Mengingat pentingnya masalah karir dalam kehidupan manusia, sejak dini anak perlu
dipersiapkan dan dibantu untuk merencanakan hari depan yang lebih cerah, dengan cara
memberikan pendidikan dan bimbingan karir yang berkelanjutan Karena itu, layanan bimbingan
dan konseling merupakan kegiatan yang terencana berdasarkan pengukuran kebutuhan yang
diwujudkan dalam bentuk program himbingan dan konseling Program bimbingan dan konseling
di sekolah dapat disusun secara makro untuk tiga tahun, meso 1 (satu) tahun, dan mikro sebagai
kegiatan operasional dan memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan khusus Program bimbingan dan
konseling ini dapat menjadi landasan yang jelas terukur oleh layanan profesional yang diberikan
oleh konselor di sekolah. Pengawas harus mengetahui dan memahami bagaimana struktur dan
lingkup program sebagai bahan pembinaan dan pengawasan terhadap kinerja konselor dan
pelayanan pendidikan psikologis yang diterima oleh peserta didik untuk mendukung pencapaian
perkembangan yang optimal serta mutu proses dan hasil
Dalam buku edisi revisinya, Ginzberg dkk. (1922) menegaskan bahwa proses pilihan
karir itu terjadi sepanjang hidup manusia, artinya bahwa suatu ketika dimungkinkan orang
berubah pikiran. Hal ini berarti bahwa pilihan karir tindaklah terjadi sekali saja dalam hidup
manusia Di samping itu, neberg juga menyadari bahwa faktor peluang/kesempatan memegang
peranan yang sangat penting Meskipun seorang remaja sudah menentukan pilihan karimnya
berdasarkan minat, bakat, dan nilai yang ia yakini, kalau peluang kesempatan untuk bekerja pada
bidang itu tertutup karena "tidak ada lowongan ", karier yang dicita-citakan tidak bisa terwujud.
Menurut Donald Super, perkembangan karir manusia dapat dibagi menjadi lima fase,
yaitu:
a. fase pengembangan (greuth), meliputi masa kecil sampai usia 15 tahun.
b. Dalam fase ini, anak mengembangkan bakat-bakat, minat, kebutuhan, dan polensi, yang
akhirnya dipadukan dalam struktur konsep din (self-conceptstion)
c. Fase eksplorasi (exploration) antara umur 16-24 tahun, yaitu remaja mulai memikirkan
beberapa alternatif pekerjaan, tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat 3. fase
pemantapan (establishment), antara umur 25-44 tahun. Pada fase ini, remaja sudah
memilih karir tertentu dan mendapatkan berbagai pengalaman positif maupun negatif dari
pekerjaannya. Dengan pengalaman yang diperoleh, ia bisa menentukan apakah ia akan
terus dengan karir yang telah dijalani atau berubah haluan mantap.
d. Fase pembinaan (maintenance) antara umur 44-65 tahun, saat seseorang sudah dengan
pekerjaannya dan memeliharanya agar dia bertekun sampai akhir,
e. Fase kemunduran (decline), masa sesudah pensiun atau melepaskan jabatan tertentu.
Dalam fase ini, orang membebaskan diri dari dunia kerja formal. Dapat disimpulkan
bahwa karir adalah permasalahan sepanjang hidup. Ada pepatah mengatakan bahwa karir
itu merupakan persoalan sejak lahir sampai mati (dari kandungan sampai kuburan),
Materi bimbingan karir yang disebutkan di atas hanya panduan Guru pembimbing dapat
menggunakannya sebagai acuan yang tetap terbuka untuk disesuaikan dengan situasi kondis
setempat. Sebaiknya contoh-contoh diambil dari lingkungan sekitar yang konkret dan mudah
ditangkap oleh anak. Materi bimbingan karir sebenarnya dapat disusun sendiri dengan syarat
mempertimbangkan fase-fase perkembangan karir, pada buku pedoman BP untuk jenjang
sekolah yang bersangkutan, atau disusun sendiri oleh guru BK yang kompeten. E. Langkah-
langkah Pelaksanaan Bimbingan Langkah-langkah pelaksanaan Bimbingan karir.
Abu Ahmadi dan Ahmad Robani, menjelaskan dalam Bimbingan dan Konseling di
Sekolah (t 110), langkah-langkah pelaksanaan bimbingan karir itu sebagai berikut bahwa:
1. Bersama pendidik dan personal sekolah lainnya, konselor berpartisipasi secara aktif
dalam kegiatan bimbingan karir dan konseling yang bersifat rutin, insidental, dan
keteladanan
2. Program bimbingan karir dan konseling yang direncanakan dalam bentuk satuan layanan
(SATLAN) dan satuan pendukung (SATKUNG) dilaksanakan sesuai dengan sasaran,
substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait
3. Pelaksanaan kegiatan bimbingan karir dan konseling:
a) di dalam jam pembelajaran:
Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan siswa t menyelenggarakan layanan
informasi, penempatan dan untuk penyaluran, penguasaan konten, kegiatan
instrumentasi, serta layanan kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas.
Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas per minggu dan
dilaksanakan secara terjadwal.
Kegiatan tidak tatap muka dengan siswa untuk menyelenggarakan layanan konsultasi,
kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan
kepustakaan dan alih tangan kasus.
b) di luar jam pembelajaran
Kegiatan tatap muka dengan siswa untuk menyelenggarakan layanan orientasi, karir
perseorangan, bimbingan kelompok, kar kelompok, dan mediasi, serta kegiatan
lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.
Satu kali kegiatan layanan pendukung karir di luar kelas di luar jam pembelajaran
ekuivalen dengan dua jam pembelajaran tatap muka dalam kelas.
Kegiatan bimbingan karir dan konseling di luar jam pembelajaran sekolah madrasah
maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan karir, diketahui dan dilaporkan
kepada pimpinan sekolah madrasah
d) Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan bimbingan karir dan konseling di dalam
kelas dan di luar kelas setiap minggu diatur oleh konselor dengan persetujuan pimpinan
sekolah/madrasah.
e) Program bimbingan karir dan konseling pada masing-masing satuan sekolah/madrasah
dikelola dengan memerhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas
dan antarjenjang kelas, dan menyinkronkan program bimbingan karir dan konseling
dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler, serta
mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/madrasah.
f) Kegiatan bimbingan karir dan konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan program
(LAPELPROG).