Anda di halaman 1dari 25

PEMERINTAH KABUPATEN

LANGKAT

LAPORAN
REPRESENTASI PEMILIK

TENTANG
KINERJA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
UPT RSUD TANJUNG PURA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Laporan ini secara garis besar mencakup evaluasi kinerja baik dari
aspek keuangan maupun aspek non keuangan.
Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah, tujuan BLUD adalah meningkatkan kinerja manfaat, kinerja
pelayanan dan kinerja keuangan. Dalam rangka mengevaluasi kinerja itulah
laporan representasi pemilik ini disajikan.
Tujuan laporan ini disamping sebagai laporan kepada Bupati sebagai
Kepala Daerah Kabupaten Langkat, juga dimaksudkan untuk dapat dipakai
pengelola BLUD RSUD Tanjung Pura sebagai masukan dan saran dalam
rangka meningkatkan kinerjanya.

Tanjung pura , 2023

REPRESENTASI PEMILIK
UPT RSUD TANJUNG PURA

Ketua

Drs. Mulyono, M.Si


RINGKASAN EKSEKUTIF

Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tujuan


Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah meningkatkan kinerja
keuangan, kinerja manfaat, dan kinerja pelayanan. Selaras dengan ini UPT
RSUD Tanjung Pura dikatakan berhasil mengelola sesuai dengan BLUD jika
dapat meningkat baik kinerja keuangan maupun kinerja non keuangannya.
Kinerja dapat dilihat dari ketersediaan peraturan, pedoman,
dokumen yang menjadi landasan implementasi fleksibelitas sebagai BLUD.
Pelbagai peraturan dan pedoman penerapan pola pengelolaan keuangan
BLUD, telah disiapkan oleh UPT RSUD Tanjung Pura, namun beberapa
peraturan penting utamanya pelaksanaan penganggaran, penyesuaian
kebijakan akuntansi, dan kebijakan penatausahaan perlu diperkuat .
Penatausahaan keuangan telah dapat dipenuhi UPTRSUD Tanjung
Pura, dan upaya peningkatan penyelenggaraan akuntansi dan pelaporan
keuangan terus dilakukan. Terobosan untuk mengarah pada sistem
akuntansi dan pelaporan (misalnya dengan SIA berbasis Software) yang
menghasilkan dua versi laporan keuangan versi SAP Terbaru dan SAK perlu
diterapkan.
Pengelolaan kas dan pengelolaan persediaan harus didasarkan ala
bisnis sehat yang mencerminkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
pengelolaan keuangan selaras dengan azas yang dipakai dalam BLUD.
Peningkatan di bidang pelayanan, sarana dan prasarana, SDM
(tenaga medis dan non medis) perlu ditingkatkan secara terus menerus
karena variabel ini merupakan fungsi dari peningkatan kinerja manfaat dan
kinerja pelayanan.
Belum adanya tolok ukur dan komponen kinerja UPT RSUD Tanjung
Pura sebagai BLUD maka tidak dapat dievaluasi posisi kesehatan rumah
sakit. Komponen kinerja yang hendaknya dirancang memperhatikan aspek
keuangan dan non keuangan.
BAB I
PENDAHULUAN

A. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 44 pasal 16 ayat 3 mengatur bahwa Rumah
Sakit yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah
diselenggarakan berlandaskan pengelolaan Badan Layanan Umum
(BLU) atau Badan Layanan Umum Daerah (BLUD);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Badan Layanan Umum, dimana Rumah Sakit merupakan layanan
yang memenuhi syarat ditetapkan sebagai BLUD;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah, dimana secara historis merupakan instansi atau lembaga
yang terdepan ditetapkan menjadi BLUD;
4. Penetapan RSUD Kabupaten Sehat tenan sebagai Badan Layanan
Umum Daerah dengan status BLUD penuh berdasarkan Surat
Keputusan Bupati Langkat Nomor …….. Tahun 2023;
5. Pengangkatan Dewan Pengawas Badan Layanan Umum Daerah
Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura masa bakti 2023-2028
berdasarkan Keputusan Bupati Langkat Nomor ……….. Tahun
2023;
6. Pengangkatan Sekretaris Dewan Pengawas Badan Layanan Umum
Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura berdasarkan
Keputusan Bupati Langkat Nomor ……….. Tahun 2023.
B. SUSUNAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS

Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Langkat Nomor


……………..2023, susunan Representasi pemilik Badan Layanan Umum
Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sehat tenan sebagai
berikut:
Ketua merangkap : Drs. Mulyono, M.Si
anggota

C. URAIAN TUGAS DAN KEWAJIBAN

1. Tugas Dewan pengawas


Dewan pengawas bertugas melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap pengelolaan BLUD yang dilakukan oleh pejabat pengelola
RSUD Tanjung Pura sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

2. Kewajiban
a. memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Daerah mengenai
Rencana Bisnis Anggaran yang diusulkan oleh pejabat pengelola;
b. mengikuti perkembangan kegiatan BLUD dan memberikan
pendapat serta saran kepada Kepala Daerah mengenai setiap
masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan BLUD;
c. melaporkan kepada Kepala Daerah tentang kinerja BLUD;
d. memberikan nasehat kepada pejabat pengelola dalam
melaksanakan pengelolaan BLUD;
e. melakukan evaluasi dan penilaian kinerja baik keuangan
maupun non keuangan, serta memberikan saran dan catatan-
catatan penting untuk ditindaklanjuti oleh pejabat pengelola
BLUD; dan
f. memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja.
D. TEKNIS PENGAWASAN
Pengawasan dilakukan dengan melakukan review, wawancara,
pemantauan, analisis dan evaluasi kegiatan pada tahun anggaran 2023.
Review, dilakukan terhadap dokumen terkait baik berupa dokumen
pelayanan maupun dokumen keuangan, wawancara dilakukan terhadap
personalia yang relevan, kemudian pemantauan dilakukan terhadap
aktivitas pelayanan dan keuangan. Berdasarkan review, wawancara dan
pemantauan dilakukan analisis dan evaluasi.

E. RENCANA KERJA DAN PELAKSANAAN KEGIATAN

No. Rencana Kerja Pelaksanaan Kegiatan Keterangan

1. Review Peraturan yang Telah dilaksanakan dengan


mendasari implementasi mereview peraturan dan
Fleksibelitas pedoman terkait pada tahun
anggaran 2023

2. Evaluasi kinerja pelayanan Telah dilakukan evaluasi


pelayanan dengan mengacu
Standar Pelayanan Minimal
dan peraturan lain terkait.

3. Evaluasi penyiapan Telah dilakukan dengan


penyusunan Rencana mereview laporan dan
Bisnis Anggaran dan mewawancarai personal
penyiapan laporan terkait.
keuangan SAK dan SAP
BAB II
LAPORAN KEGIATAN DEWAN PENGAWAS
TAHUN 2023
A. PENGAWASAN OPERASIONAL BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

1. Evaluasi atas laporan kinerja Tahunan


Evaluasi dilakukan terhadap kegiatan dan program selama satu tahun
anggaran 2023 baik aspek pelayanan, sarana dan prasarana, sumber
daya manusia, dan penatausahaan keuangan BLUD dan penyiapan
payung hukum untuk mengimplementasikan PPK BLUD, dan
penyiapan Rencana Bisnis Anggaran tahun 2023 dan penyiapan
laporan keuangan untuk pertanggungjawaban tahun anggaran 2023.

2. Monitoring tindak lanjut atas masukan/saran tahun sebelumnya


Evaluasi dilakukan terhadap kegiatan dan program selama tahun
anggaran 2023 baik aspek pelayanan, sarana dan prasarana, sumber
daya manusia, dan penatausahaan keuangan BLUD, monitoring
tindak lanjut atas masukan/saran tahun sebelumnya monitoring telah
dilakukan untuk melihat bagaimana masukan yang telah diberikan
pada tahun sebelumnya apakah telah ditindak lanjuti.

B. SARAN/MASUKAN TERKAIT DENGAN PROSES PENYUSUNAN


RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN

1. Dengan diperbaharuinya Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun


2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 dan
Permendasgri No 37 Tahun 2014 memberikan fleksibelitas pada
Satker atau SKPD secara lebih sederhana antara lain satu program
dan satu kegiatan dan per jenis anggaran, maka penyusunan
Rencana Bisnis Anggaran tahun berikutnya hendaknya mengacu
pada Peraturan tersebut.
2. Penyusunan Rencana Bisnis Anggaran hendaknya dibuat lebih
sederhana sehingga tidak menyulitkan personalia tekait yang
menyiapkan Rencana Bisnis Anggaran, untuk itu perlu disusun
peraturan tentang penyusunan, pelaksanaan dan pengawasan
Anggaran.
3. Agar supaya dapat menghasilkan laporan keuangan versi SAK untuk
kepentingan BLUD dan versi SAP untuk kepentingan Pemerintah
Kabupaten Sehat tenan, perlu dipikirkan implementasi software yang
dapat menghasilkan untuk kedua laporan tersebut. Penyelenggaraan
proses akuntansi untuk menghasilkan ke dua versi ini akan berat jika
dilakukan secara manual atau konvensional.
4. Memfungsikan pejabat pengawasan intern atau dalam bahasa
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 internal
auditor yang berfungsi membantu Pemimpin BLUD memastikan
bahwa kebijakan, sistem dan prosedur telah ditaati maka fungsi ini
hendaknya diberdayakan. Untuk itu dibutuhkan pejabat yang tepat
untuk fungsi ini. Fungsi ini harusnya dilakukan oleh orang yang
mempunyai independensi baik secara organisasional maupun in fact,
kecuali terhadap pengelola.

C. MASUKAN KEPADA KEPALA DAERAH

Terkait dengan saran B Nomor 2 perlu dipikirkan adanya peraturan


tentang pengganggaran BLUD yang antara lain mengatur penyusunan
Rencana Bisnis Anggaran, penggunaan ambang batas, penggunaan
surplus, pergeseran anggaran, pelaksanaan dan pelaporannya. Hal ini
penting karena masalah ini (fleksibelitas PPK- BLUD) umumnya tidak
sejalan dengan peraturan penganggaran Pemerintah Daerah yang
berlaku umum. Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61
Tahun 2007 pasal 2, implementsi fleksibelitas yang diberlakukan untuk
BLUD kewenangannya diserahkan kepada Kepala Daerah dengan
peraturan Kepala Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.
BAB III
EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA
A. KEUANGAN
Program kerja Dewan Pengawas tahun anggaran 2023 masih lebih
memfokuskan pada sejauhmana penerapan fleksibelitas keuangan UPT
RSUD Tanjung Pura sebagai Badan Layanan Umum Daerah dapat
diimplementasikan sesuai dengan payung hukum yang menaunginya,
yakni Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 dengan diperbarui
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012, dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 Pasal 2 ayat 1 ditegaskan bahwa
implementasi pola pengelolaan keuangan BLUD kewenangannya
diserahkan kepada Kepala Daerah, yakni melalui Peraturan dan
Keputusan Kepala Daerah.

Rasio keuangan sebagaimana yang populer dalam analisis


keuangan sengaja tidak dipaparkan dalam Laporan Dewan Pengawas ini
dengan alasan bahwa sehat atau tidaknya kondisi keuangan dipengaruhi
antara lain: belum adanya tolok ukur kinerja dan laporan kinerja BLUD,
validitas hasil laporan keuangan yang tentu saja tergantung pada
penyelenggaraan akuntansi yang masih dilakukan secara konvensional
(belum menggunakan aplikasi software akuntansi). Sehingga akun-akun
dalam laporan keuangan masih belum memadai. Kondisi-kondisi ini
yang melatarbelakangi penilaian kinerja ini tidak menyertakan analisis
rasio keuangan. Beberapa hal pokok yang kami evaluasi antara lain
diuraikan sebagai berikut.
1. Perencanaan Anggaran
Kriteria:
Perencanaan anggaran dilakukan dengan menyusun Rencana Bisnis
Anggaran yang cakupannya antara lain:
a. Faktor yang mempengaruhi kinerja tahun berjalan
b. Kinerja pendapatan, biaya, investasi dan pembiayaan
c. Laporan keuangan tahun berjalan
d. Asumsi makro dan mikro tahun yang dianggarkan
e. Biaya per unit
f. Anggaran berdasarkan sumber, berdasarkan jenis anggaran
g. Integrasi anggaran ke dalam APBD
h. Proyeksi keuangan

Kondisi
Rencana Bisnis Anggaran telah disusun UPT RSUD Tanjung Pura
namun dalam menyusun Rencana Bisnis Anggaran tersebut
menemui kesulitan utamanya dalam menyusun laporan keuangan
(kinerja tahun berjalan dan proyeksi laporan keuangan). Faktor
penyebabnya adalah ketersediaan data untuk diolah lebih lanjut
menjadi laporan keuangan, ketepatan waktu pengolahan informasi
keuangan, kuantitas dan kualifikasi personal, media pengolah
informasi.

Evaluasi

Masalah di atas akan dapat diatasi jika menambah atau memperkuat


personal yang memenuhi kualifikasi di bidang akuntansi. Hambatan
pemrosesan data akuntansi menjadi laporan keuangan sebagai
bagian penting dari Rencana Bisnis Anggaran ini juga akan cepat
teratasi jika mengimplemantasikan software informasi akuntansi.

Rencana Bisnis Anggaran dapat disusun secara lebih sederhana


sehingga memenuhi ketentuan yang berlaku baik untuk kepentingan
UPT RSUD Tanjung Pura maupun untuk kepentingan Pemerintah
Daerah Kabupaten Langkat. Pengaturan ini terlebih dahulu
dibuatkan Peraturan Bupati tentang Pengganggaran sebagaimana
diuraikan di atas.
2. Penatausahaan keuangan
Kriteria:
Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007
mengatur bahwa implementasi BLUD di Daerah dilakukan atas
kewenangan Kepala Daerah dan untuk itu harus menyiapkan
peraturan dalam rangka menerapkan fleksibelitas pola pengelolaan
keuangan BLUD yakni:
a) Peraturan tentang Tarip layanan sesuai Peraturan Pemerintah
Nomor 23/2005 Pasal 9 ayat 4, Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 61/2007 Pasal 58 ayat 2-3
b) Peraturan tentang Rencana Bisnis Anggaran dan DPA sesuai
Peraturan Pemerintah Nomor 23/2005 Pasal 13, Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 61/2007 Pasal 71-79 dan Bab XII
c) Peraturan tentang Ambang batas sesuai Peraturan Pemerintah
Nomor 23/2005 Pasal 15 ayat 3-4, Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 61/2007 Pasal 68
d) Peraturan tentang Pinjaman sesuai Peraturan Pemerintah Nomor
23/2005 Pasal 18 ayat 6, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
61/2007 Pasal 87-89
e) Peraturan tentang Investasi sesuai Peraturan Pemerintah Nomor
23/2005 Pasal 19 ayat 1, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
61/2007 Pasal 92-93
f) Peraturan tentang Pengadaan barang dan jasa sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 23/2005 Pasal 20 ayat 1, Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 61/2007 Pasal 99 - 105
g) Peraturan tentang Pengalihan tanah dan bangunan sesuai
Peraturan Pemerintah Nomor 23/2005 Pasal 23 ayat 2

h) Peraturan tentang Surplus dapat digunakan kecuali diminta


Kepala Daerah sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 23/2005
Pasal 29, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61/2007 Pasal
109
i) Peraturan tentang Menggunakan pegawai non PNS sesuai
Peraturan Pemerintah Nomor 23/2005 Pasal 33, Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 61/2007 Pasal 40-42
j) Peraturan tentang Remunerasi sesuai Peraturan Pemerintah
Nomor 23/2005 Pasal 36, Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 61/2007 Pasal 50-54

Kondisi
Sejak ditetapkan UPT RSUD Tanjung Pura menjadi BLUD pada
tahun 2009 telah menyiapkan beberapa perangkat payung hukum
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang diberikannya kewenangan
Kepala Daerah mengatur implementasi Pola Pengelolaan Keuangan
BLUD. Dalam penerapan pola pengelolaaan keuangan BLUD, setelah
UPT RSUD Tanjung Pura ditetapkan menjadi BLUD tentunya harus
diback-up dengan berbagai peraturan yang melandasinya. Jika
penyiapan demikian tidak dilakukan, UPT RSUD Tanjung Pura bisa
menghadapi masalah hukum di mana fleksibelitas
diimplementasikan tetapi tidak diback up dengan peraturan yang
benar.
Beberapa dokumen/pedoman/ peraturan penting yang belum
disiapkan dan/atau perlu penyempurnaan oleh RSUD Tanjung Pura:
a. Pengajuan, penetapan, format Rencana Bisnis Anggaran dan
pelaksanaan anggaran yang mengatur mengenai penggeseran
anggaran, penggunaan ambang batas, penggunaan surplus
sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 23/2005: Pasal 13,29,15
ayat 3-4 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 61/2007: Pasal
71-79 dan Bab XII, Pasal 109, dan Pasal 68.
b. Pengadaan barang dan jasa sesuai Peraturan Pemerintah Nomor
23/2005 Pasal 20 ayat 1, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
61/2007 Pasal 99 - 105

Evaluasi
Secara umum UPT RSUD Tanjung Pura telah dapat
mengimplementasikan pola pengelolaan keuangan dengan berpijak
pada Peraturan tentang Pola Tata Kelola. Dalam Peraturan tentang
pola tata kelola tersebut mulai penggunaan dana langsung,
perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran dan
pertanggungjawaban sudah diatur dalam peraturan tersebut. Namun
dalam pengaturan lebih lanjut seperti pergeseran anggaran, ambang
batas, penggunaan surplus belum diatur secara lebih spesifik dalam
peraturan tersendiri di luar Pola Tata Kelola. UPT RSUD Tanjung
Pura hendaknya segera menyiapkan peraturan di atas untuk
selanjutnya diajukan kepada Bupati Sehat tenan menjadi Peraturan
Bupati. Disamping itu untuk implementasi fleksibelitas dan
memperlancar pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk
pengadaan barang dan jasa serta investasi asset tetap perlu diajukan
Bupati Sehat tenan menjadi Peraturan Bupati tentang jenjang nilai
pengadaan barang dan jasa.

3. Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran


Kriteria:
Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, khususnya
dalam Pasal 11 ayat (3a), SKPD atau Unit Kerja pada SKPD yang
telah menerapkan PPK-BLUD, pagu anggaran BLUD dalam
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD yang sumber dananya
berasal dari pendapatan dan surplus BLUD, dirinci dalam 1 (satu)
program, 1 (satu), kegiatan, 1 (satu) output dan jenis belanja”.
BLUD berkewajiban menyusun laporan keuangan sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor No 61 Tahun 2007 Pasal
118-119 mencakup neraca, laporan operasional, laporan arus kas, dan
catatan atas laporan keuangan. Untuk kepentingan Pemda, laporan
keuangan dimaksud disusun sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun
2007 Pasal 121).
Kondisi
Anggaran telah dilaksanakan atau digunakan baik untuk dana yang
berasal dari APBD maupun yang berasal dari fungsional (BLUD)
sesuai dengan Rencana Bisnis Anggaran yang telah ditetapkan.
Anggaran belanja yang digunakan mencakup belanja pegawai,
belanja barang dan jasa, dan belanja modal. Dalam implemantasinya
pelaksanaan penggeseran anggaran belum dapat dilaksanakan
dengan fleksible. Demikian pula surplus yang ada belum ada
pengaturan mengenai penggunaannya (kapan dapat digunakan,
bagaimana persetujuannya, prosedurnya dan pertanggung
jawabannya). Disamping itu pelaksanaan kegiatan masih mengacu
pada peng-SPJ-an sebagaimana dana dari APBD padahal dana yang
dipakai menggunakan dana BLUD sehingga pengaturannya dibuat
tersendiri sesuai yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 37 Tahun 2015 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
61 Tahun 2007 Lampiran V alinea 2 bahwa “…Pengeluaran tersebut
telah dilaksanakan sesuai dengan Sistem Pengendalian Intern yang
memadai…”
Pelaporan anggaran dan pertanggungjawaban masih menggunakan
pemrosesan yang belum ditujukan untuk pemenuhan informasi
keuangan BLUD (SAK), masih dalam pemenuhan informasi dan
pelaporan ke Pemerintah Daerah (SAP).
Sebagai konsekuensi menjadi BLUD, UPT RSUD Tanjung Pura
dituntut melakukan perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan
pertanggungjawaban yang lebih detail dan lebih banyak bila
dibandingkan dengan ketika sebelum menjadi BLUD (sebagai SKPD
murni).
Disamping itu laporan keuangan yang dihasilkan haruslah sesuai
dengan standar akuntansi yang diterbitkan oleh Asosiasi Profesi
Akuntansi (SAK) dan untuk kepentingan Pemerintan Daerah harus
dapat disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan
(SAP). Laporan Keuangan BLUD sesuai dengan Standar kuntansi
Keuangan (SAK) masih menggunakan manual, belum berbasis
Teknologi Informasi.
Konsekuensi ini menuntut Pengelolaan Keuangan BLUD secara
obyektif harus berbasiskan teknologi informasi jika ingin memenuhi
secara tepat, cepat dan akurat.
Media akuntansi dan pelaporan keuangan belum dapat
menghasilkan laporan secara tepat waktu sesuai dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 pasal 119, yakni
laporan per triwulan, semesteran dan tahunan.
Disamping itu dengan pelaporan keuangan yang ada belum dapat
menghasilkan dual report yaitu SAK dan sekaligus SAP dan belum
melalui sistem yang terintegrasi, sehingga memerlukan beberapa
dokumen/data pendukung secata terpisah.

Evaluasi
Hendaknya disusun penatausahaan keuangan yang mengatur
tentang SOP Pengeluaran uang dari dana BLUD sesuai dengan
system pengendalian intern yang memadai. SOP ini merupakan
kewenangan Pengelola BLUD dan cukup diatur dengan Peraturan
Pemimpin BLUD.
Hendaknya menggunan system akuntansi bebasis IT misalnya dengan
aplikasi software akuntansi yang dapat menghasilkan laporan
keuangan versi SAK dan sekaligus SAP. Sistem aplikasi dengan basis
IT akan membantu mempermudah dan mempercepat dalam proses
penyusunan Laporan Keuangan, sehingga Laporan Keuangan BLUD
baik versi SAK maupun SAP akan bisa diterbitkan secara cepat dan
tepat waktu (tri wulan, semsteran, dan tahunan), dan akan lebih
berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
4. Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi telah disiapkan oleh UPT RSUD Tanjung Pura
mencakup pedoman atau kebijakan untuk mencatat atau mengakui,
mengukur dan menyajikan. Pedoman akuntansi BLUD ini penting
dipakai sebagai pedoman dalam penyelenggaraan akuntansi RSUD
Tanjung Pura karena terdapatnya perbedaan beberapa kebijakan
akuntansi BLUD dengan kebijakan akuntansi yang berlaku untuk
SKPD. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan
ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64
Tahun 2013, semua instansi pemerintah termasuk RSUD Tanjung
Pura, dalam penyusunan laporan keuangan untuk kepentingann
Pemda haruslah disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi SAP
Akrual. Peraturan SAP juga telah dikeluarkan untuk mengatur
penyajian laporan keuangan BLUD dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 217/PMK.05/2015. Peraturan Menteri Keuangan
ini penyajiannya berbeda dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 64 Tahun 2015.
Kondisi
Kebijakan akuntansi yang ada belum secara eksplisit mencerminkan
kebutuhan penyelenggaraan akuntansi berbasis SAP terbaru (apakah
menggunakan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun
2013 ataukah Peraturan Menteri Keuangan Nomor
217/PMK.05/2015.
Evaluasi
UPT RSUD Tanjung Pura perlu melakukan pembaharuan kebijakan
akuntansi BLUD (SAK) yang lebih mendekatkan dengan kebijakan
akuntansi yang diterapkan di Pemerintah Daerah Kabupaten
Langkat (SAP terbaru berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun
2013) ataukah Peraturan Menteri Keuangan Nomor
217/PMK.05/2015. Pemilihan kebijakan ini perlu dikonsultasikan
dengan PPKD. Dengan pembaharuan ini diharapkan akan
memperkecil perbedaan perlakuan antara kebijakan akuntansi SAK
dan SAP. Dengan menyesuaikan kebijakan akuntansi ini, maka
konversi dari SAP dan SAK akan menjadi lebih sedikit.
Kebijakan akuntansi UPT RSUD Tanjung Pura perlu masih
menggunakan Kebijakan akuntansi Kabupaten Langkat dimana
belum secara eksplisit mengatur kebijakan akuntansi BLUD apakah
menggunakan Penyajian akuntansi PSAP ataukah Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 64 tahun 2013.

B. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA NON KEUANGAN


Fungsi dan tugas dari RSUD adalah memberikan pelayanan rujukan
medis sesuai kemampuan sumber daya dan standar, meliputi pelayanan
medis spesialistik (penyakit dalam, penyakit mata, penyakit saraf,
penyakit paru, penyakit jantung, penyakit bedah, penyakit anak,
penyakit kandungan dan kebidanan, penyakit gigi, penyakit syaraf,
penyakit jiwa, penyakit telinga-hidung-tenggorokan, penyakit kulit dan
kelamin), penunjang medis (laboratorium klinik, forensik, farmasi,
radiologis, gizi klinis), pelayanan kegawat daruratan dan perawatan.
Pelayanan yang diharapkan adalah pelayanan yang memenuhi standar
dan memberikan kepuasan kepada pelanggan, terstruktur dan terukur.
Kondisi :
Sumberdaya pelayanan belum semua sesuai dengan spesifikasi
kebutuhan pelayanan dan kompetensi, sebagai contoh pelayanan
penyakit jiwa telah tersedia dokter spesialis jiwa, tetapi belum didukung
dengan tersedianya perawat jiwa dan ruang perawatan penyakit jiwa,
sehingga berpeluang tidak maksimalnya kinerja pelayanan RSUD.
Belum cermat menangkap peluang pelayanan yang dibutuhkan
masyarakat, misalnya fasilitas pelayanan hemodialisa yang sangat
diperlukan tidak/belum diupayakan penyediaan unit pelayanan
hemodialisa.
Hampir setiap hari antrian pasien panjang dan berjubel/menumpuk,
baik itu di pelayanan rawat jalan maupun pelayanan IGD, yang
diperlukan kreatifitas dan inovasi untuk mengantisipasi, hal ini
membuka peluang rasa ketidakpuasan.
Dijumpai beberapa instrumen yang telah dibelanjakan tetapi belum
diberdayakan/dimanfaatkan secara optimal untuk pelayanan.
Belum kami ketahui adanya jadwal rutin pertemuan audit medik dan
keperawatan yang dilaksanakan oleh tim medis.
Banyak keluhan/aduan oleh pelanggan maupun masyarakat atas kinerja
pelayanan yang disampaikan kepada kepala daerah maupun pemangku
kepentingan lainnya.
Evaluasi :
Memperhatikan kondisi tersebut diatas, perlu kepekaan dari manajemen
RSUD menangkap fakta, pemberdayaan sumberdaya yang dimiliki dan
melakukan dengan segera langkah-langkah perbaikan pelayanan.
Segala kendala dan masalah tersebut dimungkinkan untuk dapat
diantisipasi dengan rekayasa manaajemen yang kreatif inovatif,
memberdayakan sumberdaya yang dimiliki dalam jangka pendek.
Menyiapkan perencanaan komprehenshif dengan disertai rekayasa iptek
manajemen RS pada jangka menengah dan merencanakan antisipasi
strategis dengan mempertimbangkan perkembangan permintaan
pelayanan pada jangka panjang.
Melakukan evaluasi kinerja pelayanan secara berkala disertai perumusan
solusi strategis dan merintis kemitraan akan membantu percepatan
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dan perbaikan kinerja
pelayanan.

Perlu dipertimbangkan oleh manajemen RSUD :


Memformulasikan perkembangan permintaan kebutuhan pelayanan dari
masyarakat disertai perencanaan pengembangan produk layanan sesuai
perkembangan permintaan tersebut.
Penyempurnaan formulasi Tim Medis pada setiap unit pelayanan yang
disediakan/ditawarkan kepada masyarakat mempertimbangkan
kompetensi dan kewenangan sebagaimana fungsi teknis dan tugas.
Melakukan rekayasa manajemen (prosedur) pelayanan untuk
mengurangi dan atau menghilangkan keluhan/aduan pelanggan dan
masyarakat atas kinerja RSUD (misalnya antrian panjang, pelayanan
yang kurang memuaskan, waktu tunggu yang lama, dsb.)

Berdasarkan pengawasan yang kami lakukan, manajemen BLUD RSUD


telah menyusun Regulasi Implementasi BLUD antara lain : Perbup
Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Keuangan; Perbup Tahun
2009 tentang Pengadaan Barang dan Jasa; Perbup Nomor 2 Tahun 2012
tentang Jenjang Nilai; Perbup Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pegawai
Non Pegawai Negeri Sipil; Perbup Nomor 47 Tahun 2009 tentang Sistem
Akuntansi; dan Perbup Nomor 36 Tahun 2009 tentang Standar Pelayanan
Minimal. dan untuk memanfaatkan fleksibilitas BLUD maka manajemen
BLUD RSUD perlu segera melengkapi Regulasi Implementasi yang
belum ada misalnya Perbup Pengelolaan Barang, Perbup Pengelolaan
Piutang; Perbup Pengelolaan Investasi; Perbup Pengelolaan Utang;
Perbup Kerjasama dengan Pihak Lain; Perbup Sistem Remunerasi; dan
Perbup Rencana Bisnis.
Sehubungan dengan tugas tambahan diluar tugas pokok dan fungsi
Dewan Pengawas yang diberikan Bupati, representasi pemilik
memberikan masukan kepada Direktur RSUD/Pemimpin BLUD untuk
meningkatkan kebersihan lingkungan RSUD, melakukan langkah nyata
dalam penataan parkir kendaraan agar seoptimal mungkin hanya untuk
kepentingan pelayanan rumah sakit, dan melakukan langkah nyata
dalam menangani barang-barang yang sudah tidak dapat digunakan.
BAB IV
CATATAN YANG PERLU MENDAPATKAN PERHATIAN

A. BAGI PEMERINTAH DAERAH

1. Aspek Pelaksanaan Anggaran


Dalam penyiapan anggaran (Rencana Bisnis dan Anggaran/Rencana
Bisnis Anggaran) Dewan pengawas telah menyampaikan perlu
ditingkatkannya kerja tim yang melibatkan personalia keuangan dan
non keuangan. Dalam pelaksanaan anggaran sudah diarahkan agar
laporan pendapatan dan biaya dapat dipakai oleh PPKD maka harus
disesuaikan dengan format Pemerintah Daerah. Pelaksanaan
anggaran secara umum telah mengacu Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 61 Tahun 2007, namun kualitas dan kuantitas secara
terus-menerus harus ditingkatkan sehingga fleksibelitas pengelolaan
keuangan sebagai BLUD dapat diterapkan sesuai peraturan
perundang-undangan.

2. Aspek Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan.


UPT RSUD Tanjung Pura sebagai BLUD merupakan unit kerja milik
Pemerintah Daerah yang dikelola secara bisnis sehat yang berdampak
penyelenggaraan akuntansi dan pelaporan keuangan juga dua versi
yaitu untuk pemerintah (SAP) dan untuk bisnis sehat (SAK). Maka
upaya penyelarasan agar tidak banyak melakukan konversi akun,
basis, pengklasifikasian perlu diperhatikan. Utamanya dengan
keharusan mengimplementasi SAP sesuai Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
yang wajib dilakukan paling lambat per 1 Januari 2016. Peraturan
pelaksanaan akuntansi berbasis akrual ini telah diatur dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis Akrual untuk
Pemerintah daerah dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
217/PMK.05/2015. Dengan menyesuaikan implementasi pelaporan
keuangan SAK diselaraskan dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 64 Tahun 2013 atau Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 217/PMK.05/2015 tersebut akan memperkecil permasalahan
dalam konversi dari SAK ke dalam SAP. Pembinaan ke arah ini
hendaknya diperhatikan oleh PPKD atau Dinas Pengelolaan
Keuangan Daerah.

3. Aspek Non Keuangan


Perlunya dukungan Pemerintah dalam hal peningkatan jumlah
dokter spesialis, sehingga bisa terpenuhi pelayanan rawat jalan
dan rawat inap dengan baik (tidak membutuhkan waktu yag lama
untuk menerima pelayanan). Juga kebutuhan dan peningkatan
SDM tenaga medis berupa diklat melalui workshop maupun on
the job training, sehingga bisa meningkatkan mutu pelayanan,
kenyamanan dan kecepatan dalam pemberian pelayanan kepada
pasien.
Perlunya analisis capaian pelayanan minimal setiap unit layanan
menurut standard pelayanan minimal yang ditetapkan minimal
satu tahun sekali untuk evaluasi dan bahan menentukan kebijakan
dan perencanaan strategis dan perencanaan kegiatan tahun yang
akan datang.
Perlunya penataan pelayanan medic, penunjang medic dan
pelayanan non medic di semua bidang agar pelayanan berjalan
dengan baik dan memenuhi persyaratan akreditasi dan ketentuan
yang berlaku.
B. BAGI BLUD

1. Menyusun draft tolak ukur dan komponen kinerja untuk diajukan


kepada Bupati melalui Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah
sehingga ke depan dapat diketahui perkembangan kinerja rumah
sakit. Tanpa tolok ukur kinerja maka tidak bisa dinilai status
kesehatan UPT RSUD Tanjung Pura sebagai BLUD.

2. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun


2007 pasal 119 dan pasal 120, setiap triwulan BLUD menyusun dan
menyampaikan laporan operasional dan laporan arus kas kepada
PPKD. Setiap semesteran dan tahunan BLUD wajib menyusun dan
menyampaikan laporan keuangan lengkap yang terdiri dari laporan
operasional/laporan aktivitas, neraca, laporan arus kas dan catatan atas
laporan keuangan disertai laporan kinerja kepada PPKD untuk
dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan pemerintah daerah.
Selain diserahkan ke PPKD, Laporan triwulanan, semesteran dan
tahunan juga disampaikan kepada Dewan Pengawas sebagai bahan
evaluasi pengelolaan keuangan BLUD.

3. Laporan Keuangan BLUD agar diterbitkan secara tepat waktu, yaitu


paling lambat 2 (dua) bulan setelah periode pelaporan berakhir untuk
Laporan semesteran dan tahunan, dan paling lambat 15 (lima belas)
hari setelah periode pelaporan berakhir untuk laporan triwulanan, yang
selanjutkan laporan tahunan (SAK) dilakukan pemeriksaan oleh
Kantor Akuntan Publik (KAP).

4. Formulasikan pelayanan secara strategis, permintaan kebutuhan


pelayanan, tim medis pada setiap unit pelayanan yang dibutuhkan
masyarakat, pengembangan iptek manajemen utamanya yang
menyangkut kemudahan dan kecepatan pelayanan.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Secara umum implementasi Pola Pengelolaan Keuangan BLUD di RSUD
Tanjung Pura telah ditopang dengan berbagai payung hukum sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007.
Beberapa perbaikan perlu dilakukan atau ditingkatkan baik terkait
dengan pengaturan anggaran, penyelenggaraan akuntansi, kebijakan
akuntansi, kebijakan penatausahaan, serta peningkatan aspek pelayanan,
sarana dan prasarana, serta SDM.

B. REKOMENDASI
1. Koordinasi dan peningkatan pemahaman tentang BLUD hendaknya
senantiasa dilakukan antara SKPD terkait yaitu UPT RSUD Tanjung
Pura, Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah, Bappeda, Inspektorat dan
Bagian Hukum sehingga pengimplementasian fleksibelitas yang
diberikan dapat dilakukan sesuai dengan peraturan BLUD yang
berlaku, sehingga yang terjadi bukannya menurut versi atau
interpretasi masing-masing, tetapi semuaya berdasarkan kaidah
hukum atau peraturan.
2. Koordinasi dan kerjasama antara pihak-pihak terkait untuk
melakukan perbaikan-perbaikan dalam rangka peningkatan
pengelolaan BLUD dengan memperhatikan hal-hal sebagaimana
tercantum dalam BAB IV di atas.

Anda mungkin juga menyukai