dan Pantai, 2014.
e. Studi-studi terdahulu terkait lainnya.
2. Referensi Hukum
a. UU no 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI No.
06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi Dan Pemeliharaan Sumber Air Dan Bangunan
Pengairan.
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI No.
04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Saluran Drainase
Primer .
d. Surat Edaran No. 01/SE/D/2013 tentang OP Prasarana Saluran Drainase Primer
dan Pemeliharaan Saluran Drainase Primer .
e. Peraturan Pemerintah No. 37 Thn 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran
Saluran Drainase Primer .
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 tentang Saluran
Drainase Primer .
g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air.
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 13/PRT/M/2015 tentang Penanggulangan
Darurat Bencana Akibat Daya Rusak Air.

III - 1
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

3. Pengertian-Pengertian
a. Saluran Drainase Primer termasuk anak-anak Saluran Drainase Primer dan
Saluran Drainase Primer buatan adalah alur atau wadah atau wadah air berupa
jaringan pengaliran air, sedimen dan ekosistem yang terkait mulai dari hulu
dan/atau mata air sampai dengan muara dengan dibatasi kanan dan kiri
sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan.
b. Bangunan Saluran Drainase Primer adalah prasarana yang dibangun di Saluran
Drainase Primer dan/atau daerah manfaat Saluran Drainase Primer berfungsi
untuk konservasi, pendayagunaan dan pengendalian Saluran Drainase Primer.
c. Fasilitas pendukung O&P Saluran Drainase Primer adalah sarana yang
diperlukan untuk mendukung kegiatan merawat Saluran Drainase Primer dan
bangunan Saluran Drainase Primer dengan tujuan menjamin kelestarian fungsi.
d. Operasi Saluran Drainase Primer adalah kegiatan pengaturan, pengalokasian,
serta penyediaan air dan sumber air untuk mengoptimalkan pemanfaatan Saluran
Drainase Primer dan bangunan Saluran Drainase Primer dan fasilitas
pendukungnya.
e. Pemeliharaan Saluran Drainase Primer adalah kegiatan untuk merawat Saluran
Drainase Primer dan bangunan Saluran Drainase Primer yang ditujukan untuk
menjamin kelestarian fungsi Saluran Drainase Primer termasuk bangunan
Saluran Drainase Primer serta fasilitas pendukungnya.
f. Perhitungan ekonomi rasional adalah perhitungan biaya yang didasarkan pada
jumlah kegiatan dan harga yang berlaku pada saat tersebut.
g. Saluran Drainase Primer yang mempunyai aset adalah Saluran Drainase Primer
yang telah dibangun prasarananya dengan investasi dari pihak manapun.

3.2 PENILAIAN KONDISI DAN KLASIFIKASI KERUSAKAN SALURAN DRAINASE


PRIMER
A. Penilaian Kondisi Saluran Drainase Primer
Penilaian kondisi Saluran Drainase Primer perlu dilakukan dalam rangka mengetahui
tingkat kinerja Saluran Drainase Primer bersangkutan. Beberapa pertimbangan yang
diperlukan dalam melakukan penilaian kondisi Saluran Drainase Primer adalah hambatan
aliran, penyempitan penampang, erosi dasar, longsoran tebing, kondisi vegetasi di
bantaran, sedimentasi, ketersediaan ruang sempadan Saluran Drainase Primer dan
pemanfaatanya, kondisi aliran pada muara serta buangan limbah Saluran Drainase
Primer . Hingga saat ini belum ada aturan khusus yang membahas mengenai penilaian
kondisi Saluran Drainase Primer . Sebagai dasar acuan, penilaian diadopsi dari kriteria
penilaian kondisi Saluran Drainase Primer pada pekerjaan “Penyusunan AKNOP

III - 2
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

Drainase Primer kota Padang; Balai Wilayah Sungai Sumatera V yang merupakan hasil
inovasi konsultan. Form penilaian kondisi Saluran Drainase Primer dan kriteria-kriteria
penilaian tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Form Penilaian Kondisi Saluran Drainase Primer


No. Kondisi Nilai Kinerja Keterangan
Kriteria penilaian
(%)
1 Hambatan aliran air
2 Penyempitan
3 Erosi dasar
4 Longsoran tebing kiri
5 Longsoran tebing kanan
6 Kepadatan tanaman dalam bantaran
7 Aktifitas penambangan sediment pada alur
8 Sedimentasi didasar sungai
9 Penetapan garis sempadan
10 Pemanfaatan daerah sempadan, luar tanggul
11 Aliran pada muara sungai
12 Buangan air limbah
NILAI KINERJA SUNGAI

Sumber : “Penyusunan AKNOP Saluran Drainase Primer di Kota Padang “; Balai Wilayah Sungai
Sumatera V

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Kondisi Saluran Drainase Primer


1) Hambatan aliran air
No Kondisi Nilai kinerja Keterangan
1 Tidak ada 70 – 100 % Terdapat benda apung yang
tidak mengganggu aliran
2 Ada, sedang 50 - 70 % Terdapat benda yg berada
dialur mengakibatkan ber
kurangnya tampang sungai
kurang dari setengahnya
3 Ada, besar 0 - 50 % Terdapat benda yg berada
dialur mengakibatkan ber
kurangnya tampang sungai
lebih dari setengahnya

III - 3
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

2) Penyempitan
No Kondisi Nilai Kinerja Keterangan
1 Tidak ada 70 – 100 % Ada kerusakan tebing kecil,
tidak mengganggu
2 Ada, sedang 50 - 70 % Terdapat penyempitan
tampang sungai asli kurang
dari setengahnya
3 Ada, besar 0 - 50 % Terdapat penyempitan
tampang sungai asli lebih
dari setengahnya

3) Erosi dasar
No Kondisi Nilai Kinerja Keterangan
1 Tidak ada 70 – 100 % Ada perubahan-perubahan
kecil, tidak mengganggu
2 Ada, sedang 50 - 70 % Dasar tererosi belum
mencapai batuan dasar
3 Ada, besar 0 - 50 % Dasar tererosi hingga
mencapai batuan dasar

4) Longsoran tebing kiri


No Kondisi Nilai Kinerja Keterangan
1 Tidak ada 70 – 100 % Ada longsoran kecil, tidak
menggangu
2 Ada, sedang 50 - 70 % Terdapat longsoran di tebing
kiri kurang dari setengah
panjang ruas
3 Ada, besar 0 - 50 % Longsoran di tebing kiri
kurang lebih setengah
panjang ruas

5) Longsoran tebing kanan


No Kondisi Nilai Kinerja Keterangan
1 Tidak ada 70 – 100 % Longsoran kecil, tidak
mengganggu
2 Ada, sedang 50 - 70 % Terdapat longsoran di tebing
kanan kurang dari setengah
panjang ruas
3 Ada, besar 0 - 50 % Longsoran di tebing kanan
kurang lebih setengah
panjang ruas

III - 4
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

6) Kepadatan tanaman dalam bantaran


No Kondisi Nilai Kinerja Keterangan
1 Tidak ada 70 – 100 % Rumput dan tanaman kecil,
tidak mengganggu
2 Ada, sedang 50 - 70 % Tanaman tumbuh dibantaran
menutup kurang dari
setengah luas bantaran
3 Ada, besar 0 - 50 % Tanaman tumbuh dibantaran
menutup lebih dari setengah
luas bantaran

7) Aktifitas penambangan sediment pada alur


No Kondisi Nilai Kinerja Keterangan
1 Tidak ada 70 – 100 % Tidak ada aktivitas
2 Ada, sedang 50 - 70 % Aktifitas penambangan tak
intensif, menggunakan cara
manual
3 Ada, besar 0 - 50 % Aktifitas penambangan tak
intensif, menggunakan cara
mekanis/ pompa

8) Sedimentasi didasar sungai


No Kondisi Nilai Kinerja Keterangan
1 Tidak ada 70 – 100 % Tidak ada pengambilan di
dasar sungai
2 Ada, sedang 50 - 70 % Terdapat gejala sedimentasi
didaerah tikungan dalam
3 Ada, besar 0 - 50 % Terdapat gejala sedimentasi
diseluruh lebar sungai

9) Penetapan garis sempadan


No Kondisi Nilai Kinerja Keterangan
1 Ada 70 – 100 % Peraturan tentang garis
sempadan telah dtetapkan
2 Dalam proses 50 - 70 % Peraturan tentang garis
sempadan dalam proses
penetapan
3 Belum ada 0 - 50 % Belum ada penentuan garis
sempadan

Sumber : “Penyusunan AKNOP Saluran Drainase Primer di Kota Padang “; Balai Wilayah Sungai
Sumatera V
10) Pemanfaatan daerah sempadan, luar tanggul
No Kondisi Nilai Kinerja Keterangan
1 Tak ada 70 – 100 % Tidak dimanfaatkan, kondisi
sempadan baik
2 Ada terkendali 50 - 70 % Pemanfaatan bantaran
sesuai ketentuan
3 Ada dan tak terkendali 0 - 50 % Pemanfaatan bantaran tak
sesuai ketentuan

III - 5
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

11) Aliran pada muara sungai


No Kondisi Nilai Kinerja Keterangan
1 Mengalir lancar 70 – 100 % Pada saat muka air Laut
tinggi, muka air sungai masih
lebih tinggi dari air laut
2 Mengalir ter hambat 50 - 70 % muka air sungai antara muka
air laut tinggi dan muka air
rendah
3 Tidak mengalir 0 - 50 % Pada saat muka air Laut
rendah muka air sungai tidak
lebih tinggi dari muka air laut.

12) Buangan air limbah


No Kondisi Nilai Kinerja Keterangan
1 Tidak ada 70 – 100 % Tidak ada pembuangan
limbah kedalam sungai
2 Ada terkendali 50 - 70 % Ada pembuangan limbah
kedalam sungai yang belum
menimbulkan gangguan
kualitas air sungai
3 Tidak mengalir 0 - 50 % Pada saat muka air Laut
rendah muka air sungai tidak
lebih tinggi dari muka air laut.

Sumber : “Penyusunan AKNOP Saluran Drainase Primer di Kota Padang “; Balai Wilayah Sungai
Sumatera V

B. Penilaian Kondisi Sarana/Prasarana Pengendali Banjir


Penilaian kondisi sarana/prasarana pengendali banjir dilakukan untuk mengetahui kondisi
fungsi dari infrastruktur sarana/prasarana pengendali banjir pada masing-masing Saluran
Drainase Primer yang ditinjau apakah masih berfungsi dengan baik, rusak ringan, rusak
sedang atau rusak berat.
Saat ini belum ada aturan khusus yang membahas tentang kriteria penilaian kondisi
sarana/prasarana pengendali banjir. Kriteria penilaian yang digunakan diadopsi dari
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13/PRT/M/2015
tanggal 06 April 2015 tentang Penanggulangan Darurat Bencana Akibat Daya Rusak Air.
Dalam lampiran peraturan tersebut disebutkan tentang kriteria kerusakan prasarana
sumber daya air akibat daya rusak air sebagai berikut :

III - 6
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

Tabel 3.3 Kriteria Kerusakan Prasarana Sumber Daya Air


Akibat Bencana Daya Rusak Air

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13/PRT/M/2015

Kriteria diatas diaplikasikan ke masing-masing bagian bangunan pengendali banjir


sehingga dapat digunakan untuk melakukan penilaian masing-masing bagian struktur
bangunan secara detail.

III - 7
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

Kriteria Penilaian kondisi dan tingkat kerusakan masing-masing bangunan menggunakan


kriteria-kriteria sebagai berikut :

III - 8
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Tanggul


Tingkat
No Kondisi Keterangan
Kerusakan
a) Kerusakan puncak tanggul
1) Baik < 10% Utuh, tak ada retakan-retakan
2) Rusak Ringan 10-20% Terdapat retakan-retakan
3) Rusak Sedang 21-40% terjadi kerusakan kecil pada permukaan struktur
4) Rusak Berat >40% Pecah, lubang, menyempit
b) Kerusakan tebing tanggul
1) Baik < 10% Utuh, tak ada kerusakan
2) Rusak Ringan 10-20% Terdapat retakan-retakan
3) Rusak Sedang 21-40% Retak, longsor kecil, rumput botak, tanaman liar
4) Rusak Berat >40% Pecah, lobang, lepas, longsor
c) Perubahan elevasi tanggul
1) Baik < 10% Sesuai rencana, tak berubah
2) Rusak Ringan 10-20% elevasi tanggul sedikit mengalami penurunan
3) Rusak Sedang 21-40% Turun kurang dari 1,00 m
4) Rusak Berat >40% Turun lebih dari 1,00 m
d) Kerusakan lebar puncak
1) Baik < 10% tidak berubah, atau jika berkurang tak lebih dari 10%
2) Rusak Ringan 10-20% Berkurang tak lebih dari 20% lebar asli
3) Rusak Sedang 21-40% Berkurang tak lebih dari 40% lebar asli
4) Rusak Berat >40% Berkurang lebih dari 40% lebar asli
e) Perubahan miring tanggul
1) Baik < 10% Sesuai rencana, tak berubah
2) Rusak Ringan 10-20% lereng agak tegak karena pelaksanaan salah
3) Rusak Sedang 21-40% lereng agak tegak/miring karena kerusakan
4) Rusak Berat >40% Lebih tegak/lebih miring karena kerusakan
f) Kerusakan jalan inspeksi
1) Baik < 10% Utuh, tak ada kerusakan, atau jika rusak tak lebih dari 10% luas
2) Rusak Ringan 10-20% jalan rusak kurang dari 20% luas
3) Rusak Sedang 21-40% Jalan rusak kurang dari 40% luas
4) Rusak Berat >40% Jalan rusak lebih dari 40% luas
g) Kerusakan pintu-pintu drain
1) Baik < 10% Utuh, tak ada kerusakan
2) Rusak Ringan 10-20% sedikit rusak, masih berfungsi
3) Rusak Sedang 21-40% Banyak rusak, tapi tetap berfungsi
4) Rusak Berat >40% Rusak berat sehingga tak berfungsi
h) Kerusakan Gebalan rumput
1) Baik < 10% Rumput bagus menutup permukaan tebing
2) Rusak Ringan 10-20% rumput mati kurang dari 20%
3) Rusak Sedang 21-40% Rumput mati kurang dari 40%
4) Rusak Berat >40% Rumput mati lebih dari 40%, tanaman liar

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan PU-PR No. 13/PRT/M/2015, Dimodifikasi

III - 9
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Kondisi Bendung


No Kondisi Tingkat Kerusakan Keterangan

a) Kerusakan tubuh bendung


1) Baik < 10% Utuh, tak ada retakan-retakan
2) Rusak Ringan 10-20% Terdapat retakan-retakan
3) Rusak Sedang 21-40% terjadi kerusakan kecil pada permukaan struktur
4) Rusak Berat >40% Sebagian besar rusak, roboh/ terguling
b) Kerusakan pd Jembatan pelayanan
1) Baik < 10% Utuh, tak ada kerusakan
2) Rusak Ringan 10-20% Terdapat retakan-retakan
3) Rusak Sedang 21-40% Ada kerusakan kecil, tapi masih berfungsi
4) Rusak Berat >40% Rusak sehingga tak berfungsi
c) Kerusakan pada Abutment
1) Baik < 10% Utuh, tak ada kerusakan
2) Rusak Ringan 10-20% Terdapat retakan-retakan
3) Rusak Sedang 21-40% terjadi kerusakan kecil pada permukaan struktur
4) Rusak Berat >40% Patah, miring, menggeser, roboh/ terguling
d) Kerusakan pada Pilar-pilar
1) Baik < 10% Utuh, tak ada kerusakan
2) Rusak Ringan 10-20% Terdapat retakan-retakan
3) Rusak Sedang 21-40% terjadi kerusakan kecil pada permukaan struktur
4) Rusak Berat >40% Patah, miring, menggeser, roboh/ terguling
e) Kerusakan bangunan Pintu Utama
1) Baik < 10% Utuh, tak ada kerusakan
2) Rusak Ringan 10-20% bukaan pintu kurang lancar, cat terkelupas
3) Rusak Sedang 21-40% Ada kerusakan, tapi masih berfungsi
4) Rusak Berat >40% Macet, miring, jebol, tak berfungsi
f) Kerusakan Fondasi
1) Baik < 10% Utuh, tak ada kerusakan
2) Rusak Ringan 10-20% Terdapat retakan-retakan
3) Rusak Sedang 21-40% Retak, patah, menggantung, masih berfungsi
4) Rusak Berat >40% Retak, patah, menggantung, miring, amblas
g) Kerusakan Alat elektrikal
1) Baik < 10% Utuh, tak ada kerusakan
2) Rusak Ringan 10-20% kotor, Tak terpelihara
3) Rusak Sedang 21-40% banyak sambungan sementara, masih berfungsi
4) Rusak Berat >40% Tak berfungsi atau hampir tak berfungsi
h) Kerusakan Alat mekanikal
1) Baik < 10% Utuh, tak ada kerusakan
2) Rusak Ringan 10-20% kotor, Tak terpelihara
3) Rusak Sedang 21-40% banyak perbaikan sementara, masih berfungsi
4) Rusak Berat >40% Tak berfungsi atau hampir tak berfungsi
i) Kerusakan Pintu Penguras
1) Baik < 10% Utuh, tak ada kerusakan
2) Rusak Ringan 10-20% bukaan pintu kurang lancar
3) Rusak Sedang 21-40% Ada kerusakan, tapi masih berfungsi
4) Rusak Berat >40% Macet, miring, jebol, tak berfungsi
j) Sedimentasi dihulu bendung
1) Baik < 10% Bersih, tak ada sedimen
2) Rusak Ringan 10-20% sedikit sedimentasi, sampah dan vegetasi air
3) Rusak Sedang 21-40% Terjadi sedimentasi, belum mengganggu operasi pintu
4) Rusak Berat >40% Terjadi sedimentasi, sehingga mengganggu operasi pintu
k) Pintu Intake
1) Baik < 10% Utuh, berfungsi dengan baik
2) Rusak Ringan 10-20% bukaan pintu kurang lancar
3) Rusak Sedang 21-40% Rusak, ada gangguan pada operasinya, kadang macet
4) Rusak Berat >40% Rusak sehingga tak berfungsi
l) Erosi dihilir bendung
1) Baik < 10% Tak ada erosi
2) Rusak Ringan 10-20% Terjadi erosi dihilir bendung, belum merusakkan bangunan
3) Rusak Sedang 21-40%Terjadi erosi dihilir bendung, merusakkan permukaan bangunan
4) Rusak Berat >40% Terjadi erosi dihilir bendung, telah mengakibatkan kerusakan
m) bangunan
Kerusakan pada bangunan peredam energi
1) Baik < 10% Utuh, berfungsi dengan baik
2) Rusak Ringan 10-20% Terdapat retakan-retakan
3) Rusak Sedang 21-40% Retak, pecah, somplak
4) Rusak Berat >40% Pecah, hancur, pindah tempat

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan PU-PR No. 13/PRT/M/2015, Dimodifikasi

III - 10
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Cekdam/Sabodam/Sand Pocket/ Consolidation Dam


Tingkat
No Kondisi Keterangan
Kerusakan
a) Kerusakan Tubuh Main Dam
1) Baik < 10% Utuh, tak ada retakan-retakan
2) Rusak Ringan 10-20% Terdapat retakan-retakan
3) Rusak Sedang 21-40% terjadi kerusakan kecil pada permukaan struktur
4) Rusak Berat >40% Pecah, lubang, lepas- lepas
b) Kerusakan Tubuh Sub Dam
1) Baik < 10% Utuh, tak ada kerusakan
2) Rusak Ringan 10-20% Terdapat retakan-retakan
3) Rusak Sedang 21-40% terjadi kerusakan kecil pada permukaan struktur
4) Rusak Berat >40% Pecah, lubang, lepas-lepas
c) Kerusakan Lantai antara MD & SD
1) Baik < 10% Utuh, tak ada kerusakan
2) Rusak Ringan 10-20% Terdapat retakan-retakan
3) Rusak Sedang 21-40% terjadi kerusakan kecil pada permukaan struktur
4) Rusak Berat >40% Patah, pecah, lubang, lepas-lepas, amblas
d) Kerusakan abutment
1) Baik < 10% Utuh, tak ada kerusakan
2) Rusak Ringan 10-20% Terdapat retakan-retakan
3) Rusak Sedang 21-40% terjadi kerusakan kecil pada permukaan struktur
4) Rusak Berat >40% Pecah, lubang, lepas-lepas
e) Kerusakan pilar-pilar
1) Baik < 10% Utuh, tak ada kerusakan
2) Rusak Ringan 10-20% Terdapat retakan-retakan
3) Rusak Sedang 21-40% terjadi kerusakan kecil pada permukaan struktur
4) Rusak Berat >40% Pecah, lubang, lepas-lepas
f) Kerusakan Pondasi
1) Baik < 10% Utuh, tak ada kerusakan
2) Rusak Ringan 10-20% Terdapat retakan-retakan
3) Rusak Sedang 21-40% Retak, patah, menggantung, masih berfungsi
4) Rusak Berat >40% Retak, patah, amblas, tak berfungsi
g) Kerusakan Jembatan Layanan
1) Baik < 10% Utuh, tak ada kerusakan
2) Rusak Ringan 10-20% Terdapat retakan-retakan
3) Rusak Sedang 21-40% Retak-retak, lepas, tapi masih berfungsi
4) Rusak Berat >40% Patah, turun, amblas, tak berfungsi
h) Erosi Hilir Dam
1) Baik < 10% Hampir tidak ada erosi
2) Rusak Ringan 10-20% Ada erosi tapi belum merusak lantai/pondasi
3) Rusak Sedang 21-40% Ada erosi merusak permukaan lantai/pondasi
4) Rusak Berat >40% Erosi cukup besar sehingga merusak lantai/pondasi
i) Kerusakan sayap pelindung tebing
1) Baik < 10% Utuh, tak ada retakan
2) Rusak Ringan 10-20% Terdapat retakan-retakan
3) Rusak Sedang 21-40% Retak-retak, lepas, tapi masih berfungsi
4) Rusak Berat >40% Patah, turun, amblas, lepas-lepas
j) Kerusakan lantai hilir Sub Dam
1) Baik < 10% Utuh, tak ada retakan
2) Rusak Ringan 10-20% Terdapat retakan-retakan
3) Rusak Sedang 21-40% Retak-retak, lepas, tapi masih berfungsi
4) Rusak Berat >40% Patah, turun, amblas, lepas-lepas

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan PU-PR No. 13/PRT/M/2015, Dimodifikasi

III - 11
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Pelindung Tebing


Tingkat
No Kondisi Keterangan
Kerusakan
a) Kerusakan pada struktur pelindung tebing
1) Baik < 10% Utuh, tak ada perubahan bentuk
2) Rusak Ringan 10-20% terjadi perubahan kecil pada bentuk struktur
3) Rusak Sedang 21-40% Terdapat perubahan bentuk, bengkok, patah
4) Rusak Berat >40% Patahan, perubahan letak, bengkok, tak berfungsi
b) Kerusakan tebing yang dilindungi
1) Baik < 10% Utuh, tak ada perubahan, tak ada longsor
2) Rusak Ringan 10-20% Tererosi, longsor kecil
3) Rusak Sedang 21-40% Tererosi, longsor, tanah tebing gugur
4) Rusak Berat >40% Tererosi, longsor, lubang, runtuh, turun
c) Kerusakan pondasi
1) Baik < 10% Tak ada penurunan, tak ada patahan
2) Rusak Ringan 10-20% Terjadi penurunan elevasi
3) Rusak Sedang 21-40% Patah, turun, amblas kecil, masih berfungsi
4) Rusak Berat >40% Patah, turun, amblas besar, tak berfungsi
d) Perubahan bentuk kepala struktur
1) Baik < 10% Sesuai kondisi asli, jika turun tak lebih dari 10%
2) Rusak Ringan 10-20% Sebagian turun tak lebih dari 20% tinggi
3) Rusak Sedang 21-40% Sebagian turun tak lebih dari 40% tinggi
4) Rusak Berat >40% Sebagian/seluruhnya turun lebih dari 40% tinggi
e) Gerusan dibawah pondasi
1) Baik < 10% Tak ada gerusan
2) Rusak Ringan 10-20% terdapat sedikit gerusan
3) Rusak Sedang 21-40% Terdapat gerusan yang mengancam kestabilan
4) Rusak Berat >40% Tergerus cukup parah, pondasi sudah turun

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan PU-PR No. 13/PRT/M/2015, Dimodifikasi

III - 12
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Krib/ Jetty


Tingkat
No Kondisi Keterangan
Kerusakan
a) Penurunan elevasi kepala bangunan
1) Baik < 10% Utuh, tak ada penurunan
2) Rusak Ringan 10-20% terdapat sedikit bengkok, tidak sampai patah/turun
3) Rusak Sedang 21-40% Terdapat bengkok, patah, turun, masih berfungsi
4) Rusak Berat >40% Terdapat bengkok, patah, turun, tidak berfungsi lagi
b) Kerusakan struktur tubuh bangunan
1) Baik < 10% Utuh, tak ada perubahan, tak ada kerusakan
2) Rusak Ringan 10-20% terdapat sedikit bengkok, tidak sampai patah/turun
3) Rusak Sedang 21-40% Patah, lepas, bengkok, turun, tapi masih berfungsi
4) Rusak Berat >40% Patah, lepas, bengkok, turun, tidak berfungsi lagi
c) Kerusakan pondasi
1) Baik < 10% Tak ada penurunan, tak ada patahan
2) Rusak Ringan 10-20% terdapat sedikit bengkok, tidak sampai patah/turun
3) Rusak Sedang 21-40% Patah, turun, amblas kecil, masih berfungsi
4) Rusak Berat >40% Patah, turun, amblas besar, tak berfungsi
d) Perubahan bentuk kepala struktur
1) Baik < 10% Sesuai kondisi asli, jika turun tak lebih dari 10%
2) Rusak Ringan 10-20% Sebagian turun tak lebih dari 20% tinggi
3) Rusak Sedang 21-40% Sebagian turun tak lebih dari 40% tinggi
4) Rusak Berat >40% Sebagian/seluruhnya turun lebih dari 40% tinggi
e) Gerusan dibawah pondasi
1) Baik < 10% Tak ada gerusan
2) Rusak Ringan 10-20% Terdapat sedikit gerusan
3) Rusak Sedang 21-40% Terdapat gerusan yang mengancam kestabilan
4) Rusak Berat >40% Tergerus cukup parah, pondasi sudah turun

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan PU-PR No. 13/PRT/M/2015, Dimodifikasi

Dari penilaian kondisi masing-masing bangunan pada saluran primer drainase bisa
diketahui persentase kondisi fisiknya. Kondisi fisik infrastruktur menunjukkan keadaan
fisik infrastruktur yang sesuai dengan disain/rencana. Kerusakan merupakan perubahan
kondisi fisik dari disain aset akibat usia, iklim dan kesalahan operasi infrastruktur.
Semakin lama kerusakan aset akan semakin meningkat. Pada tabel-tabel berikut ini
disajikan penilaian kondisi masing-masing bangunan pengendali banjir.
Adapun hasil analisa penilaian kondisi dan tingkat kerusakan bangunan pada Saluran
Drainase Primer Rawang disajikan sebagai berikut :
Dari persentase hasil penilaian kondisi fisik kemudian di klasifikasi tingkat kerusakannya
mengacu pada Surat Edaran Dirjen SDA Tahun 2013 No. 01/SE/D/2013 tanggal 6
Februari 2013 tentang Operasi dan Pemeliharaan Prasaran Saluran Drainase Primer dan
Pemeliharaan Saluran Drainase Primer .

III - 13
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

C. Klasifikasi Tingkat Kerusakan Sarana/Prasarana


Klasifikasi kondisi sarana/ prasarana Saluran Drainase Primer berdasarkan pada
Surat Edaran Dirjen SDA Tahun 2013 No. 01/SE/D/2013 tanggal 6 Februari 2013
yang termuat dalam Lampiran II adalah sebagai berikut:
 Kondisi baik jika tingkat kerusakan < 10 % dari kondisi awal sarana/prasarana
pengendali banjir dan diperlukan pemeliharaan rutin.
 Kondisi rusak ringan jika tingkat kerusakan 10 – 20 % dari kondisi awal
sarana/prasarana pengendali banjir dan diperlukan pemeliharaan berkala yang
bersifat perawatan.
 Kondisi rusak sedang jika tingkat kerusakan 21 – 40 % dari kondisi awal
sarana/prasarana pengendali banjir dan diperlukan pemeliharaan yang bersifat
perbaikan.
 Kondisi rusak berat jika tingkat kerusakan > 40 % dari kondisi awal sarana/prasarana
pengendali banjir dan diperlukan perbaikan berat atau penggantian.
Lingkup kegiatan operasi dan pemeliharaan meliputi kegiatan yang bersifat pemeliharaan
rutin (kondisi baik dengan tingkat kerusakan bangunan < 10 % dari kondisi awal) dan
pemeliharaan berkala/perawatan (kondisi rusak ringan dengan tingkat kerusakan
bangunan 10 – 20 % dari kondisi awal). Untuk bangunan-bangunan dengan kondisi rusak
sedang dan rusak berat akan dibuat rekomendasi untuk dilakukan perbaikan atau
perencanaan rehabilitasinya.

3.3 PERENCANAAN AKNOP DAN PENGELOLAAN DRAINASE


3.3.1 Rencana Pemulihan Kerusakan Sarana/Prasarana Pengendali Banjir
Menyusun rencana pemulihan Sarana/Prasarana Pengendali Banjir yang memerlukan
perbaikan mencakup jenis dan titik kerusakan, besaran atau volume, serta jumlah biaya
yang diperlukan termasuk jadwal target penyelesaiannya.
Kriteria penentuan pemeliharaan prasarana Saluran Drainase Primer serta pemeliharaan
Saluran Drainase Primer ditentukan oleh kondisi kerusakan fisik Saluran Drainase Primer
serta bangunan Saluran Drainase Primer yang terjadi.
Kategori pemeliharaan dan perbaikan bangunan pengendali banjir yang akan dilakukan
berkaitan dengan tingkat kerusakan dan fungsi kinerja bangunan dibahas pada sub bab
selanjutnya.

III - 14
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

3.3.2 Rencana Kelembagaan


A. Petugas Operasi
 Jenis Petugas Operasi
Petugas operasi prasarana Saluran Drainase Primer merupakan petugas Balai
Besar/Balai Wilayah Saluran Drainase Primer yang bersangkutan pada setiap
kabupaten/kota, terdiri dari :

1. Pengamat;
2. Juru; dan
3. Petugas dan/atau operator.
Petugas operasi tergambar seperti pada bagan dibawah :

Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi Petugas Operasi Prasarana Saluran


Drainase Primer Serta Pemeliharaan Saluran Drainase Primer

 Tugas pokok dan fungsi petugas operasi prasarana Saluran Drainase Primer .
1. Pengamat.
a. rapat dikantor setiap bulan untuk mengetahui permasalahan operasi prasarana
Saluran Drainase Primer , dihadiri oleh para juru, petugas dan/atau operator;
b. membina para juru dan petugas dan/atau operator untuk melaksanakan operasi
prasarana Saluran Drainase Primer ;
c. mengajukan usulan rencana anggaran biaya operasi prasarana Saluran
Drainase Primer ;
d. membuat laporan kegiatan operasi prasarana Saluran Drainase Primer Saluran
Drainase Primer kepada Balai Besar/Balai Wilayah Saluran Drainase Primer
yang bersangkutan;

III - 15
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

e. melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan pelaksanaan operasi prasarana


Saluran Drainase Primer ; dan
f. melaksanakan koordinasi dengan masyarakat dan pemerintah kabupaten/kota
dalam rangka operasi prasarana Saluran Drainase Primer
2. Juru
a. membantu pengamat Saluran Drainase Primer untuk tugas-tugas yang
berkaitan dengan operasi prasarana Saluran Drainase Primer ;
b. melaksanakan instruksi dari pengamat Saluran Drainase Primer untuk kegiatan
operasi prasarana Saluran Drainase Primer ;
c. memberi instruksi kepada para petugas dan/atau operator prasarana Saluran
Drainase Primer ;
d. membina para petugas dan/atau prasarana Saluran Drainase Primer ;
e. mengisi papan operasi prasarana Saluran Drainase Primer ; dan
f. membuat laporan pelaksanaan kegiatan operasi prasarana Saluran Drainase
Primer , dan laporan yang terkait:
1) pengumpulan data debit ;
2) pengumpulan data curah hujan ;
3) melaporkan kejadian banjir kepada pengamat ; dan
4) melaporkan jika terjadi kekurangan air yang kritis kepada pengamat.
3. Petugas dan/atau operator
a. membantu juru dalam pelaksanaan operasi prasarana Saluran Drainase
Primer ;
b. melaksanakan pengoperasian prasarana Saluran Drainase Primer ;
c. mencatat besarnya debit yang mengalir atau diambil oleh seluruh
pengguna/pemanfaat ;dan
d. mencatat dan melaporkan elevasi muka air banjir.

 Kebutuhan tenaga pelaksanaan operasi.


1. Pengamat : 1 orang per kabupaten/kota dan dibantu 5 (lima)
orang staf ;
2. Juru : Paling sedikit 1 orang per satu Saluran Drainase
Primer tergantung panjang Saluran Drainase
Primer ;dan
3. Petugas dan/atau operator : Paling sedikit 1 orang per bangunan tergantung
jumlah prasarana Saluran Drainase Primer
dan/atau luas daerah aliran Saluran Drainase
Primer dengan memperhatikan keberadaan

III - 16
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

kabupaten/kota pada wilayah Saluran Drainase


Primer yang bersangkutan.
 Persyaratan petugas operasi.
Persyaratan menjadi petugas operasi berdasarkan Peraturan Surat Edaran
Nomor : 01/SE/D/2013 Tanggal : 6 Pebruari 2013 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.9 Syarat Petugas Operasi


Jabatan Kompetensi Pendidikan Fasilitas
minimal
Pengamat Mampu melaksanakan Sarjana Mobil Pick up, rumah
tugas pokok dan fungsi muda/ D-III jaga dan alat
pengamat untuk Teknik sipil komunikasi.
mengoperasikan
prasarana Saluran
Drainase Primer .
Juru Operasi Mampu melaksanakan SMK Mesin/ Sepeda motor dan
tugas pokok dan fungsi SMK alat komunikasi
juru dalam rangka Bangunan
kegiatan pengoperasian
prasarana Saluran
Drainase Primer .
Petugas Mampu melaksanakan SMP Sepeda dan Alat
dan/atau tugas pokok dan fungsi komunikasi.
operator petugas dan/atau
operator dalam rangka
kegiatan pengoperasian
prasarana Saluran
Drainase Primer
Sumber : Lampiran SE.01/2013

B. Petugas Pemeliharaan
 Jenis Petugas Pemeliharaan
Petugas pemeliharaan prasarana Saluran Drainase Primer serta pemeliharaan
Saluran Drainase Primer merupakan petugas Balai Besar/Balai Wilayah Saluran
Drainase Primer yang bersangkutan pada setiap kabupaten dan terdiri dari :
1. Pengamat;
2. Juru; dan
3. Petugas.

III - 17
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

 Tugas pokok dan fungsi petugas pemeliharaan


1. Pengamat
a. rapat dikantor setiap bulan untuk mengetahui permasalahan pemeliharaan
prasarana Saluran Drainase Primer serta pemeliharaan Saluran Drainase Primer ,
dihadiri oleh para juru, petugas dan/atau operator.
b. membina para juru dan petugas dan/atau operator untuk melaksanakan
pemeliharaan prasarana Saluran Drainase Primer serta pemeliharaan Saluran
Drainase Primer .
c. mengajukan usulan rencana anggaran biaya pemeliharaan prasarana Saluran
Drainase Primer serta pemeliharaan Saluran Drainase Primer .
d. membuat laporan kegiatan pemeliharaan prasarana Saluran Drainase Primer serta
pemeliharaan Saluran Drainase Primer kepada Balai Besar/Balai Wilayah Saluran
Drainase Primer yang bersangkutan.
e. melaksanakan inspeksi, mengisi format-format, melaksanakan pencatatan-
pencatatan dan arsip serta melaksanakan koordinasi dengan masyarakat dan
pemerintah kabupaten/kota dalam rangka pemeliharaan prasarana Saluran
Drainase Primer serta pemeliharaan Saluran Drainase Primer .
2. Juru
a. membantu pengamat Saluran Drainase Primer untuk tugas-tugas yang berkaitan
dengan pemeliharaan prasarana Saluran Drainase Primer ;
b. melaksanakan instruksi dari pengamat Saluran Drainase Primer untuk kegiatan
pemeliharaan prasarana Saluran Drainase Primer serta pemeliharaan Saluran
Drainase Primer ;
c. memberi instruksi kepada para petugas pemeliharaan;
d. membina para petugas pemeliharaan;
e. mengisi format-format pemeliharaan; dan
f. membuat laporan kegiatan pemeliharaan prasarana Saluran Drainase Primer serta
pemeliharaan Saluran Drainase Primer .
3. Petugas
a. membantu juru dalam pelaksanaan pemeliharaan prasarana Saluran Drainase
Primer serta pemeliharaan Saluran Drainase Primer ;
b. melaksanakan kegiatan pemeliharaan prasarana Saluran Drainase Primer serta
pemeliharaan Saluran Drainase Primer ;
c. mencatat jenis kerusakan-kerusakan yang terjadi pada prasarana Saluran Drainase
Primer dari alur Saluran Drainase Primer ; dan
d. mencatat dan melaporkan perubahan pemanfaatan pada sempadan Saluran
Drainase Primer .

III - 18
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

 Kebutuhan tenaga pelaksanaan


1. Pengamat : 1 orang per kabupaten/kota dan dibantu 5 (lima) orang staf;
2. Juru : Paling sedikit 1 orang per satu Saluran Drainase Primer tergantung
Panjang Saluran Drainase Primer ; dan
3. Petugas : Paling sedikit 1 orang per-bangunan tergantung dari besar kecilnya
prasarana Saluran Drainase Primer yang ada.
 Persyaratan petugas pemeliharaan
Persyaratan menjadi petugas pemeliharaan berdasarkan Peraturan Surat Edaran
Nomor : 01 /SE/D/2013 Tanggal : 6 Pebruari 2013 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.10 Syarat Petugas Pemeliharaan


Jabatan Kompetensi Pendidikan Fasilitas
minimal
Pengamat Mampu melaksanakan tugas pokok dan Sarjana Mobil Pick up,
fungsi untuk memelihara prasarana muda/D-III rumah jaga dan alat
Saluran Drainase Primer serta Saluran Teknik sipil komunikasi.
Drainase Primer
Juru pemeliharaan Mampu melaksanakan tugas pokok dan SMK Sepeda motor dan
fungsi juru dalam rangka memelihara Bangunan alat komunikasi.
prasarana Saluran Drainase Primer
serta Saluran Drainase Primer
Petugas Mampu melaksanakan tugas pokok dan SMP Sepeda dan Alat
fungsi petugas dan/atau operator dalam komunikasi.
rangka
kegiatan pemeliharaan prasarana
Saluran Drainase Primer serta
pemeliharaan Saluran Drainase Primer
Sumber : Lampiran SE.01/2013

3.3.3 Analisa Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP)


Srana/Prasarrana Drainase

Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) adalah kebutuhan biaya
operasi dan pemeliharaan berdasarkan perhitungan kebutuhan nyata di lapangan.
(Sumber : Permen PU No. 05/PRT/M/2010).
Perumusan dan penyusunan AKNOP Saluran Drainase Primer terbagi menjadi 4 (empat)
kelompok besar yaitu :
1. Operasi Saluran Drainase Primer (OSU)

III - 19
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

2. Operasi Prasarana Saluran Drainase Primer (OPS)


3. Pemeliharaan Saluran Drainase Primer (PSU), dan
4. Pemeliharaan Prasarana Saluran Drainase Primer (PPS)
A. Operasi Prasarana Saluran Drainase Primer
Komponen Biaya OPS terdiri dari 5 komponen yaitu :
1) Inspeksi rutin
Operasi Prasarana Saluran Drainase Primer (OPS)-1 Inspeksi rutin untuk memastikan
prasarana Saluran Drainase Primer dalam keadaan baik Saluran Drainase Primer sesuai
dengan kriteria tertentu.
2) Monitoring dan evaluasi
Operasi Prasarana Saluran Drainase Primer (OPS)-2 Monitoring dan evaluasi bertujuan
untuk memonitor dan mengevaluasi kegiatan OP pada prasarana Saluran Drainase
Primer selama satu tahun yang telah berlalu.
3) Pengoperasian pintu air
Operasi Prasarana Saluran Drainase Primer (OPS)-3 Pengoperasian pintu air bertujuan
untuk mengatur debit aliran air sesuai dengan penyediaan air yang telah ditetapkan.

B. Pemeliharaan Prasarana Saluran Drainase Primer


Penyelenggaraan pemeliharaan prasarana pengendali banjir memuat 3 (tiga) kategori
tindakan pemeliharaan yaitu :
1. Pemeliharaan Preventif/ Pencegahan
Pengertian pemeliharaan preventif adalah kegiatan pencegahan yang bertujuan untuk
menjaga agar Saluran Drainase Primer dan bangunannya tetap berfungsi secara optimal
sesuai dengan tingkat layanan yang direncanakan.
Sifat kegiatan pemeliharaan ini berupa :
- Pemeliharaan rutin:
a. pemotongan rumput/ semak-semak,
b. pembersihan bahan-bahan terapung (dahan dan ranting pohon yang tersangkut di
bangunan Saluran Drainase Primer )
c. pelumasan dan pemberian gemuk pada engsel-engsel dan pintu air.
- Pemeliharaan berkala adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dengan interval
terputus-putus dengan tujuan untuk melestarikan/ mengawetkan fungsi dari bangunan
pengendali banjir, misalnya :
a. Servis peralatan
b. Pengecatan pintu air,
c. Over houl kendaraan dan alat berat.

III - 20
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

- Reparasi/perbaikan kecil betujuan untuk mengembalikan kondisi bangunan


pengendali banjir sesuai dengan kapasitas semula, misalnya :
a. Peninggian mercu tanggul sesuai elevasi perencanaan
b. Pemasangan batu pelindung untuk mencegah kelongsoran akibat adanya
pengendalian
c. Penggantian peralatan/ sparepart pada pintu mekanik
2. Pemeliharaan korektif adalah pemeliharaan yang mencoba untuk mengembalikan ke
fungsi semula dari bangunan pengendali banjir yang rusak atau terkena pengaruh
aliran Saluran Drainase Primer / akibat ulah manusia. Jenis pemeliharaan korektif
terbagi menjadi 3 kategori yaitu :
a. Pemeliharaan khusus yang merupakan pekerjaan pemeliharaan yang
memperbaiki kerusakan dari sebuah bangunan perSaluran Drainase Primer an
atau bagiannya, dimana saat itu fungsinya hanya antara 70% sampai dengan 50%
dari desain aslinya.
b. Rehabilitasi adalah pekerjaan perbaikan untuk mengembalikan fungsi bangunan
pengendali banjir yang telah turun sampai kurang dari 50% dari desain aslinya.
c. Rektifikasi merupakan kegiatan pemeliharaan bangunan yang mengalami
kerusakan atau belum rusak tapi kondisi sudah tidak berfungsi sebagaimana
mestinya. Oleh karena itu sistemnya harus diperbaiki secara keseluruhan dengan
menggunakan perencanaan baru yang menyeluruh dan terpadu dengan sistem
disekitarnya.
3. Pemeliharaan darurat adalah pemeliharaan pencegahan yang harus segera
dilaksanakan untuk melindungi keutuhan dan kekuatan bangunan (dalam skala besar)
yang atau telah mengalami kerusakan sehingga kerusakan bangunan tidak terjadi
lebih parah dan dapat mengancam fungsi bangunan.
a. Perbaikan darurat prasarana pengendali banjir
b. Penyiapan stok bahan dan peralatan tanggap darurat

C. Rencana Anggaran Operasi


Perkiraan anggaran kebutuhan operasi untuk Sarana/Prasarana Pengendali Banjir, antara
lain :
1. Gaji dan tunjangan petugas Lapangan.
a. Pengeluaran gaji untuk pegawai / petugas
b. Upah dan Tunjangan :
 Berbagai tunjangan untuk pegawai (honorarium), tunjangan kesejahteraan
keluarga, lembur dan sebagainya.
 Pembayaran pekerja harian tetap.

III - 21
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

 Pembayaran pekerja harian lepas (swakelola) untuk pekerjaan non


pemeliharaan.
c. Biaya perjalanan untuk semua kegiatan.
2. Biaya Operasi untuk fasilitas pendukung.
a. Gaji dan tunjangan untuk tenaga swakelola untuk pemeliharaan
bangunan gedung.
b. Material :
 Alat-alat kantor (kertas, pensil, pena, dll)
 Bahan untuk pekerjaan pengukuran dan inspeksi (meteran, clipboard, dll)
 Bahan untuk pemeliharaan kantor (cat, bahan pembersih, dll)
c. Perlengkapan :
 Perlengkapan kantor (mesin ketik, steples, dll)
 Perlengkapan pengukuran (rol meter, waterpas, theodolit, dll).
 Transport (biaya operasi, pemeliharaan, suku cadang untuk semua jenis
kendaraan)
d. Biaya operasi kantor lainnya (listrik, foto copy, pengadaan blanko,
komunikasi dll).
3. Biaya pengelolaan Operasi dan Pemeliharaan lain (rapat, penataran,
pengukuran khusus, pemetaan, penyuluhan / pembinaan dari Tim Pembina, dll)

D. Penyusunan Anggaran Pemeliharaan


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor : 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi Dan Pemeliharaan Sumber Air dan
Bangunan Pengairan disebutkan bahwa Operasi dan pemeliharaan prasarana sumber
daya air meliputi :
a. operasi prasarana sumber daya air yang terdiri atas kegiatan pengaturan dan
pengalokasian air dan sumber air; dan
b. pemeliharaan prasarana sumber daya air yang terdiri atas kegiatan pencegahan
kerusakan dan/atau penurunan fungsi prasarana sumber daya air serta perbaikan
kerusakan prasarana sumber daya air
Pemeliharaan prasarana sumber daya air dilakukan melalui kegiatan pencegahan
kerusakan dan/atau penurunan fungsi sumber air serta perbaikan kerusakan sumber air
mencangkup :
 Perawatan Rutin, yaitu pemeliharaan yang dilaksanakan secara rutin terjadwal pada
bangunan yang ditangani. Biasanya merupakan perawatan ringan.

III - 22
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

 Pemeliharaan Berkala, yaitu pemeliharaan yang dilaksanakan dalam jangka waktu


tertentu dimana bangunan yang ditangani sudah mencapai batas usia pakai.
 Pekerjaan Rehabilitasi, yaitu pemeliharaan yang dilaksanakan dalam jangka waktu
tertentu dimana bangunan yang ditangani dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi
sesuai dengan perencanaan awal.
 Penanggulangan atau perbaikan darurat, yaitu pemeliharaan / pekerjaan yang
dilaksanakan pada waktu yang tidak dapat ditentukan (bersifat mendadak) atau
kerusakan akibat bencana alam.

E. Tatacara Operasi dan Pemeliharaan Sarana/Prasarana Pengendali Banjir


Kegiatan operasi bangunan pengendali banjir terdiri dari :
1. Inspeksi Rutin
Rencana Inspeksi rutin yang dilakukan merupakan kegiatan pemeriksaan prasarana
pengendali banjir yang dilakukan oleh juru di wilayah kerja Saluran Drainase Primer .
Inspeksi rutin bertujuan untuk memastikan prasarana pengendali banjir dalam
keadaan baik sesuai dengan kriteria tertentu.
Kegiatan inspeksi rutin ini dilakukan minimal 1 (satu) bulan sekali pada minggu I awal
bulan
Tata cara kerja kegiatan inspeksi rutin : Juru akan mendokumentasikan dan
mencantumkan hal-hal yang ditemui terkait kondisi prasarana pengendali banjir ke
dalam blanko 2 hasil inspeksi rutin (sesuai Surat Edaran No. 01/SE/D/2013. Hasil
inspeksi dan blanko 2 kemudian dilaporkan kepada petugas Sakter OPSDA Nusa
Tenggara I yang membidangi operasi dan pemeliharaan di BWS Nusa Tenggara I
untuk ditindaklanjuti.
2. Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan monitoring dan evaluasi berupa kunjungan lapangan yang dilaksanakan oleh
10 orang tim pengamat yang dibentuk oleh Kepala BWS Nusa Tenggara I. Kegiatan
ini bertujuan untuk memonitor dan mengevaluasi kegiatan Operasi dan Pemeliharaan
pada prasarana pengendali banjir selama 1 tahun yang telah berlalu.
Tata cara kegiatan monitoring dan evaluasi : Tim monitoring dan evaluasi yang
beranggotakan 10 orang melaksanakan kunjungan ke lapangan selama 4 hari.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 4 hari dalam 1 tahun.
3. Pengoperasian Pintu Air
Pengoperasian pintu air merupakan kegiatan membuka dan menutup pintu air sesuai
dengan kebutuhan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengatur debit aliran air sesuai
dengan penyediaan air yang telah ditetapkan. Kebutuhan yang difasilitasi pintu air
antara lain :

III - 23
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

- Mengatur air yang masuk ke dalam saluran


- Mencegah endapan / sedimen masuk kedalam saluran
- Mencegah air banjir masuk ke dalam saluran
- Mengatur elevasi muka air pada ruas Saluran Drainase Primer tertentu
- Mengatur debit air
Tata Cara Kegiatan : Petugas pintu air mengontrol buka tutup pintu air sesuai
ketentuan yang telah ditetapkan, juga harus mencatat tinggi muka air setiap 2 kali
sehari (pagi dan sore) yang dituangkan dalam blanko nomor 4 Laporan Pengambilan
Air (Surat Edaran Ditjen SDA No. 01/SE/D/2013) Laporan pencatatan diserahkan
keada instansi pengelola sekali dalam sebulan.
Kegiatan pemeliharaan sarana/ prasarana pengendali banjir masing-masing Saluran
Drainase Primer ditentukan dari hasil analisa klasifikasi dan penentuan rencana
pemulihan kondisi bangunan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya.

3.3.4 Proritas Pemeliharaan Saluran Drainase Primer


Setelah rencana pemeliharaan Saluran Drainase Primer teridentifikasi sesuai dengan
kriteria-kriteria tingkat kerusakan fisik, perlu dibuat rencana aksi yang tersusun dengan
skala prioritas dan uraian pekerjaan pemeliharaan.
Sesuai dengan yang diamanatkan dalam SE.01/2013 bahwa kondisi Saluran Drainase
Primer diklasifikasikan menjadi beberapa kondisi :
a. Saluran Drainase Primer yang masih alami dan relatif belum ada aktivitas
pembangunan tidak perlu adanya perawatan.
b. Saluran Drainase Primer yang daerah sekitarnya sudah ada aktivitas pembangunan,
pemeliharaan dan/atau perbaikannya diprioritaskan pada ruas yang terdapat prasarana
yang mempunyai nilai manfaat tinggi, misalnya jalan raya dan rumah sakit.
c. Saluran Drainase Primer yang melewati perkotaan, pelaksanaan pemeliharaan
dan/atau perbaikan dapat diklasifikasikan secara khusus dengan mempertimbangkan
prasarana yang ada dan tingkat kepentingannya.
Oleh karena tidak ada kriteria baku penentuan prioritas penanganan kerusakan
sarana/prasarana pengendali banjir, maka dalam penyusunan skala prioritas mengacu
pada Kriteria Tingkat Kerusakan Fisik Saluran Drainase Primer sesuai dengan Surat
Edaran Ditjen SDA No. 01/SE/D/2013, dimana dalam hal ini ditetapkan :
a. kerusakan > 40 % dari kondisi awal bangunan/saluran (rusak berat) : Prioritas I
b. kerusakan 21 – 40 % dari kondisi awal bangunan/saluran (rusak sedang) : Prioritas II
c. kerusakan 10 – 20 % dari kondisi awal bangunan/saluran (rusak ringan) : Prioritas III
d. kerusakan < 10 % dari kondisi awal bangunan/saluran (baik) : Prioritas IV

III - 24
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

Adapun bagan alir masing-masing tahap pelaksanaan pekerjaan disajikan sebagai


berikut:

III - 25
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

PERSIAPAN

Pengumpulan Data Sekunder dan Studi Terdahulu


Identifikasi Permasalahan, Peta Topografi, Data-Data Hidrologi,
Data Sosial Ekonomi, Informasi data kondisi fisik sungai dan
bangunan pelengkapnya, Dokumen Manual AKNOP Drainase
tama , Penyusunan Dokumen RMK

Penyusunan Pola Pikir Pedoman Manual OP Drainase Studi Literatur dan Kajian Studi Terdahulu Kajian Karakteristik Daerah Aliran Sungai
Utam a
RTRW Kab/Kota - Saluran dan Prasarana Drainase Primer
- Lingkup Kegiatan OP Drainase Utama Kota Padang Pengumpulan Data Peta Sungai dan Peta yang termasuk dalam wilayah kerja Kota
- Jenis-Jenis Prasarana Drainase UTama Bakosurtanal PADANG
- Operasi Prasarana Drainase Utama
- Pemeliharaan Drainase Utama i

Penyusunan Laporan Pendahuluan

DISKUSI

SURVEY PEMETAAN TOPOGRAFI


INVENTARISASI DAN INVESTIGASI SARANA DAN PRASARANA SALURAN DRAINASE
ANALISIS INVENTARISASI SARANA DAN PRASARANA DRAINASE UTAMA KOTA PADANG

Data Hidrologi/Hidrolika Data Inventarisasi Prasarana Data Perm asalahan Waw ancara dengan Data Geodesi
Saluran Drainase Kelom pok Masyarakat
- Pengukuran Kecepatan Arus Inv entarisasi Permasalahan Dalam - Koordinat dilakukan dengan
- Pengumpula n Data Curah - Koordinat & Kondisi Bangunan Pelaksanaan Audit Teknis Kinerja Wawancara Terkait Pengelo laan GPS Hand held
Hujan dan Iklim Pengendali Banjir dan Peny usunan AKNOP Drainase Sarana da n Prasara na Drainase - Elevasi diambil dengan
- Koordinat & Kondisi Bangunan Utama Utama
Pemanf aatan Air dan
altimeter
Bangunan lainny a

Analisa Hidrologi/Hidrolika - Analisa dan Ev aluasi Kinerja Hasil Inventarisasi Hasil Waw ancara - Skema jaringan drainase
OP Perm asalahan - Data cross section
- Debit Banjir - Analisa dan Ev aluasi Day a Dukung Kelembagaan dalam - Data kerusakan apda
- Debit Andalan Kelembagaan OP Permasalahan Dalam Pelaksanaan Pelaksanaan Operasi dan sarana//prasarana drainase
- Penelusuran Banjir - Analisa Program OP Audit Teknis Kinerja dan pemeliharaan Drainase Utama - Posisi / Kordinat bangunan
- Prof il Muka Air Pengelolaan Banjir Peny usunan AKNOP Drainase drainase
- Analisa Program OP Utama
Penggunaan Air

Penyusunan Laporan Antara

DISKUSI

1. Penyusunan Parameter dalam Pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan untuk Menghitung AKNOP
2. Hasil survey geodesi dengan GPS
3. Hasil Inventarisasi Audit Teknis Kinerja Sarana dan Prasarana Dranase Utama
4. Perencanaan dan Pembiayaan OP Prasarana Drainanse Utama
5. Evaluasi Kinerja Pelaksanaan OP Prasarana Drainase Utama

Dokum en OP Masing-Masing Saluran Drainase


1. Perencanaan OP Penggunaan Air
2. Perencanaan OP Pengelolaan Banjir
3. Dokumen OP Prasarana Drainase Utama

Penyusunan Konsep Laporan Akhir

DISKUSI

Dokumen Penilaian Kinerja dan AKNOP Drainase

LAPORAN AKHIR
Penilaian Kinerja dan AKNOP Drainase Utama
Perkotaan Kota Padang

SELESAI

Gambar 3.2 Bagan Alir Kegiatan Penilain Kinerja dan Penyusunan AKNOP
Drainase Perkotaan Kota Padang

III - 26
LAPORAN AKHIR :
PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP DRAINASE PERKOTAAN KOTA PADANG YANG DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA

III - 27

Anda mungkin juga menyukai