Anda di halaman 1dari 33

PKBT jalan, irigasi, dan jaringan ; asset tetap lainnya ;

asset lainnya
MANAJEMEN KEKAYAAN NEGARA  Aset lainnya  asset tak berwujud; kerjasama;
tidak masuk kegiatan operasi
KB 1. KEKAYAAN YANG DIKUASAI DAN  Asset bersejarah  nilai kultural, pelepasan
DIMILIKI NEGARA ketat, gak mudah diganti; sulit estimasi masa
manfaat  masuk CaLK
1. Pengertian Kekayaan Negara
KB 2. RUANG LINGKUP, KEWENANGAN DAN
Kekayaan yang dikuasai dan dimiliki negara
DASAR HUKUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
 Kekayaan Negara  hayati/nonhayati, benda NEGARA
berwujud/tak berwujud, bergerak/tak bergerak,
1. Ruang Lingkup Pengelolaan BMN dan Subjek
yang dikuasai dan dimiliki negara.
Pengelolaan Barang Milik Negara
2. Kekayaan yang dikuasai Negara  Meliputi perencanaan kebutuhan dan
 Kekayaan dikuasai negara  kekayaan negara penganggaran, pengadaan, penggunaan,
potensial : pertanian, batu bara, panas bumi, dll pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan ,
 UUD 1945 Pasal 33 (2)  cabang produksi penilaian, pemindahtanganan, pemusnahan,
yang penting bagi negara, menguasai hajat penghapusan, penatausahaan, dan
hidup orang banyak, dikuasai negara pembinaan, pengawasa dan pengadilan
 Dikuasai Negara (Agus Salim) :
 PP 27 tahun 2014 bab II -> pejabat pengelolaan
Demokrasi Terpimpin  negara berwenang
BMN meliputi Pengelola dan pengguna/ kuasa
menguasai dan mengusahakan SDA secara
pengguna Barang
langsung melalui perusahaan milik negara
Orde Baru  penguasaa tidak secara langsung 2. Kewenangan Kuasa (Kepala Kantor dalam
Reformasi  praktis dan terbuka, pemerintah lingkungan lembaga) Pengguna Barang
beri peluang investor swasta untuk terlibat
langsung dengan pemberian izin/KSO  Mengajukan rencana kebutuhan BMN kepada
Pengguna Barang
3. Kekayaan yang dimiliki Negara  Mengajukan Permohonan penetapan status
 Kekayaan dimiliki negara  kekayaan negara pengguna BMN
yg tidak dipisahkan dan yg dipisahkan pada
 Melakukan pencatatan dan inventarisasi BMN
perusahaan negara/perusahaan daerah.
 Mengamankan dan memelihara BMN
UUD 1945 pasal 23C  keuangan negara 
UU 17 Tahun 2003  Mengajukan usul pemanfaatan dan
 Keuangan Negara  semua hak dan kewajiban pemindahtanganan BMN
negara yang dapat dinilai denga uang, berupa  Menyerahkan BMN yang tidak digunakan
uang/barang yang berhubung dengan  Mengajukan usul pemusnahan dan
pelaksanaan hak dan kewajiban penghapusan BMN
 Kekayaan dikelola sendiri  uang, surat  Melakukan pengawasan dan pengendalian atas
berharga, piutang, barang, hal lain dinilai penggunaan BMN
dengan uang  Menyusun dan menyampaikan laporan barang
 Kekayaan negara dipisahkan  kuasa pengguna tahunan
penyertaan modal pemerintah  pengalihan 3. Dasar Hukum Pengelolaan BMN
kepemilikan BMN/D yg semula kekayaan yang
tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang  Perencanaan kebutuhan dan penganggaran (
dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai PMK-150/PMK.06/2014 tentang perencanaan
modal/saham negara kebutuhan BMN)
 Penyertaan Modal ke BUMN bersumber dari  Pengadaan ( PP54 tahun 2010 tentang
APBN (dana segar, proyek dibiayain APBN, pengadaan barang/jasa pemerintah, diubah
piutang negara pada BUMN/PT, asset lainnya)
dengan PP 4 tahun 2015)
 Penggunaan ( PMK-246/PMK.06/2014 tentang
4. Barang Milik Negara
penggunaan BMN diubah dengan PMK-
 BMN  dari hibah, kontrak, UU, putusan
pengadilan 87/PMK.06/2016)
 BMN  meliputi : asset lancer; asset tetap;  Pemanfaatan ( PMK-78/PMK.06/2014 tentang
peralatan dan mesin; gedung dan bangunan ; Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan BMN);
PMK-57/PMK.06/2016, KMK 616/KMK.06/2015
 Pengamanan dan pemeliharaan ( KMK- PMK RI NO 150/PMK.06/2014 tentang
21/KMK.01/2012 tentang pedoman perencanaan kebutuhan BMN sebagai kegiatan
pengamanan dan pemeliharaan BMN di merumuskan rincian kebutuhan BMN untuk
lingkungan kemenkeu meghubungkan pengadaan barang yang telah
 Penilaian (PMK-166/PMK.06/2016 tentang lalu dengan keadaan yang sedang berjalan
penilaian BMN sebagai dasar melakukan tindakan yang aan
 Pemindahtanganan ( PMK-111/PMK.06/2016 datang
tentang tata cara pemindahanganan PP 27 tahun 2014 tentang pengelolaan
 Pemusnahhan ( PMK-83/PMK.06/2016 tentang BMN/daerah pasal 9 ayat 2 , perencanaan
tata cara pelaksanaan pemusnahan dan kebutuhan meliputi perencanaan pengadaan,
penghapusan BMN pemeliharaan, peanfaatan, pemindahtanganan,
 Penghapusan ( PMK-83/PMK.06/2016 tentang dan penghapusan BMN/ daerah.
tata cara pelaksanaan pemusnahan dan
penghapusan BMN) PMK 150/PMK.06/2014 perencanaan BMN
 Penatausahaan ( PMK-181/PMK.06/2016 meliputi perencanaan pengadaan BMN dan
tentang penatausahaan BMN perencanaan pemeliharaan BMN.
 Pembinaan, pengawasan dan pengendalian (
PMK-244/PMK.06/2012 tenttang pengawasan PMK 150/PMK.06/2014 pasal 5 perencanaa
dan pengendalian BMN, diubah dengan PMK- pengadaan dan pemeliharaan ini untuk tanah
52/PMK.06/2016 dan atau bangunan dan selain tanah dan atau
bangunan.

KB 3. SIKLUS PENGELOLAAN BARANG 1) Perencanaan Kebutuhan Pengadaan BMN


MILIK NEGARA Standar barang-> spesifikasi barang yang
ditetapkan sebagai acuan penghitungan
1. Siklus penglolaan BMN pengadaan BMN dalam perencanaan
kebutuhan kementrian/lembaga (PMK
Perencanaan
248/PMK.06/2011 telah diubah dengan PMK RI
Kebutuhan dan No. 7/ PMK.06/2016 tentang perubahan atas
penganggaran PMK No. 248/PMK.06/2011 tentang standar
barang dan standar kebutuhan BMN berupa
tanah dan atau bangunan.
penghapusa Pembinaan,
Pengadaan Standar kebutuhan -> jumlah barang
n pengawasan dan
pengendalian yang dibutuhkan sebagai acuan penghitungan
pengadaan dan penggunaan BMN dalam
perencanaan kebutuhan lembaga ( PMK
248/PMK.06/2011).
Pengamanan dan Standar barang dan standar kebutuhan
Pemeliharaan BMN ditetatapkan oleh pengelola barang (PP
pemusnahan penggunaan 27tahun2014 pasal 9 ayat 5)
Alat angkutan darat bermotor dinas
Penatausahaan
operasional jabatan di dalam negeri diatur
dengan PMK RI No 76/PMK.06/2015 tentang
standar barang dan kebutuhan BMN berupa
alat angkutan darat bermotor (AADB) dinas
penilaian
operasional jabatan dalam negeri

2) Perencanaan Kebutuhan Pemeliharaan BMN


pemindahta
nganan pemanfaatan PMK 150/PMK.06/2014 Pasal 9

RKBMN untuk pemeliharaan diusulkan Pengguna


Barang dan/atau Kuasa Penguguna Barang terhadap:
2. Uraian Kegiatan Pengelolaan BMN 1. BMN berupa tanah dan/atau bangunan
a. Perencanaan BMN 2. BMN selain tanah dan/atau bangunan
a. Alat angkutan bermotor BMN harus ditetapkan status penggunaannya, Namun
b. Selain huruf (a) dengan nilai perolehan tidak semua BMN ditetapkan status penggunaanya,
persatuan paling sedikit Rp. meliputi:
100.000.000,00
a) BMN berupa barang persediaan, konstruksi
RKBMN tidak dapat diusulkan terhadap:
dalam pengerjaan dan atau barang yang dari
1. BMN rusak berat awal pengadaannya direncanakan untuk
2. BMN dalam status penggunaan sementara dihibahkan.
3. BMN dalam status dioperasionalkan pihak lain b) BMN yang berasal dari dana dekonsentrasi dan
4. BMN dalam status dimanfaatkan dana penunjang tugas pembantuan, yang
3) Jadwal Kegiatan Penyusunan RKBMN Pengadaan direncanakan untuk diserahkan.
dan Pemeliharaan c) BMN lainnya yang ditetapkan lebih lanjut oleh
Pengelola Barang yang meliputi Bantuan
Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara
Pemerintah yang belum ditetapkan statusnya
diawali Kuasa Pengguna Barang menyusun RKBMN
dan Aset Tetap Renovasi.
kemudian dikirimkan ke Pembantu Pengguna Barang
2) Pejabat yang menetapkan status pengggunaan
Wilayah (harus memperhatikan standar barang dan
standar kebutuhan BMN) Pejabat yang berwenang mennetapkan status
penggunaan adalah Pengelola Barang, namun
Pembantu Pengguna Barang Wilayah yang menerima
ditetapkannya PMK NO 4/PMK.06/2015 sebagian
RKBMN mengkompilasi RKBMN tersebut ke Pembantu
wewenang didelegasikan ke Pengguna Barang,
Pengguna Barang Eselon I.
Kewenangan tersebut untuk BMN berupa:
Pembantu Pengguna Barang Eselon I melakukan
(a) Alat utama sistem persenjataan
analisis atas RKBMN dan menyusun rekapitulasi
(b) BMN selain tanah dan/atau bangunan,
RKBMN tingkat Eselon I. RKBMN dan rekapitulasi
yang tidak mempunyai dokumen
RKBMN dari Eselon I diserahkan ke Pengguna Barang.
kepemilikan, dengan nilai perolehan
Pengguna Barang meneliti RKBMN dan rekapitulasi sampai dengan Rp.100.000.000,00 per
tersebut. Pengguna Barang meminta Aparat unit/satuan.
Pengawasan Intern Pemerintah(APIP) untuk melakukan Untuk Kemenkeu penetapan status BMN huruf (b) di
review terhadap RKBMN. atas dilakukan oleh Sekretaris Eselon I/Kepala Biro
Umum. BMN selain tanah dan/atau bangunan, yang
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Pengguna tidak mempunyai dokumen kepemilikan, dengan nilai
Barang menyusun RKBMN Pengguna Barang dengan perolehan di atas Rp.100.000.000,00 per unit/satuan
dilengkapi Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak dilakukan oleh Pengelola yaitu Dirjen Kekayaan
(SPTJM) dan hasil eview APIP, dan dikirimkan ke Negara/Direktur Pengelolaan Kekayaan Negara dan
Pengelola Barang. Sistem Informasi/Kepala Kantor Wilayah DJKN/ Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang.
RKBMN diterima Pengelola dan ditelaah, selanjutnya
dibuat Catatan atas Penelaahan RKBMN, Hasil 3) Prosedur Penetapan Status Penggunaan BMN
Penelaahan akan digunakan untuk menyusun anggaran
untuk pengadaan dan pemeliharaan BMN. Diawali dengan pengajuan usul Penetapan Status
Penggunaan (PSP) oleh Kuasa Pengguna atau
Pengguna Barang, Penelitian usulan dan selanjutnya
Penetapan Status Penggunaan oleh pejabat yang
b. Penggunaan BMN
berwenang (jika disetujui).
Untuk melakukan pengolahan BMN sesuai dengan
4) Dokumen yang harus dilampirkan untuk
peraturan berlaku. Langkah awal adalah mengurus
Penetapan Status Penggunaan BMN
Penetapan Status Penggunaan BMN.
Usulan Penetapan BMN harus dilengkapi dengan
1) Pengertian Penetapan Status Penggunaan BMN
dokumen pendukung
Penggunaan BMN diabatasi hanya untuk
penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian/  PSP atas tanah : Sertifikat Kepemilikan
Lembaga, bila tidak BMN tersebut harus diserahkan  Bangunan : Ijin Mendirikan Bangunan
kepada pengelola barang.  Kendaraan Bermotor : BPKB dan STNK
Untuk lebih jelasnya baca PMK no  Bangun Guna Serah : BGS, adalah
246/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pemanfaatan BMN berupa tanah oleh pihak lain
Pelaksanaan Penggunaan BMN dengan cara mendirikan bangunan dan/atau
sarana berikut fasilitasnya, kemudian
C. Pemanfaatan BMN
didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam
PMK 78/PMK.06/2014 pasal 1 angka 1 jangka waktu tertentu yang telah disepakati,
untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah
Pemanfaatan sebagai pendayagunaan BMN yang tidak beserta bangunan dan/atau sarana berikut
digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu
Kementerian/Lembaga dan/atau optimalisasi BMN  Kerja Sama Penyedia Infrastruktur : Kerja Sama
dengan tidak mengubah status kepemilikan. Penyediaan Infrastruktur, yang selanjutnya
Prinsip Pemanfaatan BMN: disingkat KSPI, adalah kerja sama antara
pemerintah dan badan usaha untuk kegiatan
 Pemanfaat BMN dapat dilakukan sepanjang penyediaan infrastruktur sesuai dengan
tidak mengganggu pelaksanaan tugas dan ketentuan peraturan perundang-undangan
fungsi penyelenggaraan negar. Pemanfaat
BMN dilakukan dengan memperhatikan
kepentingan negara dan kepentingan umum.
 Pemanfaat BMN dilakukan dengan tidak
mengubah status kepemilikan BMN
 BMN yang menjadi objek pemanfaatan harus
ditetapkan status penggunaannya oelh
Pengelola Barang/Pengguna Barang
 Biaya pemeliharaan dan pengamanan BMN
serta biaya pelaksanaan yang berkaitan
dengan Pemanfaat BMN dibebankan pada
mitra Pemanfaatan.
 Penerimaan Negara dari pemanfaatan BMN
merupakan penerimaan negara yang wajib
disetorkan seluruhnya ke rekening Kas Umum
Negara
 BMN yang menjadi objek pemanfaatan dilarang
dijaminkan atau digandakan.
Pemanfaatan BMN menurut PMK 78/PMK.06/2014
yaitu Sewa, Pinjam Pakai, Kerja Sama Pemanfaatan,
Bangun Guna Serah/Bangun Serah Guna dan Kerja
Sama Penyediaan Infrastruktur.

 Sewa : Sewa adalah pemanfaatan BMN oleh


pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan
menerima imbalan uang tunai
 Pinjam Pakai : Pinjam Pakai adalah penyerahan
penggunaan barang dari Pemerintah Pusat ke
Pemerintah Daerah dalam jangka waktu
tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah
jangka waktu tersebut berakhir diserahkan
kembali kepada Pengelola Barang/Pengguna
Barang
 Kerja Sama Pemanfaatan : Kerja Sama
Pemanfaatan, yang selanjutnya disingkat KSP,
adalah pendayagunaan BMN oleh pihak lain
dalam jangka waktu tertentu dalam rangka
peningkatan penerimaan negara bukan pajak
dan sumber pembiayaan lainnya
Sewa Pinjam Pakai KSP BGS / BSG

1. Landasan PMK 78/PMK.06/2014 PMK 78/PMK.06/2014 PMK 78/PMK.06/2014 PMK 78/PMK.06/2014


Hukum PMK 57/PMK.06/2016 KMK 616/PMK.06/2015 KMK 616/PMK.06/2015 KMK 616/PMK.06/2015
2. Pihak yg BUMN, BUMD, Pemda dan tidak BUMN, BUMD, serta BUMN, BUMD,
menjadi mitra Swasta, Unit ditunjuk melalui tender Swasta, kecuali Swasta kecuali
Penunjang Kegiatan perorangan dan perorangan, Badan
Pemerintahan,/ ditunjuk melalui Hukum lainnya dan
badan hukum lainnya tender ditunjuk melalui tender
3. Objek Tanah dan Tanah dan bangunan, Tanah dan Tanah yang ada di
Pemanfaatan bangunan, selain selain tanah dan/ bangunan, selain pengelola dan tanah
BMN tanah dan/ bangunan bangunan tanah dan/ bangunan yg ada di pengguna
setelah diserahkan ke
pengelola
4. Biaya Penyewa Peminjam Setelah penunjukan Setelah penunjukan
Perbaikan mitra, tanggung mitra, tanggung jawab
jawab mitra mitra
5. Jangka Maks. 5 thn, dpt 5 thn dan dapat 30 tahun, 50 tahun 30 tahun sejak
Waktu diperpanjang dgn diperpanjang sekali dan dapat perjanjian
Pemanfaatan persetujuan diperpanjang ditandatangani dan
BMN pengelola tidak dapat
diperpanjang
6. Penerimaan Sewa yg disetorkan Tidak ada a. Kontribusi a. Kontribusi
Negara ke kas negara, tetap tahunan
kecuali sewa harian b. Pembagian b. Hasil
dan per jam dapat keuntungan BSG/BGS yg
disetorkan ke pejabat c. Hasil KSP digunakan
pengurus BMN/ (tanah, langsung
rekening bendahara gedung, dst) untuk tusi
pemerintahan
7. Perpanjangan Perpanjangan p.l 2 bulan sebelum 2 tahun sebelum Tidak ada
Kontrak dilakukan 3 bulan perjanjian berakhir perpanjangan
(sewa tahunan), 10
hari (sewa bulanan)
sebelum berakhirnya
jangka waktu sewa
(harian dan per jam)

8. Sewa BMN  Besaran sewa = Tarif pokok sewa x faktor


 Periodisitas sewa dan cara menentukan penyesuai sewa
besarnya sewa BMN berdasarkan PMK  Tarif pokok sewa BMN tanah, dan /bangunan :
57/PMK.06/2016 nilai wajar atas sewa
 Periodesitas Sewa dikelompokkan per tahun,  Tarif pokok sewa BMN selain tanah, dan
per bulan, per hari dan per jam. /bangunan : ditetapkan oleh pengelola barang ,
 Besaran sewa ditetapkan oleh : untuk BMN yg berada pada pengelola barang
- Pengelola barang  untuk BMN yg berada  Perhitungan tarif pokok sewa dilakukan oleh
pada pengelola barang penilai
- Pengguna barang  untuk BMN yg status  Untuk BMN selain tanah/ bangunan yg status
penggunaannya ada pada pengguna penggunaannya berada pada pengguna
barang, setelah mendapat persetujuan dari barang, tarif pokok sewa BMN ditetapkan oleh
pada pengelola barang pengguna barang, setelah mendapat
persetujuan pngelola barang
 Perhitungan tarif pokok sewa dilakukan oleh tim melibatkan penilai yg ditetapkan penggguna
yg ditetapakan oleh pengguna barang, dan dpt barang
 Faktor penyesuai sewa : o Kegiatan sosial = tdk menarik imbalan, tdk
- jenis kegiatan usaha penyewa berorientasi mencari keuntungan
- bentuk kelembagaan penyewa  Bentuk kelembagaan penyewa :
- periodesitas sewa o Kategori I = meliuti swasta (kecuali
 Jenis kegiatan usaha : yayasan dan koperasi), BUMN, BUMD
o Kegiatan bisnis = berorientasi semata-mata o Kategori II = yayasan, koperasi, lembaga
mencari keuntungan pendidikan formal dan no formal
o Kegiatan non bisnis = menarik imbalan atas o Kategori III = Lembaga sosial, lembaga
barang/ jasa yg diberikan, namun tdk kemanusiaan, lembaga keagamaan, unit
semata-mata mencari keuntungan penunjang kegiatan penyeleggara
pemeritahan.
 Faktor penyesuai jenis kegiatan usaha penyewa dan bentuk kelembagaan penyewa dapat diikhtisarkan sebagai
berikut

No Katergori Usaha Bisnis Usaha Non Bisnis Usaha Sosial


1. Kategori I 100 % 50 % 10 %
2. Kategori II 100 % 40 % 5%
3. Kategori III 100 % 30 % 5%

 Koperasi yang beranggotakan  Kontribusi tetap merupakan hasil perkalian dari


PNS/TNI/anggota Kepolisian Negara Republik besaran kontribusi tetap dan nilai wajar BMN
Indonesia yang bertujuan untuk kesejahteraan yang menjadi objek KSP.
anggota diberikan factor penyesuai a. 50%  Besaran kontribusi tetap KSP BMN ditentukan
untuk koperasi perimer b. sebesar 75 % untuk dari hasil perhitungan tim yang dibentuk oleh
koperasi primer. pengelola barang berdasarkan hasil penilaian,
 Faktor penyesuaian periosiditas sewa adalah: nilai wajar yang menjadi objek dalam rangka
a. Per tahun sebesar 100 % pelaksanaan KSP berdasarkan:
b. Perbulan sebesar 130 % a. hasil penilai pemerintah untuk tanh dan
c. Perhari Sebesar 160 % bangunan
d. Per jam Sebesar 190 % b. hasil penilaian tim yang dibentuk pengguna
barang untuk BMN selain tanah dan bangunan.
9. Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) BMN
 Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) Barang Milik d. Pemindahtanganan BMN
Negara adalah pendayagunaan BMN oleh
 Pemindahtanganan: pengalihan kepemilikan
pihak lain untuk penerimaan Negara bukan
BMN/D. (PP 27/2014)
pajak dan sumber pembiayaan lainnya meliputi  Tatacara pemindahtanganan BMN  PMK No
KSP BMN khusus (KSP BMN penyedia 111/PMK.06/2016 tentang Tata Cara
infrasturktur dan Operasional ) dan KSP BMN Pelaksanaan Pemindahtanganan BMN
umum.  dilakukan Penilaian atas BMN dalam rangka
 Dalam KSP BMN umum pemerintah Pengelola pemindahtanganan BMN terhadap objek
Barang memberikan kontribusi berupa objek pemindahtanganan (kecuali hibah)
BMN sedangkan mitra KSP melakukan  tujuan: untuk mendapatkan nilai wajar sesuai
ketentuan per-UU-an.
investasi pembangunan sarana dan prasarana.
 nilai taksiran: penilaian dilakukan oleh
Diakhir kontrak BMN deserahkan beserata Pengguna Barang tanpa melibatkan Penilai
sarana dan prasarana kepada pengelola BMN. 1. Jenis-jenis pemindahtanganan BMN
 Mitra KSP BMN : BUMN, BUMD, Swasta a. Penjualan: pengalihan kepemilikan BMN
kecuali perorangan. kpd pihak lain dengan menerima
 Pertimbangan dilakukan KSP: -penerimaan penggantian dalam bentuk uang
b. tukar-menukar: pengalihan kepemilikan
Negara bukan pajak dan tidak tersedianya dana
BMN antara pemerintah pusat ke
untuk pengelolaan dan operasional BMN. pemerintah daerah, atau antara
 Penerimaan Negara dari KSP meliputi pemerintah pusat dengan pihak lain, dg
Kontribusi Tetap, pembagian keuntungan serta menerima penggantian utama dalam
Hasil KSP. bentuk barang, minimal nilai seimbang
c. hibah: pengalihan kepemilikan barang dari
pemerintah pusat kpd pmerintah daerah
atau dari pemerintah pusat kpd pihak lain, a. BMN selain tanah dan/atau bangunan, yg tidak
tanpa memperoleh penggantian mempunyai dokumen kepemilikan, dg nilai
d. penyertaan modal pemerintah pusat: perolehan s/d Rp 100 juta per unit/satuan
pengalihan kepemilikan BMN yg semula b. bongkaran BMN karena perbaikan
merupakan kekayan yg tidak dipisahkan (renovasi,rehabilitasi, restorasi)
mjd kekayaan yg dipisahkan untuk
diperhitungkan sbg modal/saham negara **berupa hibah dilakukan terhadap:
pada BUMN atau badan hukum lain yg
dimiliki negara a. BMN yg dari awal perolehan dimaksudkan
 pemindahtanganan BMN dilakukan oleh untuk dihibahkan dalam rangka kegiatan
Pengguna atau Pengelola yg menguasai BMN pemerintahan
b. BMN selain tanah dan/atau bangunan, yg tidak
 pemindahtanganan harus mendapat
mempunyai dokumen kepemilikan, dg nilai
persetujuan dari Pengelola Barang, yaitu
perolehan s/d Rp100juta per unit/satuan
Presiden atau DPR
c. bongkaran BMN karena perbaikan (renovasi,
 kewenangan Pengelola untuk
rehabilitasi, restorasi)
menolak/menyetujui permohonan
pemindahtangan BMN dari Pengguna Barang
 BMN yg dari awal perolehan dimaksudkan untuk
dilimpahkan kpd: Direktur PKNSI (Pengelolaan
dihibahkan dalam rangka kegiatan pemerintahan
Kekayaan Negara dan Sistem Informasi),
sebagaimana dimaksud di atas tetapi tidak terbatas
Kanwil DJKN, serta KPKNL
pada:
 pemindahtanganan BMN tanah dan/atau
1. BMN yg dari awal pengadaannya
bangunan >Rp 100M harus mendapat
direncanakan untuk dihibahkan, yg dibeli
persetujuan DPR
atau diperoleh atas beban APBN
 pemindahtanganan BMN tanah dan/atau 2. BMN yg berasal dari Dana Dekonsentrasi
bangunan yg tidak perlu mendapat dan Tugas Pembantuan
persetujuan DPR*: 3. BMN yg diproleh sebagai pelaksanaan dari
a. sudah tidak sesuai dengan tata ruang perjanjian/kontrak
wilayah/penataan kota 4. BMN yg diperoleh sesuai Ketentuan
b. harus dihapuskan karena anggaran untuk Peraturan per-UU-an
bangunan pengganti sudah disediakan
 penjualan BMN dilakukan secara lelang, kecuali
dalam dokumen penganggaran berupa
dalam hal:
daftar isian pelaksanaan
(lihat modul PKBT hal 28)
anggaran,kerangka acuan kerja, rencana
kerja dan anggaran
Kementerian/Lembaga, dan/atau petunjuk
 pertimbangan dilakukannya hibah BMN:
operasional kegiatan
a. kepntingan sosial
c. diperuntukkan bagi pegawai negeri
b. kepentingan budaya
d. diperuntukkan bagi kepentingan umum
c. kepentingan keagamaan
e. dikuasai negara berdasarkan putusan
d. kepentingan kemanusiaan
pengadilan yg telah berkekuatan hukum
e. kepentingan pendidikan yg bersifat non
tetap dan/atau berdasarkan ketentuan
komersial
peraturan per-UU-an, yg jika status
f. penyelenggaraan pemerintahan negara
kepemilikannya dipertahankan tidak layak
secara ekonomis  syarat BMN dapat dihibahkan (PMK
111/PMK.06/2016):
*hal ini harus mndapat persetujuan a. Bukan merupakan barang rahasia negara
presiden/DJKN/Direktur PKNSI atau Kepala Kanwil b. bukan merupakan barang yg menguasai
hajat hidup orang banyak
DJKN atau KPKNL**
c. tidak digunakan lagi dalam
**begitu pula untuk pemindahtanganan BMN selain penyelenggaraan tugas dan fungsi
tanah dan/atau bangunan yg nilainya s/d Rp 100M penyelenggaraan pemerintahan negara.

*sebagian wewenang pengelola tersebut dilimpahkan


e. Pengamanan dan Pemeliharaan
ke Pengguna Barang sehingga berwenang dan
bertanggungjawab memberikan prsetujuan atas PP 27 2014 Pasal 42 (1) Pengelola Barang,
permohonan pemindahtanganan (penjualan* dan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang
hibah**) BMN tertentu wajib melakukan pengamanan Barang Milik
*berupa penjualan dilakukan terhadap: Negara/Daerah yang berada dalam penguasaannya
yang meliputi pengamanan administrasi, pengamanan
fisik, dan pengamanan hukum.

Ahmada Wani (2)


KMK No. 21/KMK.01/2012 Pengamanan Administrasi dilaksanakan oleh Kuasa Pengguna Barang (PP
adalah kegiatan yang dilakukan oleh pejabat yang 27/2014 Pasal 92 ayat 2).
ditunjuk untuk menatausahakan dalam rangka
mengamankan BMN Kementerian dari segi Pemantauan dan investigasi atas pelaksanaan
administratif. Pengamanan Fisik adalah pengamanan Penggunaan, Pemanfaatan, dan Pemindahtanganan
oleh pejabat yang ditunjuk untuk mencegah terjadinya BMN yang dilakukan oleh Pengelola Barang sesuai
penurunan fungsi barang, penurunan jumlah barang, peraturan perundang-undangan, dapat ditindaklanjuti
dan hilangnya barang. Pengamanan Hukum adalah dengan meminta aparat pengawasan intern Pemerintah
pengamanan dengan cara melengkapi bukti status untuk mengaudit. Kemudian hasil audit disampaikan
kepemilikan. kepada Pengelola Barang untuk ditindaklanjuti sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Menurut PP 27 2014 Pasal 45 (1) Pengelola Barang
dapat menetapkan kebijakan asuransi atau
pertanggungan dalam rangka pengamanan BMN
tertentu dengan mempertimbangkan kemampuan g. penilaian
keuangan Negara.
PP 27 tahun 2014 pasal 1 angka 7 Penilaian adalah
PP 27 2014 Pasal 46 (1) Pengelola Barang, Pengguna proses kegiatan untuk memberikan opini nilai atas suatu
Barang atau Kuasa Pengguna Barang bertanggung objek penilain berupa BMN/D pada saat tertentu.
jawab atas pemeliharaan BMN yang berada dibawah Penilaian ini dilakukan dalam rangka penyusunan
penguasaannya. Biaya pemeliharaan BMN dibebankan neraca Pemerintah Pusat/Daerah, Pemanfaatan, atau
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Pemindahtanganan, kecuali untuk: a) Pemanfaatan
dalam bentuk pinjam pakai ; atau b) pemindahtanganan
Barang Milik Negara dilakukan pemanfaatan dengan dalam bentuk hibah.
pihak lain, biaya pemeliharaan menjadi tanggung jawab
sepenuhnya dari penyewa, peminjam, mitra kerja sama Sesuai PP 27 tahun 2014 pasal 49 Penetapan Nilai
pemanfaatan, mitra bangun guna serah/bangun serah Barang Milik Negara berpedoman pada Standar
guna, atau mitra kerja sama penyediaan infrastruktur. Akuntansi Pemerintahan (SAP). Sementara itu menurut
PP 27 tahun 2014 pasal 50 ayat 1 Penilaian BMN
Kuasa Pengguna Barang membuat Daftar Hasil berupa tanah dan/atau bangunan dalam rangka
Pemeliharaan Barang dan melaporkannya kepada Pemanfaatan atau Pemindahtanganan mendapatkan
Pengguna Barang secara berkala. Selanjutnya nilai wajar sesuai dengan ketentuan peraturan
Pengguna Barang meneliti dan menyusun daftar hasil perundang-udangan.
pemeliharaan barang yang dilakukan dalam 1 Tahun
Anggaran sebagai bahan untuk melakukan evaluasi Penilaian Barang Milik Negara selain tanah dan/atau
mengenai efisiensi pemeliharaan BMN. bangunan dalam rangka Pemanfaatan atau
pemindahtanganan oleh tim yang ditetapkan Pengguna
f. Pembinaan, Pengawasan Dan Pengendalian BMN Barang dan dapat melibatkan Penilai yang ditetapkan
oleh Pengguna Barang (PP 27 2014 pasal 51 ayat 1),
Pembinaan merupakan usaha atau kegiatan melalui yang bertujuan untuk mendapatkan nilai wajar sesuai
pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, dan dengan ketentuan peraturan perundang-
supervisi. Pengendalian merupakan usaha mencapai undangan.namun jika Penilaian tanpa melibatkan
tujuan dengan membandingkan prestasi kerja dengan Penilai, maka hasilnya merupakan nilai taksiran.
neraca dan mengoreksi perbedaan yang penting.
Pengawasan adalah usaha/kegiatan untuk mengetahui Pengelola Barang dapat melakukan Penilaian kembali
dan menilai kenyataan yang sebenarnya telah sesuai atas nilai BMN/D, keputusan tersebut berdasarkan
peraturan perundang-undangan. ketentuan Pemerintah yang berlaku secara nasional.
Ketentuan lebih lanjut di Peraturan Menteri Keuangan
PP 27 2014 Pasal 91 mengatur bahwa Pengawasan yaitu PMK no 166/PMK.06/2015 tentang Penilaian
dan Pengendalian Barang Milik Negara/Daerah Barang Milik Negara. PMK ini menggantikan PMK
dilakukan oleh : a) Pengguna Barang melalui 179/PMK.06/2009.
pemantauan dan penertiban; dan/atau b) Pengelola
Barang melalui pemantauan dan h. Penataausahaan BMN
investigasi.Pemantauan dan Penertiban terhadap
 Tata cara penatausahaan  PMK No
Penggunaan, Pemanfaatan, Pemindahtanganan,
181/PMK.06/2016.
Penatausahaan, Pemeliharaan, dan pengaman BMN
yang berada dalam penguasaannya, dimana  Penatausahaan BMN  rangkaian kegiatan
Pembukuan, Inventarisasi, Pelaporan yang

Ahmada Wani (2)


dilakukan oleh Pengguna Barang & Pengelola  Dengan cara?
Barang.
 Dibakar
Kegiatan Pengguna Pengelola
Barang Barang  Dihancurkan

Pembuk Melakukan Melakukan  Ditimbun


uan pendaftaran & pendaftaran
 Ditenggelamkan
pencatatan BMN & pencatatan
ke Daftar Barang BMN  Cara lain sesuai ketentuan perUUan
Pengguna/Daftar dibawah
Barang Kuasa penguasaann  Alur? (PMK No 4/PMK.06/2015)
Pengguna ya dan yg ada
Persetujuan o/ Pengelola Barang  Pemusnahan o/
menurut pada
Pengguna Barang  dilaporkan dlm Berita Acara
penggolongan Pengguna
dan kodefikasi Barang.  Apa yang dimusnahkan?
barang.
 Persediaan
Inventari Inventarisasi Inventarisasi
sasi BMN 1x per 5 BMN min  Asset Tetap Lainnya (hewan, ikan,
tahun. 1x/tahun tanaman)
(Tanah/Bang
BMN  Selain Tanah Bangunan, yg tidak
unan).
(persediaan&kon mempunyai dok. kepemilikan, nilai
struksi)  perolehan max Rp 100jt per
inventarisasi unit/satuan.
setiap tahun.
 Bongkaran BMN karena perbaikan
Melaporkan hasil
inventarisasi ke
Pengelola j. Penghapusan BMN
Barang max 3bl
setelah  Penatausahaan BMN  tindakan menghapus
inventarisasi BMN dari daftar barang dg menerbitkan
keputusan dari pejabat yg berwenang untuk
Pelapor Menghimpun Menghimpun membebaskan Pengeola Barang, Pengguna
an Laporan Barang Laporan Barang, dan/atau Kuas Pengguna Barang dari
Kuasa Pengguna Barang tanggung jawab administrasi dan fisik atas
Semesteran & Kuasa barang yg berada dlm penguasaanya.
Tahunan, Pengelola
disampaikan ke Semesteran  Penyebab penghapusan Aset Berwujud?
Pengelola & Tahunan,
 Hilang, kecurian, terbakar, susut,
Barang. laporan BMN
menguap, mencair
sbg bahan
menyusun  Mati (hewan, ikan, tanaman)
neraca
Pempus.  Dihapuskan, untuk:

- bangunan yang berdiri diatas


tanah pihak lain
i. Pemusnahan BMN
- bangunan rusak
 Kenapa dimusnahkan? berat/membahayakan
 Tidak dapat digunakan - bangunan yang berdiri diatas
tanah yg menjadi objek
 Tidak dapat dimanfaatkan
pemanfaatan dlm bentuk
 Tidak dapat dipindahtangankan Kerjasama Pemanfaatan,
Bangunan Guna Serah
 Alasan lain sesuai ketentuan perUUan

Ahmada Wani (2)


- anggaran pengganti sudah Rumusan keuangan negara dari sisi:
disediakan dlm dokumen
penganggaran 1. Objek: semua hak dan kewajiban negara yg dapat
dinilai dg uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dlm
 force majeure bidang fiskal dan moneter, dan pengelolaan kekayaan
negara yg dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa
 Penyebab penghapusan Aset Tak uang maupun berupa barang yg dapat dijadikan milik
Berwujud? negara berhubung dg pelaksanaan hak dan kewajiban
tsb.
 Tidak sesuai perkembangan teknologi
2. Subjek: seluruh objek keuangan negara yg dimiliki
 Tidak sesuai dengan kebutuhan
dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan badan hukum
organisasi
publik lainnya.
 Rusak berat
3. Proses: seluruh rangkaian kegiatan pengelolaan
 Masa manfaat berakhir semua hak dan kewajiban negara yg dapat dinilai dg
uang dimulai dr perumusan kebijakan dan pengambilan
 Alur? keputusan s.d. pertanggungjawaban.

Persetujuan o/ Pengelola Barang  Penghapusan o/ 4.


Pengguna Barang  laporan penghapusan.

(untuk BMN yang dihapuskan karena adanya putusan


Pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap
dan tdk ada upaya hukum lain).

k. Sanksi dalam Pengelolaan BMN

 UU No 1 tahun 2014 pasal 59 ayat 1

Setiap kerugian Negara/daerah yang disebabkan oleh


tindakan melanggar hokum atau kelalaian seseorang
harus diselesaikan sesuai dengan ketentuan perUUan.

 PMK 224/PMK.06/2012 pasal 40

Pengguna Barang/Kuasa Penguna Barang yang tidak


melakukan pengawasan dan pengendalian BMN
berupa pemantauan, penerbitan, tidak melaporkan hasil
pelaksanaan  sanksi: penundaan penyelesaian
usulan pemanfaatan, pemindahtanganan,
penghapusan BMN

Tujuan: seluruh kebijakan, kegiatan, dan hubungan


BAHAN AJAR MANAJEMEN KEUANGAN hukum yg berkaitan dg pemilikan dan/atau penguasaan
PEMERINTAH objek keuangan negara tsb dimaksudkan dlm rangka
penyelenggaraan pemerintahan negara.

2. KONSEP DASAR
2.2.2. RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA
2.2.1. PENGERTIAN KEUANGAN NEGARA
Ruang lingkup keuangan negara menurut UU
Menurut UU No. 17 Th. 2003: 17/2003, meliputi:
Keuangan negara: semua hak dan kewajiban negara 1. Pengelolaan fiskal: segala kegiatan yg mencakup
yg dapat dinilai dg uang, serta segala sesuatu baik penerimaan dan pengeluaran uang yg dilakukan
berupa uang maupun berupa barang yg dapat dijadikan pemerintah. Tujuan kebijakan fiskal:
milik negara berhubung dg pelaksanaan hak dan
kewajiban tsb. a. Alokasi sumber dana keuangan

b. Distribusi sumber dana keuangan


Ahmada Wani (2)
c. Stabilisasi ekonomi 2.2.4 KEKUASAAAN PENGELOLAAN KEUANGAN
NEGARA
2. Kebijakan moneter: kebijakan pemerintah terhadap
peredaran jumlah uang dlm masyarakat, ketetapan PENDELEGASIAN KEKUASAAN ATAS
cadangan wajib bank, tingkat diskonto, kebijakan PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
pengendalian kredit, dan kebijakan pasar terbuka.
Kebijakan moneter dilakukan oleh bank sentral (Bank
Indonesia). Menteri Keuangan pada hakekatnya = Chief Financial
3. Kekayaan negara dipisahkan: komponen keuangan Officer (CFO) yg berwenang &tanggungjwb atas
negara yg pengelolaannya diserahkan kpd perusahaan pengelolaan aset & kwjiban negra.
yg seluruh/sebagian modal/sahamnya dimilik negara Para Menteri & pimpinan lembaga negara pada
(BUMN) atau daerah (BUMD). Secara tidak langsung hakikatnya = Chief Opoerational Officer (COO) yg
berhubungan dg APBN. berwenang & tanggungjwb atas penyelenggaraan
pemerintahan sesuai tugas dan fungsi masing2.

2.2.3. TUJUAN PENGELOLAAN KEUANGAN Menteri Keuangan dan Menteri Teknis diharapkan dpt
NEGARA memberi jaminan terlaksananya mekanisme check and
balance dalam pelaksanaan pengeluaran negara dan
Tujuan pengelolaan keuangan negara: jaminan kejelasan akuntabilitas Menteri Keuangan sbg
Bendahara Umum Negaradan Menteri Teknis sbg
1. Memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Pengguna Anggaran. Selain itu, pembagiannya juga
Pengelolaan dg mengambil kebijakan: memberikan fleksibilitas bagi menteri teknis sbg
pengguna anggaran, utk mengatur anggaran
a. Surplus anggaran: pemungutan pajak yg tinggi shg kementriannya scr efektif dan efisyen utk optimalisasi
penerimaan lebih besar dr pengeluaran negara, kinerja berdasar output yg telaah ditetapkan, karena
akibatnya daya beli masyarakat turun. Namun demikian, kementrian teknis yg memahami kebijakan bidangnya.
pemerintah tetap menggerakkan roda perekonomian dg
melakukan belanja. UU No.17 th 2003 juga mengatur ttg kekuasaan
pengelolaan keuangan daerah yg dilaksanakan oleh
b. Defisit anggaran: pengeluaran lebih besar daripada kepala satker pengelola keuangan daerah selaku
penerimaan negara, daya beli masyarakat bertambah, pejabat pengelola APBD dan kepala satker perangkat
permintaan meningkat sehingga harga naik (inflasi) atau daerah selaku pejabat pengguna anggaran/barang
penawaran meningkat sehingga harga turun (deflasi). daerah.
2. Menjaga stabilitas ekonomi.

APBN sebagai alat untuk mengatasi inflasi dan deflasi, 3. APBN KONSEP DASAR APBN
memelihara stabilitas perekonomian dg kebijakan 3.1 PENGERTIAN APBN
anggaran surplus, defisit, atau berimbang.
a. Bahasa
3. Merelokasi sumber-sumber ekonomi.
Anggaran: Suatu rencana keuangan yg merupakan
Tugas dan fungsi negara menurut Musgrave dalam perkiraan ttg apa yg akan dilakukan di masa yg
buku "The Theory of Public Finance": akan datang
a. Realokasi sumber-sumber daya ekonomi Anggaran negara: rencana keuangan yg disusun
pemerintah
b. Redistribusi pendapatan
Anggaran negara sbg alat pengendalian keuangan
c. Stabilisasi
karena meripakan batas2 yg diatur dlm UU
4. Mendorong redistribusi pendapatan.
b. Berdasar UU no.17 th 2003
Adanya kebijakan pemungutan pajak yg lebih
APBN: rencana keuangan tahunan pemerintahan
banyak/tinggi kepada masyarakat mampu daripada
negara yg disetujui DPR
masyarakat miskin utk mengurangi kesenjangan
ekonomi dg mempergunakannya utk program c. Suparmoko (2012)
pemerintah dalam rangka membantu masyarakat
miskin. Anggaran (budget): suatu daftar / pernyataan yg
terperinci ttg penerimaan dan pengeluaran negara
yg diharapkan dalam jangka waktu 1 th.
Ahmada Wani (2)
*Rapat kerja dg Badan Anggaran, perwakilan
pemerintah: Mnteri keuangan dan Bappenas.

*dgn Komisi DPR, perwakilan pemerintah:

Menteri/Ketua lembaga sesuai mitra kerja komisi

3.2 FUNGSI APBN

1. Fs Otorisasi: APBN menjadi dasar utk


melaksanakan pendapatan dan belanja negarapd th 3. Tahap Penetapan APBN
bersangkutan shg dpt dipertanggungjawabkan kpd Sidang Paripurna (menyetujui) RUU APBN UU
rakyat APBN disahkan Presiden Alokasi Anggaran KL
2. Fs Perencanaan: APBN menjadi pedoman utk BA Hasil kesepakatan Pembahasan Rancangan APBN
merencanakan kegiatan pada thn tsb Daftar Isian Pelaksanaan (DIPA)

3. Fs Pengawasan: APBN menjadi pedoman utk


menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah 4. Pelaksanaan APBN
sudah sesuai dg ketentuan Pelaksanaan anggran diawali dengan disahkannya
Dokumen Pelaksanaan Anggaran oleh Menteri
4. Fs Alokasi: APBN harus diarahkan utk mengurangi
Keuangan.
pengangguran & pemborosan sumber daya, serta
meningkatakan efisiensi & efektivitas

5. Fs Distribusi: APBN harus memperhatikan rasa


keadilan & kepatuhan

6. Fs Stabilitas: APBN mnjd alat utk memelihara &


mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian

3.3 Siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja


Negara

1. Tahap Perencanaan dan Penganggaran/


Penyusunan APBN:
- Dimulai pd awal thn sebelum thn anggaran
dilaksanakan
- Presiden menyampaikan kebijakan 1 thn ke
depan di sidang kabinet yg digunakan sbg acuan
- Menteri Keuangan menyusun kapasitas Fiskal
yaitu kemampuan keuangan negara yg dihimpun
dari pendapatan negara utk mendanai anggaran Dokumen tersebut merupakan acuan dan dasar hukum
belanja negara yg meliputi belanja K/L dan non pelaksanaan APBN yang dilakukan oleh
K/L. Pemerintah & DPR membicarakan R-APBN Kementerian/Lembaga dan Bendahara Umum Negara.
serta Nota Keuangan. Dokumen-dokumen penting dalam pelaksanaan
2. Tahap Pembahasan APBN anggaran adalah Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
RUU APBN dan himpunan RKA-KL yg sudah dibahas (DIPA) dan dokumen lain yang dipersamakan dengan
dlm sidang kabinet disampaikan selambat2nya DIPA.
pertengahan Agustus. Pembahasan RUU APBN dan
Nota Keuangan melalui rapat kerja dg Badan
Anggaran dan Komisi DPR. Hasil rapat dg masing2 Dokumen yang disetarakan dengan DIPA adalah :
komisi DPR ditetapkan oleh Badan anggaran.
1. Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
2. Surat Perintah Membayar (SSP)

Ahmada Wani (2)


3. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) oleh unit-unit terkait.Pengawasan tersebut dilakukan
oleh Aparat pengawas Internal Pemerintah (APIP)
masing-masing K/L.
Pasal 17 Undang-Undang Perbendaharaan Negara
menyatakan bahwa Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran melaksanakan kegiatan yang
tercantum dalam dokumen pelaksanaan anggaran yang 3.3. STRUKTUR DAN FORMAT ANGGGARAN
telah disahkan dan berwenang mengadakan PENDAPATAN BELANJA NEGARA
ikatan/perjanjian dengan pihak lain dalam batas Bentuk Penyusunan APBN :
anggaran yang telah ditetapkan. Lebih lanjut, pedoman - Tahun 1969/70 s.d 1999/2000: Rekening Scontr o
dalam rangka tata cara pelaksanaan APBN diatur dalam ( T account)
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang - Tahun 2000 s.d sekarang : Stafel ( I Account)
Tata cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
I account disesuaikan dengan standar yang berlaku
secara internasional sebagaimana digunakan dalam
statistik keuangan pemerintah (Government Finance
5. Pencatatan dan Pelaporan APBN.
Statistics). Struktur dan format APBN seperti ini dapat
digunakan untuk beberapa tujuan yaitu:
Pencatatan dan Pelaporan
yang sesua dengan SAP a. Untuk meningkatkan transparansi dalam
(standar akutansi penyusunan APBN
pemerintah) b. Mempermudah melakukan analisis komparasi
mengenai perkembangan operasi fiskal pemerintah
dengan berbagai negara lain.
c. Mempermudah analisis, pemantauan, dan
MENGHASILKAN pengendalian pelaksanaan dan pengelolaan APBN
sehingga dapat diambil langkah-langkah untuk
memperkecil diskripensi dengan data pembiayaan
LKPP (Laporan
Bank Indonesia.
Keuangan Pemerintah
d. Menghadapi pelaksanaan desentralisasi fiskal
Pusat) sesuai dengan dengan UU No. 33 tahun 2004,
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah.
2) Mulai Maret 2003 seiring dengan diundangkannya
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, format
DISERAHKAN RAPBN meski menggunakan I-Account mengalami
KEPADA perubahan format pada struktur anggarannya. UU
Keuangan Negara mengamanatkan format baru
yang disebut format anggaran terpadu (unified
budget), yakni tidak ada pemisahan antara anggaran
belanja rutin dan anggaran belanja pembangunan,
Presiden
tetapi digabungkan menjadi satu. Adapun struktur
dan format pokok RAPBN yang dilaksanakan pada
TA 2017 dapat dilihat pada table.
TABEL ADA PADA MODUL PKBT BAB BAHAN
AJAR MANAJEMEN KEUANGAN HAL 14-15

LKPP terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran


(LRA), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK), dan
Catatan Laporan Arus Kas (CALK) 4. PELAKSANAAN ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
4.1 REFORMASI PELAKSANAAN APBN
6. Pemeriksaan dan Pertanggungjawaban APBN.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan - Diatur dalam UU no. 1 tahun 2004 tgl 14 Jan 2004
pemeriksaan,dan LKPP yang telah diaudit oleh BPK ttg Perbendaharaan Negara yang merupakan
tersebut disampaikan oleh Presiden kepada DPR penjabaran dari UU no. 17 tahun 2003
dalam bentuk rancangan undang-undang - Perbendaharaan Negara : Pengelolaan &
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN untuk pertanggungjawaban Keuangan Negara termasuk
dibahas dan disetujui. Dalam pelaksanaan APBN investasi dan kekayaan negara yang dipisahkan
sebenarnya terdapat pengawasan yang dilakukan yang ditetapkan dalam APBN dan APBD.

Ahmada Wani (2)


- Ruang Lingkup Perbendaharaan Negara 1. Tunjuk kepala satker yg berstatus PNS sebagai
• Pelaksanaan Pendapatan dan Belanja Negara KPA
• Pengelolaan Penerimaan dan Pengeluaran 2. Tetapkan pejabat perbendaharaan lainnya
Negara/ Daerah
• Pengelolaan Kas Negara PA
• Pengelolaan Utang dan Piutang Negara/ daerah
• Penyelenggaraan akuntansi dan sistem
informasi manajemen keuangan negara dan
daerah KBUN KPA
• Pengelolaan investasi dan BMN/BMD
• LPJ pelaksanaan APBN/APBD
• Penyelesaian kerugian negara/daerah
• Pengelolaan keuangan BLU PPK BP PPSPM
• Perumusan standar, kebijakan dan prosedur
yang terkait.
- Kewenangan Administratif Menteri Negara/
Lembaga
• Melakukan perikatan/ tindakan lain yg
mengakibatkan penerimaan/ pengeluaran
• Pengujian dan pembebanan tagihan (realisasi
perikatan)Memerintahkan pembayaran atau
menagih penerimaan yang timbul
- Kewenangan Kebendaharaan Menteri Keuangan
• Kasir
• Pengawas Keuangan (berbeda dgn pre audit B. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
oleh menteri K/L atau post audit oleh aparat Pejabat yg memperoleh kuasa dari PA untuk
pengawasan fungsional) melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung
a. Rechmatigheid : Ketaatan pada peraturan
jawab penggunaan anggaran pd K/L.
hukum
b. Wetmatigheid : Ketaatan pada aturan  Berstatus PNS, bila tidak harus ijin.
perundangnan  Melekat pada jabatan, mis. pergantian kepala
• Manajer Keuangan kantor, kepala kantor baru langsung menjadi KPA.
 PA dapat menunjuk pejabat lain selain kepala
kantor bila:
4.2. PEJABAT PERBENDAHARAAN
o Satker bersifat komisioner
 Terdiri dari: (PMK 190 2012) o Satker dipimpin Es.1 atau setingkat
1. Pengguna Anggaran (PA) o Satker sementara
2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) o Pimpinan satker memiliki tugas fungsional
3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) o Satker lembaga negara
4. Pejabat Penandatangan SPM (PPSPM) Tugas
5. Bendahara Pengeluaran (BP)
1. Menyusun DIPA
6. Kuasa Bendahara Umum Negara (KBUN)
2. Menetapkan PPK &PPSPM
3. Menetapkan panitia/pejabat terkait pelaksanaan
A. Pengguna Anggaran (PA) kegiatan dan pengelolaan anggaran
Pejabat pemegang kewenangan atas Bagian Anggaran 4. Menetapkan RPK dan RPD
tusi K/L tertentu (Menteri/ Pimpinan Lembaga) 5. Memberikan supervisi dan konsultasi
6. Mengawasi penatausahaan dok dan transaksi
 Menkeu/ merupakan PA atas BA Kemenkeu dan 7. Menyusun laporan keuangan dan kinerja
BA-BUN (BA yang tidak dikelompokan pada K/L)
 BA-BUN meliputi pegeloalan:
1. Utang C. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
2. Hibah Pejabat yg melaksanakan kewenangan KPA utk
3. Investasi Pemerintah mengambil keputusan dan/atau tindakan yg dapat
4. Penerusan Pinjaman mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
5. Transfer ke Daerah
6. Subsidi
7. Transaksi Khusus Tugas
8. Anggaran Lainnya
Kewenangan 1. Menyusun RPK dan RPD
2. Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia B/J

Ahmada Wani (2)


3. Membuat, menandatangani dan melaksanakan  Bila BP dipindahtugaskan,/ pensiun/ diberhentikan/
perjanjian dgn Penyedia B/J berhalangan sementara, BP bertanggung jawab utk
4. Melaksanakan kegiatan swakelola menyelesaikan administrasi keuangan.
5. Memberitahukan KBUN atas perjanjian/kontrak yg  KPA dapat menunjuk beberapa BPP (BP-
dilakukannya Pembantu) sesuai kebutuhan.
6. Mengendalikan pelaksanaan perjanjian/ kontrak  BP bertanggung jawab secara pribadi.
7. Menguji dan menandatangani surat bukti
pengenaan hak tagih negara
8. Membuat dan menandatangani SPP
9. Melaporkan pelaksanaan/ penyelesaian kegiatan
kpd KPA
10. Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan Tugas
kegiatan kpd KPA dengan BAP
11. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dok 1. Menerima, menyimpan, menatausahakan, dan
pelaksanaan kegiatan membukukan
12. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya 2. Melakukan pengujian dan pembayaran atas
berkaitan dengan tindakan yg mengakibatkan perintah PPK
pengeluaran anggaran belanja lainnya 3. Meneliti kelengkapan perintah pembayaran
4. Menolak perintah pembayaran bila tdk sesuai
D. Pejabat Penandatangan SPM (PPSPM) 5. Melakukan pemotongan/pemungutan penerimaan
Pejabat yg diberi kewenangan oleh KPA utk dan pembayaran
melakukan pengujian atas permintaan pembayaran 6. Menyetorkan pemotongan/pemungutan ke kas
dan menerbitkan SPM negara
7. Mengelola rekening UP
Tugas 8. Menyampaikan LPJ ke KPPN sbg KBUN
1. Menguji kebenaran SPP beserta dok
pendukung F. Kuasa Bendahara Umum Negara (KBUN)
2. Menolak dan mengembalikan SPP, bila tdk Pejabat yang diangakat oleh BUN untuk melaksanakan
memenuhi syarat tugas kebendaharaan dlm rangka pelaksanaan APBN
3. Membebankan tagian pd MA yg telah (Kepala KPPN)
disediakan
4. Menerbitkan SPM Tugas
5. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh
dok hak tagih 1. Tugas kebendaharaan (menerima, menyimpan,
6. Melaporkan pelaksanaan penguian dan membayar/ menyerahkan, menatausahakan, dan
perintah pembayaran kpd KPA mempertanggungjawabkan uang atau surat
7. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya berharga yg dikelolanya).
yg berkaitan dgn pelaksanaan pengujian dan 2. Melaksanakan pencairan dana berdasarkan SPM
perintah pembayaran yg diterbitkan PPSPM atas nama KPA, setelah
menguji dan meneliti kelengkapan SPM tersebut.

E. Bendahara Pengeluaran (BP)


Orang yg ditunjuk untuk menerima, menyimpan, 4.3 TAHAP- TAHAP PELAKSANAAN APBN
membayar, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan Pengujian
Pembuatan
Belanja Negara dlm pelaksanaan APBN pd dan Perintah Pembayaran
Komitmen
kantor/satker. Pembayaran

 Pengangkatan BP tidak terikat periode TA.


 Surat penetapan BP harus disampaikan kpd 1. Tahapan Pembuatan Komitmen
PPSPM, PPK, serta Kepala KPPN dlm rgk - Pengguna Anggaran (PA) atau Kuasa Pengguna
pertanggungjawaban. Anggaran (KPA) melaksanakan kegiatan yg
 BP tidak dpt dirangkap oleh KPA, PPK, atau disebutkan dalam dokumen pelaksanaan
PPSPM. anggaran yang telah disahkan
 Bila tidak ada pergantian BP, BA TA yang lalu - PA/ KPA berwenang mengadakan perikatan/
masih berlaku. perjanjian dalam batas anggaran yang ditetapkan
 Bila BP dipindahtugaskan,/ pensiun/ diberhentikan/ - PA/ KPA berwenang menetapkan Pejabat
berhalangan sementara, PA/ KPA menetapkan Pembuat Komitmen (PPK) serta pejabat/ panitia
pejabat pengganti. lain yang terlibat.
2. Tahapan Pengujian dan Perintah Pembayaran

Ahmada Wani (2)


- Dilakukan oleh PA/ KPA UUD 1945, pasal 55 (1) UU No. 1 tahun 2004, dan
Melakukan Pengujian: pasal 2 (1) UU No. 15 tahun 2004.
1. Pengujian kebenaran material
surat- surat bukti (kebenarannya
Bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban
ditanggung pejabat yang pelaksanaaan APBN disusun dan disajikan sesuai SAP
mengesahkan) dalam PSAP.
2. Meneliti kebenaran dokumen
sebagai syarat perjanjian Bentuk dan Isi Laporan Keuangan
3. meneliti ketersediaan dana 1. Laporan Realisisasi APBN
LRA memberikan informasi mengenai keseimbangan
antara anggaran pendapatan, anggaran belanja dan
Membebankan pengeluaran
pembiayaan dengan realisasinya, serta informasi
sesuai mata anggaran
kebijakan fiskal dan moneter, sebab terjadi perbedaan
yang material antara anggaran dan realisasinya.
Memerintahkan pembayaran 2. Neraca
tagihan atas beban APBN/ Neraca menggambarkan aset lancar dan tidak lancar,
APBD
kewajiban jangka pendek dan panjang, dan ekuitas
dana. Neraca tingkat Pempus merupakan konsolidasi
dari neraca tingkat K/L.
3. Tahapan Pembayaran
3. Laporan Arus Kas
- Dilakukan oleh Bendahara Umum Negara (BUN)/
LAK menyajikan informasi aktivitas operasional,
Kuasa BUN
investasi aset non keuangan, dana cadangan,
Meneliti kelengkapan
perintah pembayaran dari pembiayaan dan transaksi non anggaran yang
PA/ KPA menggambarkan saldo awal, penerimaan,
pengeluaran, dan saldo akhir kas.
Menguji kebenaran
perhitungan yang terdapat LAK disusun oleh fungsi perbendaharaan (Kemenkeu:
dalam perintah pembayaran Pusat, PPKD: daerah)
Menguji 4. Catatan atas Laporan Keuangan
ketersediaan dana
CaLK menyajikan informasi tentang penjelasan pos-
BILA SYARAT TERPENUHI BILA SYARAT TIDAK pos lapkeu. Sekurang-kurangnya berisi:
TERPENUHI
Memerintahkan Pencairan  Informasi tentang kebijakan fiskal, makro,
oleh Bendahara Pengeluaran Menolak pencairan
pencapaian target UU APBN.
 Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan setahun.
 Informasi dasar penyusunan lapkeu dan kebijakan
akuntansi yang dipilih.
 Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh
- Pembayaran atas beban APBN/ APBD dilakukan PSAP yang belum disajikan dalam lembar muka
setelah barang/ jasa diterima lapkeu.
- K/L atau satker dapat memberikan uang  Pengungkapan informasi pos aset dan kewajiban
persediaan (UP) pada PA/ KPA yang dikelola oleh yang timbul sehubungan penerapan akrual atas
bendahara pengeluaran. Pendapatan dan Belanja dan rekonsiliasinya
- Prosedur pembayaran dgn UP sama dengan dengan penerapan kas.
tahapan pembayaran yang disebutkan di atas.  Informasi untuk penyajian yang wajar yang tidak
- Bendahara pengeluaran bertanggungjawab disajikan dalam lembar muka lapkeu.
secara pribadi atas pembayaran yang dilakukan
- Pengecualian dari ketentuan ini diatur dalam
peraturan pemerintah
5. PERTANGGUNGJAWABAN ATAS
PELAKSANAAN APBN

Pertanggungjawaban APBN  dulu: Perhitungan


Anggaran Negara (pasal 69 ICW); sekarang: Laporan
Keuangan (pasal 30 UU No. 17 tahun 2003 tentang
Keuangan Negara). Diatur juga dalam pasal 23 (5)

Ahmada Wani (2)


•Responsibilitas (tanggung jawab) adalah
kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan
atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau
menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau
melarikan diri dari risiko yang dihadapi
NILAI-NILAI KEMENKEU
BAB II •Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang
berkaitan dengan hubungan interpersonal.
PRIBADI BERNILAI
Seperti:sifat pribadi yang terbuka atau tertutup
dan kemampuan berkomunikasi dengan orang
lain.
A. Pengertian Pribadi

1. Pribadi(bahasa Inggris:self)
4. Faktor-faktor penentu kepribadian
Istilah "pribadi" menunjukkan keterpisahan,
yakni kemasingdirian (individualism). 1. Faktor keturunan
Kepribadian merupakan keadaan atau sifat
Keturunan merujuk pada faktor genetika
masing diri; yaitu seseorang yang terpisah atau
seorang individu. Tinggi fisik, bentuk
berbeda daripada orang lain dan memiliki
wajah,gender, temperamen, komposisi otot dan
kebutuhan, tujuan dan hasratnya sendiri.
refleks, tingkat energy dan irama biologis adalah
karakteristik yang pada umumnya dianggap,
entah sepenuhnya atau secara substansial,
2. Kepribadian dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu
tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis, dan
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang psikologis bawaan dari individu
individu bereaksi dan berinteraksi dengan
individu lain. Disamping itu kepribadian sering
diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri
2. Faktor lingkungan
individu, Berdasarkan psikologi, Gordon Allport
menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu Faktor lain yang memberi pengaruh cukup
organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang besar terhadap pembentukan karakter adalah
merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. lingkungan di mana seseorang tumbuh dan
Secara eksplisit Allport menyebutkan, dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan
kepribadian secara teratur tumbuh dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain
mengalami perubahan yang seorang manusia dapat alami

3. Pandangan Hidup
3. Ciri-ciri kepribadian
Pandangan hidup atau biasa disebut juga
Kata kunci dari pengertian kepribadian dengan prinsip hidup adalah merupakan sebuah
adalah penyesuaian diri. Abin Syamsuddin draft atau konsep dari kehidupan yang akan kita
(2003) mengemukakan tentang aspek-aspek jalani. pandangan hidup yang dimiliki pada
kepribadian, yang di dalamnya mencakup: umumnya dimasyarakat adalah pandangan yang
sesuai dengan agama dan norma-norma yang
berlaku di masyarakat Jati diri adalah gambaran
•Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam suatu sifat atau karakter dari seseorang. Arah
mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam hidup adalah adalah merupakan pemahaman
memegang pendirian atau pendapat. terhadap jati diri itu

sendiri.

•Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang,


atau cepat lambatnya mereaksi terhadap
rangsangan-rangsangan yang datang dari D. Pengertian Nilai
lingkungan.
1. Pengertian Nilai
Nilai -> English = Value yang berarti harga,
•Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat penghargaan, atau tafsiran.
positif, negatif atau ambivalen. Nilai adalah sesuatu yang abstrak, bukan
konkret.

•Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi


emosional terhadap rangsangan dari
2. Sifat-sifat Nilai:
lingkungan. Seperti mudah tidaknya ter
a. Realitas abstrak dan ada dalam kehidupan
singgung, marah, sedih, atau putus asa
manusia

RIHAM DZAKA AZHARI


b. Normatif, artinya mengandung harapan, NILAI-NILAI KEMENTERIAN
cita-cita, dan suatu keharusan, sehingga KEUANGAN
ideal.
c. Berfungsi sebagai daya dorong/motivator
3. Jenis – Jenis Nilai: A. Integritas
a. Dalam Filsafat: Integritas dapat diartikan sebagai dorongan
- Nilai Logika = Nilai Benar-salah hati nurani untuk melaksanakan tugas dan
- Nilai Estetika = Nilai Indah-Jelek tanggung jawab dengan tekat yang mulia.
- Nilai Etika/Moral = Nilai Baik Buruk Menurut nilai-nilai Kementerian Keuangan,
b. Menurut Notonegoro: integritas diartikan sebagai berpikir, berkata,
- Nilai Material : berguna bagi kehidupan berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar
jasmani manusia serta memegang teguh kode etik dan prinsip-
- Nilai Vital : berguna bagi manusia untuk prinsip moral.
mengadakan kegiatan Untuk mengaplikasikannya, integritas
- Nilai Kerohanian : berguna bagi rohani dinyataklan dalam dua perilaku utama yaitu:
manusia a. Bersikap jujur, tulus dan dapat
dipercaya
Nilai Kerohanian meliputi: b. Menjaga martabat dan tidak melakukan
- Nilai Kebenaran ->bersumber daru akal hal-hal tercela
manusia ( rasio, budi, cipta )
Integritas menjadi pondasi dari keempat nilai
- Nilai Keindahan ->bersumber dari unsur
yang lain karena nilai-nilai lain tidak dapat
perasaan manusia dilaksanakan dengan sempurna apabila nilai
- Nilai Kebaikan ->bersumber dari kehendak pertama (integritas) tidak terealisasi.
manusia
- Nilai Religius -> bersumber dari keyakinan
manusia a. Bersikap jujur, tulus dan dapat
dipercaya
4. Kode Etik
Kode Etik Profesi -> Suatu Tatanan Etika yg Sikap jujur, tulus dan dapat dipercaya
telah disepakati oleh suatu kelompok harus terus dikembangkan. Sikap jujur
masyarakat tertentu. memberikan informasi berdasarkan fakta.
Tujuan Kode Etik ->Agar professional Informasi untuk atasan, untuk bawahan mauoun
memberikan jasa sebaik-baiknya kepada untuk masyarakat luas. Ketulusan, tidak ada
Pemakai atau nasabahnya. maksud lain di balik informasi yang diberikan
kecuali sesuai dengan isi informasi tersebut.
E. Pengertian Pribadi Bernilai

b. Menjaga martabat dan tidak melakukan


Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003)
hal-hal yang tercela
mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat
(bernilai) adalah sebagai berikut: Menjaga kehormatan dirinya dengan tidak
1. Mampu menilai diri sendiri secara melanggar norma. Dengan menjaga kehormatan
diri, berarti telah menjaga kehormatan
realistik
organisasi. Dilakukan dalam bentuk
2. Mampu menilai situasi secara realistic
melaksanakan dan mematuhi sumpah jabatan.
3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh
Pegawai Kemenkeu telah disumpah tidak
secara realistic menerima apapun dari pihak lain yang terkait
4. Menerima tanggung jawab dengan jabatannya (gratifikasi).
5. Kemandirian
6. Dapat mengontrol emosi Sikap ini disimbolkan dengan gambar kepala..
7. Berorientasi tujuan
8. Berorientasi keluar (ekstrovert)
9. Penerimaan social B. Profesionalisme
10. Memiliki filsafat hidup, dan
Berasal dari kata profesion yang bermakna
11. Berbahagia
berhubungan dengan profesi dan memerlukan
kepandaian khusus untuk menjalankannya. Sifat-
Dilihat dari latar belakang lahirnya nilai-nilai
sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan
Kementerian Keuangan, pribadi bernilai adalah
sesuatu, dll) sebagaimana yang sewajarnya
individu-individu pegawai Kementerian
dilakukan oleh seseorang professional.
Keuangan yang memiliki sifat-sifat dan
karakteristik sesuai nilai-nilai Kementerian
Keuangan yaitu Integritas, Profesionalisme,
Sinergi, Pelayanan dan Kesempurnaan. Kualitas profesionalisme memiliki ciri:

1. Keinginan menampilkan perilaku yang


ideal
BAB III 2. Meningkatkan dan memelihara imej
profesi

RIHAM DZAKA AZHARI


3. Mengejar kesempatan pengembangan Ketiga  kemudahan yang diberikan
professional yang meningkatkan dan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa
memperbaiki kualitas pengetahuan dan
keterampilannya.
4. Mengejar kualitas dan cita-cita dalam
profesi Pelayanan sepenuh hati artinya melayani tanpa
a. Mempunyai keahlian dan memandang siapa yang dilayani. Ukuran
pengetahuan yang luas pelayanan sepenuh hati yaitu kepuasan
 Tupoksi luas dan kompleks pemangku kepentingan
 Efisien dan berkualitas
Efisien tidak tercapai jika tidak a. Melayani dengan berorientasi pada
punya pengetahuan luas. pmeangku kepentingan
Pegawai Kemenkeu harus memiliki perilaku
Berkualitas tidak tercapai jika
memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan
tidak punya keahlian
stakeholder-nya
 Penguasaan teknologi informasi
Sikap ini disimbolkan gambar b. Bersikap proaktif dan cepat tanggap
mata Melayani tanpa disuruh atau diminta,
menghampiri dan menayakan sesuatu yang
b. Bekerja dengan hati mungkin kita bisa membantunya.
Bekerja sesuai SOP dan hati nurani

E. Kesempurnaan
C. Sinergi
Kesempurnaan dalam nilai-nilai Kemenkeu
 senantiasa melakukan upaya perbaikan di
segala bidang untuk menjadi dan memberikan
Kegiatan atau operasi gabungan. Sinergi yang terbaik
diwujudkan dengan koordinasi dan kerjasama
yang baik dengan pihak yang berkepentingan
untuk memperoleh hasil yang lebih besar,
berkualitas, dan cepat. Sinergi juga dapat a. Melakukan perbaikan terus-menerus
Mengevaluasi setiap hasil pekerjaan untuk
membangun hubungsn kerjasama internal yang
mendapatkan kekurangan atau kesalahan yang
produktif serta kemitraan harmonis dengan para
ada sehingga membuka peluang untuk perbaikan
pemangku kepentingan.

b. Mengembangkan inovasi baru dan


Perilaku utama nilai sinergi: kreativitas
Inovasi merupakan hasil pengembangan,
a. Memiliki sangka baik, saling percaya dan pemanfaatan atau mobilisasi pengetahuan,
menghormati keterampilan dan pengalaman menciptakan atau
Persangkaan baik kepada teman, atasan memperbaiki produk atau sistem yang baru, yang
maupun bawahan adalah modal awal dalam memberikan nilai secara signifikan
membangun hubungan yang baik serta akan
menjadikan kita merasa aman jika bekerja sama
dengan mereka. Rasa aman akan menimbulkan
rasa saling percaya dan saling menghormati.
BAB IV
b. Menemukan dan melaksanakan solusi
terbaik PENDEKATAN NEURO LINGUISTIC
Solusi yang baik hanya dapat diperoleh PROGRAMMING SEBAGAI STRATEGI
manakala didukung dengan data dan informasi INTERNALISASI NILAI-NILAI
terkini, lengkap dan akurat. Seorang pegawai
KEMENTERIAN KEUANGAN
Kementerian Keuangan harus mampu
berkontribusi menemukan ide penyelesaian
setiap kali menemui persoalan di dalam
menjalankan tugas- tugasnya A. PENGENGENALAN NLP UNTUK
INTERNALISASI NILAI-NILAI
Kreatifitas dapat dibangun salah satunya KEMENTERIAN KEUANGAN
berani berfikir out of box, berfikir di luar kebiasaan
orang berfikir. Selama idenya tidak bertentangan
1. Definisi NLP
dengan norma dan aturan yang berlaku, pegawai
N=NEURO. Mengacu pada saraf manusia,
Kementerian Keuangan harus berani
cara manusia merekam pengalamannya
mengutarakan dan melaksanakannya.
dari panca indera yg kemudian disimpan
dalam otak
D. Pelayanan
L=LINGUISTIC. Cara manusia memaknai
Pertama  perihal atau cara melayani sesuatu yang kemudian dituangkan dalam
bahasa
Kedua  usaha melayani kebutuhan orang lain P=Programming. Suatu proses dari neuro
dengan memperoleh imbalan (uang) menuju linguistic atau proses bagaimana

RIHAM DZAKA AZHARI


manusia melakukan pembelajaran thd  5R (ringkas, rapi, resik, rawat,
suatu hal rajin)
4. Memasang simbol nilai-nilai
Beberapa definisi NLP menurut master kementerian keuangan di setiap
NLP: tempat yang sering dilewati/ dilihat
 The science of how the brain codes agar pegawai selalu teringatkan
learning and experience akan makna dan arti nilai-nilai
 The study of the structure of subjective kementerian keuangan
experience
 An attitude and a methadology that leaves C. TRAINING INTERNALISASI NILAI-
behind a trail of techniques NILAI KEMENTERIAN KEUANGAN
 A model of how we receive information, Training internalisasi nilai-nilai
store information and retrieve it kementerian keuangan adalah training
 A revolutionary approach to human yang diselenggarakan secara khusus
communication adn development bagai para pegawai kementerian
 The difference that makes the difference keuangan. Yang mana di kumpulkan di
ruangan yang memenuhi syarat dan
 A user manual for the brain
dikemas sedemikian rupa sehingga
Secara umum NLP adalah sebuah studi memungkinkan untuk bermain game-
tentang bagaimana kerja otak dan game kecil didalamnya, ruang tersebut
bagaimana memprogram otak sehingga didalamnya juga dilengkapi sound
menjadi powerfull system, lcd projector, dan fasilitas
lainnya untuk menunjang kegiatan
training tersebut.
Dan dengan hal tersebut diharapkan
2. Cara Kerja NLP
dihasilkan pribadi-pribadi dengan
 Pertama menumbuhkan rasa ingin tahu karakter yang sesuai dengan nilai-nilai
yang besar dengan rasa ingin tahu yang sudah ditetapkan sehingga nilai-
akan merangsang otak untuk penasaran nilai tersebut dapat meningkatkan kinerja
dan akhirnya akan mengikuti atau hingga mencapai kinerja maksimal atau
mencontohnya kinerja yang bernilai.
 Kedua NLP adalah ilmu tentang
memahami program dalam diri kita, yang
TATA NASKAH DINAS
ternyata cara kerjanya adalah neuro-
linguistik. Yakni kita dapat mencermati A. JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS
dan menandai kata-kata atau bahasa- Naskah dinas:informasi tertulis sebagaialat
bahasa apa saja yang membuat kita komunikasi kedinasan yang dibuatdn/atau
marah, sedih, kesal, senang, semangat, dikeluarkan olehpejabat yang berwenang di
bahagia, dst. lingkungan Kementerian Keuangan dalam
 Ketiga NLP adalah soal pembiasaan, rangka menyelenggarakan tugas pemerintahan
alias mindset untuk senantiasa peka dibidang keuangan dan kekayaan negara.
terhadap struktur selain konten.
Pembiasan penguatan ingatan dan Tata naskah dinas: pengelolaan informasi tertulis
makna melalui simbol-simbol dan (naskah) yang mencakup pengaturan jenis,
pengulangan format, penyiapan, pengamanan,
pengabsahan,distribusi, dan penyimpanan
B. PROGRAM BUDAYA NILAI-NILAI naskah dinas serta media yang digunakan dalam
KEMENTERIAN KEUANGAN komunikasi kedinasan.
Program budaya nilai-nilai kementerian
keuangan adalah sebuah aktivitas Tujuan tata naskah dinas :menciptakan
pegawai pembiasaan hal-hal positif yang kelancaran komunikasi yang efektif dan efisien
mendukung terlaksanakannya nilai-nilai antar unit organisasi.
kementerian keuangan.
Setiap unit eselon 3 dapat menjalankan Dasar hukum:
program-program berikut: 1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 80
1. Penerapan disiplin dalam waktu Tahun 2014 tentang Pedoman Umum Tata
2. Penerapan disiplin dalam Naskah Dinas.
berpakaian, memakai seragam yg 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181
telah ditentukan Tahun 2014 tentang Pedoman Tata Naskah
3. Penerapan “5 must” Dinas di Lingkungan Kementerian Keuangan.
 One day one information
 Two minutes before schedule Asas-asas naskah dinas:
(hadir 2 menit sebelum jadwal) 1. Asas Efektif dan Efisien, dalam penulisan,
 3S (Senyum, salam, sapa) dan 3 penggunaan ruang, spesifikasi informasi, dan
kali salam dalam sehari penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
 PDCA ( plan, do, check, action)
2. Asas Pembakuan, naskah dinas diproses dan

RIHAM DZAKA AZHARI


disusun menurut tata cara dan bentuk yang diikuti tanda baca titik dua (:) (apabila tidak ada
telah dibakukan. lampiran, tidak perlu dicantumkan)
3. Asas Pertanggungjawaban, penyelenggaraan i. kata Hal diikuti tanda baca titik (:),
tata naskah dinas dapat dipertanggungjawabkan mencantumkan masalah pokok yang ditulis
dari segi isi, format, prosedur, kearsipan, sesingkat mungkin, diawali huruf kapirak pada
kewenangan, dan keabsahan. setiap kata dan tidak diakhiri tanda baca
4. Asas Keterkaitan, TND terkait dengan apapun;
kegiatan administrasi umum dan unsure j. kata Tanggal ditulis paling bawah diikuti tanda
administrasi umum lainnya. baca titik dua (:);
5. Asas Kecepatan dan Ketepatan, diselesaikan k. garis pemisah horisontal bawah dengan
tepat waktu dan tepat sasaran, kejelasan panjang sama dengan lebar ruang penulisan
redaksional, kemudahan prosedural, kecepatan dengan ketebalan garis 3⁄4 pt.
penyampaia dan distribusi.
6. Asas Keamanan, aman secara fisik dan Batang tubuh, nota dinas: paragraf pembuka,
substansi. paragraf isi, dan paragraph penutup.

Surat Perintah: yang dibuat pejabat/atasan Kaki nota dinas:


kepada bawahan yang diperintah dalam lingkup a. nama jabatan penanda tangan (tidak perlu
unit yang bersangkutan mengenai hal yg harus dicantumkan lagi apabila nama jabatan penanda
dilakukan. tangan sama dengan pengirim. Namun, jika
Digunakan saat menunjuk pejabat pengganti menggunakan “untuk beliau” (u.b.), nama
dalam jbatan structural di lingkungan jabatan penanda tangan perlu
Kemenkeu. dicantumkan dan ditulis dengan huruf awal
kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma (,)
Surat Tugas: naskah dinas yang dibuat oleh b. tanda tangan pejabat;
atasan/pejabat yang berwenang kepada c. nama lengkap penanda tangan nota dinas,
bawahan atau pejabat lain yang diberi tugas, ditulis dengan huruf awal kapital, tanpa tanda
memuat apa yang harus dilakukan berkaitan baca apa pun. Di bawahnya ditulis NIP tanda
dengan pelaksanaan tugas dan fungsi atau tanda baca titik;
kegiatan lainnya sesuai dengan peraturan d. kata Tembusan, ditulis lengkap di margin kiri
perundang-undangan dalam jangka waktu bawah diikuti tanda titik dua (:).
tertentu.
Surat Dinas: naskah dinas pelaksanaan tugas
Nota Dinas: naskah dinas internal di lingkungan dan fungsi organisasi atau pejabat dalam
unit kerja dibuat pejabat berwenang dalam menyampaikan informasi kedinasan berupa
rangka pelaksanaan tugas, fungsi dan tanggung pemberitahuan, pernyataan,permintaan,
jawab jabatan kepada pejabat lain untuk penyampaian naskah dinas atau barang, atau
menyampaikan pendapat. hal kedinasan lainnya kepada pihak lain di luar
memuat -> hal bersifat rutin, berupa cacatan organisasi yang bersangkutan.
ringkas dan lengkap serta dapat langsung di
disposisikan Surat dinas terdiri atas: kepala surat dinas,
batang tubuh, dan kaki surat dinas,
Ruang lingkup nota dinas: Catatan -> 1. Jika surat lebih dari satu halaman,
1. Dari pejabat eselon I kepada Mankeu dan kepala surat hanya digunakan pada halaman
Sebaliknya pertama.
2. Antar pejabat di unit Eselon I 2. pada surat Menteri Keuangan, alamat Menteri
3. Antar pejabat di lingkungan kanwil Keuangan diletakkan pada bagian bawah
4. Di lingkungan kantor pelayanan dan UPT halamanterakhir.
3. Untuk surat Menteri Keuangan atau pejabat
Kepala nota dinas: Eselon I atas nama Menteri Keuangan
a. kepala nota dinas yang berisi logo Kemenkeu, digunakan kepala surat berupa lambang negara
nama instansi, dan alamat instansi (ditulis dan nama jabatan.
secara simetris)
b. garis pemisah horisontal atas dengan panjang B. PENYUSUNAN NASKAH DINAS
sama dengan lebar ruang penulisan nota dinas
dengan ketebalan garis 1 1⁄2 pt;
c. tulisan nota dinas di bawah nama instansi,
ditulis dengan huruf capital secara simetris;
d. kata nomor ditulis dengan huruf kapital di
bawah tulisan Nota Dinas;
e. singkatan Yth. ditulis di bawah nomor diikuti
tanda baca titik dua (:);
f. kata Dari diikuti tanda baca titik dua (:), ditulis
di bawah singkatan Yth.;
g. kata Sifat diikuti tanda baca titik dua (:);
h. kata Lampiran ditulis di bawah kata SIfat

RIHAM DZAKA AZHARI


Kop naskah dinas: - Baris terpanjang 41 huruf, apabila lebih
ditulisakan dalam 2 baris
- Nama jabatan pada baris pertama tidak
boleh disingkat
- Ruang tanda tangan 3 atau 4 spasi
- Naskah dinas pengaturan dan naskah
dinas penetapan ditulis dengan huruf
capital sedangkan naskah dinas selain
itu dengan huruf AWAL capital
Penulisan NIP : terdiri 18 digit

- 8 digit pertama = tahun, bulan, tanggal


lahir
- 6 digit berikutnya = tahun dan bulan
Nomor dan kode naskah dinas: tanda atau pengangkatan
simbol tertentu yang berupa angka dan huruf - 1 digit berikutnya = jenis kelamin (1=P,
sebagai tanda pengenal dan identifikasi 2=W)
terhadap unit organisasi yang bersangkutan. - 3 digit terakhir = nomor urut
Dalam rangka komunikasi administrasi, setiap
unit organisasi wajib menggunakan nomor dan 19991006 201603 2 001
kode naskah dinas sesuai dengan ketentuan. Margin :

- Ruang tepi atas: apabila menggunakan


kepala naskah dinas, sekurang-
kurangnya 1 cm dari baris pertama
kepala naskah dinas, dan apabila tanpa
kepala naskah dinas, sekurang-
kurangnya 2 cm dari tepi atas kertas
- Ruang tepi bawah: sekurang-kurangnya
2 cm dari tepi bawah kertas
- Ruang tepi kiri: sekurang-kurangnya 2,5
cm dari tepi kiri kertas
- Ruang tepi kanan: sekurang-kurangnya
2 cm dari tepi kanan kertas.

C. PENGELOLAAN NASKAH DINAS


Salinan surat dibuat terbatas hanya untuk
kebutuhan sebagai berikut:
Kode petunjuk: kode petunjuk (Kp.) ditulis di
margin kiri bawah. a. salinan tembusan, yaitu salinan surat
yang disampaikan kepada pejabat yang
Kp. : SJ.2/SJ.23/2014.1 terkait secara fungsional;

Kp : kode penunjuk b. salinan laporan, yaitu salinan surat yang


disampaikan sebagai laporan kepada
SJ.2 : lingkup tugas konseptor
pejabat yang berwenang;
SJ.23 : kode unit berkas
c. salinan untuk arsip, yaitu salinan surat
2014.1 : tahun, nomor berkas. yang disimpan untuk kepentingan
pemberkasan arsip.
Penggunaan huruf : menggunakan huruf Arial
uk. 7,9,11 dan 13 atau huruf Pica apabila Tingkat kemananan surat digolongkan
menggunakan naskah dinas berupa menjadi tiga:
PERATURAN dan KEPUTUSAN termasuk
- SANGAT RAHASIA : sangat erat
LAMPIRAN dari peraturan tersebut.
hubungannya dengan keamanan dan
Ruang Tanda Tangan : ruang tanda tangan keselamatan Negara. Siaran itu akan
pada naskah dinas diatur dengan ketentuan: membahayakan keamanan Negara.
- RAHASIA : sangat erat hubungannya
- Margin kanan bawah dua spasi setelah dengan keamanan dan keselamatan.
baris kalimat terakhir Jika disiarkan secara tidak sah atau

RIHAM DZAKA AZHARI


jatuh ke tangan yang tidak berhak Untuk beliau (u.b.)
Negara akan dirugikan
- BIASA : surat dinas tersebut dapat Untuk beliau, yang disingkat u.b., digunakan
disampaikan kepada yang tidak berhak jika yang diberi kuasa memberi kuasa lagi
mengetahuinya kepada pejabat satu tingkat di bawahnya.
Kecepatan penyampaian surat dibedakan Untuk beliau (u.b.) digunakan setelah ada
menjadi tiga atas nama (a.n.). Persyaratan yang harus
dipenuhi antara lain sebagai berikut:
- Sangat Segera/Kilat : surat harus
diselesaikan/dikirim/disampaikan pada - Pelimpahan harus mengikuti urutan
hari yang sama hanya sampai dua tingkat struktural
setelahditandatanganinya surat tersebut dibawahnya;
dengan batas waktu 24 (dua - Materi yang ditangani merupakan tugas
puluhempat) jam dan tanggung jawabnya;
- Segera : surat dinas harus - Dapat dipergunakan oleh pejabat yang
diselesaikan/dikirim/disampaikan dalam ditunjuk sebagai pejabat pengganti;
waktu 2 x24 (dua kali dua puluh empat) - Tanggung jawab berada pada pejabat
jam; yang telah diberi kuasa.
- Biasa : surat dinas harus
diselesaikan/dikirim/disampaikan
menurut urutan yang diterima oleh
bagian pengiriman, sesuai dengan
jadwal perjalanan caraka/kurir, dengan
batas waktu 5 (lima) hari
Kewenangan penandatanganan naskah
dinas

- Kewenangan untuk melaksanakan dan


menandatangani naskah dinas antar
atau ke luar Kementerian Keuangan
yang bersifat
kebijakan/keputusan/arahan berada
pada Menteri Keuangan.
- Kewenangan untuk melaksanakan dan
menandatangani naskah dinas yang
TIDAK bersifat
kebijakan/keputusan/arahan dapat
diserahkan/dilimpahkan kepada
pimpinan unit organisasi di setiap
tingkat Eselon atau pejabat lain yang
diberi kewenangan
Penandatangan surat dinas yang
menggunakan garis kewenangan dapat Pejabat Pengganti
dilakukan dengan menggunakan cara: Apabila terjadi kekosongan jabatan, maka
dilakukan penunjukan pejabat pengganti.
Atas nama (a.n.) Ketentuan dan tata cara penunjukan,
wewenang, dan hak seorang pejabat
Atas nama, yang disingkat a.n.,
pengganti serta penulisan dalam naskah
dipergunakan jika yang berwenang
dinas diatur tersendiri dalam peraturan
menandatangani surat/dokumen
menteri keuangan mengenai pejabat
melimpahkan kepada pejabat di bawahnya.
pengganti di lingkungan Kementerian
Persyaratan yang harus dipenuhi adalah
Keuangan.
sebagai berikut:
Disposisi
a) pelimpahan wewenang tersebut dalam
- Merupakan petunjuk tertulis mengenai
bentuk tertulis;
tindak lanjut pengelolaan atau
b) materi wewenang yang dilimpahkan penyelesaian naskah dinas.
benar-benar menjadi tugas dan tanggung - Disposisi ditulis secara jelas pada
jawab pejabat yang melimpahkan; Lembar Disposisi, tidak pada naskah
asli.
c) tanggung jawab sebagai akibat - Petunjuk tertulis dimaksud berupa check
penandatanganan naskah dinas berada list dan catatan untuk memperjelas hal
pada pejabat yang diatasnamakan. yang harus diperhatikan dan
dilaksanakan oleh pejabat/unit yang
berada di bawah pejabat yang
mendisposisikan.

RIHAM DZAKA AZHARI


- Disposisi merupakan satu kesatuan pendapat/keterangannya secara lisan
dengan naskah dinas yang terlebih dahulu dengan pimpinan
bersangkutan dan tidak boleh sebelum menindaklanjuti suatu
dipisahkan. permasalahan.
- Pada lembar disposisi selalu - Bicarakan Bersama Dan Laporkan
dicantumkan kalimat “Dilarang Hasilnya, adalah disposisi pimpinan
memisahkan sehelai surat pun yang guna membahas suatu permasalahan
tergabung dalam berkas ini”. tertentu baik bersama dengan pejabat
- Ukuran lembar disposisi adalah A5 atau lainnya maupun dengan pejabat/ staf
setengah kuarto (210 x 148 mm). dibawahnya.
- Dijadwalkan, berarti bahwa dalam
Keterangan petunjuk : menindaklanjuti suatu permasalahan
- Setuju, berarti bahwa pimpinan perlu dijadwalkan pembahasan terlebih
menyetujui atas konsep/dokumen/ dahulu
usulan yang diterima. - Simpan, adalah penugasan pimpinan
- Tolak, berarti bahwa pimpinan guna menyimpan dokumen/ barang
memberikan penolakan atas tertentu.
konsep/dokumen/usulan yang diterima, - Disiapkan, adalah penugasan pimpinan
dan pejabat penerima disposisi dapat guna menyiapkan materi/ bahan tertentu
menindaklanjuti dengan menyusun dalam rangka pembahasan suatu
konsep naskah dinas penolakan. masalah maupun menindaklanjuti
- Selesaikan, berarti bahwa penugasan undangan dengan unit tertentu.
yang diberikan oleh pimpinan penerima - Ingatkan, adalah disposisi pimpinan
disposisi yang bertujuan untuk guna menyampaikan pemberitahuan
menyelesaikan sesuai dengan terkait suatu masalah tertentu yang
ketentuan yang berlaku permasalahan melibatkan pimpinan maupun pejabat
yang disampaikan dalam naskah dinas. lain.
- Jawab, adalah penugasan yang - Harap Dihadiri/Diwakili, adalah
diberikan oleh pimpinan guna penugasan pimpinan kepada penerima
menindaklanjuti/menjawab atas suatu disposisi yang bertujuan untuk mewakili
dokumen/usulan yang diterima. pimpinan dan/atau hadir dalam suatu
- Perbaiki, adalah penugasan yang pertemuan/ rapat.
ditujukan kepada penerima disposisi - Asli Kepada, berarti bahwa disposisi
guna memperbaiki atas disampaikan kepada beberapa
dokumen/usulan yang diterima/ penerima, namun secara khusus asli
diusulkan. terhadap naskah dinas yang
- Teliti dan Pendapat, berarti bahwa didisposisikan diberikan kepada pejabat
penerima disposisi wajib memberikan yang ditunjuk oleh pimpinan.
pendapat atas suatu - Catatan, adalah uraian atau keterangan
konsep/dokumen/usulan yang diterima tambahan yang disampaikan oleh
dan penyampaian telaahan dilakukan pimpinan yang berisi informasi
melalui nota dinas pejabat yang tambahan/arahan tambahan selain
bersangkutan kepada pimpinan. penugasan yang telah disampaikan
- Sesuai Catatan, berarti bahwa adanya melalui pemilihan petunjuk disposisi.
penugasan tertentu/ khusus dari Warna tinta
pimpinan kepada penerima disposisi
berdasarkan catatan yang diberikan.  Tinta surat dinas berwarna hitam
- Untuk Perhatian, adalah terhadap suatu  Tinta penandatanganan surat dinas
permasalah/ penugasan,diharapkan hitam atau biru tua
menjadi perhatian bagi penerima  Tinta merah untuk penulisan tingkat
disposisi agar menindaklanjuti sesuai keamanan surat Rahasia dan Sangat
dengan perkembangan informasi yang Rahasia
ada.  Tinta ungu untuk cap dinas
- Untuk Diketahui, berarti bahwa terhadap Penanganan naskah dinas dengan tingkat
konsep/dokumen/usulan yang diterima, keamanan
diharapkan dapat menjadi catatan tertentu
tersendiri dan diharapkan bagi penerima
disposisi mengetahui perkembangan
atas suatu permasalahan.  Harus dijaga keamanannya dalam
- Edarkan, adalah penerima disposisi rangka keamanan dan keselamatan
wajib menyampaikan informasi yang negara
diperoleh kepada para pejabat/staf  Tanda tingkat keamanan ditulis dengan
terkait. cap, tinta merah pada margin kanan
- Bicarakan Dengan Saya, artinya pejabat atas dan bawah pada setiap halaman
penerima disposisi dimintakan surat dinas dan sampul

RIHAM DZAKA AZHARI


 Jik surat dinas tersebut disalin, cap
tingkat keamanan pada salinan harus
dengan warna yang sama dengan TUPOKSI STRUKTUR ORGANISASI
warna cap pada surat asli KEMENKEU
 Tanda tingkat keamanan dimulai pada
TUGAS, FUNGSI, VISI, MISI, DAN
saat konsep dibuat, dicantumkan verbal
STRUKTUR ORGANISASI
konsep
Sampul Surat
KEMENTERIAN KEUANGAN

 Di gunakan sebagai sarana


A. DASAR HUKUM
kelengkapan penyampaian surat.
1. UUD ’45 PASAL 32
 Ukuran, bentuk dan warna sampul 2. UU NO. 17 TH 2003 ttg KEUANGAN
diatur sesuai dengan kebutuhan NEGARA
 Ukuran sampul didasarkan pada 3. PERPRES NO 28 TH 2015 ttg KEMENKEU
Keputusan Direktur Jenderal Pos dan 4. PMK NO.234/PMK.01/2015 ttg
Telekomunikasi Nomor ORGANISASI dan TATA KERJA
43/DIRJEN/1987 KEMENKEU
 Ukuran minimum sampul: Keuangan Negara adalah semua hak dan
Panjang= Panjang surat/naskah + ½” + kewajiban negara yang dapat dinilai dengan
tebal surat/naskah uang, serta segala sesuatu baik berupa uang
Lebar= Lebar surat/naskah + ¼” + tebal maupun berupa barang yang dapat dijadikan
surat/naskah milik negara berhubung dengan pelaksanaan
Cara Melipat dan Memasukan Surat ke dalam hak dan kewajiban tersebut. (UU NO. 17 TH
Sampul 2003)

Surat yang sudah diketik rpi akan kehilangan UU NO. 17 TH 2003 mengatur ttg: Pengelolaan
penampilannya yang menarik jika cara Fiskal , Moneter , Kekayaan negara yang
melipatnya dan memasukkan ke dalam sampul dipisahkan
kurang cermat dan hati-hati.
B. TUGAS, FUNGSI KEMENTERIAN
a. Sebelum kertas surat dilipat, terlebih KEUANGAN
dahulu perlu dipertimbangkan ukuran
Tugas: Menyelenggarakan urusan pemerintahan
sampul yang akan digunakan
di bidang keuangan negara untuk membantu
b. Sudut-sudut surat yang sudah dilipat
Presiden dalam menyelenggarakan
harus bertemu dan lipatannya harus pemerintahan negara. PERPRES NO 28 TH
lurus dan tidak kusut 2015

Fungsi:

a.Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan


kebijakan di bidang penganggaran, pajak, bc,
pb, kn, pk, dan ppr;

b. Perumusan, penetapan, dan pemberian


rekomendasi kebijakan fiskal dan sektor
keuangan;

c. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan,


dan pemberian dukungan administrasi kepada
seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian Keuangan;

d. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara


yang menjadi tanggung jawab Kementerian
Keuangan;

e.pengawasan atas pelaksanaan tugas di


lingkungan Kementerian Keuangan;

f. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi


atas pelaksanaan urusan Kementerian
Paragraf dan spasi: isi naskah dinas diketik Keuangan didaerah;
1 spasi dan diberi jarak 1,5-2 spasi diantara
paragraph. Surat yang isinya 1(satu) g. Pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat
paragraf jarak antar barisnya 2(dua) spasi. sampai ke daerah;
Pemaragrafan ditandari dengan takuk (±6
h. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, dan
spasi).
sertifikasi kompetensi di bidang keuangan
negara; dan

RIHAM DZAKA AZHARI


i. Pelaksanaan dukungan yang bersifat o Direktorat Jenderal Anggaran
substantif kepada seluruh unsur organisasi di o Direktorat Jenderal Pajak
lingkungan Kementerian Keuangan. o Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai
o Direktorat Jenderal
C. VISI MISI Perbendaharaan
o Direktorat Jenderal Kekayaan
Visi Kementerian Keuangan: Negara
Kami akan menjadi penggerak utama o Direktorat Jenderal
pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif di Perimbangan Keuangan
abad ke-21 o Direktorat Jenderal Pengelolaan
Untuk mewujudkan visi tersebut, Kementerian Pembiayaan dan Risiko
Keuangan mempunyai 5 (lima) misi yaitu : 4. Inspektorat Jenderal
1. Mencapai tingkat kepatuhan pajak, bea dan 5. Badan
cukai yang tinggi melalui pelayanan prima o Badan Kebijakan Fiskal
dan penegakan hukum yang ketat; o Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan
2. Menerapkan kebijakan fiskal yang prudent; 6. Staf ahli

3. Mengelola neraca keuangan pusat dengan


risiko minimum;

4. Memastikan dana pendapatan didistribusikan


secara efisien dan efektif;

5. Menarik dan mempertahankan talent terbaik


di kelasnya dengan menawarkan proposisi
nilai pegawai yang kompetitif

D. STRUKTUR ORGANISASI
KEMENTRIAN KEUANGAN

Susunan Organisasi Kementerian Keuangan


menurut Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun
2015 terdiri atas:

1. Wakil Menteri Keuangan


2. Sekretariat Jenderal
o Biro Perencanaan dan
Keuangan
o Biro Organisasi dan
Ketatalaksanaan
o Biro Hukum
o Biro Sumber daya Manusia
o Biro Komunikasi dan Layanan
Informasi
o Biro Perlengkapan
o Biro Umum
o Biro Bantuan Hukum
o Pusat Pembinaan Akuntan dan
Jasa Penilai
o Lembaga Pengelola dana
Pendidikan
o Pusat Analisis dan Harmonisasi
Kebijakan
o Pusat Layanan dan Pengadaan
Secara Elektronik
o Pusat Investasi Pemerintah
o Sekretariat Pengadilan Pajak
o Sekretariat Komite Pengawas
Perpajakan
o Pusat Sistem Informasi dan
Teknologi Keuangan
3. Direktorat Jenderal

RIHAM DZAKA AZHARI


o Staf Ahli Bidang Peraturan dan Sekretariat Jenderal mempunyai tugas
Penegakan Hukum Pajak menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas,
o Staf Ahli Bidang Kepatuhan Pajak pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
o Staf Ahli Bidang Pengawasan Pajak kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
o Staf Ahli Bidang Kebijakan Kementerian Keuangan.
Penerimaan Negara
o Staf Ahli Bidang Pengeluaran Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat Jenderal
Negara menyelenggarakan fungsi:
koordinasi kegiatan Kementerian Keuangan;
o Staf Ahli Bidang Makro Ekonomi dan
Keuangan Internasional
o Staf Ahli Bidang Kebijakan dan 1. koordinasi dan penyusunan rencana,
Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar program, dan anggaran Kementerian
Keuangan;
Modal
2. pembinaan dan pemberian dukungan
o Staf Ahli Bidang Organisasi,
Birokrasi, dan Teknologi Informasi administrasi yang meliputi ketatausahaan,
kepegawaian,
3. keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama,
Direktorat Jenderal Anggaran
hubungan masyarakat, arsip, dan
Menyelenggarakan perumusan dan
dokumentasi Kementerian Keuangan;
pelaksanaan kebijakan di bidang
Tugas 4. pembinaan dan penataan organisasi dan tata
penganggaran sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. laksana;
5. koordinasi dan penyusunan peraturan
a.perumusan kebijakan di bidang penyusunan perundang-undangan serta pelaksanaan
anggaran pendapatan negara, anggaran advokasi hukum;
Fungsi belanja negara, anggaran pembiayaan, 6. penyelenggaraan pengelolaan barang
standar biaya, dan penerimaan negara bukan milik/kekayaan negara dan layanan
pajak;
pengadaan barang/jasa; dan
b.pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan 7. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
anggaran pendapatan negara, anggaran Menteri.
belanja negara, anggaran pembiayaan,
standar biaya, dan penerimaan negara bukan Direktorat Jenderal Pengelolaan
pajak; Pembiyaan dan Resiko
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria di bidang penyusunan anggaran Tugas
pendapatan negara, anggaran belanja
negara, anggaran pembiayaan, standar Menyelenggarakan perumusan dan
biaya, dan penerimaan negara bukan pajak; pelaksanaan kebijakan di bidang
pengelolaan pinjaman, hibah, surat berharga
d.pemberian bimbingan teknis dan supervisi di negara, dan risiko keuangan sesuai dengan
bidang penyusunan anggaran pendapatan ketentuan peraturan perundang-undangan.
negara, anggaran belanja negara, anggaran
pembiayaan, standar biaya, dan penerimaan
Fungsi
negara bukan pajak;

e.pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan a. pelaksanaan kebijakan di bidang


pelaporan di bidang penyusunan anggaran pengelolaan pinjaman, hibah, surat berharga
pendapatan negara, anggaran belanja negara, dukungan pembiayaan dan
negara, anggaran pembiayaan, standar penjaminan pembangunan dan risiko
biaya, dan penerimaan negara bukan pajak; keuangan;perumusan kebijakan di bidang
pengelolaan pinjaman, hibah, surat berharga
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal negara, dukungan pembiayaan dan
Anggaran; dan penjaminan pembangunan, dan risiko
pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh keuangan;
g.
Menteri Keuangan.
b. penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria di bidang pengelolaan
Sekretariat Jenderal pinjaman, hibah, surat berharga negara,
dukungan pembiayaan dan penjaminan
pembangunan dan risiko keuangan;

DELECIA BRILLIANTYAS B.
Badan Kebijakan Fiskal  Pelaksanaan pengawasan internal atas
pelaksanaan tugas di lingkungan
Tugas Kementerian Keuangan terhadap kinerja dan
keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, 

Menyelenggarakan perumusan, penetapan, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
dan pemberian rekomendasi kebijakan fiskal lainnya;
dan sektor keuangan sesuai dengan Staf Ahli Menteri
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tugas :

Memberikan rekomendasi terhadap isu-isu


Fungsi : strategis kepada menteri di bidang peraturan
dan penegakan hukum penerimaan pajak,
a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan kepatuhan penerimaan pajak, pengawasan
program analisis dan perumusan penerimaan pajak, kebijakan penerimaan
rekomendasi kebijakan fiskal dan sektor negara, pengelaran negara, makro ekonomi
keuangan serta kerjasama ekonomi dan 
 da keuangan internasional, kebijakan dan
keuangan internasional regulasi jasa keuangan dan pasar modal dan
organisasi, birokrasi dan teknologi informasi.
b. Pelaksanaan analisis dan perumusan
rekomendasi 
kebijakan fiskal dan sektor, Fungsi
keuangan;,pelaksanaan kerja sama ekonomi
dan keuangan 
internasional;  Pengolahan dan penelaahan masalah-
masalah di bidang peraturan dan penegakan
Badan Pendidikan dan Pelatihan hukum penerimaan pajak, kebijakan
Keuangan (BPPK) penerimaan negara, pengeluaran negara,
makro ekonomi, dan keuangan internasional,
Tugas : kebijakan dan regulasi jasa keuangan dan
pasar modal, dan organisasi, birokrasi, dan
Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan teknologi informasi, serta penyiapan
sertifikasi kompetensi di bidang keuangan penalaran secara konsepsional.
negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.  Penelaran konsepsional suatu masalah di
bidang keahliannya atas inisiatif sendiri dan
Fungsi pemecahan persoalan secara mendasar dan
terpadu untuk bahan kebijakan Menteri
 Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan Keuangan sebagai penelaahan Staf.
program 
pendidikan, pelatihan dan sertifikasi Staf Ahli Bidang Peraturan dan
kompetensi di 
bidang keuangan negara; Penegakan Hukum Pajak mempunyai tugas
memberikan rekomendasi terhadap isu-isu
 Pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan
strategis kepada Menteri Keuangan di
sertifikasi 
kompetensi di bidang keuangan
bidang peraturan dan penegakan hukum
negara; penerimaan pajak .
Inspektorat Jenderal
Staf Ahli Bidang Kepatuhan Pajak
Tugas : mempunyai tugas memberikan rekomendasi
terhadap isu-isu strategis kepada Menteri di
Menyelenggarakan pengawasan internal bidang kepatuhan penerimaan pajak
atas pelaksanaan tugas di lingkungan
Kementerian Keuangan sesuai dengan Staf Ahli Bidang Pengawasan Pajak
ketentuan peraturan perundang-undangan mempunyai tugas memberikan rekomendasi
terhadap isu-isu strategis kepada Menteri di
fungsi bidang pengawasan penerimaan pajak.

 Penyusunan kebijakan teknis pengawasan Staf Ahli Bidang Kebijakan Penerimaan


internal atas pelaksanaan tugas di lingkungan Negara mempunyai tugas memberikan
Kementerian Keuangan rekomendasi terhadap isu-isu strategis

DELECIA BRILLIANTYAS B.
kepada Menteri di bidang kebijakan 5. Direktorat Pembinaan Pengelolaan
penerimaan negara. Keuangan Badan Layanan Umum

Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara 6. Direktorat Akutansi Dan Pelaporan


mempunyai tugas memberikan rekomendasi Keuangan
terhadap isu-isu strategis kepada Menteri di
bidang pengeluaran negara 7. Direktorat Sistem Perbendaharan

Staf Ahli Bidang Makro Ekonomi dan 8. Direktorat Sistem Informasi dan
Keuangan Internasional mempunyai tugas Teknologi Perbendaharaan
memberikan rekomendasi terhadap isu-isu
strategis kepada Menteri di bidang makro Instansi vertikal Direktorat Jenderal
ekonomi dan keuangan internasional. Perbendaharaan

Staf Ahli Bidang Kebijakan dan Regulasi 1. Kantor Wilayah


Jasa Keuangan dan Pasar Modal
mempunyai tugas memberikan rekomendasi Mempunya tugas melaksanakan
terhadap isu-isu strategis kepada Menteri di koordinasi,pembinaan ,supervisi, bimbingan
bidang kebijakan dan regulasi jasa keuangan teknis, dukungan teknis dan
dan pasar modal. pertanggungjawaban di bidang
perbendaharaan berdasarkan peraturan
Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi, perundangunndangan
dan Teknologi Informasi mempunyai tugas
memberikan rekomendasi terhadap isu-isu Jumlah Kantor Wilayah Direktorat
strategis kepada Menteri di bidang Jenderal Perbendaharaan secara
organisasi, birokrasi, dan teknologi informasi. keseluruhansebanyak 33 unit tersebar di
seluruh wilayah indonesia
E. DIREKTORAT JENDERAL
PERBENDAHARAAN 2. Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara (KPPN)
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Mempunyai tugas menyelenggarakan Instansi KPPN Terdiri Dari :
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang pelaksanaan anggaran serta
A. KPPN Tipe A1 dan Tipe A2
pengelolaan kas dan investasi. Direktorat
Jenderal Perbendaharaan
menyelenggarakan fungsi antara lain: Bertugas melaksanakan kewenangan
perbendaharaan dan bendahara umum
negara ,penyaluran pembiayaan atas beban
1. .Perumusan kebijakan di bidang
anggaran, serta penatausahaan penerimaan
pelaksanaan anggaran
dan pengeluaran annggaran melalui dan dari
kas negara berdasarkan peraturan
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang perundangundangan.
pelaksanaan anggaran
B. KPPN Khusus Pinjaman Dan Hibah
3. Penyusunan
norma,standar,prosedur,dan kriteria di
Bertugas untuk melaksanakan penyaluran
bidang pelaksanaan anggaran
pembiayaan atas beban anggaran untuk
dana yang berasal dari luar dan dalam
Struktur Organisasi negeri secara lancar, transparan dan
akuntabel
1. Sekretariat Direktorat Jenderal
C. KPPN Khusus Penerimaan
2. Direktorat Pelaksanaan Anggaran
Bertugas melaksanakan penerimaan
3. Direktorat Pelaksanaan Kas Negara ,pengelolaan ,pelaporan dan rekonsiliasi
transaksi data penerimaan
4. Direktorat Sistem Manajemen
Investasi D. KPPN Khusus Investasi

DELECIA BRILLIANTYAS B.
Bertugas melaksanakan penatausahaan Organisasi Vertikal Direktorat Jenderal
naskah perjanjian investasi ,penyaluran Kekayaan Negara
dana investasi pemerintah penghitungan
,penagihan dan penerbitan perintah 1. Kantor Wilayah
membayar investasi pemerintah
Mempunyai Tugas melaksanakan
koordinasi , bimbingan teknis,
pengendalian,evaluasi,dan pelaksanaan
F.DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN tugas di bidang kekayaan negara,piutang
NEGARA negara dan lelang

Mempunyai Tugas Sampai Saat Ini jumlah kanwil DJKN


meyelenggarakan perumusan serta Berjumlah 17 Kantor diseluruh wilayah
pelaksanaan kebijakan di bidang barang indonesia
milik negara ,kekayaan negara yang
dipisahkan, kekayaan negara lain, penilaian, 2. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara
piutang negara dan lelang sesuai dengan dan Lelang
ketentuan peraturan perundang undangan
Mempunyai Tugas melaksanakan
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara pelayanan di bidang kekayaan
menyelenggarakan antara lain fungsi: negara,piutang negara dan lelang

a) Perumusan dan pelaksanaan Jumlah KPKNL saat ini Berjumlah 70 kantor


kebijakan di bidang barang milik negara yang tersebar di wilayah indonesia
,kekayaan negara yang dipisahkan
,kekayaan negara lain-lain ,penilaian, piutang G.DIREKTORAT JENDERAL
negara dan lelang. PERIMBANGAN KEUANGAN

b) Penyusunan norma standar Mempunyai tugas menyelanggarakan


,prosedur dan kriteria di bidang barang milik perumusan serta pelaksanaan kebijakan di
negara ,kekayaan negara yang dipisahkan, bidang alokasi dan pengelolaan dana
kekayaan negara yang dipisahkan,kekayaan perimbangan dan transfer ke daerah lainnya
negara lain-lain ,penilaian ,piutang negara dan pajak daerah dan retribusi daerah
dan lelang
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
Memiliki Fungsi Antara Lain:

Stuktur Organisasi a) Perumusan kebijakan dan


pelaksanaan di bidang alokasi dan
a) Sekretariat Direktorat Jenderal pengelolaan dana perimbangan dan transfer
ke daerah lainnya, dan transfer ke daerah
b) Direktorat Barang Milik Negara lainnya , dan pajak daerah dan retribusi
daerah
c) Direktorat Kekayaan Negara
Dipisahkan b) Penyusunan norma,standar,prosedur
dan kriteria di bidang alokasi dan
d) Direktorat Piutang Negara dan pengelolaan dana perimbangan dan transfer
Kekayaan Negara lain-lain ke daerah lainnya , dan pajak daerah dan
retribusi daerah
e) Direktorat Pengelolaan Kekayaan
Negara dan Sistem Informasi Struktur Organisasi DJPK

f) Direktorat Penilaian a) Sekretariat Direktorat Jenderal

g) Direktorat Lelang b) Direktorat Dana Perimbangan

h) Direktorat Hukum dan Hubungan c) Direktorat Pendapatan dan


Masyarakat Kapasitas Keuangan Daerah

DELECIA BRILLIANTYAS B.
d) Direktorat Pembiayaan dan Transfer  Pusat Pengolahan Data dan
Non Dana Perimbangan Dokumen Perpajakan (PPDDP) 
Jakarta
e) Direktorat Evaluasi Pengelolaan dan  Kantor Pengolahan Data dan
Informasi Keuangan Daerah Dokumen Perpajakan (KPDDP) 
Makassar dan Jambi
 Bertugas melaksanakan
penerimaan, pemindaian,
Struktur Organisasi DJA perekaman, dan penyimpanan
dokumen perpajakan dengan
DJA terdiri atas Sekretariat Direktorat Jenderal dan
memanfaatkan teknologi informasi
paling banyak delapan Direktorat.
perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

1. Tugas 1. Tugas
Menyelenggarakan perumusan dan Pengawasan, penegakan hukum, pelayanan,
pelaksanaan kebijakan di bidang pajak dan optimalisasi penerimaan negara di
sesuai dengan peraturan perundang- bidang kepabeanan dan cukai sesuai
undangan. ketentuan perundang-undangan.
2. Fungsi 2. Fungsi
- Perumusan dan pelaksanaan kebijakan - Perumusan dan pelaksanaan kebijakan
di bidang perpajakan di bidang pengawasan, penegakan
- Penyusunan norma, standar, prosedur, hukum, pelayanan dan optimalisasi
dan kriteria di bidang perpajakan penerimaan negara di bidang
3. Struktur Organisasi kepabeanan dan cukai.
Terdiri dari Sekretariat Direktorat Jenderal - Penyusunan norma, standar, prosedur,
dan paling banyak 15 Direktorat. dan kriteria di bidang kepabeanan dan
4. Instansi Vertikal DJP di Daerah cukai sesuai ketentuan perundang-
a. Kantor Wilayah undangan.
 Bertugas melaksanakan koordinasi, -
bimbingan, pengendalian, analisis TUGAS DAN FUNGSI INSTANSI LAINNYA DI
dan evaluasi atas pelaksanaan tugas LINGKUNGAN SETJEN KEMENKEU
KPP serta penjabaran dari kantor
pusat
 Terdiri dari: A. Pusat Sistem Informasi dan Teknologi
 Kanwil DJP WP Besar dan Keuangan (Pusintek)
Kanwil DJP Jakarta Khusus, - Tugas:
lokasi di Jakarta. 1. Mengoordinasi dan menyusun rencana
 Kanwil DJP selain Kanwil strategis dan kebijakan TIK
DJP WP Besar dan Kanwil 2. Pengembangan sistem informasi
DJP Jakarta Khusus. 3. Manajemen layanan TIK
b. Kantor Pelayanan Pajak 4. Operasional TIK
 Bertugas melaksanakan 5. Keamanan informasi & kelangsungan
penyuluhan, pelayanan, dan TIK
pengawasan kepada WP. 6. Manajemen layanan data
 Dibedakan berdasarkan segmentasi 7. Pengelolaan Jabatan Fungsional
WP yg diadministrasikan: Pranata Komputer
 KPP WP Besar - Fungsi:
 KPP Madya 1. Koordinasi penyusunan & pemutakhiran
 KPP Pratama rencana strategis TIK
c. Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan 2. Koordinasi penyusunan & pemutakhiran
Konsultasi Perpajakan (KP2KP) arsitektur TIK
Untuk menjangkau masyarakat yang 3. Koordinasi penyusunan analisis
tinggal di daerah terpencil kapasitas TIK
d. Unit Pelaksana Teknis B. Pusat Analisis dan Harmonisasi
Kebijakan (Pushaka)
- Tugas:
DELECIA BRILLIANTYAS B.
Melaksanakan analisis, harmonisasi dan E. Sekretariat Pengadilan Pajak
sinergi kebijakan atas pelaksanaan program - Tugas:
dan kegiatan Menkeu, dan pengelolaan Memberikan pelayanan di bid. Tata usaha,
indicator kinerja utama kementerian. kepegawaian, keuangan, rumah tangga,
- Fungsi: administrasi persiapan berkas banding/
1. Pelaksanaan analisis, harmonisasi, & gugatan administrasi persiapan
sinergi kebijakan atas program & persidangan, administrasi persidangan,
kegiatan Menkeu di bid. Pendapatan administrasi penyelesaian putusan,
Negara & Pembiayaan Negara dokumentasi, administrasi PK, administrasi
2. Pelaksanaan analisis, harmonisasi, & yurisprudensi, pengolahan data, dan
sinergi kebijakan atas program & pelayanan informasi.
kegiatan Menkeu di bid. Belanja Negara F. Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan
& Kekayaan Negara - Tugas:
C. Pusat Layanan Pengadaan Secara Melaksanakan pelayanan teknis dan
Elektronik administrative dlm rangka mendukung
pelaksanaan tugas teknis Komite Pengawas
- Tugas
Perpajakan.
1. Menyiapkan rumusan kebijakan di bid.
G. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan
Pengadaan barang/jasa pemerintah
- Tugas:
secara elektronik
Melaksanakan pengelolaan Dana
2. Pembinaan & pengawasan pelaksanaan
Pengembangan Pendidikan nasional baik
pengadaan secara elektronik Kemenkeu
dana abadi pendidikan (endowment fund)
3. Pengelolaan sistem Layanan maupun dana cadangan pendidikan sesuai
Pengadaan secara elektronik dgn kebijakan yg ditetapkan oleh Menkeu,
4. Memberikan pelayanan pengadaan dan berdasarkan peraturan perundang-
secara elektronik K/L. undangan.
- Fungsi
1. Penyiapan regulasi di bid. Pengadaan
barang/jasa pemerintah secara
elektronik di lingkungan Kemenkeu
2. Pelayanan pengadaan secara elektronik
kpd Panitia Pengadaan/Unit Layanan
Pengadaan Kemenkeu serta K/L/Komisi
3. Pembinaan dan pengawasan
pelaksanaan pengadaan secara
elektronik di lingkungan Kemenkeu.
D. Pusat Pembinaan Profesi Keuangan
(PPPK)
- Tugas
1. Mengoordinasikan dan melaksanakan
penyiapan rumusan kebijakan,
pembinaan, pengembangan, dan
pengawasan
2. Pelayanan informasi atas profesi
keuangan yaitu Akuntan, Akuntan
Publik, Teknisi Akuntansi, Penilai,
Penilai Publik, Aktuaris, dan profesi
keuangan lainnya.
- Fungsi
1. Penyiapan rumusan kebijakan di bid.
Akuntansi, penilaian dan aktuaria
2. Penyiapan rumusan kebijakan di bid.
Profesi Keuangan yaitu Akuntan,
Akuntan Publik, dll
3. Penyelenggaraan administrasi
registrasi/perizinan/pendaftaran
Akuntan, Akuntan Publik, Rekan non
Akuntan Publik, KJA, KAP, dll

DELECIA BRILLIANTYAS B.
DELECIA BRILLIANTYAS B.

Anda mungkin juga menyukai