Pengelolaan BMN
Pasal 1
Pasal 42
Pasal 43
Pasal 44
Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang wajib
mengelola dan menatausahakan barang milik
negara/daerah yang berada dalam penguasaannya dengan
sebaik-baiknya.
Pasal 45
(1) Barang milik negara/ daerah yang diperlukan bagi
penyelenggaraan tugas pemerintahan negara/daerah tidak
dapat dipindahtangankan.
(2) Pemindahtanganan barang milik negara/daerah dilakukan
dengan cara jual, dipertukarkan, dihibahkan, atau disertakan
sebagai modal Pemerintah setelah mendapat persetujuan
DPR/DPRD.
UU No. 1 Tahun 2004
BARANG MILIK NEGARA
Pasal 46
(1) Persetujuan DPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (2)
dilakukan untuk:
a. pemindahtanganan tanah dan/atau bangunan.
b. tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud pada huruf
a ayat ini tidak termasuk tanah dan/atau bangunan yang:
1) sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau
penataan kota;
2) harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan
pengganti sudah disediakan dalam dokumen pelaksanaan
anggaran;
3) diperuntukkan bagi pegawai negeri;
4) diperuntukkan bagi kepentingan umum;
5) dikuasai negara berdasarkan keputusan pengadilan yang
telah memiliki kekuatan hukum tetap dan/atau
berdasarkan ketentuan perundang-undangan, yang jika
status kepemilikannnya dipertahankan tidak layak secara
ekonomis.
UU No. 1 Tahun 2004
BARANG MILIK NEGARA
Pasal 46
(1) Persetujuan DPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat
(2) dilakukan untuk:
a. pemindahtanganan tanah dan/atau bangunan.
b. tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud pada huruf
a ayat ini tidak termasuk tanah dan/atau bangunan yang: …
c. pemindahtanganan barang milik negara selain tanah dan/atau
bangunan yang bernilai lebih dari Rp100.000.000.000,00
(seratus miliar rupiah).
(2) Pemindahtanganan barang milik negara selain tanah dan/atau
bangunan yang bernilai lebih dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
miliar rupiah) sampai dengan Rp100.000.000.000,00 (seratus
miliar rupiah) dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden.
(3) Pemindahtanganan barang milik negara selain tanah dan/atau
bangunan yang bernilai sampai dengan Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah) dilakukan setelah mendapat persetujuan
Menteri Keuangan.
UU No. 1 Tahun 2004
BARANG MILIK NEGARA
Pasal 48
Pasal 49
(1) Barang milik negara/daerah yang berupa tanah yang
dikuasai Pemerintah Pusat/Daerah harus disertifikatkan
atas nama pemerintah Republik Indonesia/pemerintah
daerah yang bersangkutan.
(2) Bangunan milik negara harus dilengkapi dengan bukti
status kepemilikan dan ditatausahakan secara tertib.
(3) Tanah dan bangunan milik negara/daerah yang tidak
dimanfaatkan untuk kepentingan penyelenggaraan
tugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan,
wajib diserahkan pemanfaatannya kepada Menteri
Keuangan/gubernur/bupati/walikota untuk kepentingan
penyelenggaraan tugas pemerintahan negara/daerah.
Pasal 49
(4) Barang milik negara/daerah dilarang untuk
diserahkan kepada pihak lain sebagai pembayaran
atas tagihan kepada Pemerintah Pusat/Daerah.
(5) Barang milik negara/daerah dilarang digadaikan
atau dijadikan jaminan untuk mendapatkan
pinjaman.
(6) Ketentuan mengenai pedoman teknis dan
administrasi pengelolaan barang milik
negara/daerah diatur dengan peraturan
pemerintah.
Pasal 50
Pihak mana pun dilarang melakukan penyitaan terhadap:
a. uang atau surat berharga milik negara/daerah baik yang
berada pada instansi Pemerintah maupun pada pihak
ketiga;
b. uang yang harus disetor oleh pihak ketiga kepada
negara/daerah;
c. barang bergerak milik negara/daerah baik yang berada
pada instansi Pemerintah maupun pada pihak ketiga;
d. barang tidak bergerak dan hak kebendaan lainnya milik
negara/daerah;
e. barang milik pihak ketiga yang dikuasai oleh
negara/daerah yang diperlukan untuk penyelenggaraan
tugas pemerintahan.
1. Pemerintah Pusat
Menteri Keuangan selaku BUN adalah pengelola barang;
Menteri/pimpinan lembaga adalah pengguna barang.
Kepala kantor adalah kuasa pengguna barang
2. Pemerintah Daerah
Gubernur/bupati/walikota adalah pemegang kekuasaan
pengelolaan barang milik daerah;
Sekretaris daerah adalah pengelola barang milik daerah;
Kepala kantor satuan kerja perangkat daerah adalah
pengguna barang milik daerah.
(Pasal 4 s.d. 8) PP 27/2014
Perolehan APBN
Lainnya
Perencanaan &
Penganggaran BMN
STATUS Sewa
REGULER: PENGGUNAAN Pinjam Pakai
INSIDENTIL: BGS/BSG
Pengamanan &
Pemeliharaan KSP
PEMANFAATAN
KSP
PENGAWASAN & PENILAIAN Infrastruktur
PENGENDALIAN
PENATAUSAHAAN
Penjualan
PEMUSNAHAN PEMINDAHTANGANAN Hibah
Tukar Menukar
PMP
PENGHAPUSAN
Standar
Barang
Standar
Kebutuhan
Standar
Harga
RK BMN/D
DATA
BMN/BMD
RKAKL/ DIPA/ DASK
RKPD
DKPB
PINJAM PAKAI
Penyerahan penggunaan BMN/D antara Pemerintah Pusat dan
Pemda atau antar Pemda dlm jangka waktu tertentu tanpa
menerima imbalan dan setelah jk jgka waktu ttberakhir diserahkan
kembali kpd Pengelola Brg.
PEMANFAATAN KERJASAMA PEMANFAATAN
BARANG Pendayagunaan BMN/D oleh pihak lain dlm jangka waktu tertentu
MILIK dlm rangka peningkatan PNBP dan sumber pembiayaan lainnya
NEGARA/DAERAH
BANGUN GUNA SERAH/BANGUN SERAH GUNA
Pemanfaatan tanah milik pemerintah oleh pihak lain dgn
mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya,
kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka
waktu tertentu yg telah disepakati, slanjutnya diserahkan kembali
KERJASAMA PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR
kerja sama antara Pemerintah dan Badan Usaha untuk kegiatan
penyediaan infrastruktur sesuai dengan ketentuan Peraturan UU-an
Ketentuan Kerjasama:
c. tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalam APBN/D
untuk memenuhi biaya operasional/pemeliharaan/ perbaikan yang
diperlukan terhadap BMN/D di maksud;
d. mitra kerjasama pemanfaatan ditetapkan melalui tender dengan
mengikutsertakan sekurang-kurangnya lima peserta/peminat,
kecuali untuk barang milik negara/daerah yang bersifat khusus
dapat dilakukan penunjukan langsung;
PENJUALAN
Pengalihan hak kepemilikan BMN kepada pihak lain dengan
penggantian dalam bentuk uang
TUKAR MENUKAR
Pengalihan kepemilikan BMN yg dilakukan antara
Pemerintah Pusat dan Pemda atau pihak lain, dengan
menerima penggantian dlm bentuk barang, sekurangnya
dengan nilai seimbang
PEMINDAH
TANGANAN
BARANG MILIK HIBAH
NEGARA Pengalihan kepemilikan BMN dari Pemerintah Pusat kepada
Pemda atau kepada pihak lain tanpa memperoleh
penggantian
Syarat Hibah:
a. bukan merupakan barang rahasia negara;
b. bukan merupakan barang yang menguasai hajat hidup orang banyak;
c. tidak digunakan lagi dalam penyelenggaraan tupoksi dan penyelenggaraan
pemerintahan negara/daerah.
Wujud Hibah
• Tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan kepada pengelola barang untuk
BMN dan gubernur/bupati/walikota untuk barang milik daerah;
• tanah dan/atau bangunan yang dari awal pengadaannya direncanakan untuk
dihibahkan sesuai yang tercantum dalam dokumen penganggaran;
• BMN/D selain tanah dan/atau bangunan.
DS-BPPK-2012
PKN-STAN | HKN @ DS_2017 Applicative – Relevant – Accessible – 50
Penghapusan (1/2)
9
1. Penghapusan adalah tindakan menghapus catatan BMN/D dari:
• Daftar Barang Pengguna oleh pengguna barang &/ KPB
• Daftar Barang Milik Negara/Daerah oleh pengelola barang
dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang
berwenang.
2. Tujuan penghapusan
membebaskan kuasa pengguna dan/atau pengguna dan/atau
pengelola barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik
atas barang yang berada dalam penguasaannya.
• Penghapusan BMN/D dari Daftar Barang Pengguna dilakukan
dalam hal BMN/D sudah tidak berada dalam penguasaan
Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang.
Pengguna Barang
Menyusun LBKPS dan LBKPT untuk disampaikan kepada
Pengelola Barang
Pengelola Barang
Menyusun LBMN/D berupa tanah dan/atau bangunan semesteran
dan tahunan
Menghimpun LBKPS, LBKPT dan LBMN/D berupa tanah dan/atau
bangunan semesteran dan tahunan
Menyusun LBMN/D sebagai bahan untuk menyusun neraca
pemerintah pusat/daerah
Best Practice
Pengelolaan Aset berdasarkan prinsip-prinsip:
• Tranparansi & Akuntabilitas
• Profesionalitas, Proporsionalitas & Objektif Good Governance
• Pemeriksaan oleh badan pemeriksa ekstern
Pengelolaan Aset secara:
yg bebas & mandiri (independen) • Profesional
• Konsisten & Acceptable bds. standar • Transparan
akuntansi sektor publik yg berlaku umum • Akuntabel