Anda di halaman 1dari 62

Mata Kuliah PERTEMUAN

HUKUM KEUANGAN NEGARA


7

Pengelolaan BMN

Bintaro, Oktober 2018

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA - STAN
1
Applicative – Relevant – Accessible – 1
BPPK Kemenkeu
PKN - STAN Agenda Kita

1. Dasar Hukum Pengelolaan BMN Tujuan:


2. Pengertian Barang Milik Negara Mahasiswa
3. Azas dan Lingkup Pengelolaan BMN dapat
4. Pejabat Pengelola BMN memahami
segi hukum
5. Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran
Pengelolaan
6. Pengadaan, Penggunaan, Pemanfaatan,
Barang Milik
Pengamanan dan Pemeliharaan Negara (BMN)
7. Penilaian, Penghapusan, Pemindahtangan,
Penatausahaan.
8. Pengendalian dan Pengawasan
9. Ganti Rugi dan Sanksi

PKN-STAN | HKN @ DS_2017


Applicative – Relevant – Accessible – 2
Dasar Hukum BMKN
• UU Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara
• UU Nomor 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara
• PP Nomor 27/2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Pengganti PP 6/2008 jo.
PP 38 Tahun 2008)
• PMK Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tatacara Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan
Pemindahtanganan BMN
• PMK No. 78/PMK.06/2009 ttg Penilaian BMN
• PMK No. 29/2010 tentang Penggolongan dan Kodefikasi BMN
• PMK No. 33/PMK.06/2012 ttg Tata Cara Pelaksanaan Sewa BMN jo. PMK 174/PMK.06/2013.
• PMK No. 50/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan BMN
• PMK No. 78/PMK.06/2014 ttg Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan BMN
• PMK No. 1/PMK.06/2013 ttg Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap pd Entitas Pemerintah Pusat
jo. PMK No. 90/PMK.06/2014 jo. PMK 247/PMK.06/2014
• PMK No. 150/PMK.06/2014 ttg Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara (Pengganti PMK
226/PMK.06/2011)
• PMK No. 164/PMK.06/2014 ttg Tata Cara Pemanfaatan BMN dlm Rangka Penyediaan
Infrastruktur
• PMK No. 246/PMK.06/2014 ttg tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan BMN
• PMK No. 4 Tahun 2015 tentang Pendelegasian Kewenangan Dan Tanggung Jawab Tertentu Dari
Pengelola Barang Kepada Pengguna Barang
• PMK No. 181/2016 tentang Penatausahaan BMN
• PMK No. 111/2017 tentang Penilaian BMN
PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 3
BARANG MILIK NEGARA

Pasal 1

10. Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli


atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah.
11. Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli
atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah.

13. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang


kewenangan penggunaan barang milik negara/daerah.

UU No. 1 Tahun 2004


BARANG MILIK NEGARA

Pasal 42

(1) Menteri Keuangan mengatur pengelolaan barang


milik negara.
(2) Menteri/pimpinan lembaga adalah Pengguna
Barang bagi kementerian negara/lembaga yang
dipimpinnya.
(3) Kepala kantor dalam lingkungan kementerian
negara/lembaga adalah Kuasa Pengguna Barang
dalam lingkungan kantor yang bersangkutan.

UU No. 1 Tahun 2004


BARANG MILIK NEGARA

Pasal 43

(1) Gubernur/bupati/walikota menetapkan kebijakan


pengelolaan barang milik daerah.
(2) Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah
melakukan pengawasan atas penyelenggaraan
pengelolaan barang milik daerah sesuai dengan
kebijakan yang ditetapkan oleh
gubernur/bupati/walikota.
(3) Kepala satuan kerja perangkat daerah adalah
Pengguna Barang bagi satuan kerja daerah yang
dipimpinnya.
UU No. 1 Tahun 2004
BARANG MILIK NEGARA

Pasal 44
Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang wajib
mengelola dan menatausahakan barang milik
negara/daerah yang berada dalam penguasaannya dengan
sebaik-baiknya.
Pasal 45
(1) Barang milik negara/ daerah yang diperlukan bagi
penyelenggaraan tugas pemerintahan negara/daerah tidak
dapat dipindahtangankan.
(2) Pemindahtanganan barang milik negara/daerah dilakukan
dengan cara jual, dipertukarkan, dihibahkan, atau disertakan
sebagai modal Pemerintah setelah mendapat persetujuan
DPR/DPRD.
UU No. 1 Tahun 2004
BARANG MILIK NEGARA
Pasal 46
(1) Persetujuan DPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (2)
dilakukan untuk:
a. pemindahtanganan tanah dan/atau bangunan.
b. tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud pada huruf
a ayat ini tidak termasuk tanah dan/atau bangunan yang:
1) sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau
penataan kota;
2) harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan
pengganti sudah disediakan dalam dokumen pelaksanaan
anggaran;
3) diperuntukkan bagi pegawai negeri;
4) diperuntukkan bagi kepentingan umum;
5) dikuasai negara berdasarkan keputusan pengadilan yang
telah memiliki kekuatan hukum tetap dan/atau
berdasarkan ketentuan perundang-undangan, yang jika
status kepemilikannnya dipertahankan tidak layak secara
ekonomis.
UU No. 1 Tahun 2004
BARANG MILIK NEGARA

Pasal 46
(1) Persetujuan DPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat
(2) dilakukan untuk:
a. pemindahtanganan tanah dan/atau bangunan.
b. tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud pada huruf
a ayat ini tidak termasuk tanah dan/atau bangunan yang: …
c. pemindahtanganan barang milik negara selain tanah dan/atau
bangunan yang bernilai lebih dari Rp100.000.000.000,00
(seratus miliar rupiah).
(2) Pemindahtanganan barang milik negara selain tanah dan/atau
bangunan yang bernilai lebih dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
miliar rupiah) sampai dengan Rp100.000.000.000,00 (seratus
miliar rupiah) dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden.
(3) Pemindahtanganan barang milik negara selain tanah dan/atau
bangunan yang bernilai sampai dengan Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah) dilakukan setelah mendapat persetujuan
Menteri Keuangan.
UU No. 1 Tahun 2004
BARANG MILIK NEGARA

Pasal 48

(1) Penjualan barang milik negara/daerah


dilakukan dengan cara lelang, kecuali
dalam hal-hal tertentu.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan peraturan
pemerintah.

UU No. 1 Tahun 2004


BARANG MILIK NEGARA

Pasal 49
(1) Barang milik negara/daerah yang berupa tanah yang
dikuasai Pemerintah Pusat/Daerah harus disertifikatkan
atas nama pemerintah Republik Indonesia/pemerintah
daerah yang bersangkutan.
(2) Bangunan milik negara harus dilengkapi dengan bukti
status kepemilikan dan ditatausahakan secara tertib.
(3) Tanah dan bangunan milik negara/daerah yang tidak
dimanfaatkan untuk kepentingan penyelenggaraan
tugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan,
wajib diserahkan pemanfaatannya kepada Menteri
Keuangan/gubernur/bupati/walikota untuk kepentingan
penyelenggaraan tugas pemerintahan negara/daerah.

UU No. 1 Tahun 2004


BARANG MILIK NEGARA

Pasal 49
(4) Barang milik negara/daerah dilarang untuk
diserahkan kepada pihak lain sebagai pembayaran
atas tagihan kepada Pemerintah Pusat/Daerah.
(5) Barang milik negara/daerah dilarang digadaikan
atau dijadikan jaminan untuk mendapatkan
pinjaman.
(6) Ketentuan mengenai pedoman teknis dan
administrasi pengelolaan barang milik
negara/daerah diatur dengan peraturan
pemerintah.

UU No. 1 Tahun 2004


BARANG MILIK NEGARA

Pasal 50
Pihak mana pun dilarang melakukan penyitaan terhadap:
a. uang atau surat berharga milik negara/daerah baik yang
berada pada instansi Pemerintah maupun pada pihak
ketiga;
b. uang yang harus disetor oleh pihak ketiga kepada
negara/daerah;
c. barang bergerak milik negara/daerah baik yang berada
pada instansi Pemerintah maupun pada pihak ketiga;
d. barang tidak bergerak dan hak kebendaan lainnya milik
negara/daerah;
e. barang milik pihak ketiga yang dikuasai oleh
negara/daerah yang diperlukan untuk penyelenggaraan
tugas pemerintahan.

UU No. 1 Tahun 2004


Dasar Hukum BMKN
• UU Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara
• UU Nomor 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara
• PP Nomor 27/2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
(Pengganti PP 6/2008 jo. PP 38 Tahun 2008)
• PMK Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tatacara Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan
Pemindahtanganan BMN
• PMK No. 78/PMK.06/2009 ttg Penilaian BMN
• PMK No. 29/2010 tentang Penggolongan dan Kodefikasi BMN
• PMK No. 33/PMK.06/2012 ttg Tata Cara Pelaksanaan Sewa BMN jo. PMK 174/PMK.06/2013.
• PMK No. 50/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan BMN
• PMK No. 78/PMK.06/2014 ttg Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan BMN
• PMK No. 1/PMK.06/2013 ttg Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap pd Entitas Pemerintah Pusat
jo. PMK No. 90/PMK.06/2014 jo. PMK 247/PMK.06/2014
• PMK No. 150/PMK.06/2014 ttg Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara (Pengganti PMK
226/PMK.06/2011)
• PMK No. 164/PMK.06/2014 ttg Tata Cara Pemanfaatan BMN dlm Rangka Penyediaan
Infrastruktur
• PMK No. 246/PMK.06/2014 ttg tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan BMN
• PMK No. 4 Tahun 2015 tentang Pendelegasian Kewenangan Dan Tanggung Jawab Tertentu Dari
Pengelola Barang Kepada Pengguna Barang
• PMK No. 181/2016 tentang Penatausahaan BMN
• PMK No. 111/2017 tentang Penilaian BMN
PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 14
Pengertian BMKN

– Barang milik Negara/Daerah adalah semua barang yang dibeli atau


diperoleh atas beban APBN/D atau berasal dari perolehan lainnya yang
sah

Perolehan yang sah meliputi :


a. barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis;
b. barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari
perjanjian/kontrak;
c. barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang;
atau
d. barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Pasal 1 dan 2 PP 27/2014

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 15


Asas Pengelolaan BMKN

• Azas fungsional • Efisiensi


Pengambilan keputusan dan pemecahan Penggunaan BMN diarahkan sesuai
masalah-masalah dibidang pengelolaan batasan-batasan standar kebutuhan yang
BMN dilaksanakan oleh pengelola diperlukan untuk menunjang
dan/atau pengguna BMN sesuai fungsi, penyelenggaraan Tupoksi pemerintahan
secara optimal.
wewenang, dan tangung jawab masing-
• Akuntanbilitas publik
masing.
Setiap kegiatan pengelolaan BMN harus
• Azas kepastian hukum dapat dipertaggungjawabkan kepada
Pengelolaan BMN harus dilaksanakan rakyat sebagai pemegang kedaulatan
berdasarkan hukum dan peraturan tertinggi negara.
perundang-undangan, serta azas kepatutan • Kepastian nilai
dan keadilan. Pendayagunaan BMN harus didukung
• Azas transparansi (keterbukaan) adanya akurasi jumlah dan nominal
Penyelenggaraan pengelolaan BMN harus BMN. Kepastian nilai merupakan salah
transparan dan membuka diri terhadap hak satu dasar dalam Penyusunan Neraca
dan peran serta masyarakat dalam Pemerintah dan pemindahtanganan
BMN.
memperoleh informasi yang benar dan
keikutsertaannya dalam mengamankan Pasal 3 PP 27/2014
BMN.
PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 16
Lingkup Pengelolaan BMKN

Pengaturan Pengelolaan BMN/D meliputi keseluruhan siklus


pengelolaan barang (Logistic Cycle) yg meliputi:

1. Perencanaan kebutuhan dan penganggaran;


2. Pengadaan;
3. Penggunaan;
4. Pemanfaatan; (Sewa, Pinjam Pakai, Kerjasama Pemanfaatan, BGS/BSG)
5. Pengamanan dan Pemeliharaan;
6. Penilaian;
7. Pemindahtanganan; (Penjualan, Tukar Menukar, Hibah, PMP)
8. Pemusnahan;
9. Penghapusan;
10.Penatausahaan; (Pembukuan, Inventarisasi, Pelaporan)
11.Pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
Pasal 3 PP 27/2014

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 17


Pengelola BMKN

1. Pemerintah Pusat
 Menteri Keuangan selaku BUN adalah pengelola barang;
 Menteri/pimpinan lembaga adalah pengguna barang.
 Kepala kantor adalah kuasa pengguna barang
2. Pemerintah Daerah
 Gubernur/bupati/walikota adalah pemegang kekuasaan
pengelolaan barang milik daerah;
 Sekretaris daerah adalah pengelola barang milik daerah;
 Kepala kantor satuan kerja perangkat daerah adalah
pengguna barang milik daerah.
(Pasal 4 s.d. 8) PP 27/2014

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 18


Siklus Pengelolaan BMN/D

Perolehan APBN
Lainnya
Perencanaan &
Penganggaran BMN

STATUS Sewa
REGULER: PENGGUNAAN Pinjam Pakai
INSIDENTIL: BGS/BSG
Pengamanan &
Pemeliharaan KSP
PEMANFAATAN
KSP
PENGAWASAN & PENILAIAN Infrastruktur
PENGENDALIAN
PENATAUSAHAAN

Penjualan
PEMUSNAHAN PEMINDAHTANGANAN Hibah
Tukar Menukar
PMP

PENGHAPUSAN

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 19


Pengguna Barang Pengelola Barang Pengguna Pihak Lain
Barang Lainnya

Perencanaan Kebutuhan Penetapan


BMN/D RKBMN/D Penggunaan sebatas Pemanfaatan:
Pengadaan utk penyelenggaraan Sewa
BMN/D tupoksi KSP
BSG/BGS
Penyelesaian Penetapan Status Pinjam Pakai
Dok. Kepemilikan Penggunaan BMN

Penggunaan sebatas utk Tanah dan/atau bangunan Pemindahtanganan:


penyelenggaraan tupoksi Fungsi
yg telah diserahkan Jual
Pelayanan
Tukar menukar
Barang Milik Negara:
•Tidak sesuai Tupoksi Tindak Lanjut: PMN
•Berlebih/idle/rusak/ • Pengalihan Status Hibah
Penggunaan
tidak ekonomis • Pemanfaatan
• Pemindahtanganan
Tanah dan/atau bangunan Fungsi
(wajib diserahkan kpd Persetujuan: Budgeter
Pengelola Barang) • Pemanfaatan

Sebagian tanah
dan/atau bangunan Pemindahtangana

Non tanah dan/atau


n ALUR
bangunan Persetujuan: PENGELOLAAN
• Pemusnahan BMN/D
Pemusnahan

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 20


Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran
1
1. Perencanaan kebutuhan BMN/D
3. Perencanaan Kebutuhan merupakan salah
disusun dengan memperhatikan satu dasar bagi Kementerian/
kebutuhan pelaksanaan tugas Lembaga/satuan kerja perangkat daerah
dan fungsi K/L/SKPD serta dalam pengusulan penyediaan anggaran
ketersediaan barang milik negara untuk kebutuhan baru (new initiative) dan
yang ada. angka dasar (baseline) serta penyusunan
rencana kerja dan anggaran.
2. Perencanaan kebutuhan BMN/D
meliputi: 4. Perencanaan kebutuhan disusun dengan
berpedoman pada:
 Perencanaan pengadaan;  Standar barang;
 Perencanaan pemeliharaan  Standar kebutuhan; dan
barang;  Standar harga.
 Perencanaan pemanfaatan; 5. Standar barang dan standar ditetapkan oleh:
 Perencanaan pemindah a. Pengelola Barang, untuk BMN setelah
tanganan berkoordinasi dengan instansi terkait; atau
b. Gubernur/Bupati/Walikota, untuk BMD
 Perencanaan penghapusan. setelah berkoordinasi dengan dinas teknis
terkait.

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 21


Lanjutan...

Standar
Barang

Standar
Kebutuhan

Standar
Harga

RK BMN/D
DATA
BMN/BMD
RKAKL/ DIPA/ DASK
RKPD

DKPB

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 22


Pengadaan BMN
2
• Pengadaan BMN/D dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip efisien,
efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif dan
akuntabel.
• Pengaturan mengenai pengadaan tanah tersendiri dengan
berpedoman pada:
– UU Nomor 2 Tahun 2012 ttg Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
untuk Kepentingan Umum
– Perpres 54/2010 ttg PBJ Pemerintah yang dirubah terakhir dgn
Perpres 4/2015
– Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah terakhir dgn
Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2015

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 23


Penggunaan BMN
3
 Status penggunaan barang ditetapkan oleh:
a. Pengelola Barang untuk barang milik negara dgn cara sbb:
– Pengguna barang melaporkan BMN yang diterimanya kepada pengelola
barang disertai dengan usul penggunaan
– Pengelola barang meneliti laporan tsb dan menetapkan status penggunaan
BMN dimaksud.
b. Gubernur/Bupati/Wali Kota untuk barang milik daerah, dgn cara sbb:
– Pengguna barang melaporkan BMD yang diterimanya kepada pengelola
barang disertai dengan usul penggunaan;
– Pengelola barang meneliti laporan tersebut dan mengajukan usul penggunaan
dimaksud kepada gubernur/bupati/walikota untuk ditetapkan status
penggunaannya.
 BMN/D dapat ditetapkan status penggunaannya:
a. untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi departemen/lembaga yang
bersangkutan (pasal 4 UU 1/2004 dan pasal 6 ayat 2e PP 27/2014)
b. untuk dioperasikan oleh pihak lain dalam rangka menjalankan pelayanan umum
sesuai tugas pokok dan fungsi kementerian negara/lembaga/satuan kerja
perangkat daerah yang bersangkutan.
PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 24
Lanjutan…

• Penetapan status penggunaan tanah dan/atau bangunan dilakukan


dengan ketentuan bahwa tanah dan/atau bangunan tersebut
diperlukan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi
pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang yang bersangkutan.
• PB dan/atau KPB wajib menyerahkan tanah dan/atau bangunan yang
tidak digunakan kepada:
– pengelola barang untuk BMN; atau
– (gubernur/bupati/walikota melalui pengelola barang untuk BMD
• Pengelola barang menetapkan BMN berupa tanah dan/atau bangunan
yang harus diserahkan PB karena sudah tidak digunakan untuk
menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi instansi bersangkutan.
• Gubernur/bupati/walikota menetapkan BMD berupa tanah dan/atau
bangunan yang harus diserahkan oleh pengguna barang karena sudah
tidak digunakan untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi
instansi ybs.
PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 25
Lanjutan…

Dalam menetapkan penyerahan BMN/D tersebut, pengelola barang


memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• standar kebutuhan tanah dan/atau bangunan untuk menyelenggarakan dan
menunjang tugas pokok dan fungsi instansi bersangkutan;
• hasil audit atas penggunaan tanah dan/atau bangunan.
• laporan, data, dan informasi yang diperoleh dari sumber lain.

Tindak Lanjut Penyerahan Tanah/Bangunan


 Tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan oleh Pengguna
untuk penyelenggaraan tupoksi wajib diserahkan ( pasal 49 UU
1/2004) kepada Pengelola Barang, untuk:
a. Dialihkan/ditetapkan status penggunaan kpd Pengguna Barang
lainnya dlm rangka tusi PB yang baru.
b. Dimanfaatkan dlm rangka optimalisasi BMN/D
c. Dipindahtangankan.

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 26


Lanjutan…

• Pengguna barang milik negara yang tidak menyerahkan tanah dan/atau


bangunan yang tidak digunakan untuk menyelenggarakan tugas pokok dan
fungsi instansi bersangkutan kepada pengelola barang dikenakan sanksi
berupa pembekuan dana pemeliharaan tanah dan/atau bangunan dimaksud.

• Pengguna barang milik daerah yang tidak menyerahkan tanah dan/atau


bangunan yang tidak digunakan untuk menyelenggarakan tugas pokok dan
fungsi instansi yang bersangkutan kepada gubernur/bupati/walikota
dikenakan sanksi berupa pembekuan dana pemeliharaan tanah dan/atau
bangunan dimaksud.

• Tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan, dicabut penetapan status


penggunaannya.

DS-BPPK-2012 Sekolah Tinggi Akuntansi Negara


PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 27
Pemanfaatan BMN
4
 Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik
negara/daerah yang tidak dipergunakan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi kementerian/lembaga/satuan
kerja perangkat daerah dan/atau optimalisasi BMN/D,
dalam bentuk:
 sewa;
 pinjam pakai;
 kerjasama pemanfaatan (KSP);
 bangun serah guna/bangun guna serah;
 Kerja sama penyediaan infrastruktur (KSPI)
dengan tidak mengubah status kepemilikan.

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 28


Pelaksana Pemanfaatan BMN

Pemanfaatan BMN/D dilaksanakan oleh:


• Pengelola Barang, untuk BMN yang berada dalam penguasaannya;
• Pengelola Barang dengan persetujuan Gubernur/ Bupati/Walikota,
untuk BMD yang berada dalam penguasaan Pengelola Barang;
• Pengguna Barang dengan persetujuan Pengelola Barang, untuk
BMN yang berada dalam penguasaan Pengguna Barang; atau
• Pengguna Barang dengan persetujuan Pengelola Barang, untuk
BMD berupa sebagian tanah dan/atau bangunan yang masih
digunakan oleh Pengguna Barang, dan selain tanah dan/atau
bangunan.

Pemanfaatan BMN/D dilaksanakan berdasarkan pertimbangan teknis


dengan memperhatikan kepentingan negara/daerah dan kepentingan
umum.

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 29


Jenis Pemanfaatan BMN/D
SEWA
Pemanfaatan BMN/D oleh pihak lain dalam jangka waku tertentu
dan menerima imbalan uang tunai

PINJAM PAKAI
Penyerahan penggunaan BMN/D antara Pemerintah Pusat dan
Pemda atau antar Pemda dlm jangka waktu tertentu tanpa
menerima imbalan dan setelah jk jgka waktu ttberakhir diserahkan
kembali kpd Pengelola Brg.
PEMANFAATAN KERJASAMA PEMANFAATAN
BARANG Pendayagunaan BMN/D oleh pihak lain dlm jangka waktu tertentu
MILIK dlm rangka peningkatan PNBP dan sumber pembiayaan lainnya
NEGARA/DAERAH
BANGUN GUNA SERAH/BANGUN SERAH GUNA
Pemanfaatan tanah milik pemerintah oleh pihak lain dgn
mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya,
kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka
waktu tertentu yg telah disepakati, slanjutnya diserahkan kembali
KERJASAMA PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR
kerja sama antara Pemerintah dan Badan Usaha untuk kegiatan
penyediaan infrastruktur sesuai dengan ketentuan Peraturan UU-an

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 30


Sewa

1. BMN/D disewakan kepada pihak lain sepanjang menguntungkan negara/daerah.


2. Jangka waktu penyewaan barang milik negara/daerah paling lama lima tahun
dan dapat diperpanjang.
3. Penetapan formula besaran tarif sewa dilakukan dengan ketentuan sbb,
ditetapkan pada:
a. barang milik negara oleh pengelola barang;
b. barang milik daerah oleh gubernur/bupati/walikota.
4. Penyewaan dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian sewa-menyewa, yang
sekurang-kurangnya memuat:
a. pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian;
b. jenis, luas atau jumlah barang, besaran sewa, dan jangka waktu;
c. tanggung jawab penyewa atas biaya operasional dan pemeliharaan selama jangka waktu
penyewaan;
d. persyaratan lain yang dianggap perlu.
5. Hasil penyewaan merupakan penerimaan negara/daerah dan seluruhnya wajib
disetorkan ke rekening kas umum negara/daerah

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara


PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 31
Pinjam Pakai

1. Jangka waktu pinjam pakai barang milik negara/daerah


paling lama dua tahun dan dapat diperpanjang.
2. Pinjam pakai dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian yang
sekurangkurangnya memuat:
a. pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian;
b. jenis, luas atau jumlah barang yang dipinjamkan, dan
jangka waktu;
c. tanggung jawab peminjam atas biaya operasional dan
pemeliharaan
d. selama jangka waktu peminjaman;
e. persyaratan lain yang dianggap perlu.

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara


PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 32
Kerja Sama Pemanfaatan

Kerjasama pemanfaatan barang milik negara/daerah dengan pihak lain


dilaksanakan dalam rangka:
a. mengoptimalkan daya guna dan hasil BMN/D
b. meningkatkan penerimaan negara/pendapatan daerah.

Ketentuan Kerjasama:
c. tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalam APBN/D
untuk memenuhi biaya operasional/pemeliharaan/ perbaikan yang
diperlukan terhadap BMN/D di maksud;
d. mitra kerjasama pemanfaatan ditetapkan melalui tender dengan
mengikutsertakan sekurang-kurangnya lima peserta/peminat,
kecuali untuk barang milik negara/daerah yang bersifat khusus
dapat dilakukan penunjukan langsung;

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara


PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 33
c. mitra kerjasama pemanfaatan harus membayar kontribusi tetap ke rekening
kas umum negara/daerah setiap tahun selama jangka waktu pengoperasian
yang telah ditetapkan dan pembagian keuntungan hasil kerjasama;
d. besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil
kerjasama pemanfaatan ditetapkan dari hasil perhitungan tim yang dibentuk
oleh pejabat yang berwenang;
e. besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil
kerjasama pemanfaatan harus mendapat persetujuan pengelola barang;
f. selama jangka waktu pengoperasian, mitra kerjasama pemafaatan dilarang
menjaminkan atau menggadaikan barang milik negara/daerah yang
menjadi obyek kerjasama pemanfaatan;
g. jangka waktu kerjasama pemanfaatan paling lama tiga puluh tahun sejak
perjanjian ditandatangani (jika untuk infrastruktur bisa s.d. 50 thn) dan
dapat diperpanjang
• Semua biaya berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan kerjasama
pemanfaatan tidak dapat dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara/Daerah. Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 34
BGS dan BSG

• BGS dan BSG BMN/D dapat dilaksanakan dgn persyaratan sbb:


a. Pengguna barang memerlukan bangunan dan fasilitas bagi penyelenggaraan
pemerintahan negara/daerah untuk kepentingan pelayanan umum dalam rangka
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi; dan
b. Tidak tersedia dana dalam APBN/D untk penyediaan bangunan dan fasilitas
dimaksud.
• BGS / BSG BMN dilaksanakan oleh pengelola barang.
• BGS / BSG BMD dilaksanakan oleh pengelola barang setelah mendapat
pesetujuan gubernur/bupati/walikota.
• BGS / BSG dilaksanakan oleh pengelola barang dengan mengikutsertakan
pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang sesuai tugas pokok dan
fungsinya.
• Jangka waktu bangun guna serah dan bangun serah guna paling lama
tiga puluh tahun sejak perjanjian ditandatangani.
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 35
BGS/BSG dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian yang
sekurang-kurangnya memuat:
a. pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian ;
b. objek bangun guna serah dan bangun serah guna;
c. jangka waktu bangun guna serah dan bangun serah guna;
d. hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perjanjian;
e. persyaratan lain yang dianggap perlu.

Izin mendirikan bangunan hasil BGS/BSG harus diatasnamakan


Pemerintah Republik Indonesia/Pemerintah daerah.

Dalam jangka waktu pengoperasian, sebagai barang milik


negara/daerah hasil bangun guna serah dan bangun serah guna
harus dapat digunakan langsung untuk penyelenggaraan tugas
pokok dan fungsi pemerintah.
PKN-STAN | HKN @ DS_2017
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Applicative – Relevant – Accessible – 36
Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur (KSPI)

• KSPI atas BMN/D dilakukan antara Pemerintah dan Badan


Usaha yang berbentuk:
a) perseroan terbatas;
b) Badan Usaha Milik Negara;
c) Badan Usaha Milik Daerah; dan/atau
d) koperasi.
• Jangka waktu KSPI paling lama 50 (lima puluh) tahun dan
dapat diperpanjang.
• Mitra KSPI harus menyerahkan objek KSPI dan barang hasil
KSPI kepada Pemerintah pada saat berakhirnya jangka waktu
KSPI sesuai perjanjian.
• Barang hasil KSPI menjadi BMN/D sejak diserahkan kepada
Pemerintah sesuai perjanjian.

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 37


Pengamanan dan Pemeliharaan
5
• Pengelola barang, pengguna barang dan/atau kuasa pengguna
barang wajib melakukan pengamanan barang milik negara/daerah
yang berada dalam penguasaannya.
• Pengamanan barang milik negara/daerah meliputi pengamanan
administrasi, pengamanan fisik, pengamanan hukum

 PB dan/atau KPB bertanggung jawab atas pemeliharaan barang milik


negara/daerah yang ada di bawah penguasaannya.
 Pemeliharaan berpedoman pada Daftar Kebutuhan Pemeliharaan
Barang (DKPB).
 Biaya pemeliharaan BMN/D dibebankan pada APBN/D, kecuali
BMN/D yg menjadi objek pemanfaatan dgn pihak lain

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 38


• Pembukuan
• Inventarisasi
ADMINISTRASI • Pelaporan

• Mencegah penurunan fungsi


• Mencegah penurunan jumlah
• Mencegah kehilangan

• Untuk Tanah & Bangunan dgn:


PENGAMANAN FISIK Pemagaran
Pemasangan tanda batas
• Untuk Non Tanah & Bangunan dgn:
Penyimpanan
Pemeliharaan

• Melengkapi bukti status kepemilikan


HUKUM • Menyimpan dokumen bukti
kepemilikan

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara


PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 39
Penilaian
6
• Dilakukan dlm rangka penyusunan neraca pemerintah pusat/daerah,
pemanfaatan (kecuali pinjam pakai), dan pemindahtanganan BMN/D
(kecuali hibah).
• Penetapan nilai BMN dalam rangka penyusunan neraca pemerintah
pusat dilakukan dengan berpedoman pada SAP.
• Tanah dan/atau bangunan :
– Penilaian dilakukan oleh Tim (ditetapkan oleh pengelola)
– Dapat melibatkan penilai independen
– Tujuan mendapatkan nilai wajar, dgn estimasi terendah NJOP).
– Hasil penilaian ditetapkan oleh Pengelola.
• Selain tanah dan/atau bangunan.
– Penilaian dilakukan oleh Tim (ditetapkan oleh pengguna)
– Dapat melibatkan penilai independen.
– Tujuan untuk mendapatkan nilai wajar
– Hasil penilaian ditetapkan oleh Pengguna.

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 40


Pemindahtanganan BMN
7
• BMN/D yang tidak diperlukan bagi penyelenggaraan tugas
pemerintahan negara/daerah dapat dipindahtangankan.
 Pemindah tanganan adalah pengalihan kepemilikan
BMN/D melalui:
 Penjualan
Tukar Menukar (Ruistlaag)
HIbah
Penyertaan Modal Pemerintah / Daerah
 BMN/D yang diperlukan dalam penyelenggaraan tugas
pemerintahan negara tidak dapat dipindahtangankan.

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 41


Lanjutan...

PENJUALAN
Pengalihan hak kepemilikan BMN kepada pihak lain dengan
penggantian dalam bentuk uang

TUKAR MENUKAR
Pengalihan kepemilikan BMN yg dilakukan antara
Pemerintah Pusat dan Pemda atau pihak lain, dengan
menerima penggantian dlm bentuk barang, sekurangnya
dengan nilai seimbang
PEMINDAH
TANGANAN
BARANG MILIK HIBAH
NEGARA Pengalihan kepemilikan BMN dari Pemerintah Pusat kepada
Pemda atau kepada pihak lain tanpa memperoleh
penggantian

PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH


Pengalihan kepemilikan BMN/D yang semula merupakan
kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang
dipisahkan untuk diperhitungkan sbg modal/saham negara
atau daerah pada BUMN, BUMD, atau badan hukum
lainnya yang dimiliki negara
PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 42
Kewenangan Pemindahtanganan BMN (1/2)
• Pemindahtanganan BMN untuk (a) tanah dan/atau bangunan; dan (b) selain
tanah dan/atau bangunan yang bernilai lebih dari Rp100 M dilakukan setelah
mendapat persetujuan DPR.
• Pemindahtanganan BMD untuk (a) tanah dan/atau bangunan; dan (b) selain
tanah dan/atau bangunan yang bernilai lebih dari Rp5 M dilakukan setelah
mendapat persetujuan DPRD.
• Pemindahtanganan BMN/D berupa (1) tanah dan atau bangunan, dan (2)
selain tanah dan atau bangunan di atas nilai 100 atau 5 milyar, dapat dilakukan
tanpa persetujuan DPR/D, bila:
• Tidak sesuai dengan tata ruang wilayah/penataan kota;
• Anggaran untuk bangunan pengganti sudah tersedia dalam dokumen
anggaran;
• Untuk kepentingan pegawai negeri;
• Untuk kepentingan umum;
• Dikuasai negara berdasarkan putusan pengadilan/ketentuan undang-undang,
yang jika kepemilikannya dipertahankan tidak layak secara ekonomis;

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 43


Kewenangan Pemindahtanganan BMN (2/2)

 Tanah dan atau bangunan, yang tidak memerlukan persetujuan DPR


• BMN pd Pengelola Barang, nilai >10 M dilakukan pengelola barang stlh acc
Presiden
• BMN pada PB, nilai >10 M dilakukan PB stlh acc presiden
• BMN pd Pengelola Barang dgn nilai s.d. 10 M dilakukan Pengelola Barang.
• BMN pada PB dgn nilai s.d. 10 M dilakukan PB stlh acc Pengelola Barang

 Selain tanah dan/atau bangunan


• BMN pd Pengelola Barang, nilai > 100 M dilakukan Pengelola Barang stlh
acc DPR.
• BMN pd PB, nilai > 100 M, dilakukan PB stlh acc DPR.
• BMN pd Pengelola Barang, nilai 10 M < X < 100 M, dilakukan Pengelola
Barang stlh acc Presiden.
• BMN pd Pengelola Brg, nilai s.d. 10 M dilakukan Pengelola Barang
• BMN pd PB, nilai s.d. 10 M, dilakukan PB stlh acc Pengelola Barang

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 44


Penjualan

• Penjualan BMN/D dilaksanakan dengan pertimbangan:


– untuk optimalisasi BMN/Dyang berlebih atau tidak
digunakan/dimanfaatkan;
– secara ekonomis lebih menguntungkan bagi negara/ daerah apabila dijual;
dan/atau
– sebagai pelaksanaan ketentuan peraturan per-UU-an.
• Penjualan BMN/D dilakukan secara lelang, kecuali dalam hal
tertentu meliputi:
– BMN/D yang bersifat khusus;
– BMN lainnya yg ditetapkan lebih lanjut oleh Pengelola Barang;
– BMD lainnya yg ditetapkan lebih lanjut oleh Gubernur/Bupati/Walikota.
• Penentuan nilai dalam rangka Penjualan BMN/D secara lelang
dilakukan dgn memperhitungkan faktor penyesuaian.

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 45


Tukar Menukar (Ruistlaag)

• Tukar menukar BMN/D dilaksanakan dgn pertimbangan:


a. memenuhi kebutuhan operasional penyelenggaraan
pemerintahan;
b. optimalisasi barang milik negara/daerah; dan
c. tidak tersedia dana dalam APBN/D

• Tukar menukar BMN/D dapat dilakukan dengan pihak:


a. pemerintah Negara lain/ pemerintah daerah lain;
b. pemerintah daerah/pusat;
c. BUMN/D atau badan hukum milik pemerintah lainnya;
d. Swasta

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 46


Hibah

Hibah dilakukan dengan pertimbangan untuk kepentingan sosial, keagamaan,


kemanusiaan, dan penyelenggaraan pemerintahan negara/daerah.

Syarat Hibah:
a. bukan merupakan barang rahasia negara;
b. bukan merupakan barang yang menguasai hajat hidup orang banyak;
c. tidak digunakan lagi dalam penyelenggaraan tupoksi dan penyelenggaraan
pemerintahan negara/daerah.

Wujud Hibah
• Tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan kepada pengelola barang untuk
BMN dan gubernur/bupati/walikota untuk barang milik daerah;
• tanah dan/atau bangunan yang dari awal pengadaannya direncanakan untuk
dihibahkan sesuai yang tercantum dalam dokumen penganggaran;
• BMN/D selain tanah dan/atau bangunan.

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 47


Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) Pusat/Daerah

• PMP Pusat/Daerah atas BMN/D dilakukan dalam rangka:


– pendirian,
– memperbaiki struktur permodalan dan/atau
– meningkatkan kapasitas usaha
BUMN/D atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara.

• PMP dapat dilakukan dengan pertimbangan:


a. BMN/D yang dari awal pengadaannya sesuai dokumen
penganggaran diperuntukkan bagi BUMN/D atau badan hukum
lainnya yang dimiliki negara dalam rangka penugasan
pemerintah; atau
b. BMN/D lebih optimal apabila dikelola oleh BUMN/D atau badan
hukum lainnya yang dimiliki negara, baik yang sudah ada
maupun yang akan dibentuk.

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 48


Pemusnahan
8
1. Pemusnahan adalah tindakan memusnahkan fisik dan/atau
kegunaan Barang Milik Negara/Daerah.

2. Dilakukan dalam hal


– Kondisi BMN
– tidak dapat digunakan,
– tidak dapat dimanfaatkan, dan/atau
– tidak dapat dipindahtangankan
– Terdapat alasan lain sesuai dengan ketentuan.
3. Cara:
 dibakar
 dihancurkan
 ditimbun
 ditenggelamkan
 cara lain sesuai UU.
PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 49
Lanjutan…

• Pemusnahan dilaksanakan oleh:


1. Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan Pengelola Barang,
untuk BMN; atau
2. Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan
Gubernur/Bupati/Walikota, untuk BMD.

• Pelaksanaan Pemusnahan dituangkan dalam berita acara dan


dilaporkan kepada:
– Pengelola Barang, untuk BMN;
– Gubernur/Bupati/Walikota, untuk BMD.

DS-BPPK-2012
PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 50
Penghapusan (1/2)
9
1. Penghapusan adalah tindakan menghapus catatan BMN/D dari:
• Daftar Barang Pengguna oleh pengguna barang &/ KPB
• Daftar Barang Milik Negara/Daerah oleh pengelola barang
dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang
berwenang.
2. Tujuan penghapusan
membebaskan kuasa pengguna dan/atau pengguna dan/atau
pengelola barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik
atas barang yang berada dalam penguasaannya.
• Penghapusan BMN/D dari Daftar Barang Pengguna dilakukan
dalam hal BMN/D sudah tidak berada dalam penguasaan
Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang.

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 51


Penghapusan … (2/2)

3. Penghapusan BMN/D dari Daftar Barang Milik


Negara/Daerah dilakukan dalam hal:
- sudah beralih kepemilikannya
- pemusnahan
- sebab-sebab lain (hilang, kecurian, terbakar, susut,
mencair)
4. Penghapusan BMN/D dengan tindak lanjut pemusnahan,
dilakukan dengan ketentuan:
- tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan,
tidak dapat dipindahtangankan
- alasan lain sesuai ketentuan perundang-undangan

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 52


Penatausahaan
10
• Penatausahaan
adalah rangkaian
PEMBUKUAN
kegiatan yang
meliputi pembukuan,
inventarisasi, dan
pelaporan Barang INVEN- PELA-
TARISASI PORAN
Milik Negara/Daerah
sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku (Bab XII PP
27/2014

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 53


Penatausahaan: Pembukuan

• Merupakan kegiatan pendaftaran dan pencatatan Barang Milik


Negara/Daerah ke dalam Daftar Barang menurut penggolongan dan
kodefikasi barang, meliputi:
– Pengguna Barang : Daftar Barang Pengguna (DBP)
– Kuasa Pengguna Barang : Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP)
– Pengelola Barang : Daftar Barang Milik Negara (DBMN)
• Pengguna/Kuasa Pengguna Barang harus menyimpan dokumen
kepemilikan BMN/D selain tanah dan/atau bangunan yang berada
dalam penguasaannya.
• Pengelola Barang harus menyimpan dokumen kepemilikan tanah
dan/atau bangunan yang berada dalam pengelolaannya

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 54


Penatausahaan: Inventarisasi

• Merupakan kegiatan untuk melakukan pendataan,


pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan BMN/D,
meliputi:
– Pengguna barang
•  sekurang-kurangnya sekali dalam 5 tahun
•  khusus persediaan dan KDP dilakukan setiap tahun

– Pengguna barang  menyampaikan laporan hasil


inventarisasi tersebut kepada pengelola barang selambat-
lambatnya 3 bulan setelah selesainya inventarisasi
– Pengelola barang  khusus berupa tanah dan bangunan
yang berada dalam penguasaannya sekurang-kurangnya
sekali dalam 5 tahun

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 55


Penatausahaan: Pelaporan

 Kuasa Pengguna Barang


Menyusun LBKPS dan LBKPT untuk disampaikan kepada
Pengguna Barang

 Pengguna Barang
Menyusun LBKPS dan LBKPT untuk disampaikan kepada
Pengelola Barang

 Pengelola Barang
 Menyusun LBMN/D berupa tanah dan/atau bangunan semesteran
dan tahunan
 Menghimpun LBKPS, LBKPT dan LBMN/D berupa tanah dan/atau
bangunan semesteran dan tahunan
 Menyusun LBMN/D sebagai bahan untuk menyusun neraca
pemerintah pusat/daerah

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 56


Pembinaan, Pengendalian & Pengawasan (1/2)
11
• Menteri Keuangan melakukan pembinaan pengelolaan
BMN dan menetapkan kebijakan umum pengelolaan
barang milik Negara/daerah yang terdiri:
– kebijakan umum
– Kebijakan teknis
• Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan pengelolaan
BMD dan menetapkan kebijakan teknis sesuai dengan
kebijakan umum pengelolaan BMN/D

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 57


Pembinaan, Pengendalian & Pengawasan (2/2)
• Pengguna/Kuasa Pengguna Barang
– Melakukan pemantauan dan penertiban terhadap BMN yang
dikuasainya
– Dapat meminta aparat pengawas funsional untuk
melakukan audit tindak lanjut hasil pemantauan dan
penertiban.
– Menindaklanjuti hasil audit sesuai ketentuan.
• Pengelola Barang
– Berwenang melakukan pemantauan dan investigasi atas
pelaksanaan pengelolaan dalam rangka penertiban sesuai
dengan ketentuan.
– Dapat meminta aparat pengawas fungsional untuk
melakukan audit.
– Hasil audit dimaksud disampaikan kepada pengelola untuk
ditindaklanjuti sesuai ketentuan.
PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 58
Ganti Rugi dan Sanksi

A. Setiap kerugian negara/daerah akibat kelalaian,


penyalahgunaan/pelanggaran hukum atas pengelolaan barang
milik negara/daerah diselesaikan melalui tuntutan ganti rugi
sesuai dengan peraturan perundangundangan.
B. Setiap pihak yang mengakibatkan kerugian negara/daerah
dapat dikenakan sanksi administratif dan/atau sanksi pidana
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 59


BPPK Kemenkeu
PKN - STAN

... TERIMA KASIH …

PKN-STAN | HKN @ DS_2017


Applicative – Relevant – Accessible – 60
Kondisi Ideal
Pengelolaan Aset
Negara/Daerah Welfare State
“Pengelolaan Aset
untuk sebesar-
besarnya
kemakmuran rakyat”

Best Practice
Pengelolaan Aset berdasarkan prinsip-prinsip:
• Tranparansi & Akuntabilitas
• Profesionalitas, Proporsionalitas & Objektif Good Governance
• Pemeriksaan oleh badan pemeriksa ekstern
Pengelolaan Aset secara:
yg bebas & mandiri (independen) • Profesional
• Konsisten & Acceptable bds. standar • Transparan
akuntansi sektor publik yg berlaku umum • Akuntabel

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 61


Ruang Lingkup Kekayaan Negara
Permukaan Bumi
(Tanah)
Bumi, air & kekayaan
Tubuh Bumi
alam yang
(di bawah Tanah & Air)
terkandung di dlmnya
Ruang Angkasa
Dikuasai Negara (di atas Tanah & Air)
(domein public)
Diperoleh/dibeli Hibah/
atas beban Sumbangan
Kekayaan yang APBN/D
Kekayaan Tdk Dipisahkan Pelaksanaan
Negara (BMN/D) Perjanjian/Kontrak
Perolehan lain
yang sah
Berdasarkan ketentuan
Dimiliki Pemerintah Undang-Undang
(domein privat)
Bds kpts Pengadilan yg
BUMN/ berkekuatan hukum
Kekayaan yang D tetap
Dipisahkan/ PT
Investasi Pemerintah
(PMN/D) BHMP
Lainnya

PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 62

Anda mungkin juga menyukai