Anda di halaman 1dari 16

D3

PAJAK

4
H

Kelompok
- Fergy Fharadiva Andreas
- Muh. Fahreza Haqie
- Tio Julian Patanduk
- Kresna Noviandari
- Irpan Tambunan
- Fathur Rahman Nur Aziz
- Panji Pascarinupa

[LAPORAN
PENELITIAN
PENERAPAN ETIKA
PROFESI]
Penelitian berikut dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Pesanggrahan sebagai salah satu infrastruktur pelayanan publik yang ada di
daerah Jakarta

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan undangundang, sehingga dapat dipaksakan, dengan tidak mendapat balas
jasa secara langsung. Menurut Charles E.McLure, pajak adalah
kewajiban finansial atau retribusi yang dikenakan terhadap wajib pajak
oleh Negara atau institusi yang fungsinya setara dengan negara yang
digunakan untuk membiayai berbagai macam pengeluaran publik.
Pajak dipungut berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya
produksi barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan
umum.
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena
pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua
pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Uang yang
dihasilkan dari perpajakan digunakan oleh negara dan institusi di
dalamnya sepanjang sejarah untuk mengadakan berbagai macam
fungsi. Beberapa fungsi tersebut antara lain untuk pembiataan perang,
penegakan hukum, keamanan atas aset, infrastruktur ekonomi,
pekerjaan publik , subsidi, dan operasional negara itu sendiri.
Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan
professional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar
dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional..
Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak
professional. Dalam Kantor Pelayanan Pajak, tentunya etika profesi
diperlukan. Etika profesi diperlukan untuk memberi pedoman dan
prinsip serta menjadi sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas
profesi yang dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Pajak.
Penelitian ini ditujukan untuk meneliti penerapan etika profesi
pada salah satu kantor pelayanan pajak di jakarta yaitu Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Pesanggrahan. Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Pesanggrahan sendiri merupakan salah satu kantor pelayanan


pajak besar yang ada di Jakarta yang seharusnya telah telah
menerapkan etika profesi di dalamnya. Maka dari itu, penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui kondisi terkini tentang penerapan etika
profesi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pesanggrahan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan etika profesi di seitap bagian dalam Kantor
Pelayanan Pajak?
2. Apa saja kendala penerapan etika profesi di setiap bagian dalam
Kantor Pelayanan Pajak?
3. Bagaimana cara mengatasi kendala yang terjadi terhadap
penerapan etika profesi di setiap bagian dalam Kantor Pelayanan
Pajak?
4. Bagaimana cara menanamkan etika profesi kepada calon pegawai
Kantor Pelayanan Pajak?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
keadaan penerapan etika profesi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Pesanggrahan.
2. Manfaat
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara
obyektif dan subyektif terkait kondisi penerapan etika profesi pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pesanggrahan serta dapat digunakan
sebagai tolak dalam pengembangan dan pembenahan penerapan etika
profesi ke depannya.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Profil Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pesanggrahan
Kantor Pelayanan Pajak adalah unit kerja dari Direktorat Jenderal
Pajak yang melaksanakan pelayanan di bidang perpajakan kepada
masyarakat baik yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak maupun
belum, di dalam lingkup wilayah kerja Direktorat Jenderal Pajak
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) modern terbagi dalam empat jenis,
yaitu :
1. Kantor Pelayanan Pajak Besar
2. Kantor Pelayanan Pajak Madya
3. Kantor Pelayanan Pajak Pratama
4. Kantor Pelayanan Pajak Khusus
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pesanggrahan merupakan salah
satu dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang ada di Jakarta. Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Pesanggrahan berada pada Jalan Ciputat
Raya No. 8 RT.002 RW.006 Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta
Selatan.
Foto-foto Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pesanggrahan

BAB 3
PEMBAHASAN
A. Tempat dan Waktu Kunjungan

Kegiatan kunjungan ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama


Pesanggrahan dilakukan pada hari Jumat, 17 Juni 2016 pukul 11.00
hingga 14.00 WIB.
B. Account Representative (AR)
Dalam meneliti penerapan etika profesi pada posisi Account
Representative atau AR pada kantor pelayanan pajak, penelitian
dilakukan dengan metode wawancara pada salah seorang pegawai
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pesanggrahan yang berada pada
posisi tersebut. Narasumber wawancara pada posisi ini adalah Bapak
Rizky selaku salah satu Account Representative Waskon 3 pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Pesanggrahan.
Menurut Bapak Rizky, etika profesi yang paling utama merupakan
profesional dan integritas. Profesional merupakan dimana pegawai
mengerti batasan antara dirinya dengan Wajib Pajak, sehingga pegawai
tidak akan bertindak sesuai dengan keinginannya sendiri terhadap
Wajib Pajak. Yang kedua adalah integritas, integritas yang dimaksud
adalah bagaimana AR dapat menjaga profesionalitas sehingga tidak
akan terjadi kecurangan dan ketidakjujuran dalam berhadapan dengan
Wajib Pajak.
Menurut Bapak Rizky, penerapan etika profesi di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Jakarta Pesanggrahan sudah baik. Hal tersebut didukung
dengan adanya sistem pengawasan di dalam kantor yang disebut
bagian kepatuhan internal. Selain itu, pengawasan juga dilakukan
secara langsung oleh atasan.
Menurut Bapak Rizky, hambatan dalam penerapan etika profesi
pada posisi AR adalah tawaran-tawaran yang ditawarkan oleh Wajib
Pajak serta adanya kepentingan pribadi yang mendesak AR untuk
mempengaruhi profesionalitas kerjanya. Namun Selama hal tersebut
dapat diatasi dengan integritas yang tinggi, maka penerapan etika
profesi akan berjalan secara baik.
Menurut Bapak Rizky, untuk mengatasi kendala-kendala yang ada,
seorang AR harus selalu mengingat bahwa pekerjaan yang dilakukan
adalah semata-mata untuk ibadah dan untuk pengabdian kepada
negara. Selain itu, bersosialisasi dengan sesama pegawai juga
merupakan cara yang baik untuk mengatasi kendala-kendala etika
profesi yang ada. Dengan mengingatkan sesama pegawai, maka
kendala-kendala tersebut dapat diatasi.
Kendala lainnya yang terjadi adalah kendala dalam menyampaikan
suatu informasi kepada Wajib Pajak. Menurut Pak Rizky, ada berbagai
macam tipe Wajib Pajak. Mulai dari wajib yang mengerti dan mau
membayar pajak hingga wajib pajak yang tidak mau mengerti dan
tidak mau membayar pajak. Namun dalam menghadapi segala tipe

wajib pajak, diperlukan kemampuan komunikasi yang baik untuk dapat


menyampaikan informasi secara utuh dan baik serta dapat membuat
wajib pajak mau membayar pajak.
Pendidikan profesi perlu dilakukan sejak dini. Tentunya di
perkuliahan telah dilakukan penerapan pendidikan profesi dengan
mata kuliah Etika PNS. Namun pendidikan etika profesi tersebut tidak
hanya terhenti pada saat perkuliahan saja. Pendidikan etika profesi
dilakukan melalui workshop, diklat dan juga ICV.
C. Tempat Pelayanan Terpadu
Tempat pelayanan terpadu merupakan front office setiap kpp.
Bagian tak kalah pentingnya dengan bagian lainya karena di bagian
inilah WP pertama kali dilayani. Dikarenakan first impression adalah
krusial dalam hal pelayanan dan kepuasan WP menjadi faktor variabel
dalam menentukan suksesnya suatu KPP, Seorang karyawan bagian
TPT haruslah sigap, atentif, tanggap dalam memberikan solusi untuk
WP. Di laporan kali ini, kami akan mencoba membahas bagian TPT di
KPP Pesanggrahan.
Menurut survey dan wawancari yang telah kami lakukan dengan
narasumber Nabila seorang petugas tempat pelayanan terpadu, bagian
TPT KPP pesanggrahan terlihat cukup baik dalam memberikan
pelayanan mereka. Terlihat dari setiap WP antri dengan tenang,
suasana sejuk dan nyaman, tim TPT yang cukup banyak untuk
memberikan informasi, satpam serta petugas lainnya yang selalu
ramah dan peduli sudah cukup membuktikan bahwa bagian TPT KPP
Pesanggrahan bekerja dengan cukup baik.
Namun lebih daripada itu, kami ingin mencoba mencari lebih tahu
bagaimana cara mereka menerapkana etika profesi di perkajaan
mereka. Bagaimana mereka mengatasi kendala-kendala yang terjadi di
keeharian mereka tapi tetap menerapkan etika profesi. Dan bagaimana
cara menanamkan etika profesi itu sendiri.
Dilihat di kesehariannya, KPP Pesanggrahan termasuk relatif lebih
tenang,sepi ataupun tidak seramai ,contoh, KPP Kbayoran baru atu KPP
semanggi.membuat petugas nya dapat relatif lebih mudah dalam
mengatasi permaslahan yang terjadi. Kadangkala, WP bisa saja adalah
WP yang tidak kooperatif dalam artian tidak mau tahu dan bebal dalam
mengurusi urusan pajak mereka hingga marah-marah.tapi, masalah
demikian tidak menjadi besar berkat support dari keseluruhan tim KPP
itu sendiri. Pertama mereka akan bertanya masalah mereka apa dan
menimbang apakah itu dalam wewenang mereka untuk menyelesaikan
atau tidak. Kemudian memberikan solusi kepada mereka.
Lain hal lagi ketika petugas di suguhkan dengan kondisi dimana
mereka diminta bantuan dan mendapat imbalan(gratifikasi), sejauh ini
aturan mengenai gratifikasi sudah cukup terlaksana dengan baik.
Banyak waktu WP datang membawakan petugas Coklat atau sbgnya

dengan maksud yang tidak teridentifikasi, hal yang dilakukan petugas


adalah menolak pemberian tersebut. Walaupun dalam kenyataannya,
pemberian tersebut kadangkala ditinggalkan di kantor oleh WP. kita
sebisa mungkin menghindari hal tersebut, kalaupun tidak bisa, aturan
gratifikasi itu adalah pemberian diatas Rp 1jt. Toh, kita juga nggak
minta kutip dari Nabila.Inti dari penerapan etika profesi yang dapat
disimpulkan adalah kesetaraan level pelayanan kepada publik.
Siapapun dia, apapun yang ia bawa, teman baik, keluarga, haruslah
diperlakukan sama dan diberikan pelayanan yang terbaik.
Dari segi internalnya sendiri setiap KPP punya cerita sendiri, tapi di
KPP pesanggrahan belum terjadi masalah yang cukup signifikan.
Masalah keterlambatan pegawai di atasi dengan hukuman sepeti
penambahan jam kerja dsb.
Hal yang menarik bekerja di front office adalah kita berkesempatan
bertemu dengan beragam jenis orang. Dari situ kita bisa belajar
bagaimana cara yang efektif dan tepat dalam memberikan pelayanan
kepadanya. Menurut Nabila, untuk lebih mningkatkan pelayanan publik
suatu KPP, calon pegawai pajak haruslah dapat mengetahui
karakter,jenis WP dan bagaimana merespon mereka.kendati dengan
menyamakan mindset bahwa kita ada public servant dan harus
melayani dengan sungguh-sungguh dapat menanamkan etika profesi
sekaligus meningkatkan pelayanan publik.
D. Pemeriksaan
Dalam meneliti penerapan etika profesi pada bagian Pemeriksaan
pada KPP Pratama Jakarta Pesanggrahan, penelitian dilakukan dengan
metode wawancara pada salah seorang pegawai kantor yang berada
pada posisi tersebut. Narasumber wawancara pada posisi ini adalah
Bapak Huda selaku Pemeriksa pada Kantor tersebut.
Penerapan etika profesi pada KPP Pratama ini dilakukan dengan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mana kemudian
menjadi pedoman dan tata perilaku bagi para pegawai di kantor ini
dalam menjalankan tugasnya sebagai pegawai pajak yang tertib dan
berperilaku sesuai dengan aturan yang telah berlaku.
Pada posisi pegawai bagian pemeriksaan, Pak Huda mengatakan
bahwa penerapan etika profesi dilakukan dengan cara mengatakan
dengan sebenar-benarnya dan dengan meletakkan kepercayaan
sebagai kunci utamanya. Mengingat dalam posisi ini dilaksanakan
dengan cara kerja tim, maka dengan menanamkan rasa saling
kepercayaan antar anggota tim maka akan menumbuhkan rasa etos
kerja yang mana dengan rasa kebersamaan akan menimbulkan
semangat untuk menjaga perilaku agar sesuai dengan etika yang ada
sehingga tidak akan mengganggu kinerja atau merusak nama baik

sesama anggota tim yang nantinya pastinya akan membawa efek


kepada nama instansi pula.
Kendala dalam penerapan etika profesi di posisi ini sebenarnya tidak
terlalu besar. Pak Huda mengatakan bahwa sebagian besar wajib pajak
dalam wilayah kerja kpp pesanggrahan ini sangat kooperatif sampai
saat ini. Walaupun dalam berjalannya masih terdapat oknum-oknum
yang bertindak tidak sesuai dengan koridornya namun dengan
pengertian dan pendekatan personal yang baik membuat para wajib
pajak menjadi sadar bahwa kekooperatifan mereka sebagai wajib pajak
akan mempermudah jalannya kinerja wajib pajak tersebut.
Etika dalam berprofesi tidak semata-mata dapat tertanam dengan
cepat pada diri para pegawai pajak. Untuk itu Direktorat Jenderal Pajak
dalam beberapa kesempatan melaksanakan kegiatan seperti seminar
atau pelatihan yang mana tujuannya untuk meningkatkan kualitas
etika para pegawai pajak di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak . Pak
Huda juga mengatakan bahwa DJP telah banyak melakukan kegiatankegiatan seperti itu yang mana saat ini menurut beliau kegiatankegiatan tersebut telah memberikan efek yang semakin baik kepada
para pegawai pajak saat ini khususnya di lingkungan KPP Pratama
Jakarta Pesanggrahan.
E. Jurusita
Dalam meneliti penerapan etika profesi pada posisi jurusita pada
kantor pelayanan pajak, penelitian dilakukan dengan metode
wawancara pada salah seorang pegawai Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Pesanggrahan yang berada pada posisi tersebut. Narasumber
wawancara pada posisi ini adalah Bapak Syarif selaku salah satu
jurusita pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pesanggrahan.
Menurut Bapak Syarif, tantangan eksternal menjadi jurusita
diantaranya WP ada yang kurang kooperatif, kurang diplomatis dlm
berkomunikasi, dll. Contohnya tidak dibukakan pintu, langsung marahmarah. Sedangkan tantangan dari internal beliau mencontohkan yaitu
sulit menolak perintah atasan jika WP yang bermasalah adalah rekan
atasan, dimana atasan meminta bahwa prosesnya tidak lagi sesuai
dengan hukum pajak yang berlaku. Namun tantang internal sendiri
belum pernah terjadi.
Apabila tantangan internal tersebut terjadi, seorang jurusita tetap
melakukan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sebab
yang menjadi acuan utama yaitu peraturan perundang-undangan.
Untuk menghadapi tantangan eksternal, perlu kesiapan tersendiri.
Sebelum menemui WP harus mengetahui informasi tentang WP
tersebut, seperti alamat, tempat kerja, penyebab/permasalahan tidak
membayar pajak WP, dan yang terpenting adalah kondisi WP.
Mengetahui kondisi WP menjadi yang terpenting karena dari situ kita
mengetahui pokok permasalahan maupun sebab-sebab WP tidak

membayar pajak, kemudian menentukan tindakan maupun


pembicaraan sepeprti apa yang nanti akan dilakukan. Selain itu,
pendekatan yang baik dilakukan ketika menghadapi WP, harus bijak
memperhitungkan keadaan. Percakapan pertama jangan langsung
mengarah kepada permasalahan pajak, basa-basi terlebih dahulu
(menjelaskan mengenai penerimaan pajak, dan penggunaan dana
pajak untuk kesejahteraan). Setelah itu secara perlahan-lahan masuk
ke intinya (penagihan pajak).
Bapak Syarif menyarankan kepada kita yang akan menjadi fiskus,
terutama jurusita, pelajari ilmu psikologi baik itu psikologi komunikasi
dan ilmu psikologi lainnya. Kemampuan berkomunikasi juga penting
untuk berbicara dengan WP. Kemudian pelajari pajak dengan baik,
karena itulah senjata kita.

BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari data penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan etika
profesi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pesanggrahan secara
keseluruhan sudah baik. Hal tersebut mencakup segi penerapan dan
pengawasan serta penanganan kendala yang terjadi. Namun hal
tersebut tak terlepas dari penerapan etika profesi yang seharusnya
dapat lebih maksimal.
B. Saran
Etika profesi merupakan suatu nilai dan pedoman yang harus
ditanamkan sejak dini. Karena sebuah etika tidak bisa terbentuk secara
singkat. Pendidikan etika profesi yang dimulai sejak dini diharapkan
dapat memperbaiki penerapan etika profesi pada saat pegawai negeri
sipil mulai bekerja nantinya. Hal ini pun perlu diperkuat dengan sistem
pengawasan yang baik, sehingga dapat terlaksana penerapan etika
profesi yang baik.

DAFTAR RUJUKAN
https://id.wikipedia.org/wiki/Kantor_Pelayanan_Pajak
http://www.pajak.go.id/
https://indahwardani.wordpress.com/2011/05/11/pengertian-etikaprofesi-etika-profesi-dan-kode-etik-profesi/

LAMPIRAN

FOTO-FOTO

Anda mungkin juga menyukai