Dosen Pengampu
Oleh :
21006002
2022
“Perkembangan Karir
Remaja Akhir dan
Dewasa”
1. Tahap-tahap karir.
5. Pola karir.
Konsep perkembangan karir life span digambarkan oleh Super dalam pelangi
kehidupan karir (lifecareerrainbow).Lifecareerrainbow ini menggambarkan keterkaitan
antara usia dengan tahapan perkembangan yang menjadi tugas perkembangan dalam
hidupnya. Selain itu dalam teori Super ini, pilihan karier adalah soal mencocokkan
(matching). Di dalam irama hidup orang, terjadi perubahan-perubahan dan ini
berpengaruh pada usahanya untuk mewujudkan konsep diri itu. Teori perkembangan
menerima teori matching (teori konsep diri), tetapi memandang bahwa pilihan kerja itu
bukan peristiwa yang sekali terjadi dalam hidup seseorang (misalnya waktu tamat
pendidikan).
Pada periode mahasiswa dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa
dewasa awal atau dewasa madya, yang intinya pada masa ini merupakan pemantapan
pendirian hidup, sehingga tugas perkembangan yang berhubungan dengan karir, yaitu
memilih dan mempersiapkan karir masih menjadi tugas perkembangan mahasiswa,
dewasa awal merupakan masa dimana secara individu mulai berfikir masa depannya
dalam perencanan karir. Karir sebagai sebuah aspek yang sangat penting dalam
kehidupan manusia.
Kata karier (career) lebih merujuk pada pekerjaan atau jabatan yang ditekuni dan
diyakini sebagai panggilan hidup, yang meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan
seseorang, serta mewarnai seluruh gaya hidupnya. Pada tahap selanjutnya (dewasa
awal), tugas perkembangannya akan menjadi seorang yang mampu untuk memilih
pasangan, selanjutnya mampu untuk belajar hidup dengan pasangan, kemudian memulai
hidup dengan pasangan, Mahasiswa juga sudah seharusnya mampu memelihara dan
menjaga anak, mampu untuk mengelola rumah tangga setelah itu memulai bekerja,
mengambil tanggung jawab sebagai warga negara dan menemukan suatu kelompok yang
serasi. Perkembangan karir remaja atau dewasa awal yang digunakan dalam program
bimbingan karir berbasis pada teori Super konsep life stages, Super meringkas konsep
life stages ke dalam 12 proposisi. Berdasakan 12 proposisi tersebut, Super membagi
tahap perkembangan karir menjadi lima tahapan yaitu.
Karakteristik perkembangan karir remaja atau dewasa awal berada pada tahap
eksplorasi (usia 15-24 tahun). Tahap eksplorasi ditandai dengan mulai melakukan
penelaahan diri (self examination), mencoba membagi berbagai peranan, serta melakukan
penjelajahan pekerjaan atau jabatan baik di sekolah, pada waktu senggang, maupun
melalui sistem magang. Menurut Super, pengembangan karir manusia dapat dibagi
menjadi lima fase, yaitu:
1. Tahap Pengembangan (Growth), yang meliputi masa kecil sampai 14 tahun. Pada
awal tahap ini, kebutuhan dan fantasi merupakan hal yang dominan. Konsep diri
yang dimiliki seseorang terbentuk melalui identifikasi terhadap figur-figur kunci
dalam keluarga dan sekolah. Tahap pengembangan terdiri dari tiga sub tahap,
yaitu.
a. Subtahap Fantasi, usia 4-10 tahun yang ditandai dengan minat anak
yang berangan- angan atau berfantasi menjadi seseorang yang
diinginkan.
b. Subtahap Minat, usia 11-12 tahun yang ditandai dengan tingkah laku
yang berhubungan dengan karir sudah mulai dipengaruhi oleh
kesukaan anak.- Subtahap Kapasitas, usia 13-14 tahun yang ditandai
individu mulai mempertimbangkan kemampuan pribadi dan
persyaratan pekerjaan yang diinginkan.
2. Tahap Penjajagan, yang meliputi usia 15-24 tahun. Pada tahap ini individu banyak
melakukan penjajagan atau pencarian terhadap karir apa yang cocok buat dirinya.
Tahap ini terdiri dari tiga sub tahap, yaitu.
c. Subtahap Uji coba, usia 22-24 tahun. Perkembangan pada tahap ini
adalah mengaplikasikan pilihan pekerjaan.
3. Tahap Pemantapan/Kemantapan, yang meliputi usia 25-44 tahun. Pada tahap ini
ditandai dengan masuknya individu ke dalam dunia pekerjaan yang sesuai
dengannya sehingga ia akan bekerja keras untuk mempertahankan pekerjaannya
tersebut. Merupakan masa paling produktif dan kreatif. Tahap ini terdiri dari dua
sub tahap, yaitu.
5. Tahap Penurunan (DeclineStages), dimulai pada usia 60 tahun. Tahap ini terdiri
dari dua sub tahap, yaitu.
1. Kekuatan Terdapat beberapa kekuatan dari teori ini (Putranti, D., 2018), yaitu
sebagai berikut:
2. Kelemahan Dalam teori super ini tidak menggambarkan bagaimana agar individu
pada setiap tahap perkembangan karimnya dapat berkembangan secara maksimal,
serta tidak memberikan gambaran individu-individu yang gagal pada setiap tahap
perkembangan karimya, sehingga tidak bisa memahami bagaimana seseorang
individu tersebut bangkit dari kegagalannya dalam setiap tahap perkembangan
karirnya. Selain itu dalam teori ini tidak digambarkan hagaimana karirnya
seseorang yang cacat fisik, sehingga teori ini tidak menjelaskan apakah teori ini
berlaku untuk segala lapisan ekonomi masyarakat dan heterogen.
D. Penerapan Dalam Pelayanan Konseling Di Sekolah Dan Luar Sekolah Dalam
Bentuk Program
Teori Super ini sangat cocok diimplikasikan oleh guru bimbingan dan konseling
di sekolah dalam memberikan layanan bantuan kepada siswa dalam hal mempersiapkan
dirinya atau memperkenalkan dirinya terhadap berbagai macam karir yang dapat di pilih
sesuai dengan potensi dirinya sendiri. (Halit, A. H., 2014) menjelaskan bahwa dalam
pemberian bimbingan karir kepada siswa baik SLTP ataupun SLTA berdasarkan teori
super ini harus menyiapkan beberapa hal, seperti informasi tentang pekerjaan-pekerjaan
yang bisa ia kerjakan setelah tamat sekolah, bagaimana cara memiliki pekerjaan yang
cocok dengan diri, bagaiamana caranya membuat keputusan dalam suatu pekerjaan,
bagaiamana sikap yang baik dalam perkembangan karir dan bagaimana caranya
pengembangan karir yang sedang digeluti, sehingga nantinya siswa benar-benar siap
menempuh ataupun berada dalam kerasnya dunia pekerjaan dengan kemampuan dan
modal yang telah ia peroleh dari mengikuti dan menerima bimbingan karir di sekolah.
Implementasi program layanan BK karir dalam fase ini menjadi hal yang sangat
penting, karena pada usia inilah keputusan-keputusan mengenai karir diambil oleh
seorang individu. Individu yang matang akan melakukan pilihan pilihan karir yang tepat
bagi dirinya dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang terdapat pada dirinya.
Sementara individu yang tidak matang sangat memungkinkan melakukan kesalahan
dalam pengambilan keputusan karir (Hidayat & Prabowo, 2019).
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Brown, S. (2005). Career Development and Counseling Putting Theory and Research to Work,
Jersey:John Willey: Sons.
Hijrah Eko Putro, dan Sugiyadi. (2016). Layanan Informasi Karir Berbasis Ajaran Islam Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membuat Keputusan Karir Siswa Smk.
Putranti, D. (2018). Layanan Bimbingan Karir Di Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis
TeachingFactory.Konseling Komprehensif.