Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS ISU INSTANSI

SMP NEGERI 1 NAMAN TERAN KAB. KARO

DISUSUN OLEH :

NAMA : HILDA RAHAYU DAULAY, S.PD


NIP. : 199607122020122002
PANGKAT / GOL. : PENATA MUDA / IIIA
INSTANSI : DINAS PENDIDIKAN KAB. KARO

ANGKATAN : 57 KELOMPOK 4

PENGAMPU MATERI : GADIS MELANI RUSLI, SH

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SUMATERA UTARA
LPP AGRO NUSANTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat-Nya
sehingga saya bisa menyusun makalah ini dengan baik dan tepat waktu

Makalah ini saya buat untuk memberikan gambaran tentang isu (permasalahan) yang ada di
unit kerja saya yaitu SMP Negeri 1 Naman Teran. Mudah- mudahan makalah ini bisa memecahkan isu
(persoalan) yang ada

Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh sebab itu kritik
serta anjuran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Saya
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Gadis Melani Rusli S.H selaku widyaiswara yang sudah
membimbing saya untuk menulis makalah ini dengan mengangkat permasalahan yang ada di unit kerja
saya dan berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Atas perhatian serta waktunya saya sampaikan
banyak terimakasih

Karo, Oktober 2021

Hilda Rahayu Daulay, S.Pd

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………………………………….. 1


B. Permasalahan ………………………………………………………………………………….... 1
C. Tujuan …………………………………………………………………………………………... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Isu Kontemporer ………………………………………………………………………………… 2


B. Analisis Isu ……………………………………………………………………………………….3
C. Teknik Analisis Isu ……………………………………………………………………………… 4
D. Validasi Isu ……………………………………………………………………………………… 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………... 9
B. Saran …………………………………………………………………………………………….. 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

PJJ sendiri adalah sekumpulan metode pengajaran dimana aktivitas dosenan dilaksanakan
secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisahan kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik.
Pemisahan dapat pula jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat
tinggalnya dekat dari lokasi institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran
di institusi tersebut. Keterpisahan kegiatan pengajar dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari PJJ.
Selain itu dalam PJJ juga menggunakan bermacam metode pembelajaran yang dikomunikasikan
melalui media. Dengan demikian PJJ diharapkan dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan
akibat keterbatasan dosen yang berkualitas. Pada sistem pendidikan ini guru dan peserta didik tidak
harus berada dalam lingkungan geografi yang sama.

PJJ kini menjadi model baru dalam alternatif pembelajaran di banyak perguruan tinggi, bukan
saja di negara-negara ASEAN, tetapi juga di dunia. Alasannya, model ini bisa dipakai sebagai instrumen
kebijakan mengatasi masalah pemerataan pendidikan, di samping juga efektif dan efisien, relatif murah
biayanya, dan fasilitas pendukungnya juga semakin tersedia dan terjangkau. (Soekartawi, 2006).

Tentunya pendidikan jarak jauh ini tidak akan berhasil jika tidak didukung oleh tiga aspek.
Pertama adalah peserta didik dalam pendidikan jarak jauh. Tentunya suatu sistem pendidikan tidak akan
berjalan jika tidak ada aspek yang pertama ini. Siapa yang akan menjadi peserta didik kalau dalam suatu
sistem pendidikan itu sendiri tidak memiliki siswanya? Maka ini peserta didik adalah aspek pertama
yang penting sebagai suksesor sistem PJJ itu sendiri. Kedua adalah tenaga ajar yang sama pentingnya
dengan peserta didik. Memang punya peran berbeda tetapi keduanya adalah simbiosis mutualisme yang
akan menguntungkan mereka berdua. Peserta didik dapat pengalaman ilmu dari tenaga ajar, sedangkan
tenaga ajar berhasil menyampaikan ilmu yang mereka kuasai. Aspek yang terakhir adalah media, tentu
harus ada media yang menyatukan mereka menjadi komunikasi timbal balik.
Namun, dengan tujuan menimbulkan inisiatif peserta didik, pengajar juga tidak boleh lepas
tangan begitu saja. Pengajar tetap harus mengambil peranannya sebagai fasilitator semaksimal
mungkin. Dengan adanya peserta didik yang tidak mempunyai inisiatif hendaknya pengajar bisa
mengambil langkah tepat untuk berinteraksi dengan peserta didik tersebut sehingga peserta didik pun
tidak merasa ditinggalkan. Dikarenakan interaksi yang merupakan kebutuhan dasar setiap manusia
maka pengajar tidak boleh hanya memberikan materi dan ujian saja, melainkan dia juga harus
berinteraksi dengan peserta didik.
BAB II

PEMBAHASAN

ANALISIS ISU KONTEMPORER DI UNIT KERJA

A. Isu Kontemporer
Isu adalah adanya atau disadarinya suatu fenomena atau kejadian yang dianggap penting atau
dapat menarik perhatian orang banyak, sehingga menjadi bahan yang layak untuk didiskusikan.
Sedangkan , Kontemporer ialah suatu hal yang modern, yang eksis dan terjadi dan masalah yang
berlangsung sampai sekarang atau segala hal yang berkaitan dengan saat ini

Jadi dapat disimpulkan Isu kontemporer adalah suatu pokok yang sedang terjadi pada masa saat
ini dan menjadi trending topik pada masa kini. Isu kontemporer dapat berkembang karena banyaknya
masalah yang muncul akibat berkembangnya teknologi yang tidak disertai kesiapan individu yang
mengalaminya.

Ada beberapa isu kontemporer yang terjadi yang berpotensi menimbulkan AGHT ( Ancaman,
Gangguan, Hambatan, Tantangan ) yaitu Ancaman yang dapat membahayakan kedaulatan
Negara,keutuhan wilayah Negara dan keselamatan segenap bangsa. Gangguan yang berpotensi
mengandung bahaya dan tidak bersifat konseptual. Hambatan yang mengandung bahaya dan tidak
konseptualyang berasal dari diri sendiri. Serta juga Tantangan yang membawa masalah untuk dapat
diselesaikan serta mengunggah kemampuan diri.

Beberapa Isu yang sedang terjadi di lingkungan kerja saya, yaitu :


1. Kurangnya Kedisiplinan dan Tanggung Jawab Sebagai Peserta didik di SMP Negeri 1 Naman
Teran.

2. Rendahnya Sikap Ingin Tahu Siswa Terhadap Pelajaran Saat Masa Pandemi Covid-19 di SMP
Negeri 1 Naman Teran.

3. Kurangnya Peran dan Dukungan Orang Tua Dalam Kegiatan Pembelajaran Saat Masa Pandemi
Covid-19 di SMP Negeri 1 Naman Teran.

4. Kurang Efektifnya PJJ Secara Daring Maupun Luring Saat Masa Pandemi Covid-19 di SMP Negeri
1 Naman Teran.

5. Rendahnya Minat Belajar Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Saat Masa Pandemi Covid-19 di
SMP Negeri 1 Naman Teran.
No. Harapan Kenyataan

1. Guru & siswa mampu mengoperasikan Banyak guru & siswa yang belum mampu
pc/gadget mengoperasikan pc/gadget

2. PJJ dapat terlakana dengan baik diseluruh Sinyal yang tidak mendukung di daerah terpencil
penjuru negeri

3. Guru dapat menjadi agent of change Guru kurang memiliki tanggung jawab disekolah

4. Saat pelaksanaan PJJ diharapkan para orang Banyak orang tua yang tidak ikut andil memantau
tua ikut andil memantau anaknya anaknya karena beragam alasan

5. Siswa semangat mengikuti PJJ Banyak siswa yang tidak perduli bahkan tidak
mengerjakan tugas yang diberikan

6. Guru dan siswa datang lebih awal sebelum jam Masih banyak guru dan siswa yang terlambat
08.00 wib.

B. Teknik Analisis Isu

Dari beberapa isu yang ada, saya melakukan beberapa Teknik analisis isu yang mana untuk
menentukan isu mana yang akan lebih saya bahas dan mencari solusinya. Teknik yang saya gunakan
adalah Teknik Tapisan APKL dan USG, dan Teknik fishbone untuk menentukan isu yang akan dicari
solusi dan penangannya.

APKL yaitu Aktual artinya isu yang dibahas merupakan isu yang masih hangat
diperbincangkan. Problematik yang artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan solusinya. Kekhalayan yang artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup
orang banyak. Kelayakan yang artinya isu tersebut relevan, realistis, masuk akal dan perlu dicarikan
pemecahan masalahnya. Dari isu yang telah diidentifikasi diatas maka isu tersebut akan diuji dengan
menggunakan alat bantu penilaian kriteria isu, dengan metode APKL dan sehingga ditetapkan isu yang
akan dirumuskan kembali dengan metode USG. Dibawah ini adalah tabel alat bantu APKL:
N Analisis Isu Kriteria Keteranga
o APKL n

A P K L
1 Kurangnya Kedisiplinan dan Tanggung Jawab
Tidak
Sebagai Peserta didik di SMP Negeri 1 Naman x √ x x
Memenuhi
Teran.

2 Rendahnya Sikap Ingin Tahu Siswa Terhadap


Tidak
Pelajaran Saat Masa Pandemi Covid-19 di SMP √ √ √ x
Memenuhi
Negeri 1 Naman Teran.

3 Kurangnya Peran dan Dukungan Orang Tua Dalam


Kegiatan Pembelajaran Saat Masa Pandemi Covid- √ √ √ √ Memenuhi
19 di SMP Negeri 1 Naman Teran.
4 Kurang Efektifnya PJJ Secara Daring Maupun
Luring Saat Masa Pandemi Covid-19 di SMP Negeri √ √ √ √ Memenuhi
1 Naman Teran.

5 Rendahnya Minat Belajar Siswa Dalam Mengikuti


Tidak
Pembelajaran Saat Masa Pandemi Covid-19 di SMP x √ √ x
Memenuhi
Negeri 1 Naman Teran.

C. Validasi Isu

Dalam menentukan prioritas dari masalah diatas saya menggunakan metode USG ( Urgency,
Seriousness, Growth). Metode USG merupakan salah satu untuk menetapkan urutan dari prioritas
masalah dengan metode Teknik scoring 1-5 dan dengan mempertimbangkan tiga komponen dalam
metode USG. Urgency ialah Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dan dikaitkan dengan waktu
yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memcahkan masalah yang
menyebabkan isu tadi. Seriousness ialah Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang akan menimbulkan masalah-masalah
lain kalau masalah tersebut tidak dipecahkan. Dan Growth ialah Seberapa kemungkinan-kemungkinan
isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin
memburuk jika tidak diselesaikan atau dibiarkan. Dibawah ini adalah tabel alat bantu USG :
No. Analisis Isu Penyebab Isu U S G Jlh. Peringkat
1. Kurangnya Peran 1. Orang tua sibuk dengan 5 4 4 II
dan Dukungan pekerjaan diladang
Orang Tua Dalam
2. Orang tua menyerahkan 4 4 4
Kegiatan
sepenuhnya kepada
Pembelajaran Saat
sekolah
Masa Pandemi
Covid-19 di SMP 3. Tidak bisa menggunakan 4 4 4
Negeri 1 Naman pc/gadget
Teran.
4. Orang tua kurang 3 3 4
komunikasi dengan
pihak sekolah
bagaimana mengenai
sistematika PJJ
5. Kesenjangan kualitas 4 4 4
pendidikan

2. Kurang Efektifnya 1. Fasilitas tidak 5 5 5 I


PJJ Secara Daring mendukung
Maupun Luring Saat
2. Lokasi jauh dan terpencil 5 5 5
Masa Pandemi
Covid-19 di SMP 3. Guru dan siswa belum 5 5 5
Negeri 1 Naman menguasai penggunaan
Teran. gadget
4. Sistematika dan media 5 5 5
pembelajaran kurang
menarik dan belum
optimal
5. Kesenjangan kualitas 4 3 4
pendidikan
6. Minat belajar yang 3 3 3
rendah
Total : 27 26 27 80

Ket : 5 = Sangat Besar

4 = Besar

3 = Sedang

2 = Kecil

1 = Sangat Kecil
Berdasarkan Teknik APKL dan USG dapat disimpulkan dengan total nilai tertinggi adalah

Kurang Efektifnya PJJ Secara Daring Maupun Luring Saat Masa Pandemi Covid-19 di SMP
Negeri 1 Naman Teran. Selanjutnya dilakukan analisis secara mendalam menggunakan alat bantu
dengan Teknik fishbone.

Analisis isu tersebut dapat digambarkan pada diagram fishbone berikut ini .
Penyebab Akibat

Surroundings System

Sistematika dan Media


Pandemi Covid
Pembelajaran Belum
19
Optimal

Dukungan Orang Kesenjangan


Tua Kualitas Pendidikan
Ketidak
Efektifan PJJ
di SMP N 1
Kurangnya Naman Teran.
Kemandirian Siswa Kurangnya fasilitas PJJ
dalam Belajar

Kurangnya
Peguasaan
Learning Loss
Teknologi Guru
dan Siswa

Skills Suppliers

Berdasarkan diagram diatas dapat dianalisa sebagai berikut :

1. Penyebab Terjadinya Isu


a. Pandemi Covid-19

Semenjak pandemi covid-19, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan
pemerintah daerah memutuskan untuk pelaksaan belajar dari rumah selama covid-19 seluruh
sekolah melakukan pembelajaran secara online atau dapat disebut Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ) guna mengurangi angkat peningkatan kasus covid.
b. Kurangnya dukungan Orangtua

Dukungan orangtua pada pelaksaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah sangat penting.
Tetapi, masih banyak orangtua yang tidak bisa mendampingi anaknya pada saat belajar
dikarenakan beberapa faktor seperti tuntutan pekerjaan orangtua, kurangnya kemampuan
orangtua dalam teknologi.

c. Sistematika pembelajaran belum optimal

Pembelajaran jarak jauh tidak bisa maksimal dikarenakan masih perlu peninjauan mengenai
sistematika pembelajaran dimasa pandemi, karena mayoritas guru belum terbiasa menerapkan
pembelajaran daring hal tersebut terlihat masih ada guru hanya memberikan tugas dan menagih
tugas tanpa memberikan penjelasan materi ataupun tanya jawab interaksi antara guru dan siswa.
d. Kesenjangan kualitas Pendidikan

Masih banyak siswa memiliki kendala dalam mengikuti pembelajaran daring misalnya tidak
memiliki handphone ataupun penggunaan handphone secara bergantian dengan kakak ataupun
adiknya, jaringan akses internet yang kurang serta tidak adanya biaya untuk kuota internet.

e. Kurangnya kesadaran siswa dalam belajar

Pembelajaran jarak jauh adalah pembelajaran yang menuntut kemandirian siswa untuk belajar
tetapi masih banyak siswa yang memiliki semangat belajar yang rendah serta disiplin yang
kurang baik dalam belajar mandiri. Masih banyak siswa yang belum menyadari akan
pentingnya pendidikan, banyak diantara mereka yang terlena karena tidak masuk sekolah.

f. Kurangnya penguasaan teknologi peserta didik

Masih banyak peserta didik mengalami kendala karena kemampuan teknologi yang minim,
seperti penggunaan aplikasi Classroom, zoom, meet dan lainnya.

g. Kurangnya fasilitas pembelajaran jarak jauh

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) dilakukan secara online atau daring sehingga sangat dibutuhkan
jaringan internet dan fasilitas elektronik seperti handphone ataupun laptop, media tersebut
digunakan untuk interaksi antara guru dan peserta didik dan juga untuk pengumpulan tugas.

h. Learning loss

Sejak covid-19 dan dilakukannya pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) berkurangnya interaksi antara
guru dan peserta didik saat proses pembelajaran sehingga hilangnya minat belajar pada peserta
didik.
2. Dampak Yang Terjadi Jika Tidak Segera Diselesaikan

Ada beberapa dampak yang terjadi jika Pembelajaran Jarak Jauh tidak efektif dilakukan
yaitu :

a. Ketidakmampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran


b. Siswa akan mengabaikan tugas dan kewajibannya sebagai peserta
didik
c. Penurunan pencapaian hasil belajar karena krisis pendidikan
d. Siswa akan mengalami ketertinggalan dalam proses belajar
e. Semakin rendahnya tingkat sdm generasi bangsa
f. Siswa bisa menjadi anti sosial

3. Rekomendasi Strategi Penanganan Isu

a. Melakukan pola hidup sehat dengan tetap menerapkan protokol kesehatan agar pandemi
covid-19 cepat berlalu serta melakukan vaksin.

b. Orangtua membimbing dan mendampingi siswa ketika belajar mandiri, jika ada kendala bisa
dikonsultasikan kepada guru.

c. Melakukan inovasi pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan fasilitas sebaik mungkin
dan semenarik mungkin

d. Adanya peminjaman tablet kepada siswa yang tidak memiliki Handphone dan adanya
bantuan kuota internet dari pemerintah sebagai salah satu upaya penunjang pembelajaran
jarak jauh.

e. Melakukan home visitting, mengunjungi rumah siswa dengan membagi kelompok dan
mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

f. Untuk mendukung kemandirian siswa dalam belajar, guru dapat menggunakan metode-
metode belajar yang bisa dikolaborasikan dengan hal-hal yang menyenangkan seperti bahan
tayang yang interaktif, video pembelajaran yang menarik dan lainnya.

g. Mengajak kerjasama pemerintah desa, mengingat pengadaan infrastruktur internet tidak bisa
dilakukan dengan cepat, maka untuk pihak sekolah yang berada didaerah terpencil dengan
keterbatasan internet dan termasuk zona hijau maka diharapkan pihak desa bisa ikut
berkontribusi untuk mendukung terlaksananya pjj yang efektif dengan memberikan fasilitas
internet untuk anak-anak belajar dirumah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ditengah pandemi covid-19, sistem pendidikan kita harus siap melakukan batu
lompatan untuk transformasi pembelajaran daring bagi dunia pendidikan. Kita
memasuki era baru untuk membangun kreativitas, mengasah skill, dan peningkatan
kualitas diri dengan perubahan sistem, cara pandang, dan pola interaksi kita dengan
teknologi, karena pembelajaran harus tetap berjalan dalam kondisi apapun.
Sistem pembelajaran jarak jauh saat ini masih menjadi perhatian bagi para
orang tua, para guru, dan siswa. Pemerintah perlu memperhatikan kondisi ekonomi
masyarakat yang sangat berdampak dimasa pandemi ini.

B. Saran

Diperlukannya evaluasi secara komprehensif dilakukan oleh pihak sekolah,


para orang tua, dinas terkait untuk mengevaluasi kegiatan PJJ agar kualitas pendidikan
tidak merosot. Karena pendidikan adalah investasi jangka panjang bagi sebuah
bangsa.

Anda mungkin juga menyukai