Siti Fatimah
Abstract
Students at the vocational high school (SMK) are generally in teenage and exploratory stages that begin
to learn independently, try to share roles, and explore jobs or positions. However, as vocational
graduates grow increasing competition in the workplace. Therefore, many learners who seem to have
doubts and feel wrong in choosing a department so that the impact on the development of his career in
the future. This research uses quasi experimental design method with Pretest-Posttest Design. The
population in this study is the students of class XII in SMK "X" Ciwidey, Bandung District.Population as
many as 96 students. This study used t-paired test and got result 0.000 <0,05. This indicates that there is
a difference between before and after treatment and it can be interpreted also that career planning
assistance has a significant contribution in improving self-efficacy is 83.8% while the remaining 16.2%
correlates with other variables.
Abstrak
Peserta didik pada tingkatan sekolah menengah kejuruan (SMK) umumnya berada pada masa remaja dan
tahap eksplorasi yaitu mulai melakukan penelaahan diri, mencoba untuk berbagi peran, serta melakukan
penjelajahan untuk suatu pekerjaan atau atau jabatan. Akan tetapi sebagai lulusan SMK menimbulkan
persaingan yang semakin ketat di dunia kerja. Karenanya banyak peserta didik yang terlihat memiliki
keraguan dan merasa salah dalam memilih jurusan sehingga berdampak pada perkembangan karirnya di
masa yang akan datang. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental design dengan desain
Pretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII di SMK “X” Ciwidey,
Kabupaten Bandung. Populasinya sebanyak 96 siswa. Penelitian ini menggunakan uji t-paired dan
didapatkan hasil 0,000 <0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara sebelum dan
sesudah perlakuan dan dapat diartikan juga bahwa pendampingan perencanaan karir memiliki kontribusi
yang sangat signifikan dalam meningkatkan self-efficacyyaitu sebesar 83,8% sedangkan sisanya 16,2%
berkorelasi dengan variabel lain.
berbeda pula sehingga hal tersebut Keraguan dan merasa salah dalam
dianggap remaja menjadi sesuatu yang memilih jurusan tersebut akan berdampak
rumit dan sulit. Berdasarkan hasil pada perkembangan karirnya di masa yang
penelitian yang dilakukan Dahlan (Ali, akan datang. Keraguan tersebut
2016) membuktikan banyak peserta didik dikarenakan kurangnya informasi yang
yang mengalamiketidakmampuan dalam dimiliki serta kurangnya keyakinan dalam
memutuskan karir masa depan diri bahwa mereka akan dapat mencapai
mereka,seperti ditemukan hanya 3,77% cita-citanya, sehingga menyebabkan
siswa yang mantap, 56,17%dikategorikan mereka kesulitan dalam menetapkan
masih ragu, dan 40,06% belum mantap langkah-langkah apa saja yang harus
tentang karirmasa depan mereka. ditempuh.
Hal tersebut sesuai dengan data Adapun menurut Suherman (2013)
konseling tim konselor detection pada kesulitan-kesulitan yang biasa terjadi pada
bulan September-Oktober 2013 diri remaja yang berhubungan perencanaan
menunjukkan bahwa 164 siswa kelas XII karir yaitu: 1). Tidak mampu
dari berbagai SMA di Yogyakarta merencanakan karir dengan baik; 2). Malas
mengalami kebimbangan dan kesulitan melakukan eksplorasi karir; 3).
dalam menetapkan pilihan program studi Kurang/tidak memadainya pengetahuan
yang sesuai dengan diri mereka yaitu tentang membuat keputusan karir; 4).
sebanyak 43%. Kurang/tidak memiliki pengetahuan
Dari berbagai temuan tersebut, (informasi) tentang dunia kerja; 5). Kurang
tampak jelas adanya permasalahan memadainya pengetahuan tentang
ketidakyakinan siswa kelas XII dalam kelompok pekerjaan yang lebih disukai; 6).
memilih karir untuk masa depannya.Dari Tidak mencapai realisme keputusan karir
hasil studi pendahuluan peneliti terhadap (adanya kesenjangan antara kemampuan
siswa kelas XII, didapatkan: (1) jurusan individu dengan pilihan pekerjaan secara
yang sedang dijalani saat ini bukan realistis); 7). Tidak memadainya orientasi
pilihannya (rekomendasi dari orang tua karir; 8). Adanya stereotype gender.
dan orang disekitarnya); (2) jurusan yang Pada dasarnya, Bandura (1997)
diinginkannya berbeda dengan keinginan menyebutkan jika remaja mempunyai
orang tua; (3) peserta didik belum keyakinan yang kuat pada keterampilan
mengetahui prospek karir dari jurusan yang dimilikinya, maka akan dapat
yang dipilihnya. memotivasi dirinya dan melakukan usaha
unuk mengembangkan keterampilan
JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 3, NO: 1 Juni 2018 | 3 |
SITI FATIMAH
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)
Erikson (Papalia, Olds & Feldman, mereka memikirkan banyak cara untuk
2004) mengatakan bahwa siswa SMK yang memperoleh pekerjaan yang diinginkan,
notabene berada pada tahapan remaja akan mereka juga berusaha memilih pekerjaan
menghadapi identity versus identity yang lebih praktis dan realistik dengan
confusion, yang merupakan krisis ke-5 mulai mempertimbangkan kemampuan dan
dalam tahap perkembangan psikososial keadaan ekonominya.
yang diutarakannya. Tugas perkembangan Proses utama dalam perencanaan
ini bertujuan untuk mencari identitas diri karir ini yaitu bagaimana merencanakan
agar nantinya remaja dapat menjadi orang sesuatu untuk merealisasikan apa yang
dewasa yang unik dengan sense of self menjadi tujuan, minat dan cita-
yang koheren dan peran yang bernilai di citanya.Dengan mengetahui cita-cita masa
masyarakat. Untuk menyelesaikan krisis depannya dan mempunyai informasi yang
ini remaja harus berusaha untuk cukup banyak mengenai bidang pekerjaan
menjelaskan siapa dirinya, apa perannya yang diinginkannya, dapat mempermudah
dalam masyarakat, apakah nantinya ia akan seseorang untuk menetapkan pilihan
berhasil atau gagal yang pada akhirnya pekerjaan yang diharapkannya dan
menuntut seorang remaja untuk melakukan menetapkan langkah-langkah untuk
penyesuaian mental, dan menentukan pencapaian pekerjaan tersebut.
peran, sikap, nilai, serta minat yang Gage & Berliner (1998)
dimilikinya. menyebutkan bahwa self efficacy dapat
Thomas (Hurlock, 1996) menyatakan berhubungan dengan pemilihan karir
bahwa pada saat remaja memasuki masa seseorang, dimana dengan memiliki self
remaja akhir, remaja akan belajar untuk efficacy yang tinggi, individu mempunyai
membedakan antara pilihan pekerjaan yang lebih banyak pilihan untuk pekerjaan yang
dicita-citakan dengan pilihan pekerjaan akan dilakukannya, mempersiapkan
yang diusahakan akan dicapai. Mereka dirinya dengan lebih baik untuk mencapai
mulai memikirkan apa yang akan pekerjaan yang diinginkannya tersebut dan
dilakukannya dan apa yang mampu akan tetap bertahan pada pilihannya
dilakukannya di masa depan. Semakin tersebut meskipun mengalami kesulitan
mereka mendengar atau membicarakan dalam mencapainya.
masalah pekerjaan dengan orang-orang Penutup
disekitarnya, mereka akan merasa kurang a. Simpulan
yakin dengan cita-cita dan minat yang Simpulan dari penelitian ini adalah
dipilihnya. Oleh karena itu, biasanya terdapat perbedaan antara sebelum dan
JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 3, NO: 1 Juni 2018 | 9 |
SITI FATIMAH
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)