Anda di halaman 1dari 8

ISSN : 2085-6601 EISSN : 2502-4590

HUBUNGAN KEYAKINAN DIRI DAN KEMANDIRIAN


DENGAN KEMATANGAN VOKASIONAL
Ebdinar Simamora1*), Asih Menanti2, Cut Mutia3
1
Program Studi Magister Psikologi, Program Pascasarjana, Universitas Medan Area
2
Universitas Negeri Medan
3
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
*)
E-mail :analitika.jurnal.uma@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang hubungan antara keyakinan diri dan
kemandirian dengan kematangan vokasional. Subjek penelitian adalah siswa/i SMK Negeri 3
Tebing Tinggi jurusan Perhotelan karena para alumni menunjukkan tingkat vokasional rendah
yang dominan setelah lulus dan dihadapkan dengan dunia karir. Subjek yang dipilih adalah para
siswa/i yang duduk di kelas X dengan proses pemilihan menggunakan teknik total sampling.
Sebanyak 120 siswa menjadi subjek penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan tiga skala yaitu skala keyakinan diri, kemandirian, dan kematangan vokasional.
Data yang diperoleh kemudian dianalisa dengan menggunakan analisis regresi berganda. Dari
hasil analisis data diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keyakinan diri dan
kemandirian dengan kematangan vokasional dimanasumbangan efektif kedua variabel
(keyakinan diri dan kemandirian) sebesar 81,2%. Kesimpulan penelitian dapat dijadikan dasar
pertimbangan bagi pendidik sekolah untuk memberikan motivasi, pengarahan dan pemahaman
kepada siswa bahwa keyakinan diri dan kemandirian dapat meningkatkan kematangan
vokasional siswa.

Kata Kunci : keyakinan diri, kemandirian, kematangan vokasional, perhotelan

Abstract
This research aimed to identify the correlation between self-confidence and independency with
vocational maturity. The subjects of this research were the students of Hotel major in SMK Negeri
3 Tebing Tinggi, considering the alumni showed a rather dominant low vocational rate post-
graduation and put in career world. The selected subjects were the students in grade X with ‘total
sampling’ selective method. 120 students were selected. The data collection used three scales;
the scale of self-confidence, independency, and vocational maturity. The collected data then
would be analyzed using multiple regression analysis. As the result from analyzation, it was
confirmed then that there was a significant connection between selfconfidence and
independency with vocational maturity where the effect from both variables (self-confidence and
independency) for 81.2%. The conclusion of this research can be used as a basis for
consideration for school educators to provide motivation, guidance and understanding to
students 'self-confidence and self-reliance that can enhance students' vocational maturity.

Keywords: Self-confidence, independency, vocational maturity, hotel.

PENDAHULUAN penting yang dibuat pada masa remaja


Masa remaja merupakan masa transisi (Dhillon & Kaur, 2005; Salami, 2008). Agar
menuju ke masa dewasa yang berarti remaja dapat memilih karir yang tepat (dalam
merupakan masa menuju dunia pekerjaan hal ini adalah keputusan tentang pendidikan
atau karir yang sebenarnya (Newman & lanjutan) maka diperlukan tingkat kematangan
Newman, 2006). Memilih sebuah pekerjaan vokasional (karir) yang baik karena tingkat
atau karir merupakan salah keputusan kematangan vokasional (karir) mempengaruhi
kualitas pemilihan karir remaja (Hamadi &
50
ISSN : 2085-6601 EISSN : 2502-4590

Komandyahrini, 2008). Menurut Crities (dalam 1. Perencanaan, yakni individu menyadari


Brown, 2002) kematangan vokasional (karir) bahwa dirinya harus membuat pilihan
adalah tingkat dimana seseorang telah pendidikan dan vokasional, serta
menguasai tugas perkembangan karirnya, mempersiapkan diri untuk membuat pilihan
baik komponen pengetahuan maupun sikap, tersebut.
yang sesuai dengan tahap perkembangan 2. Eksplorasi, yakni usaha individu untuk
karirnya. memperoleh informasi mengenai dunia
Berdasarkan teori siklus karir (career cycle) kerja umumnya dan untuk memilih salah
yang dikemukakan oleh Super (dalam satu bidang pekerjaan khususnya.
Savickas, 2002), tahapan perkembangan 3. Kompetensi informasional, yakni
karir remaja berada pada tahap eksplorasi kemampuan untuk menggunakan
(usia 15-24). Tugas yang paling penting pada informasi tentang karir yang dimiliki untuk
seseorang yang berada di tahap ini adalah dirinya, serta mulai mengkristalisasikan
mengembangkan pemahaman yang realistis pilihan pada bidang dan tingat pekerjaan
tentang bakat dan kemampuannya, selain tertentu.
persiapan dan pemilihan pekerjaan atau karir. 4. Pengambilan keputusan, yakni individu
Pemilihan pekerjaan yang diharapkan mengetahui hal yang harus
seseorang tidak dapat terlepas dari dipertimbangkan dalam membuat pilihan
serangkaian pendidikan yang harus pendidikan dan vokasional, kemudian
diselesaikan dalam rangka mempersiapkan membuat pilihan pekerjaan yang sesuai
diri memasuki dunia pekerjaan. Sekolah dengan minat dan kemampuan.
sebagai salah satu lembaga pendidikan Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
memiliki kewajiban untuk memenuhi tuntutan tingkat kematangan vokasional (karir)
bidang pekerjaan tersebut melalui pemberian seseorang, antara lain tingkat pendidikan, ras,
bekal keterampilan, wawasan, dan bimbingan etnis, karakteristik kepribadian, status sosial
yang berkaitan dengan dunia kerja (Wati, ekonomi, dan jenis kelamin (Naidoo, 1998).
2005). Menurut Hayadin (2006), Sekolah Penelitian yang dilakukan oleh Dhillon dan
Menengah Atas merupakan salah satu Kaur (2005) di
jenjang pendidikan yang ditempuh oleh anak India memperoleh hasil yang
Indonesia dalam mengikuti kegiatan mengindikasikan bahwa karakteristik
pembelajaran secara formal. Pada jenjang ini, kepribadian memainkan peran yang penting
anak Indonesia berada di pintu gerbang untuk dalam perkembangan kematangan
memasuki dunia pendidikan tinggi yang vokasional (karir) seseorang. Selanjutnya
merupakan wahana untuk membentuk penelitian oleh Taganing dkk (2007) di Jakarta
integritas profesi yang didambakannya. menemukan salah satu karakteristik
Menurut Crities (dalam Taganing dkk, 2006) kepribadian yang merupakan prediktor
yang sejalan dengan hasil penelitian yang kematangan vokasional (karir) adalah
dilakukan Hayadin (2006) di kemandirian dan keyakinan diri.
Jakarta,sebanyak 64,2% siswa belum mampu Keyakinan diri merupakan atribut
mengambil keputusan untuk profesi, kepribadian dimana seorang individu memiliki
pekerjaan atau karir yang digelutinya.Hal keyakinan dalam mengendalikan peristiwa-
yang sama juga ditemui dari hasil wawancara peristiwa yang terjadi dalam hidup mereka.
peneliti dengan dua siswa, seorang alumni, Keyakinan diri diartikan sebagai keyakinan
dan guru BK (Bimbingan Konseling) di SMK bahwa diri memiliki kemampuan melakukan
Negeri 3 Tebing Tinggi. Hasil wawancara tindakan yang diharapkan (Gumilar, 2007).
dengan siswa dan alumni sejalan dengan apa Individu dengankeyakinan diri yang tinggi
yang diungkapkan oleh guru BK, yaitu banyak memiliki ciri-ciri pantang menyerah dalam
siswa yang belum menetapkan pilihan karir menghadapi suatu tugas, ulet dalam
yang akan mereka jalani nantinya dan hal ini mengerjakan tugas dan memiliki motivasi
berkaitan dengan tingkat kematangan yang kuat, serta selalu berupaya keras agar
vokasional (karir) yang mereka miliki. tugasnya dapat dikerjakan dengan
Menurut Super (2001) kematangan sukses.Dengan demikian keyakinan diri
vokasional mencakup empat aspek yaitu: merupakan salah satu faktor yang mendasar

51
ISSN : 2085-6601 EISSN : 2502-4590

dalam bentuk kematangan vokasional berkaitan dengan orientasi kerja dan memberi
(Partino, 2005). kontribusi yang besar pada kesiapan kerja.
Bandura (1997) mengungkapkan bahwa Siswa yang mempunyai kemandirian yang
perbedaan keyakinan diri (self- efficacy) pada tinggi lebih mampu dalam menentukan pilihan
setiap individu terletak pada tiga komponen, karirnya dibandingkan dengan siswa yang
yaitu magnitude, strength dan generality. memiliki kemandirian rendah mereka
Masing-masing mempunyai implikasi penting cenderung kurang mampu dalam
di dalam performansi, yang secara lebih jelas menentukan pilihan karirnya.Lebih lanjut
dapat diuraikan sebagai berikut: menurut Taganing dkk (2007), siswa dengan
a. Magnitude (tingkat kesulitan tugas), yaitu tingkat kemandirian yang baik, ketika
masalah yangberkaitan dengan derajat dihadapkan dengan pemilihan karir, maka ia
kesulitan tugas individu. Komponen ini akan melakukan usaha untuk mengenal diri,
berimplikasi pada pemilihan perilaku mencari tahu tentang pekerja dan langkah-
yang akan dicoba individu berdasarkan langkah pendidikan, serta berusaha
ekspektasi efikasi pada tingkat kesulitan mengatasi masalah yang berkaitan. Hal
tugas. Individu akan berupaya melakukan tersebut akan membuat kematangan karirnya
tugas tertentu yang ia persepsikan dapat tinggi.Sedangkan jika siswa SMK mempunyai
dilaksanakannya dan ia akan kemandirian yang rendah, maka ia
menghindari situasi dan perilaku yang ia mempunyai penilaian yang negatif terhadap
persepsikan di luar batas kemampuan dirinya dalam melakukan
kemampuannya. pemilihan karir sehingga akan kehilangan
b. Strength (kekuatan keyakinan), yaitu minat dan usaha untuk melakukan
berkaitan dengan kekuatanpada pengenalan diri dan pekerjaan, dan
keyakinan individu atas kemampuannya. mengalami kesulitan jika menghadapi
Pengharapan yang kuat dan mantap masalah dalam pemilihan.
pada individu akan mendorong untuk Hartono (2010) mengemukakan bahwa
gigih dalam berupaya mencapai tujuan, kemandirian memilih karir ditandai oleh lima
walaupun mungkin belum memiliki kriteria yaitu:
pengalaman-pengalaman yang a. Percaya Diri : perasaan yakin terhadap
menunjang. Sebaliknya pengharapan kemampuan yang dimiliki membuat siswa
yang lemah dan ragu-ragu akan merasa senang, optimis, dan mantap
kemampuan diri akan mudah digoyahkan menekuni bidang karir yang dipilih.
oleh pengalamanpengalaman yang tidak Bimbingan karier memberikan dorongan
menunjang. positif kepada siswa dalam menumbuhkan
c. Generality (generalitas), yaitu hal yang rasa percaya dengan kemampuan diri
berkaitan cakupan luasbidang tingkah sesuai dengan minat dan bakat yang
laku di mana individu merasa yakin dimiliki.
terhadap kemampuannya. Individu dapat b. Bertanggungjawab : siswa menunjukkan
merasa yakin terhadap kemampuan adanya usaha yang keras dan
dirinya, tergantung pada pemahaman sungguhsungguh dalam menekuni bidang
kemampuan dirinya yang terbatas pada karir yang diinginkan dengan belajar dan
suatu aktivitas dan situasi tertentu atau selalu berusaha untuk meningkatkan
pada serangkaian aktivitas dan situasi pengetahuan dan keterampilan. Siswa
yang lebih luas dan bervariasi. bersedia melakukan usaha yang
Faktor lain yang mempengaruhi berhubungan dengan bidang karirnya
kematangan karir yaitu kemandirian.Faktor karena sadar akan tujuan atau cita-cita
kemandirian adalah penting karena dapat yang ingin diwujudkan sesuai dengan
menentukan kesiapan kerja (Maryati, 1999). harapan.
Munandar (1994) mengemukakan bahwa c. Mengarahkan dan Mengembangkan Diri :
kemandirian berkaitan dengan bagaimana siswa tertarik melakukan berbagai aktivitas
seseorang mempersiapkan diri untuk pengembangan diri berdasarkan arah
menekuni suatu bidang pekerjaan. Hal ini pemilihan karirnya dan melakukan
didukung oleh penelitian Metia (2004) yang berbagai aktivitas ke arah pemilihan karir
menemukan bahwa kemandirian siswa yang diinginkan. Melalui layanan informasi

52
ISSN : 2085-6601 EISSN : 2502-4590

bimbingan karir, siswa diarahkan untuk Alat (instrumen) pengumpulan data


terdorong dan menumbuhkan rasa senang yang digunakan dalam penelitian ini adalah
terbih dahulu dengan bidang karir yang skala psikologi.Pengukuran skala ini
akan dipilih agar dalam menekuninya nanti mengikuti metode summated ratings dari
terasa ringan tanpa beban. Likertdengan menggunakan empat alternatif
d. Tekun, Kreatif dan Inisiatif : dalam jawaban, yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju
menekuni bidang karir yang akan dijalani (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak
maupun yang akan dipilih, diperlukan Setuju (STS). Bobot penilaian untuk
adanya usaha yang sungguh-sungguh dan pernyataan favorable yaitu: SS=4, S=3, TS=2,
konsentrasi agar hasil yang dipilih dan STS=1. Bobot penilaian untuk pernyataan
maksimal dan sesuai dengan yang unfavorable yaitu: SS=1, S=2, TS=3, dan
diharapkan. Ketelatenan yang dilakukan STS=4.
secara terus-menerus dan Dalam penelitian ini, peneliti menyusun
berkesinambungan dalam memahami tiga jenis skala yaitu:
bidang karir yang sedang dijalani akan a. Skala kematangan vokasional : disusun
menjadikan siswa berhasil dalam berkarir. berdasarkan aspek kematangan
Ini menjadi penting ketika siswa yang vokasional menurut (Super,2001), yaitu
sedang menekuni bidang karirnya mampu perencanaan, eksplorasi, kompetensi
mencapai tingkat prestasi yang informasional, danpengambilan
menyebabkan siswa memiliki nilai lebih. keputusan.Setelah melalui uji coba, skala
e. Ingin Melakukan Sendiri :dalam memilih ini terdiri dari 26 butir aitem dengan nilai
karir, siswa tidak harus mengikuti rbt> 0,3 dan koefisien reliabilitas
kehendak dan kemauan orang lain. Siswa Cronbach’s Alpha sebesar 0,79. Dengan
yang telah memiliki kemandirian dalam demikian, skala ini diketahui valid dan
memilih karirnya tidak akan reliabel untuk digunakan.
menggantungkan nasib karirnya kepada b. Skalakeyakinan diri : disusun berdasarkan
orang lain karena ia mampu melakukan teori aspek-aspek keyakinan diri yang
strategi pengambilan keputusan karir dikemukakan oleh Bandura (1997), yaitu
berdasarkan pemahaman diri, magnitude (tingkat kesulitan tugas),
pemahaman karir serta peluang karir yang strength (kekuatan keyakinan individu atas
ada. kemampuannya), generality (cakupan
Berdasarkan uraian-uraian di atas dan luasbidang tingkahlaku dimana individu
data di lapangan yang menunjukkan bahwa merasa yakin terhadap kemampuannya).
banyak siswa belum menetapkan pilihan karir Setelah melalui uji coba, skala ini memiliki
yang akan mereka jalani nantinya, maka 27 butir aitem dengan nilai rbt> 0,3 dan
dianggap perlu untuk mengadakan penelitian koefisien reliabilitas Cronbach’s Alpha
tentang hubungan keyakinan diri dan sebesar 0,84. Dengan demikian, skala ini
kemandirian dengan kematangan vokasional diketahui valid dan reliabel untuk
pada SMK Negeri 3 Tebing digunakan.
Tinggi. c. Skala kemandirian: disusun menggunakan
teori yang dikemukakan Hartono (2010)
METODE PENELITIAN mengenai aspek kemandirian yaitu
Populasi dalam penelitian ini adalah percaya
siswa-siswi SMKN 3 Tebing Tinggi jurusan diri;bertanggungjawab;mengarahkan dan
Perhotelan yang duduk di kelas 10 dengan mengembangkan diri; tekun, kreatif dan
jumlah populasi 120 orang. Alasan peneliti inisiatif ;dan ingin melakukan
memilih sekolah dan jurusan tersebut karena sendiri.Setelah melalui uji coba, skala ini
SMKN jurusan perhotelan ini memiliki memiliki 32 butir aitem dengan nilai rbt>
vokasional rendah yang dominan setelah lulus 0,3 dan koefisien reliabilitas Cronbach’s
dan dihadapkan dengan dunia karir. Teknik Alpha sebesar 0,82. Dengan demikian,
pengambilan sampel adalah total sampling skala ini diketahui valid dan reliabel untuk
maka dengan demikian ukuran sampel digunakan.
penelitian adalah sebesar 120 siswa. Data yang terkumpul
kemudian dianalisis secara statistik.Teknik

53
ISSN : 2085-6601 EISSN : 2502-4590

analisa data yang digunakan adalah analisa dengan variabel kematangan vokasional
regresi (anareg) berganda dengan dengan komputerisasi program SPSS versi
menggunakan bantuan SPSS versi 17. 17. Hasil uji regresi tersebut dapat dilihat
dalam tabel di bawah ini:
HASIL PENELITIAN
Hipotesis pertama dalam penelitian ini Tabel.2. Hasil Analisa Regresi antara
berbunyi: ada hubungan signifikan antara Kemandirian dengan Kematangan
keyakinan diri dengan kematangan Vokasional
vokasional, asumsinya bahwa semakin tinggi RX2-Y R2 P B Kesimpulan
keyakinan diri pada siswa maka semakin 0,630 0,397 0,002 0,575 Signifikan
tinggi kematangan vokasional, begitu juga
sebaliknya.Kebenaran hipotesis pertama ini Analisa tabel di atas adalah sebagai berikut:
diperoleh melalui proses uji regresi antara - Besar hubungan antara variabel
variabel keyakinan diri dan variabel kemandirian dengan kematangan
kematangan vokasional dengan vokasional sebesar 0,630 yang
komputerisasi program SPSS versi 17. Hasil menunjukkan adanya hubungan di antara
uji regresi tersebut dapat dilihat pada tabel di kedua variabel.
bawah ini:
- Arah hubungan yang positif (0,630)
menunjukkan bahwa dengan kemandirian
Tabel.1. Hasil Analisa Regresi yang tinggi, maka kematangan vokasional
antara Keyakinan Diri dengan siswa semakin tinggi, demikian juga
Kematangan Vokasional sebaliknya.
RX1.Y R2 P B Kesimpulan - Angka R2 sebesar 0,397 berarti
0,811 0,658 0,000 0,737 Signifikan kemandirian memiliki kontribusi sebesar
39,7% dalam menjelaskan kematangan
Analisa tabel di atas adalah sebagai berikut: vokasional, sementara sisanya
- Besar hubungan antara variabel keyakinan dipengaruhi oleh variabel lain.
diri dengan kematangan vokasional - Tingkat signifikansi koefisien korelasi satu
sebesar 0,811 yang menunjukkan adanya sisi dari output (diukur dari probabilitas p)
hubungan di antara keduanya. menghasilkan angka 0,000. Oleh karena
- Arah hubungan yang positif (0,811) probabilitas p > 0,05; praktis korelasinya
menunjukkan bahwa semakin tinggi bersifat signifikan.
keyakinan diri siswa akan membuat Hipotesis ketiga dalam penelitian ini
kematangan vokasional siswa semakin berbunyi: ada hubungan signifikan antara
tinggi, demikian juga sebaliknya. keyakinan diri dan kemandirian dengan
- Angka R2 sebesar 0,658 disebut koefisien kematangan vokasional, asumsinya bahwa
determinasi.Dalam hal ini berartikeyakinan semakin tinggi keyakinansiswa dan tingginya
diri memiliki kontribusi sebesar 65,8% kemandirian siswa, maka semakin tinggi
dalam menjelaskan kematangan kematangan vokasional siswa, demikian juga
vokasional sementara sisanya dipengaruhi sebaliknya.Kebenaran hipotesis ketiga ini
oleh variabel lain. diperoleh melalui proses uji regresi ganda
- Tingkat signifikansi koefisien korelasi satu antara variabel keyakinan diri dan
sisi dari output (diukur dari probabilitas p) kemandirian dengan kematangan vokasional,
menghasilkan angka 0,000. Oleh karena dengan menggunakan program SPSS versi
probabilitas p > 0,05 maka berarti 17. Hasil uji regresi ganda tersebut dapat
korelasinya bersifat signifikan. dilihat dalam tabel di bawah ini.
Hipotesis kedua dalam penelitian ini Tabel.3. Hasil Analisa Regresi Ganda antara
berbunyi: ada hubungan signifikan antara Keyakinan Diri dan Kemandirian
kemandirian dengan kematangan vokasional, dengan Kematangan Vokasional
asumsinya bahwa dengan kemandirian yang Variab R2 P Kesimpula
tinggi, maka akan semakin tinggi kematangan F R el n
vokasional, begitu juga sebaliknya.Kebenaran 112,89 0,81 0,65 0,00
hipotesis kedua ini diperoleh melalui proses X1,X2-Y 9 Signifikan
uji regresi antara variabel kemandirian

54
ISSN : 2085-6601 EISSN : 2502-4590

5 2 0 sebesar 0,775 ditambah konstanta


sebesar 20,097.
- Satu poin kenaikan kemandirian
Analisis tabel di atas adalah sebagai berikut: menyebabkan kenaikan nilai variabel
- Besar hubungan antara variabel keyakinan kematangan vokasional sebesar -
diri dan kemandirian dengan kematangan 0,024.
vokasional sebesar 112,895. Dalam upaya mengetahui bagaimana
- Angka R2 sebesar 0,659 yang berarti kriteria keyakinan diri, kemandirian dan
variabel keyakinan diri dan kemandirian kematangan vokasional pada siswa, maka
memberikan kontribusi sebesar 65,9% perlu dibandingkan antara mean/nilai ratarata
dalam menjelaskan kematangan empirik dengan mean/nilai rata-rata hipotetik
vokasional, sisanya dipengaruhi oleh dengan memperhatikan besarnya bilangan
variabel lain. SD dari masing-masing variabel dengan
- Tingkat signifikansi koefisien korelasi satu gambaran lengkap sebagai berikut :
sisi dari output (diukur dari probabilitas p)
menghasilkan angka 0,000 atau praktis 0. Tabel 5. Hasil Perhitungan Nilai Rata-Rata
Oleh karena probabilitas p > 0,05; praktis Hipotetik dan Nilai Rata-
korelasinya bersifat signifikan. Rata Empirik
Variabel SD Nilai rata-rata
Model Persamaan Regresi Keterangan
dalam penelitian ini dapat dibuat dengan Hipotetik Empirik
melihat tabel berikut: Kematangan 8,867 75 84,01 Tinggi
vokasional
Tabel 4. Model Persamaan Regresi Self efficacy 9,769 75 87,39 Tinggi
Unstandardized Standardized Kemandirian 9,705 75 87,57 Tinggi
Coefficients Coefficients
Std.
Model Β Error Beta T Sig. DISKUSI
1 (Constant) 20.097 4.576 4.392 .000 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Self .755 .080 .832 9.480 .000 terdapat hubungan yang signifikan antara
efficacy keyakinan diri dengan kematangan
Kemandi- - .080 -.026 -.297 .767 vokasional. Artinya semakin tinggi keyakinan
.024 diri siswa, maka semakin tinggi kematangan
rian vokasional, demikian pula sebaliknya.
Sumbangan yang diberikan variabel
keyakinan diri adalah sebesar 65,8%
Pada tabel dapat diketahui bahwa nilai terhadap kematangan vokasional.Hasil
koefisien konstanta β adalah 20,097 dan nilai penelitian ini juga menunjukkan bahwa
koefisien masing-masing variabel keyakinan terdapat hubungan yang signifikan antara
diri (self- efficacy) dan kemandirian adalah kemandirian dengan kematangan vokasional,
0,755 dan -0,024 sehingga model persamaan artinya dengan kemandirian yang tinggi maka
regresi yang diperoleh adalah sebagai akan semakin tinggi kematangan vokasional,
berikut: Y = 20,097+0,775X1+(-0,024)X2 demikian juga sebaliknya. Sumbangan yang
dimana variabel diberikan variabel kemandirian adalah
Y = kematangan vokasional sebesar 39,7% terhadap kematangan
X1 = keyakinan diri (self-efficacy) vokasional.Berdasarkan nilai rata-rata
X2 = kemandirian hipotetik dengan nilai rata-rata empirik,
diperoleh hasil bahwa keyakinan diri siswa
Dari persamaan regresi di atas, dapat SMKN 3 Tebing Tinggi berada pada kategori
diartikan bahwa pengaruh masing-masing tinggi.Dengan demikian dapat disimpulkan
variabel sebagai berikut: bahwa keyakinan diri akan mempengaruhi
- Satu poin kenaikan variabel keyakinan kematangan vokasional bagi siswa.Hal ini
diri (self- efficacy) menyebabkan sesuai dengan pendapat Bandura (1997)
kenaikan kematangan vokasional bahwa keyakinan diri yang tinggi

55
ISSN : 2085-6601 EISSN : 2502-4590

memungkinkan individu berpartisipasi aktif mengoptimalkan kemampuan-kemampuan


dalam proses pemilihan karir dan memiliki yang dimiliki yang dapat menunjang dalam
kemandirian dalam mengambil keputusan. pekerjaan.Faktor yang dapat mempengaruhi
Keterlibatan dalam proses pemilihan karir dan kematangan vokasional antara lain adalah
kemandirian merupakan aspek dalam struktur faktor yang berasal dari luar diri individu
kematangan vokasional. (faktor eksternal) dan faktor dari dalam diri
Lent dan Hackett (dalam Partino, 2005) individu (faktor internal). Faktor eksternal
menemukan bahwa keyakinan diri dapat meliputi keluarga, latar belakang sosial
meramalkan kematangan vokasional, seperti ekonomi, gender, teman sebaya, lingkungan
memilih jurusan di SMK. Menurut Bandura sekolah, dan proses pendidikan. Faktor
(1997), keyakinan diri mempengaruhi pola internal seperti inteligensi, bakat, minat,
pikir yang dapat meningkatkan atau kepribadian, dan harga diri.
mendasari tingkah laku individu. Individu yang
memiliki keyakinan diri tinggi, memiliki KESIMPULAN
perspektif masa depan dengan membuat Hasil penelitian menunjukkan adanya
perencanaan hidupnya yang dipengaruhi oleh hubungan yang signifikan antara keyakinan
penilaian diri tentang kemampuan (ability). diri dan kemandirian dengan kematangan
Semakin kuat keyakinan diri, semakin tinggi vokasional siswa. Dengan demikian, dapat
tujuan hidup seseorang dan semakin memiliki disimpulkan bahwa semakin tinggi keyakinan
komitmen untuk mencapai tujuan tersebut diri dan kemandirian, maka semakin tinggi
(Betz & Taylor, 2001). Kemampuan untuk kematangan vokasional siswa.Sebaliknya,
membuat perencanaan masa depan semakin rendahkeyakinan diridan
merupakan salah satu variabel dari struktur kemandirian, maka semakin rendah
kematangan vokasional (Bandura, 1997). kematangan vokasional siswa. Remaja yang
Berdasarkan perbandingan nilai ratarata telah mencapai kematangan vokasional akan
hipotetik dengan nilai rata-rata empirik, memiliki keyakinan untuk dapat mandiri
diperoleh hasil bahwa kemandirian yang secara ekonomi pada masa mendatang
dimiliki siswa SMKN 3 Tebing Tinggi berada dalam memilih dan mempersiapkan diri untuk
pada kategori tinggi yang dapat menjalankan suatu pekerjaan. Sikap mandiri
mempengaruhi kematangan yang dimiliki oleh siswa dalam menentukan
vokasional.Menurut Fuhrmann (1991), remaja pilihan karir yang sesuai dengan pemahaman
yang telah mencapai kematangan vokasional dirinya harus percaya diri, bertanggung jawab,
akan memiliki keyakinan untuk dapat mandiri mengarahkan dan mengembangkan diri,
secara ekonomi pada masa mendatang tekun kreatif dan inisiatif ingin melakukan
dalam memilih dan mempersiapkan diri untuk sendiri.
menjalankan suatu pekerjaan. Sikap mandiri
yang dimiliki oleh siswa dalam menentukan
pilihan karir yang sesuai dengan pemahaman
dirinya harus percaya diri, bertanggung jawab,
mengarahkan dan mengembangkan diri, DAFTAR PUSTAKA
tekun kreatif dan inisiatif ingin melakukan Asrori, Mohammad. (2007).
sendiri. Psikologi Pembelajaran. Bandung :
Pada penelitian ini, hubungan keyakinan CV Wacana Prima.
diri dan kemandirian dengan kematangan
vokasional ternyata menunjukkan hasil bahwa Azwar, S. (1999). Penyusunan Skala
hubungan keyakinan diri tinggi, dan Psikologi. Yogyakarta : Pustaka
kemandirian tinggi, dengan kematangan Pelajar.
vokasional yang tinggi juga. Keyakinan diridan Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan Validitas.
kemandirian berdampak positif terhadap Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
kematangan vokasional siswa dalam memilih
jurusan.Keyakinan diri dan kemandirian perlu Bandura, Albert. (2009). Self-Efficacy in
dimiliki siswa dalam memilih jurusan sebagai Changing Societie. New York
tahap mempersiapkan diri.Siswa yang :Stanford University.
memiliki keyakinan dan kemandirian terhadap
kemampuan dirinya akan mampu
56
ISSN : 2085-6601 EISSN : 2502-4590

Bandura, Albert . ()1997. Self-Efficacy The


Exercaise of Control. New York :
Stanford University.
Fuhrmann, B.S. (1990).
Adolescence, Adolescent. 2nd Ed.
Foresman/Little. Illinols : Brown
Higher Education & Sons.

Metia, C. (2004). Intensi Berwirausaha pada


Mahasiswa Ditinjau dari Kemandirian
dan Kematangan Vokasional.
TesisNaskah Publikasi.
Yogyakarta:Program pascasarjana
Universitas Gadjah Mada.
Ormrod, J. (2008). Psikologi Pendidikan.
Jakarta : Erlangga.
Rahmawati, A. (2000). Hubungan antara
Kematangan Vokasional dengan
Wiraswasta pada Siswa SMK.
Skripsi(tidak diterbitkan). Yogyakarta :
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah
Mada
Santrock. (2007). Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

57

Anda mungkin juga menyukai