Anda di halaman 1dari 11

PENDAMPINGAN PERENCANAAN KARIR

DALAM MENINGKATKAN SELF EFFICACY SISWA SMK

Siti Fatimah

Prodi Bimbingan dan Konseling IKIP Siliwanggi


e-mail: sitifatimah432@gmail.com

Abstract
Students at the vocational high school (SMK) are generally in teenage and exploratory stages that begin
to learn independently, try to share roles, and explore jobs or positions. However, as vocational
graduates grow increasing competition in the workplace. Therefore, many learners who seem to have
doubts and feel wrong in choosing a department so that the impact on the development of his career in
the future. This research uses quasi experimental design method with Pretest-Posttest Design. The
population in this study is the students of class XII in SMK "X" Ciwidey, Bandung District.Population as
many as 96 students. This study used t-paired test and got result 0.000 <0,05. This indicates that there is
a difference between before and after treatment and it can be interpreted also that career planning
assistance has a significant contribution in improving self-efficacy is 83.8% while the remaining 16.2%
correlates with other variables.

Keyword:Assistance Career Planning, Self Efficacy, SMK (Vocational High School).

Abstrak
Peserta didik pada tingkatan sekolah menengah kejuruan (SMK) umumnya berada pada masa remaja dan
tahap eksplorasi yaitu mulai melakukan penelaahan diri, mencoba untuk berbagi peran, serta melakukan
penjelajahan untuk suatu pekerjaan atau atau jabatan. Akan tetapi sebagai lulusan SMK menimbulkan
persaingan yang semakin ketat di dunia kerja. Karenanya banyak peserta didik yang terlihat memiliki
keraguan dan merasa salah dalam memilih jurusan sehingga berdampak pada perkembangan karirnya di
masa yang akan datang. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental design dengan desain
Pretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII di SMK “X” Ciwidey,
Kabupaten Bandung. Populasinya sebanyak 96 siswa. Penelitian ini menggunakan uji t-paired dan
didapatkan hasil 0,000 <0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara sebelum dan
sesudah perlakuan dan dapat diartikan juga bahwa pendampingan perencanaan karir memiliki kontribusi
yang sangat signifikan dalam meningkatkan self-efficacyyaitu sebesar 83,8% sedangkan sisanya 16,2%
berkorelasi dengan variabel lain.

Kata Kunci: Pendampingan Perencanaan Karir, Self Efficacy, SMK.

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 3, NO: 1 Juni 2018 | 1 |


SITI FATIMAH
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

Pendahuluan kebutuhandunia industri. Sehingga


Pendidikan menurut Prihantoro
kompetensi yangdimiliki tersebut dapat
(2013)mempunyai peran yang sangat
mempengaruhi dan mendukung
penting dalam aspek kehidupanmanusia.
padapeningkatan keterampilan,
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)yang
perkembangan sikap, dan kepribadian.
merupakan bagian dari Sistem Pendidikan
Peserta didik pada tingkatan sekolah
Nasional, lebih mengutamakan
menengah kejuruan (SMK), pada
kemampuanpeserta didik untuk dapat
umumnya berada pada masa remaja.
bekerja di bidang tertentu sesuai dengan
Santrock(Fatimah, 2016) mendefinisikan
jurusannya, mempunyai kemampuan
masa remaja sebagai masa transisi dari
beradaptasidilingkungan kerja, mempunyai
masa anak-anak ke masa dewasa ditandai
kemampuan melihat peluang kerja, dan
dengan adanya perkembangan fisik,
mengembangkan diridi kemudian hari.
kognitif, dan sosial-emosional yang
Hal tersebut sesuai dengan tujuan
memberi tantangan, peluang, dan
Depdiknas (Suherman, 2013) yang
pertumbuhan sangat besar sekali. Jika
menyebutkan bahwa para lulusan SMK
mengacu pada teorinya Super (Suherman,
diharapkan: 1). dapat menjadi manusia
2013), remaja termasuk pada tahapan
yang produktif, mampu bekerja mandiri,
eksplorasi karena berada pada rentang usia
mampu mengisi lowongan pekerjaan yang
15-24 tahun.Pada tahap eksplorasi ini
ada di dunia usaha dan dunia industri
ditandai dengan mulai melakukan
sesuai dengan kompetensi yang dipilihnya;
penelaahan diri, mencoba berbagi peranan,
2). Mampu memiliki karir, ulet dan gigih
serta melakukan penjelajahan pada jenis
dalam berkompetisi, mampu beradaptasi di
pekerjaan atau jabatan baik di sekolah,
lingkungan kerja, dan mengembangkan
pada waktu senggang, maupun melalui
sikap professional dalam bidang
sistem magang.
keahliannya.
Sehingga menurut Brown (Ali,
Akan tetapi, di sisi lain dengan
2016), remaja harus sudah bisa mulai
semakinbanyaknya para lulusan SMK
mengambil keputusan karir bagi dirinya,
menimbulkan persainganyang semakin
meskipunhal tersebut bukanlah
ketat dalam dunia kerja. Untuk itu, SMK
sesuatuyang mudah untuk dilalui karena
harus terus meningkatkankualitasnya yaitu
peserta didik dihadapkan
dengan membekali peserta didiknya
padaperkembangan jenis karir yang
dengankompetensi-kompetensi sesuai
beragam dan tuntutan kompetensiyang
JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 3, NO: 1 Juni 2018 | 2 |
SITI FATIMAH
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

berbeda pula sehingga hal tersebut Keraguan dan merasa salah dalam
dianggap remaja menjadi sesuatu yang memilih jurusan tersebut akan berdampak
rumit dan sulit. Berdasarkan hasil pada perkembangan karirnya di masa yang
penelitian yang dilakukan Dahlan (Ali, akan datang. Keraguan tersebut
2016) membuktikan banyak peserta didik dikarenakan kurangnya informasi yang
yang mengalamiketidakmampuan dalam dimiliki serta kurangnya keyakinan dalam
memutuskan karir masa depan diri bahwa mereka akan dapat mencapai
mereka,seperti ditemukan hanya 3,77% cita-citanya, sehingga menyebabkan
siswa yang mantap, 56,17%dikategorikan mereka kesulitan dalam menetapkan
masih ragu, dan 40,06% belum mantap langkah-langkah apa saja yang harus
tentang karirmasa depan mereka. ditempuh.
Hal tersebut sesuai dengan data Adapun menurut Suherman (2013)
konseling tim konselor detection pada kesulitan-kesulitan yang biasa terjadi pada
bulan September-Oktober 2013 diri remaja yang berhubungan perencanaan
menunjukkan bahwa 164 siswa kelas XII karir yaitu: 1). Tidak mampu
dari berbagai SMA di Yogyakarta merencanakan karir dengan baik; 2). Malas
mengalami kebimbangan dan kesulitan melakukan eksplorasi karir; 3).
dalam menetapkan pilihan program studi Kurang/tidak memadainya pengetahuan
yang sesuai dengan diri mereka yaitu tentang membuat keputusan karir; 4).
sebanyak 43%. Kurang/tidak memiliki pengetahuan
Dari berbagai temuan tersebut, (informasi) tentang dunia kerja; 5). Kurang
tampak jelas adanya permasalahan memadainya pengetahuan tentang
ketidakyakinan siswa kelas XII dalam kelompok pekerjaan yang lebih disukai; 6).
memilih karir untuk masa depannya.Dari Tidak mencapai realisme keputusan karir
hasil studi pendahuluan peneliti terhadap (adanya kesenjangan antara kemampuan
siswa kelas XII, didapatkan: (1) jurusan individu dengan pilihan pekerjaan secara
yang sedang dijalani saat ini bukan realistis); 7). Tidak memadainya orientasi
pilihannya (rekomendasi dari orang tua karir; 8). Adanya stereotype gender.
dan orang disekitarnya); (2) jurusan yang Pada dasarnya, Bandura (1997)
diinginkannya berbeda dengan keinginan menyebutkan jika remaja mempunyai
orang tua; (3) peserta didik belum keyakinan yang kuat pada keterampilan
mengetahui prospek karir dari jurusan yang dimilikinya, maka akan dapat
yang dipilihnya. memotivasi dirinya dan melakukan usaha
unuk mengembangkan keterampilan
JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 3, NO: 1 Juni 2018 | 3 |
SITI FATIMAH
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

tersebut. Keyakinan akan kemampuan mempengaruhi pola pikir dan reaksi


pada keterampilannya tersebut tidak emosional tentang mampu atau tidaknya
bergantung pada seberapa besar seseorang individu dalam menyelesaikan tugas,
menguasai keterampilan itu, tetapi pada meramalkan tingkah laku selanjutnya, serta
apa yang dapat dilakukannya dengan menunjukkan kinerja selanjutnya, dimana
berbekal keterampilan dan keahlian yang kesuksesan akan mampu berpengaruh
dimilikinya saat ini. positif terhadap efikasi yang dimilikinya.
Di sekolah, seorang guru bimbingan Semakin individu merasa kurang
dan konseling (BK) sangat penting untuk yakin dengan kemampuan yang
melakukan upaya preventif dalam dimilikinya maka individu tidak akan
meningkatkan keyakinanpeserta didik yang banyak melakukan eksplorasi, tidak
berhubungan dengan karir di masa mengikuti berbagai macam aktivitas yang
depannya. Karena jika tidak dilakukan menunjang pencapaian tujuan yang
suatu upaya untuk mengatasinya, maka diinginkannya dan tidak mencari berbagai
akan timbul masalah seperti peserta didik macam informasi dan pengetahuan
mengalami penurunan minat belajar dan sehingga pilihan dan minat yang dibuatnya
menurunnya motivasi belajar sehingga tidak beragam karena individu tidak
secara langsung akan berdampak pada mempunyai banyak alternatif yang
penurunan prestasi belajar. dirasakan sesuai dengan dirinya.
Adapun self efficacymenurut Selanjutnya individu akan memutuskan
Bandura (1997) adalah keyakinan memilih suatu pekerjaan yang
seseorang individu mengenai diinginkannya tanpa didasari oleh
kemampuannya dalam organisasi dan informasi yang lebih spesifik mengenai
menyelesaikan suatu tugas yang diperlukan pilihan pekerjaannya tersebut, seperti
untuk mencapai hasil tertentu.Fungsi penjelasan mengenai jenis-jenis pekerjaan
efikasi (Miharja, 2013) dalam kehidupan tersebut, cara-cara untuk dapat meraih
digunakan untuk menentukan pilihan pekerjaan tersebut, kekurangan-
tingkah laku guna memilih tugas yang kekurangan apa yang harus diperbaiki agar
diyakininya dapat dikerjakan dengan baik dapat berhasil memperoleh pekerjaan yang
dan menghindari tugas yang sulit, diinginkan dan sebagainya.
menentukan seberapa besar usaha dan Hasil penelitian Budiningsih
ketekunan yang diperlukan untuk (Ardiyanti dan Alsa, 2015) membuktikan
menyelesaikan tugas tersebut, bahwa efikasi diri mampu memprediksi
JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 3, NO: 1 Juni 2018 | 4 |
SITI FATIMAH
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

pengambilan keputusan karir sebesar (Furqon, 2009) akan adanya manipulasi


45,22%. Hasil serupa juga ditemukan peubah bebas yang berupa perlakuan atau
Widyastuti dan Pratiwi (Ardiyanti, 2016), treatment. Penelitian ini juga
yakni efikasi diri lebih berpengaruh menggunakan pola Pretest-PosttestDesign
terhadap kemantapan pengambilan karena mengkaji perubahan yang terjadi
keputusan karir dibanding dukungan sosial akibat suatu perlakuan yang dilakukan oleh
keluarga, dengan kontribusi sebesar peneliti dengan membandingkan
30,8%. Berdasarkan pemaparan di atas kemampuan subjek sebelum dan sesudah
tampak bahwa efikasi diri merupakan salah perlakuan tersebut diberikan (Furqon,
satu faktor yang paling menentukan 2009). Penelitian ini dapat digambarkan
perilaku individu dalam perencanaan karir. dalam pola sebagai berikut:
Beberapa intervensi perencanaan
karir lain yang juga terbukti meningkatkan O1 X O2
efikasi diri dalam pengambilan keputusan
karir adalah pelatihan perencanaan karir, Gambar 1
kursus karir, konseling karir, dan group Pola Penelitian Eksperimen
training.
Metode Penelitian Keterangan:
Penelitian ini dilakukan dengan O1: kelompok eksperimen sebelum
tujuan untuk mengetahui keefektifan diberikan perlakuan (treatment)
pendampingan perencanaan karir dalam O2: kelompok eksperimen setelah
meningkatkan self efficacy dengan diberikan perlakuan (treatment)
menggunakan pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif menurut Sugiyono a. Sampel Penelitian
(2010) adalah metode penelitian pada Populasi adalah wilayah generalisasi
populasi atau sampel tertentu, yang terdiri atas objek atau subjek yang
mengumpulkan data menggunakan mempunyai kualitas dan karakteristik
instrumen penelitian, kemudian dianalisis tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
menggunakan statistik dengan tujuan untuk untuk dipelajari dan kemudian ditarik
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. kesimpulannya(Sugiyono, 2010). Populasi
Penelitian mengenai pendampingan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
perencanaan karir dalam meningkatkan self siswa kelas XII di SMK“X” Ciwidey
efficacymenggunakan metode quasi Kabupaten Bandung sebanyak 96 siswa.
eksperimental design karena menurut Gay b. Instrumen Penelitian
JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 3, NO: 1 Juni 2018 | 5 |
SITI FATIMAH
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

Alat ukur self efficacy berupa Hasil Dan Pembahasan


kuesioner yang disusun berdasarkan a. Hasil Penelitian
konsep self efficacy yang dikemukakan Dasar pengambilan keputusan untuk
oleh Bandura (1997) yang telah diadaptasi mengetahui keefektivitasan pendampingan
dan disesuaikan dengan kondisi siswa perencanaan karir untuk meningkatkan self
SMKterdiri dari 50 item. Alat ukur ini efficacy adalah dengan membandingkan
mempunyai 5 pilihan jawaban dengan skor nilai probabilitas yang diperoleh (Sig.)
tiap butir berkisar antara 1 sampai 5. dengan alpha = 0.05 yaitu jika p <alpha
Pemberian skor untuk setiap butir maka Ho ditolak dan p >alpha, maka Ho
pernyataan favorable adalahskor 5 untuk tidak ditolak (Sulistyo, 2012). Adapun
pilihan sangat sesuai (SS), skor 4 untuk hasil pengujian uji t-pairedyang dilakukan
pilihan sesuai (S), skor 3 untuk pilihan dengan bantuan SPSS 17.0 for windows
cukup sesuai (CS), skor 2 untuk pilihan tersaji dalam tabel berikut ini:
tidak sesuai (TS), dan skor 1 untuk pilihan
sangat tidak sesuai (STS). Sebaliknya,
Paired Samples Correlations
untuk pernyataan yang unfavorable adalah
N Correlation Sig.
skor 1 untuk pilihan sangat sesuai (SS), Pair 1 Pretest & 96 .836 .000
skor 2 untuk pilihan sesuai (S), skor 3 Posttest
untuk pilihancukup sesuai (CS), skor 4
untuk pilihan tidak sesuai (TS), dan skor 5
untuk pilihan sangat tidak sesuai (STS)
c. Prosedur Penelitian
Analisis data yang digunakan untuk
menjawab rumusan masalah atau menguji Dari tabel diatas, hasil pengujian
hipotesis “pendampingan perencanaan keseluruhan data didapatkan nilai
karir efektif dalam meningkatkan self probabilitas (Sig.) lebih kecil dari alpha =
efficacy”. Pengujian hipotesis ini 0.05 yaitu 0,000< 0,05. Hal ini
menggunakan uji t-paired dengan bantuan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
SPSS 18.0 for windows. Pengujian antara sebelum dan sesudah diberikan
statistika ini digunakan untuk mengetahui perlakuan (treatment) dan dapat diartikan
apakah ada perbedaan antara sebelum dan juga bahwa pendampingan perencanaan
sesudah diberikan perlakuan (treatment). karir mempunyai kontribusi yang cukup
besar dan sangat signifikan dalam

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 3, NO: 1 Juni 2018 | 6 |


SITI FATIMAH
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

meningkatkan self efficacy. Dari tabel efficacy memberikan peranan pada


tersebut jugadapat dilihat bahwa bagaimana cara seseorang merasakan,
pendampingan perencanaan karir berkorelasi berpikir, memotivasi dirinya, dan
terhadap self efficacy sebesar 83,8% bertingkah laku baik secara
sedangkan sisanya 16,2% berkorelasi dengan langsungataupun secara tidak langsung
variabel lainnya. mempengaruhi tujuan yang ingin
b. Pembahasan dicapainya. Selain itu, Bandura (1995)
Anna Freud (Hurlock, 1996) mengemukakan bahwa keputusan
berpendapat bahwa pada masa remaja seseorang untuk memasuki lingkungan
terjadi proses perkembangan diantaranya sosial tertentu sebagian besar ditentukan
perubahan-perubahan yang berhubungan oleh pertimbangan personal efficacynya.
dengan perkembangan psikoseksual, Dengan adanya self efficacy pada
terjadi perubahan dalam hubungan dengan keterampilan-keterampilan yang sudah
orangtua dan cita-cita, di mana dipelajarinya, berarti remaja tersebut akan
pembentukan cita-cita merupakan proses memiliki rasa keyakinan diri pada
pembentukan orientasi masa depan. kemampuannya sehingga rasa keyakinan
Remaja mulai memikirkan masa diri ini dapat membantu dalam
depannya secara bersungguh-sungguh perencanaan masa depan pekerjaannya.
sehingga remaja tidak hanya akan Pemahaman diri, pengetahuan
menerima informasi apa adanya, tetapi tentang karir, dan penetapan tujuan serta
akan memproses informasi tersebut dan rencana karir adalah hal penting dalam
mengadaptasikannya dengan pemikiran- perencanaan karir yang berkaitan erat
pemikirannya (Suherman, 2013). Remaja dengan keyakinan diri dalam pengambilan
juga mulai menilai pekerjaan-pekerjaan keputusan karir, menetapkan harapan dan
tersebut menurut kemampuan, waktu, dan tujuan karir. Oleh karena itu, hal yang
biaya yang diperlukan untuk mengikuti dilakukan pada proses pendampingan
latihan yang diperlukan dalam suatu perencanaan karir ini dengan mengacu
pekerjaan. pada Panduan Pelayanan Bimbingan Karir
Karena pada masa remaja, sikap bagi guru bimbingan dan konseling.
terhadap pekerjaan lambat laun menjadi Hal tersebut sesuai dengan apa yang
lebih realistik dan sebagian besar remaja disampaikan Suherman (2013) tentang
sering mengubah pandangannya tentang aspek-aspek perencanaan karir yaitu : 1).
karir yang diminati (Hurlock, 1996). Mempelajari informasi karir; 2).
Bandura (1997) mengatakan bahwa self Membicarakan karir dengan orang dewasa;
JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 3, NO: 1 Juni 2018 | 7 |
SITI FATIMAH
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

3). Mengikuti pendidikan tambahan terbuka dan karakteristik kepribadian


(kursus) untuk menambah pengetahuan individu; 7). Perkembangan karir adalah
tentang keputusan karir; 4). Berpartisipasi fungsi kematangan biologis dan realitas
dalam kegiatan ekstrakulikuler; 5). dalam perkembangan konsep diri; 8).
Mengikuti pelatihan-pelatihan yang Faktor yang paling banyak menentukan
berkaitan dengan pekerjaan yang dalam perkembangan karir adalah
diinginkan; 6). Mengetahui kondisi perkembangan dan implementasi konsep
pekerjaan yang diinginkan; 7). Mengetahui diri; 9). Proses pemilihan karir merupakan
persyaratan pendidikan untuk pekerjaan hasil perpaduan antara faktor individual
yang diinginkan; 8). Dapat merencanakan dan faktor sosial, serta antara konsep diri
apa yang harus dilakukan setelah tamat dan kenyataan; 10). Keputusan karir
sekolah; 9). Mengetahui cara dan tergantung pada dimana individu
kesempatan memasuki dunia kerja yang menemukan jalan keluar yang memadai
diinginkan; 10). Mampu mengatur waktu bagi kemampuan, minat, sifat kepribadian,
luang secara efektif. dan nilai; 11). Taraf kepuasan yang
Super (Suherman, 2013) individu peroleh dari pekerjaan sebanding
mengungkapkan bahwa konsep dengan tingkat dimana mereka telah
perkembangan karir terdiri dari: 1). sanggup
Individu berbeda dalam kemampuan- mengimplementasikan konsep
kemampuan, minat-minat, dan dirinya; 12). Pekerjaan dan okupasi
kepribadian-kepribadiannya; 2). Dengan menyediakan suatu fokus untuk organisasi
sifat-sifat yang berbeda, individu kepribadian baik pria maupun wanita.
mempunyai kewenangan untuk melakukan Oleh karena itu, para lulusan SMK
sejumlah pekerjaan; 3). Masing-masing diharapkan: 1). Siap kerja yaitu karena
pekerjaan menuntut pola khas kemampuan, para lulusannya telah dibekali dengan
minat, dan sifat-sifat kepribadian; 4). keterampilan dan kemampuan untuk
Preferensi dan kompetensi vokasional bekerja dibidangnya dan kemampuan
dapat berubah sesuai dengan situasi untuk berwirausaha sehingga dapat
kehidupan; 5). Proses perubahan dapat membuka usaha sendiri; 2). Cerdas dalam
dirangkum dalam suatu rangkaian tahap intelektual, spiritual, emosional, sosial, dan
kehidupan; 6). Sifat dan pola karir kinestetik; 3). Kompetitif yaitu jiwa yang
ditentukan oleh taraf sosioekonomik, memiliki keinginan untuk menjadi agen
kemampuan mental, dan kesempatan yang perubahan dan pantang menyerah.
JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 3, NO: 1 Juni 2018 | 8 |
SITI FATIMAH
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

Erikson (Papalia, Olds & Feldman, mereka memikirkan banyak cara untuk
2004) mengatakan bahwa siswa SMK yang memperoleh pekerjaan yang diinginkan,
notabene berada pada tahapan remaja akan mereka juga berusaha memilih pekerjaan
menghadapi identity versus identity yang lebih praktis dan realistik dengan
confusion, yang merupakan krisis ke-5 mulai mempertimbangkan kemampuan dan
dalam tahap perkembangan psikososial keadaan ekonominya.
yang diutarakannya. Tugas perkembangan Proses utama dalam perencanaan
ini bertujuan untuk mencari identitas diri karir ini yaitu bagaimana merencanakan
agar nantinya remaja dapat menjadi orang sesuatu untuk merealisasikan apa yang
dewasa yang unik dengan sense of self menjadi tujuan, minat dan cita-
yang koheren dan peran yang bernilai di citanya.Dengan mengetahui cita-cita masa
masyarakat. Untuk menyelesaikan krisis depannya dan mempunyai informasi yang
ini remaja harus berusaha untuk cukup banyak mengenai bidang pekerjaan
menjelaskan siapa dirinya, apa perannya yang diinginkannya, dapat mempermudah
dalam masyarakat, apakah nantinya ia akan seseorang untuk menetapkan pilihan
berhasil atau gagal yang pada akhirnya pekerjaan yang diharapkannya dan
menuntut seorang remaja untuk melakukan menetapkan langkah-langkah untuk
penyesuaian mental, dan menentukan pencapaian pekerjaan tersebut.
peran, sikap, nilai, serta minat yang Gage & Berliner (1998)
dimilikinya. menyebutkan bahwa self efficacy dapat
Thomas (Hurlock, 1996) menyatakan berhubungan dengan pemilihan karir
bahwa pada saat remaja memasuki masa seseorang, dimana dengan memiliki self
remaja akhir, remaja akan belajar untuk efficacy yang tinggi, individu mempunyai
membedakan antara pilihan pekerjaan yang lebih banyak pilihan untuk pekerjaan yang
dicita-citakan dengan pilihan pekerjaan akan dilakukannya, mempersiapkan
yang diusahakan akan dicapai. Mereka dirinya dengan lebih baik untuk mencapai
mulai memikirkan apa yang akan pekerjaan yang diinginkannya tersebut dan
dilakukannya dan apa yang mampu akan tetap bertahan pada pilihannya
dilakukannya di masa depan. Semakin tersebut meskipun mengalami kesulitan
mereka mendengar atau membicarakan dalam mencapainya.
masalah pekerjaan dengan orang-orang Penutup
disekitarnya, mereka akan merasa kurang a. Simpulan
yakin dengan cita-cita dan minat yang Simpulan dari penelitian ini adalah
dipilihnya. Oleh karena itu, biasanya terdapat perbedaan antara sebelum dan
JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 3, NO: 1 Juni 2018 | 9 |
SITI FATIMAH
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

sesudah diberikan perlakuan Daftar Pustaka


(treatment).Selain itu, pendampingan Ali, M. (2016). Dukungan Keluarga, Peran
perencanaan karir ini juga mempunyai Gender, Efikasi Diri Pengambilan
kontribusi yang cukup besar dan sangat Keputusan Karir, dan Pengharapan
signifikan dalam meningkatkan self Hasil Terhadap Career Indecision
efficacy yaitu sebesar 83,8% sedangkan Siswa Sekolah Menengah Atas
sisanya 16,2% berkorelasi dengan variabel Negeri Kota Madiun. Palastren, Vol.
lainnya. 9 (2).
b. Saran Ardiyanti, D. & Alsa, A. (2015). Pelatihan
Tindak lanjut dari hasil penelitian ini “PLANS” untuk Meningkatkan
dapat digunakan oleh semua pihak yang Efikasi Diri dalam Pengambilan
terlibat dalam dunia pendidikan terutama Keputusan Karir. Gadjah Mada
guru bimbingan dan konseling yang Journal of Professional Psychology.
bertanggungjawab untuk memberikan Vol. 1 (1). ISSN: 2407-7801.
layanan preventif terhadap permasalahan Ardiyanti, D. (2016). Aplikasi Model
belum terrencana atau terarahnya karir Rasch pada Pengembangan Skala
yang akan ditapaki oleh peserta didiknya. Efikasi Diri dalam Pengambilan
Pendampingan perencanaan karir Keputusan Karier Siswa. Jurnal
dalam meningkatkan self efficacy ini cukup Psikologi Vol. (3).
sulit digunakan jika sampel penelitiannya Bandura, A. (1995). Self Efficacy in
dalam jumlah yang banyak karena setiap Changing Society. NewJersey:
individu berada pada level yang berbeda- Prentice Hall. Inc.
beda sehingga dalam penanganannya harus Bandura, A. (1997). Self Efficacy The
disesuaikan dengan kebutuhan tiap Exercise of Control. New York:
individu. W.H. Freeman And Company.
Langkah awal yang dapat dilakukan Fatimah, S. (2016). Efektivitas Konseling
adalah dengan pembagian angket self Kognitif-Perilaku untuk Mereduksi
efficacy kemudian dikelompokkan Stres Akademik Peserta Didik Kelas
berdasarkan klasifikasinya dan dibentuk XI Farmasi SMK Al-Wafa Ciwidey
kelompok sekitar 7-15 orang per Kabupaten Bandung 2014/2015.
kelompoknya. Atau bisa juga dilakukan Jurnal Bimbingan dan Konseling
bimbingan karir secara individual. Islam Vol. 06 (01).

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 3, NO: 1 Juni 2018 | 10 |


SITI FATIMAH
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

Furqon. (2009). Statistika Terapan untuk Kehidupan. Bandung: PT. Rizqi


Penelitian. Bandung: Alfabeta. Press.
Gage, N.L & Berliner, David.C. (1998). __________ . (2011). Panduan Layanan
th
Educational Psychology(6 ed.). Bimbingan Karir Bagi Guru
Boston: Houghton Mifflin Company. Bimbingan dan Konseling Pada
Hurlock, B. E. (1996). Psikologi Satuan Pendidikan Dasar dan
Perkembangan. Jakarta: Edisi Menengah.
Kelima, Gramedia.
Ingarianti, T. M. (2017). Hubungan
Kematangan Karir dengan
Komitmen Organisasi Pada Siswa
Sekolah Polisi Negara (SPN)
Mojokerto. Jurnal RAP UNP, Vol. 8
(1). Hal. 100-112.
Miharja, S. (2013). Bimbingan Karir
(Dakwah, Teori, dan Praktis). Tinta
Biru.
Papalia, D. E., Olds, S. W., & Fieldman, R.
D. (2004). Human Development
(9thed.). Boston: Mc Graw-Hill
Companies, Inc.
Prihantoro, N. (2013). Pengaruh Konsep
Diri dan Lingkungan Keluarga
Terhadap Minat Belajar Siswa
Program Studi Teknik Kendaraan
Ringan di SMK PIRI 1 Yogyakarta.
Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarya.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D.
Bandung: Alfabeta.
Suherman, U. (2013). Bimbingan dan
Konseling Karir: Sepanjang Rentang

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 3, NO: 1 Juni 2018 | 11 |

Anda mungkin juga menyukai