Anda di halaman 1dari 11

1

UAS MANAJEMEN ASET PUBLIK

Nama : Nadila Urlia Putri Shafna P

NIM : D0121075

Kelas : C

1. Jelaskan manfaat dan pentingnya pengelolaan BMN/D bagi instansi pemerintah!


Bagaimana cara pengelolaan BMN/D yang baik?
Jawab:
Pemerintah Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6
Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah yang mengatur
pengelolaan aset negara berada pada penguasaan Menteri Keuangan selaku
bendahara umum negara, sedangkan pimpinan kementerian/lembaga negara
merupakan pengguna barang milik negara, dan pejabat satuan kerja sebagai
kuasa pengguna barang milik negara.
Manfaat pengelolaan BMN/D bagi instansi pemerintah yaitu:
a. Efesiensi dan efektivitas penggunaan BMN/D yang bisa menghindari
pemborosan karena dalam pengelolaan ada tahap penilaian yang bisa
berperan sebagai chechker agar penggunaan terkondisikan.
b. Keamanan BMN/D terjamin karena akan diinventaris sehingga jelas hak
milik dan keberaannya.
c. Potensi peningkatan PNBP sehingga bisa mengoptimalkan pendapatan
contohnya saat mengelola aset berupa tanah dimana daya tawarnya bisa
meningkat
d. Tersedianya data dan informasi yang akurat mengenai jumlah kekayaan
karena pendataan kekayaan.
e. Memberikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan, pengawasan,
pengendalian.
f. Dapat mengidentifikasi potensi ekonomi sehingga mampu merumuskan
strategi atau program kebijakan pengembangan dan optimalisasi ekonomi.
2

Pengelolaan BMN/D ini penting karena mampu mewujudkan 3T yakni tertib


administrasi, tertib fisik, dan tertib hukum yang merupakan strategic asset
management yang mendorong sinergitas fungsi perencanaan, penganggaran,
pengelolaan, dan pertanggungjawaban. Selain itu, pengelolaan aset ini juga
penting dalam optimalisasi pelayanan kepada masyarakat sehingga rencana
strategis bisa tercapai. Hal ini karena penggunaan BMN/D bisa digunakan secara
optimal dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

2. Sebutkan dan terangkan key activity dalam pemeliharaan dan pengamanan


BMN/D !
Jawab:
Berdasarkan Lampiran Keputusan Menteri Keuangan Nomor
21/Kmk.01/2012 Tentang Pedoman Pengamanan Dan Pemeliharaan Barang
Milik Negara Di Lingkungan Kementerian Keuangan Pedoman Pengamanan
Dan Pemeliharaan Barang Milik Negara Di Lingkungan Kementerian
Keuangan, beberapa kegiatan dalam pemeliharaan dan pengamanan BMN/D
yaitu sebagai berikut:
a. Pengamanan fisik
b. Pengamanan administrasi
c. Pengamanan hukum
Lingkup pengamanan barang milik daerah dilakukan atas: tanah; gedung
dan/atau bangunan; kendaraan dinas dan rumah negara; barang milik daerah
berupa barang persediaan; barang milik daerah selain tanah, gedung dan/atau
bangunan, rumah negara, dan barang persediaan yang mempunyai dokumen
berita acara serah terima; barang milik daerah berupa barang tak berwujud.
Contoh pengamanan pada tanah yaitu sebagai berikut:
1.) Pengamanan fisik tanah
- memasang tanda letak tanah dengan membangun pagar batas
- memasang tanda kepemilikan tanah
- melakukan penjagaan. Pengamanan fisik tanah dilaksanakan dengan
2.) Pengamanan administrasi tanah
3

- menghimpun, mencatat, menyimpan, dan menatausahakan dokumen


bukti kepemilikan tanah secara tertib dan aman
- melakukan langkah-langkah sebagai berikut: melengkapi bukti
kepemilikan dan/atau menyimpan sertifikat tanah; membuat kartu
identitas barang; melaksanakan inventarisasi/sensus barang milik
daerah sekali dalam 5 (lima) tahun serta melaporkan hasilnya; dan
mencatat dalam Daftar Barang Pengelola/ Pengguna Barang/Kuasa
Pengguna.
3.) Pengamanan hukum dilakukan terhadap tanah yang belum memiliki
sertifikat dan tanah yang sudah memiliki sertifikat namun belum atas
nama pemerintah daerah.

Pemeliharaan dapat berupa:


a. Pemeliharaan ringan
Pemeliharaan yang dilakukan sehari-hari oleh unit pemakai/pengurus
barang/penanggung jawab barang tanpa membebani anggaran;
b. Pemeliharaan sedang
Pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara berkala oleh tenaga
terdidik/terlatih yang mengakibatkan pembebanan anggaran;
c. Pemeliharaan berat
Pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara sewaktu-waktu oleh
tenaga ahli yang pelaksanaannya tidak dapat diduga sebelumnya, tetapi
dapat diperkirakan kebutuhannya yang mengakibatkan pembebanan
anggaran

3. Apakah yang dimaksud penggunaan dan pemanfaatan BMN/D dan terangkan


dengan memberi contoh terapannya !
Jawab:
Penggunaan BMN adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengguna barang
dalam mengelola dan menatausahakan BMN/D sesuai tugas dan fungsi instansi
atau sesuai tugas dan fungsi satuan kerja tertentu.
4

Contoh penggunaan BMN/D:


a. Penggunaan mobil dinas untuk perjalanan tugas dinas.
b. Gedung Pendaphi Balaikota Surakarta dipakai untuk koordinasi antardinas
c. Penggunaan LCD dan proyektor untuk rapat harian dinas

Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik daerah yang tidak


digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD dan/atau optimalisasi
barang milik daerah dengan tidak mengubah status kepemilikan. Berikut
beberapa contoh pemanfaatan BMN/D sesuai dengan PMK Nomor
115/PMK.06/2020.
a. SEWA
Pemanfaatan BMN oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan
menerima imbalan uang tunai.
Contoh: sewa ruangan ATM, sewa aula kementerian/lembaga
b. PINJAM PAKAI
Pemanfaatan BMN melalui penyerahan penggunaan BMN dari
Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah atau Pemerintah Desa dalam
Jangka Waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu
tersebut berakhir, diserahkan kembali kepada Pengelola Barang/Pengguna
Barang.
Contoh: Pinjam Pakai Kendaraan Dinas, Pinjam Pakai Gedung Kantor
c. KERJA SAMA PEMANFAATAN (KSP)
Pemanfaatan BMN oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu
dalam rangka peningkatan penerimaan negara bukan pajak dan sumber
pembiayaan lainnya.
Contoh: KSP Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya, dll.
d. BANGUN GUNA SERAH (BGS)/BANGUN SERAH GUNA (BSG)
Pemanfaatan BMN berupa tanah oleh pihak lain yaitu dengan
pendirian bangunan atau sarana dan fasilitasnya lalu didayagunakan pihak
lain dengan pengembalian dalam jangka waktu
5

Contoh: BGS Kompleks Tanah yang dikelola Pusat Pengelolaan Kompleks


Gelora Bung Karno (PPGBK) Senayan, DKI Jakarta, dll.
e. KERJA SAMA PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR (KSPI)
Pemanfaatan ini melalui kerja sama antara pemerintah dan badan
usaha untuk kegiatan penyediaan infrastruktur sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
Contoh: KSPI Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, dll.
f. KERJA SAMA TERBATAS UNTUK PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR
(KETUPI)
Pemanfaatan BMN melalui optimalisasi BMN untuk meningkatkan
fungsi operasional BMN guna mendapatkan pendanaan untuk pembiayaan
infrastruktur lainnya.
Contoh: Pembangunan Jalan Tol, Bendungan dan Pelabuhan yang dikelola
oleh Badan Layanan Umum Lembaga Manajemen Aset Negara (BLU
LMAN) melalui skema KETUPI, dll.

4. Jelaskan manfaat dan kegunaan inventarisasi BMN/D!


Jawab:
Bentuk dari kegiatan inventarisasi BMN adalah sensus BMN. Sensus BMN
merupakan kegiatan inventarisasi BMN yang dilakukan oleh satker sebagai
pengguna barang, sekurang-sekurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun sekali.
Seiring berjalannya waktu, dalam penggunaan BMN tentunya terdapat
kemungkinan perbedaan pencatatan penatausahaan BMN dengan kondisi riil
yang sebenernya.
Oleh karena itu, sensus BMN dilakukan agar dapat mengidemtifikasi
keadaan riil BMN baik dari sisi keberadaan, jumlah, ataupun kondisi barang.
Tujuan dari pelaksanaan sensus BMN agar semua BMN dapat tertata dengan
baik dalam upaya mewujudkan tertib administrasi dan mempermudah
pelaksanaan pengelolaan BMN.
a. Mengetahui jumlah dan nilai BMN pada kondisi dan waktu terkini.
6

b. Menjadi pondasi/dasar yang kokoh untuk tidak lanjut dalam pengelolaan


BMN/D
c. Menjadi pedoman satker dalam menyusun rencana kegiatan pemantauan dan
penertiban BMN yang ada pada penguasaan satker

5. Mengapa bisa terjadi penyelewengan dalam pengelolaan BMN/D? Bagaimana


solusi untuk meminimalisir terjadinya penyelewengan tersebut? Jelaskan dengan
contoh!
Jawab:
Penyelewengan atau fraud bisa terjadi karena hal-hal berikut:
a. Tekanan ekonomi
Kondisi ekonomi yang buruk menjadi salah satu faktor terjadinya
penyelewengan. Demi memenuhi kebutuhannya, pengelola BMN/D bisa
saja mengambil sebagian aset tersebut untuk kepentingannya sendiri. Besar
pasak daripada tiang dan gaya hidup yang boros juga bisa mendorong
terjadinya penyelewengan ini.
Contohnya seperti penggunaan aset untuk melunasi hutang pribadi
tanpa ada konfirmasi dan pelaporan sehingga menyebabkan masalah dalam
pengelolaan BMN/D. Selain itu, penggunaan fasilitas seperti mobil dinas
yang diselewengkan bukan untuk tujuan pekerjaan tapi hanya untuk jalan-
jalan memenuhi gengsi dan hasrat pribadi.
b. Hasrat individu (moral dan motivasi)
Moral dan integritas yang lemah akan mempermudah niat buruk
seseorang untuk melakukan hal yang tidak bena. Motivasi yang tertanam
seperti ”cepat kaya” akan membuat orang menghalalkan segala cara untuk
mendapatkan semua yang diinginkan termasuk aset BMN/D.
Contohnya saat ada sisa penggunaan aset seperti uang atau barang, ada
seseorang yang mengambil aset tersebut padahal bukan haknya dengan dalih
hanya meminta imbalan. Uang tersebut digunakan untuk keperluan pribadi
padahal itu merupakan aset yang dimiliki instansi/lembaga terkait.
c. Regulasi/ hukum yang lemah
7

Hukum yang kuat berarti hukum yang tegas ke semua kalangan dan
menimbulkan kejeraanbagi pelanggar peraturan. Apabila hukum yang
diimplementasikan tidak tegas maka akan disepelekan dan mengundang
lebih banyak penyelewengan.
Contohnya pada saat rapat, pimpinan atau direktur lalai dan datang
terlambat. Dia tidak dikenai hukuman. Hal ini menimbulkan peraturan
dianggap sebelah mata dan disepelekan sehingga bawahan menirunya.
Tatanan lembaga akan menjadi tidak disiplin terutama dalam pengelolaan
aset.
Solusi untuk meminimalisir yaitu:
a. Sistem pengendalian intern (SPI)
Pengendalian ini dilakukan di dalam instansi dengan andal sehingga
mampu mencegah terjadinya penyimpangan atau hambatan dalam
pencapaian tujuan entitas. Seluruh komponen SPI berdasarkan PP Nomor
60 Tahun 2008, yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas
pengendalian, informasi dan komunikasi serta monitoring atas
pengelolaan aset negara harus dibangun secara memadai.
Contohnya, dalam pengelolaan aset berupa uang perlu dilakukan
audit pada akuntansinya sehingga dapat memantau bagaimana aliran
uang yang dimiliki instansi/lembaga yang bersangkutan.
b. Perbaruan hukum dan hukuman
Contohnya perubahan peraturan yang dilakukan Pemerintah.
Beberapa kebijakan dibuat untuk memastikan berkurangnya risiko yang
telah diidentifikasikan. Materi peraturan-peraturan tersebut mencakup
proses reviu kinerja atas pengelolaan aset negara, pembinaan sumber
daya manusia, pengendalian fisik atas aset, penetapan dan reviu atas
indikator dan ukuran kinerja, pemisahan fungsi, otorisasi atas transaksi
dan kejadian penting, pencatatan yang akurat dan tepat waktu,
pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya, akuntabilitas
terhadap sumber daya dan pencatatannya serta dokumentasi yang baik
atas SPI serta transaksi dan kejadian penting.
8

c. Penguatan moral pegawai


Kegiatan diluar jam kerja seperti character building perlu
dilakukan. Seperti yang dilakukan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa Kabupaten Magelang yang menyelenggarakan acara makan
bersama tapi inti kegiatannya yaitu penanaman moral dan integritas bagi
para ASN yang bekerja disana.

6. Jelaskan pentingnya penerapan etika, integritas dan akuntabilitas dalam dalam


praktik manajemen aset publik ! (Catatan : Dalam menjawab soal ini diharapkan
anda terlebih dahulu mengelaborasi definisi operasional etika, integritas, dan
akuntabilitas dari perspektif administrasi publik).
Jawab:
Etika adalah suatu sistem nilai sebagai pedoman perilaku, baik bagi individu
maupun bagi kelompok dalam hidup bersama, yang kemudian sistem nilai itu
dikembangkan dalam suatu pola perilaku dan secara terus-menerus
dilembagakan dalam praktik kehidupan sehari-hari. Contohnya dalam
administrasi publik diterapkan nilai integritas dan akuntabilitas.
Dalam konteks etika, integritas dianggap sebagai kebenaran atau ketepatan
dari tindakan/perilaku seseorang. Dalam administrasi publik, integritas dapat
digambarkan dengan tindakan, sikap, dan perilaku yang sesuai dengan ketentuan
administrasi publik/ kode etik ASN.
Sedangkan akuntabilitas menggambarkan sejauh mana
pertanggungjawaban administrator ini dapat diterima. Semua yang dilakukan
harus bisa dipertanggungjawabkan karena sebagai pelayan publik harus
memberi jaminan bahwa apa yang diselenggarakan telah berdasarkan konsep
yang jelas dan peraturan yang mendukung.
Dalam kegiatam manajemen aset publik, sikap etis saat mengelola yaitu
dengan bijak dalam penggunaan dan pemanfaatan aset publik. Agar tidak
menimbulkan pemborosan atau penyalahgunaan Berintegritas saat
menyelenggarakan pelayanan publik yang menggunakan aset publik dengan
tidak menggunakannya untuk kepentingan pribadi tetapi dicurahkan untuk
9

pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Akuntabel saat melaporkan


audit atau pemeriksaan aset publik sehingga lebih transparan dan terhindar dari
penyelewengan manajemen aset publik.

7. Pengelolaan aset harus menjadi fokus dan perhatian semua Pemerintah Daerah
(Provinsi/Kabupaten/Kota). Aset masih menjadi permasalahan klasik di
berbagai daerah, padahal aset daerah yang dikelola dengan baik akan
mempunyai peran strategis dalam menopang pendapatan anggaran daerah,
a.) Tunjukkan beberapa contoh masalah pengelolaan aset yang terjadi!
Jawab:
• Aset kendaraan dinas (randis) di lingkup pemerintahan 24 Kabupaten/Kota
di Sulawesi Selatan rawan hilang.
• Aset Kabupaten Malang yang dikelola pihak ketiga banyak yang
bermasalah dalam mendulang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Seperti
sumber air Wendit, dan pemandian Songgorit
• Perebutan wilayah/ tanah antara badan satu dengan badan yang lain
• Sistem keuangan yang tidak sesuai
b.) Mengapa sering terjadi permasalahan dalam pengelolaan aset di berbagai
daerah?
Jawab:
• Banyak aset pemerintah daerah maupun yang berada di badan usaha milik
daerah yang tidak tercatat, rusak, hilang, atau berpindah tangan sehingga
aset seperti tanah dan bangunan juga banyak yang telantar (idle) dan tidak
dipergunakan dengan baik (underutilized) sehingga seringkali diokupasi
tanpa hak oleh masyarakat dan menimbulkan permasalahan hukum.
• Upaya inventarisasi seluruh potensi aset masih kurang dan pencatatan yang
ada masih kurang baik.
• Lokasi dan hak penguasaan aset yang tersebar.
• Landasan hukum pengelolaan aset negara belum terpadu
• Lemahnya koordinasi dan pengawasan terhadap aset
10

• Tidak optimalnya pemanfaatan aset negara, dan banyaknya kepentingan dan


distorsi antarpihak.
c.) Bagaimana solusi untuk meminimalkan terjadinya permasalahan dalam
pengelolaan aset? Jelaskan dengan contoh!
Jawab:
• Melakukan revaluasi aset dan mengerjasamakan pengelolaan aset kepada
pihak ketiga untuk keperluan bisnis.
Contohnya seperti pengalihfungsian gedung pemerintah menjadi hotel, co-
working space, dan aula yang bisa disewa.
• Pembentukan Sistem Informasi Pengelolaan Aset
Informasi mengenai aset dapat diketahui dan digunakan untuk mendukung
proses pengelolaan barang milik daerah yang meliputi perencanaan,
penggunaan, pemanfaatan, pemeliharaan, penatausahaan, penghapusan, dan
pemindahtanganan aset berbasis internet yang dapat diakses oleh Pengelola
Barang dan Pengguna Barang.
• Penguatan Kelembagaan Pengelola Aset
Apabila masih terjadi penyelewengan, bisa jadi penyebabnya adalah
lembaga pengawas yang kurang memadai. Contohnya di tingkat pusat yang
membentuk suatu lembaga baru, yaitu Dewan Otoritas Pengelolaan
Kekayaan Negara (DOPKN) atau lembaga khusus di bawah Presiden yang
bertugas untuk melakukan pengelolaan aset, sehingga aset-aset negara yang
idle dan underutilized bisa dipergunakan secara optimal. Penilai
ditingkatkan dan diperkuat, sebab peran Penilai sangat strategis dan penting
dalam melakukan penilaian berupa valuasi dan revaluasi terhadap seluruh
aset/kekayaan negara.
Hal ini dapat diterapkan di daerah dengan sedikit penyesuaian di bagian
dana maupun kebutuhan SDM yang diperlukan.
• Pembuatan acara penguatan moral
Ini berbentuk kajian khusus yang lebih intens dan profesional perihal
pemetaan kelembagaan, regulasi, dan business proses dengan melibatkan
pihak-pihak yang berkaitan dengan pengelolaan aset daerah yang
11

memerlukan sinergitas dari pihak-pihak terkait untuk menentukan kebijakan


dan menyamakan langkah dalam mengatasi masalah pengelolaan aset
daerah.

Anda mungkin juga menyukai