Mata akan terlihat merah bila bagian putih mata atau sklera yang ditutup konjungtivamenjadi
merah. Pada mata normal, sklera berwarna putih karena dapat terlihat melalui
bagiankonjungtiva dan kapsul Tenon yang tipis dan tembus sinar. Hiperemia konjungtiva
terajadiakibat bertambahnya asupan pembuluh darah ataupun berkurangnya pengeluaran
darah seperti pada pembendungan pembuluh darah.Mata merah akibat melebarnya pembuluh
darah konjungtiva yang terjadi pada peradangan mata akut, misalnya konjungtivitis, keratitis,
atau iridosiklitis. Pada keratitis, pleksusarteri perikornea yang lebih dalam akan melebar pada
iritis dan glaukoma akut kongestif. Padakonjungtivitis dimana pembuluh darah superfisial
yang melebar, maka bila diberi efinefrintopikal terjadi vasokonstriksi sehingga mata akan
menjadi putih.
A.
Anatomi MataGambar 1. Anatomi Bola Mata
Bola mata dibungkus oleh tiga lapis jaringan, yaitu :
1.
SkleraMerupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata,
merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera disebut kornea
yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk kedalam bola mata.
25
menyebabkan reaksi idiosinkrasi. Dapat dilakukan terapi bedah untuk mengurangi drainase
air mata melalui oklusi pungtum dengan plug silicon atau plug kolagen.
UveaJaringan uvea merupakan jaringan vaskular. Jaringan uvea terdiri atas iris, badan
siliar dan koroid. Pada iris didapatkan pupil dan badan siliar yang terletak di belakang
irismenghasilkan cairan bilik mata (aquous humor).3.
RetinaRetina terletak paling dalam dan mempunyai susunan lapis sebanyak 10 lapisan
yangmerupakan lapisan neurosensoris yang akan merubah sinar menjadi rangsangan
padasaraf optik dan diteruskan ke otak.Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian
retina berhubungan dengan badansel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik
yang memanjang sampai ke otak.Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap
sinar dan daerah ini disebut bintik buta.Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya
menyebabkan rongga bola mata terbagi dua,yaitu bagian depan terletak di depan lensa berisi
carian
yang
disebut
aqueous
humor
dan
bagian belakang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfu
ngsimenjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar.Kotak mata pada tengkorak berfungsi
melindungi bola mata dari kerusakan. Selaputtransparan yang melapisi kornea dan bagian
dalam
kelopak
mata
disebut
konjungtiva.
Selaput
ini peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radan
gkonjungtiva disebut konjungtivitis.Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi
dengan cairan yang keluar darikelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di
bawah alis.Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata
berfungsisebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam
mata.Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian
belakang.Konjungtiva terdiri atas tiga bagian :1.
Konjungtiva tarsal, yang menutupi tarsus2.
Konjungtiva bulbi, yang menutupi sklera3.
Konjungtiva fornix, adalah tempat peralihan konjungtiva tarsal dan konjungtiva bulbi
Mata diperdarahi oleh arteri oftalmika, cabang dari arteri karotis interna, arteriinfraorbital,
dan arteri karotis eksternayang memperdarahi struktur disekitar mataArteri retina sentral,
cabang dari arteri oftalmika terletak inferior dari nervus optikus,arteri retina sentral berjalan
didalam selubung durameter bersama dengan nervus optikus hinggamencapai bagian
belakang bola mata, pada diskus optikus.Cabang lain dari arteri oftalmikusyaitu arteri siliari
posterior memperdarah koroid, yaitu bagian dari lapisan mata non-vascular.Arteri siliari
posterior
akan
beranastomosis
dengan
arteri
siliari
anterior
membentuk
suatu pleksus siliari. Konjungtiva diperdarahi oleh arteri konjungtiva posterior yang memperd
arahikonjungtiva bulbi dan arteri siliari anterior yang bercabang menjadi arteri episklera
(pleksussiliar) yang memperdarahi iris dan badan siliar, dan arteri perikornea yang
memperdarahi kornea.
Gambar 2. Vaskularisasi MataInjeksi Konjungtival
Melebarnya pembuluh darah arteri konjungtiva posterior atau injeksi konjungtival dapat
terjadiakibat pengaruh mekanis, alergi, ataupun infeksi pada jaringan konjungtiva.Injeksi
konjungtival ini mempunyai tanda-tanda:
Mudah digerakkan dari dasarnya. Hal ini disebabkan arteri konjungtiva posterior
melekatsecara longgar pada konjungtiva bulbbi yang mudah dilepas dari sclera.
Gatal
Melebarnya pembuluh darah peri kornea (a. siliar anterior) atau injeksi siliar atau
injeksi perikornea terjadi akibat radang kornea, tukang kornea, benda asing pada kornea, rada
ng jaringan uvea, glaucoma, endoftalmitis ataupun panoftalmitisInjeksi siliar ini mempunyai
tanda-tanda
Tidak ikut serta dengan pergerakan konjungtiva bila digerakkan, karena menempel
eratdengan jaringan perikornea.
Kemerahan paling pada disekitar kornea, dan berkurang kea rah forniks
Hanya lakrimasi
Terdapat fotofobia
Sakit tekan di sekitar kornea
Penglihatan menurun
Terdapat peningkatan tekanan bola mata pada keadaan tertentu,Mata merah dapat dibagi
menjadi mata merah dengan visus normal ataupun mata merahdengan visus terganggu akibat
keruhnya media penglihatan bersama-sama mata yangmerah.
B.
Fisiologi
Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kaliyaitu
waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor.
Pembiasanterbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh
pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar
6
Gambar 5. Fisiologi Masuknya Cahaya
Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang
(sel basilus).
Sel konus berisi
pigmen lembayung dan sel
batang berisi
pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu ya
ng terdapat pada sel batang.Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk situasi
kurang
terang,
sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedak
an warna,makin ke tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik
kuninghanya ada sel konus saja.Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin,
yaitu
suatu
senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka rodopsi
n akanterurai menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali pigmen terjadi dalam
keadaangelap. Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut adaptasi gelap
(disebut jugaadaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata sulit untuk melihat.Pigmen
lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang merupakan gabunganantara
retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang peka terhadap warna merah,hijau,
dan biru. Dengan ketiga macam sel konus tersebut mata dapat menangkap spektrumwarna.
Kerusakan salah satu sel konus akan menyebabkan buta warna.
7
BAB IIPEMBAHASANMATA MERAH DENGAN VISUS NORMALA.
Pterigium
Pterigium merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifatdegeneratif
dan invasif. Tumbuhan ini biasanya terletak pada celah kelopak bagian nasalataupun temporal
konjungtiva. Pterigium berbentuk segitiga dengan puncak di bagian sentralatau di daerah
kornea. Pterigium ini mudah meradang dan bila terjadi iritasi, maka bagian pterigium ini akan
berwarna merah. Pterigium dapat mengenai kedua mata.
Gambar 6. Pterigium
Pterigium diduga disebabkan iritasi lama akibat debu, cahaya sinar matahari, danudara yang
panas. Etiologinya tidak diketahui dengan jelas dan diduga merupakan suatuneoplasma,
radang, dan degenerasi.Pengobatan tidak diperlukan karena bila dibedah sering bersifat
rekuren,
terutama pada pasien yang masih muda. Bila pterigium meradang dapat diberikan steroid atau
suatudekongestan tetes mata.Pterigium dapat tumbuh menutupi seluruh permukaan kornea
atau bola mata.Pengobatan pterigium adalah dengan sikap konseravatif atau dilakukan
pembedahan bila terjadi gangguan penglihatan akibat pterigium menimbulkan astigmatisme
iregular atauakibat bagian pterigium yang telah menutupi media penglihatan. Tindakan
pembedahanadalah suatu tindak bedah plastik.
8
B.
Pseudopterigium
Pseudopterigium merupakan perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat.Sering
pseudopterigium ini terjadi pada proses penyembuhan tukak kornea, sehinggakonjungtiva
menutupi kornea. Letak pseudopterigium ini pada daerah konjungtiva yangterdekat dengan
proses kornea sebelumnya. Beda dengan pterigium adalah selain dari padaletaknya tidak
harus pada celah kelopak atau fisura palbebra juga pada pseudoptergium inidapat diselipkan
sonde di bawahnya. Pada pseudopterigium selamanya terdapat anamnesisadanya kelainan
kornea sebelumnya, seperti tukak kornea.
C.
Pinguekula Iritans
Pinguekula iritans merupakan benjolan pada konjungtiva bulbi yang umumditemukan pada
orang tua, terutama yang matanya sering mendapat rangsangan sinar matahari, debu, dan
angin panas. Letak bercak ini pada celah kelopak mata terutama di bagian nasal.
Gambar 7. Pinguekula
Pinguekula merupakan degenerasi hialin jaringan submukosa konjungtiva. Pembuluhdarah
tidak masuk ke dalam pinguekula akan tetapi bila meradang atau terjadi iritasi, makasekitar
bercak degenerasi ini akan terlihat pembuluh darah yang melebar.Pinguekula tidak perlu
diberikan pengobatan, akan tetapi bila terlihat adanya tanda peradangan, maka dapat diberika
obat-obat anti-radang.
9
D.
Perdarahan Subkonjungtiva
Perdarahan
subkonjungtiva
disebabkan
pecahnya
pembuluh
darah
kecil
konjungtiva.Perdarahan atau pecahnya pembuluh darah ini dapat terjadi akibat radang
konjungtiva
berat, batuk keras pada anakanak atau tusis quinta, kelainan pembuluh darah atau darah, dankekurangan vitamin C.
ditembus oleh saraf optik pada bagian yang disebut sebagai lamina kribrosa sklera.Pada
sklera terdapat insersi 6 otot penggerak mata.
Gambar 9. Episkleritis
Radang episklera dan sklera disebabkan reaksi hipersensitivitas terhadap penyakitsistemik
seperti tuberkulosis, reumatoid artritis, lues, sel, dan lainnya.
Bentuk radang yang terjadi pada episkleritis mempunyai gambaran khusus,
yaitu berupa benjolan setempat dengan batas tegas dan warna merah ungu di bawah konjungti
va.Bila benjolan ini ditekan dengan kapas atau ditekan pada kelopak diatas benjolan,
akanmemberikan rasa sakit, rasa sakit akan menjalar ke sekitar mata. Pada episkleritis
biladilakukan pengangkatan konjungtiva di atasnya, maka akan mudah terangkat atau
dilepasdari pembuluh darah yang meradang. Perjalanan penyakit dapat berminggu-minggu
atau beberapa bulan. Kadang-kadang merupakan kelainan berulang yang ringan. Pada
episkleritis jarang terlibat kornea dan uvea.Keluhan pasien dengan episkleritis adalah yang
mata terasa kering, dengan rasa sakityang ringan, mengganjal, dengan konjungtiva yang
kemotik.Pasien episkleritis umumnya pasien dengan bawaan penyakit reumatik.
Penyebabnyamungkin suatu reaksi toksik, alergik atau merupakan bagian daripada infeksi.
Dapat sajakelainan ini terjadi secara spontan.Kadang-kadang penyebabnya adalah penyakit
alergi terhadap endotoksin, seperti pada tuberkulosis dan streptococ. Perempuan lebih sering
terkena dibanding dengan laki-laki.Pengobatan yang diberikan pada episkleritis adalah
kortikosteroid tetes mata atausistemik atau dapat diberi salisilat.Episkleritis bersif residif
yang dapat menyerang tempat yang sama ataupun berbeda- beda dengan lama sakit umumnya
berlangsung 4-5 minggu.Penyulit yang dapat timbul adalah terjadinya peradangan lebih
dalam sklera yangdisebut sebagai skleritis.F.
Skleritis
Skleritis biasanya disertai dengan peradangan di daerah sekitarnya seperti uveitis dankeratitis
sklerotikan. Pada skleritis akibat terjadinya nekrosis sklera atau skleromalasia makadapat
terjadi perforasi pada sklera. Terlihat konjungtiva kemotik dan sakit sehingga seringdiduga
adanya selulitis orbita.Skleritis biasanya terlihat bilateral dan juga sering terdapat pada
perempuan. Skleritisterjadinya tidak lebih sering dibanding episkleritis, akan tetapi
penyebabnya hampir sama.Pada sekleritis terlihat benjolan berwarna sedikit lebih biru jingga.
Kadang-kadangmengenai seluruh lingkaran kornea, sehingga terlihat sebagai
skleritis anular
kleritis sering berjalan bersama-sama dengan iritis atau siklitis dan koroiditisanterior. Bila
terjadi penyembuhan, maka akan terjadi penipisan sklera yang tidak tahanterhadap tekanan
bola mata sehingga terjadi stafiloma sklera yang berwama biru.Penyulit pada kornea dapat
dalam bentuk keratitis sklerotikan, dimana terjadikekeruhan kornea akibat peradangan sklera
terdekat. Bentuk keratitis sklerotikan adalahkeratitis dengan bentuk segitiga yang terletak
dekat skleritis yang sedang meradang. Hal initerjadi akibat terjadi gangguan susunan serat
kolagen
stroma
komea.
Pada
keadaan
ini
tidak pernah terjadi neovaskularisasi ke dalam stroma komea. Proses penyembuhan kornea y
aitu berupa menjadi jernihnya kornea yang dimulai dan bagian sentral. Sering bagjan sentralk
ornea tidak terlihat pada keratitis sklerotikan.
G.
Konjungtivitis
Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva ( lapisan luar mata dan lapisandalam
kelopak mata ) yang disebabkan oleh mikro-organisme (virus, bakteri, jamur,chlamidia),
alergi, iritasi bahan-bahan kimia.Konjungtiva bisa mengalami peradangan akibat:
Infeksi olah virus atau bakteri
Iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultraviolet dari las listrik atau
sinar matahari.Klasifikasi Konjungtivitis berdasarkan etiologi, terdiri dari:1. infeksi ( bakteri ,
jamur , parasit, virus )2. imunologis (alergi)3. iritatif ( bahan kimia, suhu listrik, radiasi sinar
UV)4.
berhubungan
dengan
penyakit
sistemik Namun yang akan saya bahas pada tulisan ini adalah yang berkaitan dengan gejala
mata merahvisus normal, diantaranya :
Konjungtivitis akut
Konjungtivitis bakterial
o
Hiperakut (
N gonnorhoeae, Neisseria kochii dan N meningitidis
.)
o
Akut (
Streptococcus pneumonia
dan
Haemophilus aegyptyus
.)
o
Subakut(
H influenza
dan
Escherichia coli)
o
Kronik (konjungtivitis sekunder atau pada pasien dengan obstruksi duktusnasolakrimalis .)
demam faringokonjungtiva
keratokonjungtivitis herpetic
Konjungtivitis jamur
Konjungtivitis alergi
konjungtivitis vernal
coble-stone
pembuluh darah berasal dari bawah sentral.
4.
Flikten
Tonjolan berupa sebukan sel-sel radang kronik di bawah epitel konjungtiva ataukornea,
berupa suatu mikro-abses, dimana permukaan epitel mengalami nekrosis.
5.
Membran
Massa putih padat yang menutupi sebagian kecil, sebagian besar, atau seluruhkonjungtiva.
Paling
sering
menutupi
konjungtiva
tarsal.
Massa
puth
ini
dapat berupa endapan secret, sehingga mudah diangkat, dan disebut pseudomembran.Selain
massa putih yang menutupi konjungtiva dapat berupa koagulasi dannekrosis konjungtiva,
sehingga sukar diangkat, disebut membran.
Gejala lainnya adalah:- mata berair - mata terasa nyeri- mata terasa gatal- pandangan kabur peka terhadap cahaya- terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari.
Berikut ulasan mengenai masing
C, sakit tenggorokan, dankonjungtivitis folikuler pada satu atau dua mata. Folikuler sering
sangat mencolok padakedua konjungtiva dan pada mukosa faring. Mata merah dan berair
mata sering terjadi, dankadang-kadang sedikit kekeruhan daerah subepitel. Yang khas adalah
limfadenopati preaurikuler (tidak nyeri tekan).LaboratoriumDemam faringokonjungtival umumnya disebabkan oleh adenovirus tipe 3 dan
kadang
kadang oleh tipe 4 dan 7. Virus itu dapat dibiakkan dalam sel HeLa dan ditetapkan oleh
tesnetralisasi. Dengan berkembangnya penyakit, virus ini dapat juga didiagnosis
secaraserologic dengan meningkatnya titer antibody penetral virus. Diagnosis klinis adalah
halmudah dan jelas lebih praktis.
Kerokan konjungtiva terutama mengandung sel mononuclear, dan tak ada bakteri
yangtumbuh pada biakan. Keadaan ini lebih sering pada anak-anak daripada orang dewasa
dansukar menular di kolam renang berchlor.TerapiTidak ada pengobatan spesifik. Konjungtivitisnya sembuh sendiri, umumnya dalam
sekitar 10 hari.
b). Keratokonjungtivitis Epidemika- Tanda dan gejalaKeratokonjungtivitis epidemika
umumnya bilateral. Awalnya sering pada satu mata saja,dan biasanya mata pertama lebih
parah. Pada awalnya pasien merasa ada infeksi dengan nyerisedang dan berair mata,
kemudian diikuti dalam 5-14 hari oleh fotofobia, keratitis epitel, dankekeruhan subepitel
bulat. Sensai kornea normal. Nodus preaurikuler yang nyeri tekan adalahkhas. Edema
palpebra, kemosis, dan hyperemia konjungtiva menandai fase akut. Folikel
dan perdarahan konjungtiva sering muncul dalam 48 jam. Dapat membentuk pseudomembran
danmungkin diikuti parut datar atau pembentukan symblepharon.
Konjungtivitis berlangsung paling lama 3-4 minggu. Kekeruhan subepitel terutama terdapatdi
pusat kornea, bukan di tepian, dan menetap berbulan-bulan namun menyembuh
tanpameninggalkan parut.
Keratokonjungtiva epidemika pada orang dewasa terbatas pada bagian luar mata.
Namun, pada anak-anak mungkin terdapat gejala sistemik infeksi virus seperti demam, sakitt
enggorokan, otitis media, dan diare.LaboratoriumKeratokonjungtiva epidemika disebabkan oleh adenovirus tipe 8, 19, 29, dan 37
(subgroubD dari adenovirus manusia). Virus-virus ini dapat diisolasi dalam biakan sel
dandiidentifikasi dengan tes netralisasi. Kerokan konjungtiva menampakkan reaksi
radangmononuclear primer; bila terbentuk pseudomembran, juga terdapat banyak neutrofil.PenyebaranTransmisi nosokomial selama pemeriksaan mata sangat sering terjadi melalui jarijaritangan dokter, alat-alat pemeriksaan mata yang kurang steril, atau pemakaian larutan
yangterkontaminasi. Larutan mata, terutama anestetika topical, mungkin terkontaminasi
saatujung penetes obat menyedot materi terinfeksi dari konjungtiva atau silia. Virus itu
dapat bertahan dalam larutan itu, yang menjadi sumber penyebaran.
PencegahanBahaya kontaminasi botol larutan dapat dihindari dengan dengan memakai
penetes
steril pribadi atau memakai tetes mata dengan kemasan unitdose. Cuci tangan secara teratur diantara pemeriksaan dan pembersihan serta sterilisasi alatalat yang menyentuh matakhususnya tonometer juga suatu keharusan. Tonometer aplanasi
harus dibersihkan denganalcohol atau hipoklorit, kemudian dibilas dengan air steril dan
dikeringkan dengan hati-hati
TerapiSekarang ini belum ada terapi spesifik, namun kompres dingin akan mengurangi
beberapagejala. kortikosteroid selama konjungtivitis akut dapat memperpanjang keterlibatan
korneasehingga harus
superinfeksi bacterial.
dihindari.
Agen
antibakteri
harus
diberikan
jika
terjadi
10 hari: trifluridine setiap 2 jam sewaktu bangun atau salep vidarabine lima kali sehari, atau
idoxuridine 0,1 %, 1 tetes setiap jam sewaktu bangun dan 1tetes setiap 2 jam di waktu
malam. Keratitis herpes dapat pula diobati dengan salepacyclovir 3% lima kali sehari selama
10 hari atau dengan acyclovir oral, 400 mg lima kalisehari selama 7 hari.Untuk ulkus kornea,
debridmen kornea dapat dilakukan. Lebih jarang adalah pemakaianvidarabine atau
idoxuridine. Antivirus topical harus dipakai 7-10 hari. Penggunaankortikosteroid
dikontraindikasikan, karena makin memperburuk infeksi herpes simplex danmengkonversi
penyakit dari proses sembuh sendiri yang singkat menjadi infeksi yangsangat panjang dan
berat.
d). Konjungtivitis Hemoragika Akut
Tanda dan GejalaMata terasa sakit, fotofobia, sensasi benda asing, banyak mengeluarkan air
mata, merah,edema palpebra, dan hemoragi subkonjungtival. Kadang-kadang terjadi kemosis.
Hemoragisubkonjungtiva umumnya difus, namun dapat berupa bintik-bintik pada awalnya,
dimulaidi konjungtiva bulbi superior dan menyebar ke bawah. Kebanyaka pasien
mengalamilimfadenopati preaurikuler, folikel konjungtiva, dan keratitis epithelial. Uveitis
anterior pernah dilaporkan, demam, malaise, mialgia, umum pada 25% kasus.
Penyebaran
Virus ini ditularkan melalui kontak erat dari orang ke orang dan oleh fomite seperti sprei,alatalat optic yang terkontaminasi, dan air. Penyembuhan terjadi dalam 5-7 hari
Disebabkan oleh karena alergi terhadap bakteri atau antigen tertentu (hipersensitivitastipe IV).
Pada
pemeriksaan
darah
Gatal, mata seperti berpasir, silau, dan kadang-kadang penglihatan kabur. Terdapat
gejalasekresi mucus yang berlebihan, sukar menggerakkan kelopak mata, mata tampak
kering, danterdapat erosi kornea. Pada pemeriksaan tedapat edema konjungtiva bulbi,
hiperemis, menebaldan kusam. Kadang tedapat benang mucus kekuning-kuningan pada
forniks konjungtiva bawah.Keluhan berkurang bila mata dipejamkan.
Komplikasi
Ulkus kornea, infeksi sekunder oleh bakteri, parut kornea, dan noevaskularisasi kornea.
Penatalaksanaan
Diberikan air mata buatan seumur hidup dan diobati penyakit yang mendasarinya.
Sebaiknyadiberikan air mata buatan tanpa zat pengawet kerena bersifat toksik bagi kornea
dan dapat
menyebabkan reaksi idiosinkrasi. Dapat dilakukan terapi bedah untuk mengurangi drainase
air mata melalui oklusi pungtum dengan plug silicon atau plug kolagen.
5.
Konjungtivitis kimia atau iritasia.
Konjungtivitis iatrogenik pemberian obat topikal
Konjungtivitis folikular toksik atau konjungtivitis non-spesifik infiltrate, yang
diikuti pembentukan parut, sering kali terjadi akibat pemberian lama dipivefrin, miotika,idox
uridine, neomycin, dan obat-obat lain yang disiapkan dalam bahanpengawet atauvehikel
toksik atau yang menimbulakan iritasi. Perak nitrat yang diteteskan ke dalamsaccus
conjingtiva saat lahir sering menjadi penyebab konjungtivitis kimia ringan. Jika produksi air
mata berkurang akibat iritasi yang kontinyu, konjungtiva kemudian akancedera karena tidak
ada pengenceran terhadap agen yang merusak saat diteteskankedalam saccus conjungtivae.Kerokan konjungtiva sering mengandung sel-sel epitel berkeratin, beberapa
neutrofil polimorfonuklear, dan sesekali ada sel berbentuk aneh. Pengobatan terdiri atasmeng
hentikan agen penyebab dan memakai tetesan yang lembut atau lunak, atau samasekali tanpa
tetesan. Sering reaksi konjungtiva menetap sampai berminggu-mingguatau berbulan-bulan
lamanya setelah penyebabnya dihilangkan. b.
Konjungtivitis Pekerjaan oleh Bahan Kimia dan Iritans
Asam, alkali, asap, angin, dan hamper setiap substansi iritan yang masuk ke
saccusconjungtiva dapat menimbulkan konjungtivitis. Beberapa iritan umum adalah
pupuk,sabun, deodorant, spray rambut, tembakau, bahan-bahan make-up, dan berbagai
asamdan alkali. Di daerah tertentu,asbut (campuran asap dan kabut) menjadi penyebabutama
konjungtivitis kimia ringan. Iritan spesifik dalam asbut belum dapat ditetapkansecara positif,
dan pengobatannya non-spesifik. Tidak ada efek pada mata
yang permanen, namun mata yang terkena seringkali merah dan terasa
mengganggu secaramenahun.
1
-
Pada luka karena asam, asam itu mengubah sifat protein jaringan dan efek langsung.Alkali
tidak mengubah sifat protein dan cenderung cepat menyusup kedalam jaringandan menetap di
dalam jaringan konjungtiva. Disini mereka terus menerus merusak
menyebabkan reaksi idiosinkrasi. Dapat dilakukan terapi bedah untuk mengurangi drainase
air mata melalui oklusi pungtum dengan plug silicon atau plug kolagen.
5.
Konjungtivitis kimia atau iritasia.
Konjungtivitis iatrogenik pemberian obat topikal
Konjungtivitis folikular toksik atau konjungtivitis non-spesifik infiltrate, yang
diikuti pembentukan parut, sering kali terjadi akibat pemberian lama dipivefrin, miotika,idox
uridine, neomycin, dan obat-obat lain yang disiapkan dalam bahanpengawet atauvehikel
toksik atau yang menimbulakan iritasi. Perak nitrat yang diteteskan ke dalamsaccus
conjingtiva saat lahir sering menjadi penyebab konjungtivitis kimia ringan. Jika produksi air
mata berkurang akibat iritasi yang kontinyu, konjungtiva kemudian akancedera karena tidak
ada pengenceran terhadap agen yang merusak saat diteteskankedalam saccus conjungtivae.Kerokan konjungtiva sering mengandung sel-sel epitel berkeratin, beberapa
neutrofil polimorfonuklear, dan sesekali ada sel berbentuk aneh. Pengobatan terdiri atasmeng
hentikan agen penyebab dan memakai tetesan yang lembut atau lunak, atau samasekali tanpa
tetesan. Sering reaksi konjungtiva menetap sampai berminggu-mingguatau berbulan-bulan
lamanya setelah penyebabnya dihilangkan. b.
Konjungtivitis Pekerjaan oleh Bahan Kimia dan Iritans
Asam, alkali, asap, angin, dan hamper setiap substansi iritan yang masuk ke
saccusconjungtiva dapat menimbulkan konjungtivitis. Beberapa iritan umum adalah
pupuk,sabun, deodorant, spray rambut, tembakau, bahan-bahan make-up, dan berbagai
asamdan alkali. Di daerah tertentu,asbut (campuran asap dan kabut) menjadi penyebabutama
konjungtivitis kimia ringan. Iritan spesifik dalam asbut belum dapat ditetapkansecara positif,
dan pengobatannya non-spesifik. Tidak ada efek pada mata
yang permanen, namun mata yang terkena seringkali merah dan terasa
mengganggu secaramenahun.
1
Pada luka karena asam, asam itu mengubah sifat protein jaringan dan efek langsung.Alkali
tidak mengubah sifat protein dan cenderung cepat menyusup kedalam jaringandan menetap di
dalam jaringan konjungtiva. Disini mereka terus menerus merusak
buruk meskipun dibedah. Namun jika pengobatanmemadai dimulai segera, parut yang
terbentuk akan minim dan prognosisnya lebih baik.
27
BAB IIIKESIMPULAN
Mata akan terlihat merah bila bagian putih mata atau sklera yang ditutup konjungtivamenjadi
merah. Pada mata normal, sklera berwarna putih karena dapat terlihat melalui
bagiankonjungtiva dan kapsul Tenon yang tipis dan tembus sinar. Hiperemia konjungtiva
terajadiakibat bertambahnya asupan pembuluh darah ataupun berkurangnya pengeluaran
darah seperti pada pembendungan pembuluh darah.Mata merah akibat melebarnya pembuluh
darah konjungtiva yang terjadi pada peradangan mata akut, misalnya konjungtivitis, keratitis,
atau iridosiklitis. Pada keratitis, pleksusarteri perikornea yang lebih dalam akan melebar pada
iritis dan glaukoma akut kongestif. Padakonjungtivitis dimana pembuluh darah superfisial
yang melebar, maka bila diberi efinefrintopikal terjadi vasokonstriksi sehingga mata akan
menjadi putih.Pada konjungtiva terdapat pembuluh darah:
Jakarta:
Balai
Penerbit
Fakultas
Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia, Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umumdan
Mahasiswa Kedokteran, Jakarta : Sagung Seto, 20025.
PERDAMI,.
Ilmu Penyakit Mata Untuk dokter umum dan mahasiswa kedokteran.
Jakarta. 20026.
www.eyepathologisyt.com/disease 7.
www.aafp.org/afp//AFPprinter/980215ap/morrow.html