Anda di halaman 1dari 17

Jumal Bimbingan dan Konseling "PSIKOPEDAGOGIA' 2013, Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP

UAD
2013, Vol. II, No. 2
ISSN : 2301-616
7
Program Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa SMK

Career Counseling Program to Improve Career Maturity


Students of SMK

Ita Juwitaningrum
Universitas Pendidikan Indonesia

Abstrak

Penelitian didasari adanya fenomena kebingungan siswa SMK terhadap karir yang akan
diambil. Pendidikan yang sedang ditempuh banyak yang tidak sejalan dengan karir
yang sebenarnya diinginkan. Tujuan penelitian adalah (1) untuk mengetahui profil
kematangan karir siswa SMK, (2) melakukan kajian terhadap program bimbingan karir
di sekolah (3) mengetahui upaya bimbingan karir oleh guru BK, (4) mengetahui
efektifitas program bimbingan karir yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantatif dengan metode quasi eksperimen dengan desain nonRandomized
Control Group Pretest-Posttest Design. Data hasil penelitian dianalisis dengan teknik uji
t. Hasil penelitian menunjukkan (1) kematangan karir siswa secara umum di SMK N 11
Bandung berkategori sedang, (2) Indikator yang memiliki persentase terbesar adalah
keterlibatan, independensi, dan pemilihan pekerjaan, sementara indikator terendah
adalah kompromi, pemahaman diri, dan pengetahuan pekerjaan, (3) Program
Bimbingan Karir terbukti efektif untuk meningkatkan Kematangan karir siswa sehingga
layak untuk diterapkan dalam layanan Bimbingan dan Konseling. Rekomendasi
penelitian: (1) Pihak sekolah, untuk memberikan perhatian lebih terutama dalam
dukungan sistem, terhadap bimbingan karir yang dilaksanakan di sekolah, (2) Peneliti
selanjutnya, disarankan untuk menggunakan wawancara dan observasi sebagaiteknik
pengambilan data kualitatif.

Kata kunci: Kematangan karir, program bimbingan karir

Abstract

The research is based on the phenomenon of confusion vocational students toward a


career that will be taken. Education is being pursued many of which are not in line with
the actual desired career. The research objective is (1) to determine the career maturity
profile of vocational students, (2) a review of the program of career guidance at school
(3) knowing career guidance efforts by teachers BK, (4) determine the effectiveness of
career guidance program that is carried out. This study uses a quantitative approach
with quasi experimental design method nonrandomized control group pretest-posttest
design. The data was analyzed by t-test techniques. The results showed (1) career
maturity of students in general in SMK N 11 Bandung categorized medium, (2)
Indicators that have the biggest percentage is the involvement, independence, and a
selection of work, while the indicator lows is a compromise, self-understanding, and
knowledge work, ( 3) Career Guidance Program proved effective in improving students'
career maturity making it feasible to apply the guidance and counseling services.
Recommendations of the study: (1) The school, to give more attention, especially in the
support system for career guidance carried out in schools, (2) Researchers further, it is
recommended to use interviews and observation sebagaiteknik qualitative data retrieval.

Keywords: career maturity,career guidance program

1
ISSN: 2301-6167

.
1. Pendahuluan remaja antara 11 hingga 22 tahun. Secara lebih detail
Remaja merupakan salah satu tahapan dan siklus dipaparkan bahwa usia remaja memiliki batasan usia sekitar
kehidupan manusia yang banyak dibahas oleh para ahli, 11-12 sampai dengan 15-16 tahun untuk remaja awal dan
sebab banyak hal menarik yang dapat ditelaah. Masa remaja akhir sekitar 15-16 sampai denganl 8-21 tahun.
remaja merupakan fase kehidupan yang sangat penting Perubahan sosial seperti adanya kecenderungan anak-
dalam siklus perkembangan individu, karena mengarah anak pra-remaja untuk berperilaku sebagaimana yang
pada masa dewasa yang sehat (Konapka, dalam Pikunas, ditunjukan remaja membuat penganut aliran kontemporer
1976; Kaczman&Riva, 1996; Santosa, 2010). Masa ini memasukan mereka dalam kategori remaja. Banyak
menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa transisi dari permasalahan yang muncul pada masa remaja ini. Masalah
status kanak-kanak menuju dewasa, remaja tidak termasuk yang umumnya dialami remaja muncul sebagai akibat dari
golongan anak-anak tidak pula termasuk golongan orang adanya perubahan fisik, masalah sosial, akademik, serta karir.
dewasa (Maslihah, 2009). Usia remaja adalah usia dimana Perubahan fisik yang terjadi menjadi cumber masalah
individu mulai belajar berinteraksi dengan masyarakat tersendiri bagi remaja, hal ini terkait dengan mulai munculnya
dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah hasrat seksual yang ingin terpuaskan seiring dengan
tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada matangnya organ-organ seksual. Permasalahan sosial yang
dalam tingkatan yang sama (Piaget: 1969). Mereka tidak terjadi pada masa remaja berkaitan dengan hubungan yang
mau dikatakan sebagai anak-anak lagi, namun belum dapat lebih akrab dengan teman sebaya baik melalui pertemanan
dikategorikan dewasa karena remaja masih kurang dapat maupun percintaan. Dalam bidang akademik, remaja juga
bertanggung jawab atas tindakan yang diperbuatnya. kerap mengalami berbagai permasalahan, misalnya
Karakteristik khusus dari masa remaja diantaranya terganggunya kegiatan belajar karena berpacaran atau
ialah masa untuk mencari identitas dirinya dan masa 'storm kenakalan remaja lain, penggunaan narkoba.
and stress'. Erik Erikson berpendapat bahwa " dalam masa Permasalahan lain dari remaja yang tidak dapat dihindari
remaja, remaja selalu berusaha melepaskan diri dari milieu berhubungan dengan karir. Salah satunya masalah kesiapan
orangtua dan mendekati teman sebaya sebagai suatu proses karir. Hal ini menjadi konsekuensi logis dari
untuk mencari identitas ego". Teori ini diperkuat oleh teori perkembangan remaja dimana terdapat tuntutan bagi untuk
Blowby (Hurlock; 1985) yang berbunyi "remaja mempersiapkan karir. Hal ini sejalan dengan pernyataan
mengalami detachment (menjauh) dari orang tua, di lain Havighurst (Hurlock, 1980) yang mengidentifikasi
pihak mengalami attachment (mendekati) dengan tugas-tugas
peergroup yang berperan untuk membagi perasaan dan perkembangan remajayaitu: 1) Mencapai hubungan baru dan
menenangkan emosinya. Pendapat tersebut lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita,
mendeskripsikan bahwa remaja akan merasa nyaman 2) Mencapai peranan sosial pria dan wanita,
mengutarakan masalahnya dengan sesama temannya 3) menerima keadaan fisik diri dan menggunakannya secara
dibanding dengan orangtua mereka sendiri. Mengenai hal- efektif, dan 4). Mencapai kemandirian emosional. Pada upaya
hal yang tidak akan lepas dalam pemenuhan tugas-tugas untuk mencapai peranan sosial pria dan wanita dimana di
perkembangan yang harus dilaksanakannya yang akan dalamnya terkandung upaya pencapaian karir. Permasalahan
berpengaruh pada keberhasilan tugas-tugas berikutnya. karir yang teijadi pada remaja biasanya berkaitan dengan
Maka dari itu untuk mengatasi masalah diperlukan cara pemilihan jenis pendidikan, yang mengarah pada pemilihan
yang tepat untuk membersamai anak-anak jenis pekerjaan dimasa depan. Permasalahan ini penting untuk
dalam diperhatikan sehubungan dengan banyaknya kebingungan
perkembangannya. WHO (1974) yang dialami remaja dalam menentukan arah karirnya. Tidak
menyatakan bahwa remaja adalah suatu masa dimana individu hanya itu kebimbangan karir pada remaja akan berakibat pada
berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda- tingkat kematangan perkembangan kepribadian.
tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Saka,
kematangan seksual, individu mengalami perkembangan Gati, dan Kelly (2008) tentang pemilihan karir remaja.
psikologis dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi Menurut mereka remaja yang tidak memiliki pilihan karir
dewasa serta peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang jelas cenderung memiliki gangguan emosi dan
yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri kepribadian seperti pesimistis, gangguan kecemasan (anxiety),
(Sarwono, 2004). dan konsep diri negatif serta self esteem yang rendah.
Hurlock (dalam Maslihah, 2009) membagi masa remaja Penelitian yang dilakukan oleh Creed& Patton (2003)
menjadi dua bagian, yaitu remaja awal dan akhir. Hurlock terhadap 166 siswa SMA di Australia menunjukkan bahwa
(1973) memberi batasan masa remaja berdasarkan usia kematangan karir berkaitan dengan kematangan konsep diri
kronologis, yaitu antara 13 hingga 18 tahun. Menurut secara umum. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa
Thornburgh (1982), batasan usia tersebut adalah batasan kematangan karir pada remaja menunjukkan kemampuan
tradisional, sedangkan aliran kontemporer membatasi usia remaja dalam memenuhi harapan sosial dan masyarakat. Hasil

2
PSIKOPEDAGOGIA ISSN: ISSN: 2301-6167

penelitian lain oleh Esters dan Bowen (Purwanta, 2012) pilihan-pilihan pendidikan maupun latihan. Purwoko, (2002:
terhadap siswa sekolah pertanian menemukan bahwa orangtua 32) yang melakukan survey terhadap mahasiswa di beberapa
(ibu dan ayah) merupakan faktor pertama yang berpengaruh PTN di Surabaya menemukan 82% mahasiswa memilih
terhadap pilihan karier anak mereka. jurusan bukan berdasar pemilihan dan persiapan karir yang
Remaja dapat sangat merasakan masalah karir ketika telah dilakukan semasa SMU.
berada pada tingkatan sekolah menengah atas (SMA/SMK). Beberapa mahasiswa bahkan menyatakan pilihannya
Pada jenis Sekolah Menengah Atas tidak akan terlalu terlihat hanya berdasar spekulasi-spekulasi dengan tujuan asal dapat
dampak dari masalah karir ini. Masalah terlihat lebih kuliah di PTN. Urgensi bimbingan karir dan tuntutan dalam
membebani siswa-siswi yang masuk ke Sekolah pengembangan karir di Indonesia dikarenakan adanya
Menengah Kejuruan yang memang lebih disiapkan sebagai beberapa fenomena. Fenomena karir tersebut antara lain: a.
seorang individu yang siap bekerja. Sekolah Menengah angka pengangguran masih tinggi, b. masih ada dikotomi di
Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang telah masyarakat antara pekerjaan yang bergengsi dengan tidak,
mengkhususkan diri mendidik siswa dalam bidang ilmu misalnya, masih ada anggapan pekerjaan bertani lebih rendah
tertentu. Seyogyanya siswa yang masuk di SMK telah dari pegawai, c. muncul banyak SMK yang akan melahirkan
memiliki pilihan yang mantap mengenai arah karir sebab tenaga keija menengah dengan keterampilan tertentu, tetapi
mereka telah memilih sekolah dengan bidang keilmuan masih banyak yang belum memiliki kompetensi standar,d.
tertentu. Namun pada kenyataannya, masih banyak siswa yang lulusan dunia pendidikan kebanyakan menguasai teori tapi
tidak yakin dengan pilihan karirya. Hal tersebut menunjukkan minim dalam praktek-pengalaman,e. lulusan dunia pendidikan
belum tercapainya kematangan karir dikalangan siswa SMK. lebih banyak dibekali dengan kompetensi yang sifatnya hard
Sekolah Menengah Kejuruan saat ini menjadi program skill (academic skill dan vocational skill) berupa pengetahuan
utama dari pemerintah. Hal ini dibuktikan dengan adanya dan keterampilan), tapi lemah dalam pembinaan kompetensi
peningkatan jumlah Sekolah Menengah Kejuruan di soft skill (personal skill dan social skill) antara lain:
Indonesia. Penambahan jumlah Sekolah Menengah Kejuruan kecakapan dalam mengenal diri sendiri, percaya diri, berpikir
berdampak dengan bertambahnya siswa di Sekolah Menengah rasional tanggung jawab, disiplin, kemauan kerja prestatif,
Kejuruan. Perbandingan siswa SMK: SMA adalah 43 : 57 dari jujur, keterampilan bekerjasama, nilai-nilai yang harus dianut
total 7.719 SMK. Pada tahun 2009 pemerintah berusaha untuk dalam bekerja,kemampuan beradapatasi dengan perubahan,
menyeimbangkan jumlah siswa SMK:SMA menjadi 50 : 50. dsb), f. masih banyak orang yang bekerja sekedar memenuhi
Tabun 2009 jumlah siswa SMK di seluruh Indonesia sudah kebutuhan hidup, belum untuk kebahagiaan dan
mencapai 3.878.652 (Kemendiknas. Dit PSMK, 2009) kebermanfaatan bagi kehidupan diri dan masyarakat serta
Berbagai strategi dalam upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan,g. kebanyakan orang masih mengejar karir yang
individu di Sekolah Menengah Kejuruan telah dilakukan. linier,h. para siswa memilih pendidikan lanjut, dan jurusan di
Hasil dari usaha yang dilakukan masih belum dapat dirasakan Perguruan Tinggi belum didasarkan pada orientasi karir yang
secara langsung. Siswa di Sekolah Menengah Atas yang jelas (Moh Surya: 2009).
cenderung masih mengalami berbagai masalah. Khususnya Masalah karir kongkrit yang dirasakan oleh siswa
yang berkaitan dengan masalah karir. Permasalahan karir menurut Supriatna (2009) antara lain: a. siswa kurang
siswa SMK telah menjadi kajian dari banyak pihak. memahami cara memilih program studi yang cocok dengan
Syamsu Yusuf (2000: 195) kemampuan dan minat, b. siswa tidak memiliki informasi
menyebutkan perkembangan berpikir pada remaja antara lain tentang dunia kerja yang cukup,c. siswa masih bingung
" dapat memikirkan masa depan dengan membuat memilih pekerja,d. siswa masih kurang mampu memilih
perencanaan dan mengeksplorasi berbagai kemungkinan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan minat,e. siswa
untuk mencapainya". Maka berdasar pendapat ini, remaja mau merasa cemas untuk mendapatkan pekerjaan setelah tamat
tidak mau hams menyadari bahwa dia harus segera memilih sekolah,f. siswa belum memiliki pilihan perguruan tinggi atau
dan mempersiapkan karir yang tepat dengan potensi dan lanjutan pendidikan tertentu, jika setelah tamat tidak
kondisinya. memasuki dunia kerja, g. siswa belum memiliki gambaran
Pada kenyataannya, masih banyak ditemukan siswa yang tentang karakteristik, persyaratan, kemampuan, dan
bare sadar memilih dan merencanakan kerja pada saat masa- keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan serta prospek
masa kritis (terlalu terlambat melakukan pilihan dan pekerjaan untuk masa depan karirnya.
persiapan). Subrata (2001: 36) melakukan survey persiapan Layanan atau program Bimbingan karir di Indonesia
karir sejumlah siswa SMA di Surabaya menunjukkan 85% seharusnya memahami dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan
siswa ragu terhadap karir masa depannya, 80% belum siswa dalam perkembangan karir sehingga memeiliki
menetapkan karir masa depannya dengan mantap, 75% ketrampilan karir pada saat meninggalkan bangku sekolah.
mengalami kesulitan dalam memutuskan dan merencanakan Hoyt (2001) mengemukakan ada empat kebutuhan utama
karir dengan baik. Walaupun begitu 90% menyadari pemilihan yaitu kebutuhaan untuk:
karir merupakan proses yang penting yang dengannya a. Merencanakan pendidikan pasca sekolah menengah yang
seseorang bisa mempersiapkan diri dengan melakukan berorientasi karir.

3
ISSN: 2301-6167

b. Memperoleh ketrampilan umum dalam cakap kerja, kemakmuran personal dan financial, maka apa yang
adaptasi kerja, dan peningkatan kerja sehingga mampu individu kerjakan dapat disebut sebagai karir.
mengikuti perubahan dunia kerja setelah dewasa. Menurut Healy (1982) karir dapat terjadi pada sepanjang
c. Penekanan pentingnya nilai-nilai kerja, seseorag yang Mencakup sebelum bekerja (preoccupational),
d. Merencanakan cara-cara menyibukkan diri dalam selama bekerja (occupational), dan akhir atau seusai bekerja
pekerjaan sebagai bagian dari keseluruhan perkembangan bekerja (postoccupational). Lebih lanjut ia menj elaskan
karir. posisi preoccupational merupakan posisi yang sangat penting
Program layanan Bimbingan Karir sangat diperlukan dalam perjalanan karir seseorang, sebab posisi ini dapat
khususnya untuk meningkatkan kematangan karir bagi siswa. menjadi awal menuju kesuksesan karir. Artinya, jika pada
Berdasarkan paparan yang ada di atas maka peneliti berusaha posisi in individu mengalami kegamangan karir, maka ia
untuk melakukan kajian lebih lanjut untuk mengembangkan cenderung mengalami masalah dalam menjalani karirnya.
program peningkatan kematangan karir melalui layanan Posisi
Bimbingan Karir. preoccupational yang dimaksud dimulai dan orientasi karir,
Paparan fakta diatas mencerminkan siswa kita sebagian pengambilan keputusan karir yang diwujudkan dengan adanya
masih mengalami kebingungan terkait dengan persiapan pilihan pekerjaan tertentu dan memulai karir dalam bidang
karimya. Saucks (1999) menegaskan bahwa peserta didik pekerjaan tertentu (Healy, 1982). Dalam pandangan Super
membutuhkan latihan- latihan khusus yang antara lain (dalam Munandir, 1996) karir merupakan proses kehidupan
adalah : ketajaman melihat diri sendiri, melihat sepanjang hayat. Desain karir mulai tampak sejak tahap
kemungkinan-kemungkinan di sekitarnya, serta pertumbuhan karir (growth stages) yang ditandai dengan
meningkatkan kemampuan dan potensinya. adanya sikap keingintahuan anak terhadap jenis karir tertentu
Memperhatikan latar belakang masalah yang telah sampai tahap pengunduran (disengagement). Dengan
dijabarkan, peneliti memfokuskan kajian pada program adanya
bimbingan karir dalam upaya meningkatkan kematangan dorongan keingintahuan, anak mulai mengespliotasi apa yang
karir siswa kelas XSMK N 11 Bandung. Penelitian ini dia lakukan ditunjang dengan berkembangnya kapasitas-
mencoba untuk memberikan solusi dan gambaran tentang kapasitas individu. Menurut Munandir (1996) semua ini
program bimbingan karir dalam upaya meningkatkan merupakan modal dasar untuk mengawali karir kehidupan.
kematangan karir siswa SMK. Keberhasilan individu
melalui tahap pertumbuhan akan menjadi modal dasar bagi
2. Kajian Literatur suksesnya tahap eksplorasi. Begitu juga selanjutnya,
a. Definisi dan Pengertian Karir keberhasilan tahap eksplorasi akan menjadi dasar keberhasilan
Dillard (1985) membedakan antara pekerjaan (job) dalam menjalani tahap penentuan. Selanjutnya keberhasilan
dengan karir (career). Menurutnya, job mengacu tahap penentuan akan menjadi dasar keberhasilan tahap
kepada pekerjaan yang tidak berlanjut dan mungkin pemeliharaan dan menjalanikeberhasilantahap
bersifat sementara. Karena itu suatu pekerjaan pemeliharaan akan menjadi dasar keberhasilan menjalani
umumnya hanya menuntut sedikit keahlian, sedikit tahap
pendidikan, dan sedikit dedikasi. Sedangkan pekerjaan pengunduran. Menurut Super (dalam Munandir, 1996) jika
sebagai karir mengimplikasikan adanya pendidikan tahap demi tahap ini didisain secara tepat, maka seseorang
dan latihan, komitmen, dan merupakan jalan cenderung memperoleh kesuksesan dan kebermaknaan karir
kehidupan kerja yang dipilih sepanjang hidup
individu. Selain itu karir mengimplikasikan
keberhasilan pada apa yang individu pilih serta
kebermaknaan personal dan financial. Hal ini sejalan
dengan kalimat yang diungkapkan Dillard (1985)
bahwa " a career implies success on what you chosen
to do and an accompanying sense of personal and
financial well being".
Surya (1987,dalam Budiman 2004) menyatakan
bahwa karir dapat diperoleh melalui pekerjaan (job)
seperti tukang jahit; hobi seperti
pebulutangkis; profesi seperti dokter atau guru; dan
dapat diperoleh melalui peran hidup seperti
pemimpin
masyarakat. Menurutnya, bekeija sebagai apapun yang
terpenting ditandai oleh adanya keberhasilan
dan

4
PSIKOPEDAGOGIA ISSN: ISSN: 2301-6167

.Berdasarkan uraian-uraian tadi, menyesuaikan diri dengan dunia kerja


maka sesuatu disebut karir jika nyata. Dengan demikian hal yang terpenting
mengimplikasi adanya 1) pendidikan dalam bimbingan karir adalah adanya
yang diwujudkan dengan keahlian pemahaman, penerimaan, dan penyesuaian
tertentu, 2) keberhasilan, 3) dedikasi diri baik terhadap dirinya sendiri maupun
atau komitmen, 4) kebermaknaan terhadap dunia kerj a. pemecahan masalah-
personal dan financial.Karir terentang masalah karir yang dihadapi.
sejak sebelum bekeija, ketika bekerja, Berdasarkan uraian di atas, dapat
dan masa-masa mengakhiri pekerjaan. disimpulkan bahwa bimbingan karir
Karir dapat dipersiapkan sepanjang merupakan upaya bantuan terhadap individu
kehidupan seseorang (Budiman, 2004). agar dapat mengenal dan memahami
dirinya, mengenal dunia kerjanya,
b. Pengertian Bimbingan Karir menembangkan masa depannya sesuai
Winkel(2004) menyatakan bimbingan dengan bentuk kehidupannya yang
karir adalah bimbingan dalam diharapkan.Lebih lanjut diharapkan dengan
mempersiapkan diri menghadapi dunia layanan bimbingan karir, individu mampu
pekerjaan, dalam memilih lapangan menentukan dan mengambil keputusan karir
pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu serta secara tepat dan bertanggung jawab atas
membekali diri supaya siap memangku keputusan yang diambilnya sehingga
jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri mereka mampu mewujudkan dirinya secara
dengan berbagai tuntutan dari lapangan bermakna.
perkerjaan yang telah dimasuki.
Berdasarkan pengertian tersebut, c. Tujuan Bimbingan Karir
bimbingan karir bisa bermakna sebagai Menurut Herr dalam Manhiru
suatu bantuan yang diberikan pembimbing (1992:163-164), tujuan bimbingan karir di
kepada yang dibimbing (siswa) dalam sekolah menengah adalah sebagai berikut:
menghadapi dan memecahkan masalah karir 1) Menunjukkan hubungan antara hasil
(Nugrahawati, 2009). belajar, nilai-nilai, preferensi-preferensi,
Super dalam Herr & Cramer (1984: 6-7) aspirasi-aspirasi pendidikan dan
memberikan definisi tentang bimbingan karirnya.
karir adalah: 2) Menganalisa kompetensi pribadi
"The process of helping a person to develop sekarang dengan preferensi karir dan
and accept an integrated and adequate mengembangkan rencana-rencana yang
picture of himself and of his role in the akan dilakukan untuk memperkuat
world of work to test this concept againt keterampilan-keterampilan yang
reality, and to convert it into a reality, with dibutuhkan.
satisfaction to himself and to society." 3) Memegang tanggung jawab dalam
Berdasarkan definisi diatas dapat perencanaan karir dan konsekuesi-
diambil dua intisari terpenting yaitu yang konsekuesinya.
pertama bahwa bimbingan karir merupakan 4) Memenuhi syarat dalam taraf memasuki
proses membantu individu dalam pekerjaan dengan mengambil mata
memahami dan menerima diri sendiri dan pelajaran yang relevan dengan
yang kedua membantu memahami sekaligus pendidikan kooperatif, atau dengan
menyesuaikan diri dengan dunia kerja latihan dalam jabatan.
nyata. Dengan demikian hal yang terpenting 5) Kesiapan memenuhi persyaratan bagi
dalam bimbingan karir adalah adanya pendidikan pasca sekolah lanjutan
pemahaman, penerimaan, dan penyesuaian dengan mengambil mata pelajaran yang
diri baik terhadap dirinya sendiri maupun diperlukan oleh tipe program dan
terhadap dunia kerja. lembaga yang diinginkan (perguruan
Berdasarkan definisi diatas dapat tinggi atau perusahaan).
diambil dua intisari terpenting yaitu yang 6) Mengembangkan pengetahuan dan
pertama bahwa bimbingan karir merupakan keterampilan-keterampilan yang
proses membantu individu dalam berhubungan dengan kehidupan sebagai
memahami dan menerima diri sendiri dan konsumen. Maksudnya adala
yang kedua membantu memahami sekaligus

5
ISSN: 2301-6167

hketerampilan yang berhubungan dengan keputusan, maupun perolehan pengetahuan


penggunaan secara efektif waktu luang. dalam keterampilan yang akan membantu
7) Secara sistematis, realistis preferensi dirinya memasuki kehidupan social budaya
karir dengan menghubungkan antara yang terus berubah. Mengingat fungsinya yang
hasil belajar dan aktivitas sangat penting dalam upaya membantu siswa
ekstrakulikuler. memperoleh kompetensi yang diperlukan untuk
8) Mengidentifikasikan alternatif -alternatif dapat mengmbangkan karir yang dipilihnya
serta upaya pencapaian tujuan-tujuan secara optimal, maka perlu diperhatikan
pendidikan dan okupasional apabila yang prinsip-prinsip bimbingan karir. Surya (1988:
diinginkan tidak tersedia. 27) menyatakan beberapa prinsip bimbingan
9) Menggambarkan bentuk-bentuk utama karir, yaitu:
dalam meneruskan pendidikan pasca 1) Seluruh siswa hendaknya mendapatkan
sekolah lanjutan. kesempatan untuk mengembangkan dirinya
10) Mengidentifikasi langkah-langkah yang dalam pencapaian karir yang tepat.
diperlukan pasca sekolah lanjutan, 2) Program bimbingan karir hendaknya
terutama waktu serta prosedur yang memiliki tujuan untuk menstimulasi
dilakukan. pendidikan siswa.
11) Membuat suatu estimasi tentang sifat- 3) Sehubungan dengan hal diatas, setiap siswa
sifat pribadi, prestasi dalam wawancara hendaknya memahami karir sebagai suatu
okupasional atau pendidikan. jalan hidup dan pendidikan sebagai suatu
12) Mengembangkan rencana-rencana persiapan dalam kehidupan.
khusus dalam implementasi tujuan dan 4) Siswa hendaknya dibantu dalam
rencana karir. mengambangkan pemahaman yang
Sementara itu, tujuan utama bimbingan memadai terhadap diri sendiri dan
karir menurut Surya (1992) adalah kaitannya dengan perkembangan sosial
membantu individu untuk memperoleh pribadinya dan perencanaan pendidikan
kompetensi yng diperlukan hidupnya dan karir. Siswa pada setiap saat dan tingkat
mengembangkan karir ang dipilihnya secara pendidikan hendaknya dibantu untuk
optimal. Secara rinci tujuan bimbingan karir memperoleh pemahaman tentang hubungan
adalah antara pendidikandan karir.
1) Memiliki kemampuan intelektual yang 5) Siswa memerlukan pemahaman tentang di
diperlukan untuk keberhasilan dalam mana dan mengapa mereka dalam suatu
berbagai aspek kehidupan, alur pendidikan.
2) Memiliki kemampuan dan pemahaman, 6) Setiap siswa pada tiap tahap program
pengelolaan, pengendalian, pendidikan hendaknya memiliki
penghargaan, dan pengarahan diri, pengalaman-pengalaman yang
3) Memiliki pengetahuan atau informasi berorientasi pada karir secara berarti dan
tentang lingkungan kehidupan, realistik.
4) Mampu berinteraksi dengan orang lain 7) Siswa hendaknya memiliki kesempatan
secara efektif, untuk mengetes konsep dirinya, keterapilan
5) Mampu mengatasi masalah-masalah dan peranan untuk mengembangkan nilai-
kehidupan sehari-hari, nilai yang memiliki aplikasi bagi karirnya
6) Memahami, menghayati, dan di masa depan.
mengamalkan kaidah-kaidah ajaran 8) Program bimbingan karir berpusat pada
agama yang berkaitan dengan karir. kelas, dengan koordinasi
pembimbingnya, disertai partisipasi orang
d. Prinsip Bimbingan Karir tua dan masyarakat. Program bimbingan
Bimbingan karir merupakan agar dapat karir berpusat pada kelas, dengan
menemukan perjalanan layanan pemenuhan koordinasi pembimbingnya,
kebutuhan perkembangan individu sebagai disertai partisipasi orang tua dan
bagian integral dari program pendidikan. masyarakat.
Bimbingan karir terkait dengan 9) Program bimbingan karir disekolah
perkembangan kemampuan kognitif, hendaknya diintegrasikan secara
afektif, maupun keterampilan individu fungsional dengan program bimbingan
dalam mewujudkan konsep diri yang dan program pendidikan secara
positif, memahami proses pengambilan keseluruhan. Program bimbingan karir

6
PSIKOPEDAGOGIA ISSN: ISSN: 2301-6167

disekolah hendaknya diintegrasikan antara individu dengan pekerjaannya serta


secara fungsional dengan program dinamikanya dalam pembuatan keputusan
bimbingan dan program pendidikan pilihan pekerjaan. Kematangan karir
secara keseluruhan. mencakup dua domain yakni domain afektif
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut dan kognitif, sehingga pada proses
diatas, jelaslah bahwa keberadaan pengukurannya dapat menggunakan kedua
bimbingan karir sangat diperlukan dalam doniain atau salah satunya, yang
membimbing siswa menuju masa depan disesuaikan dengan tujuan yang ingin
yang lebih baik. dicapai.

Kematangan Karir b. Indikator dan Model Kematangan Karir


a. Pengertian Kematangan Karir Dalam penelitian ini, kematangan karir
Kematangan karir merupakan salah yang diteliti lebih difokuskan kepada arah
satu hal tema central dalam konsep karir siswa dikaitkan dengan dimensi sikap
perkembangan karir individu. Kematangan dan kompetensi dalam pemilihan karir
karir menyangkut berbagai dimensi dengan latar belakang keilmuan (jurusan)
kematangan psikologis yang lebih luas yang sedang ditekuni. Faktor-faktor
daripada sekedar pemilihan pekerjaan. Hal kematangan karir yang dikemukakan Crites
ini sejalan dengan pendapat Gribbons & (Manrihu, 1986) meliputi:
Lohnes dalam Supraptono (1994:18), yang 1) Sikap. Mengukur sikap-sikap klien
menjelaskan bahwa kematangan karir lebih terhadap pemilihan karir,
luas dari sekedar pemilihan pekerjaan kecenderungan-kecenderungan
karena akan melibatkan kemampuan disposisional yang dimanifestasikan
individu baik dalam membuat keputusan dalam: Keterlibatan, Independensi,
maupun aktivitas perencanaan. Orientasi, Ketegasan, dan Kompromi.
Super (Ilfiandra, 1997: 53) 2) Kompetensi. Aspek ini meliputi:
mendefinisikan kematangan karir sebagai Penilaian diri, yakni penilaian Dari sifat-
bentuk kongruensi antara perilaku sifat dan kecenderungan- kecenderungan
vokasional individu dengan perilaku hipotesis seseorang yang berkaitan
vokasional yang diharapkan pada usianya. dengan keberhasilan dan kepuasan karir;
Sedangkan Dillard (1985: 32) memberikan Informasi, yakni pengetahuan tentang
pendapat mengenai indikasi kematangan syarat-syarat pekerjaan, pendidikan atau
karir, bahwa sikap individu dalam latihan, dan pengetahuan praktis tentang
pembuatan keputusan karir ditampilkan oleh pekerjaan; Seleksi Tujuan, yakni nilai-
tingkat konsistensi pilihan karir dalam satu nilai pribadi yang dikejar dalam
periode tertentu. pekerjaan; Perencanaan, yakni langkah-
Dalam Supraptono (1994: 21), langkah logis dalam pengambilan
Westbrook menjelaskan bahwa konstruk keputusan karir; Pemecahan, yakni
kematangan karir mencakup berbagai pemecahan masalah dalam proses
dimensi perilaku baik dalam aspek afektif pengambilan keputusan karir.
maupun aspek kognitif. Lebih lanjut is Crites (Manrihu, 1986) menyatakan
menyatakan bahwa variabel-variabel seperti bahwa pengukuran kematangan karir
kemampuan memecahkan masalah, mengandung dua manfaat yaitu (1) fungsi
perencanaan, kepemilikan infounasi penelitian, dalam hal ini memungkinkan
pekerjaan, pemahaman diri, dan kita "mengetes" aspek-aspek teoretis dan
kemampuan menetapkan tujuan, pada perkembangan karir; dan (2) fungsi praktis,
dasarnya akan mencakup pengetahuan dan yakni menyajikan suatu diagnosis tentang laju
kemampuan dalam domain kognitif dari dan kemajuan individu, dank arena itu
kematangan karir. Sedangkan variable lain menyarankan strategi-strategi intervensi guna
seperti keterlibatan, orientasi, kemandirian, peningkatan perkembangan tersebut.
minat, ketepatan konsepsi, pada dasarnya Menurut Super (Manrihu, 1986)
dapat diklasifikasikan dalam domain afektif pengukuran karir merupakan usaha menilai
dari dimensi kematangan karir. kesiapan individu utuk mengambil keputusan-
Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik keputusan yang diperlukan pada saat tertentu.
kesimpulan bahwa kematangan karir pada Crites dalam (Supraptono, 1994:19) juga
hakikatnya merupakan gambaran kesesuaian mengembangkan suatu model komprehenstif

7
ISSN: 2301-6167

yang ditujukan bagi remaj a, dengan lebih spesifik, perencanaan, penerimaan,


merumuskan kematangan karir kedalam empat tanggung jawab dalam perencanaan
dimensi, yaitu: karir, orientasi pilihan karir
1) Dimensi Konsistensi Pemilihan Karir berhubungan dengan faktor bio-sosial
Dimensi mengandung aspek-aspek seperti umur dan kecerdasan.
kemantapan individu untuk mengambil 2) Faktor Lingkungan, yaitu indeks
keputusan dalam waktu yang berbeda; kematangan karir individu berkorelasi
kemantapan dalam mengambil keputusan positif dengan tingkat pekerjaan orang
atas pekerjaan yang dipilihnya; kemantapan tua, kurikulum sekolah, stimulasi
dalam mengambil keputusan yang budaya, dan kohesivitas keluarga.
berhubungan dengan tingkat pekerjaan, 3) Faktor Kepribadian, meliputi konsep
kemantapan di dalam memilih pekerjaan diri, focus kendali, bakat khusus, niali
dengan adanya pengaruh keluarga. atau norma dan tujuan hidup.
2) Dimensi Realisme dalam Pemilihan Karir 4) Faktor Vokasional, kematangan karir
Dimensi ini mengandung aspek individu berkorelasi positif dengan
kesesuaian antara kemampuan individu aspirasi vokasional, tingkat kesesuaian
dengan pekerjaan yang dipilihnya; aspirasi dengan ekspetasi karir.
kemampuan antara keinginan dengan 5) Faktor Prestasi individu, meliputi prstasi
pekerjaan yang dipilihnya; mampu akademik, kebebasan, partisipasi dalam
mengambil keputusan untuk memilih kegiatan ko-kurikuler dan
pekerjaan yang sifat kepribadiannya; dan ekstrakulikuler.
dapat menyesuaikan antara tingkat status 6) Dalam Osipow (1983: 161), Super
sosial dengan pekerjaan yang dipilihnya mengemukakan komponen- komponen
3) Dimensi Kompetensi Pemilihan kematangan karir sebagai berikut:
Pekerjaan 7) Orientasi pilihan karir, yaitu berkenaan
Dimensi ini memiliki aspek-aspek dengan tingkat kepedulian yang
mengenai kemampuan individu dalam ditampakkan oleh individu dalam
memecahkan masalah yang masalah karir dan keefektifannya dalam
berhubungan dengan pemilihan menggunakan sumber informasi yang
pekerjaan, rencana yang berhubungan akurat dalam kaitanna dengan
dengan pemilihan pekerjaan; memiliki pembuatan keputusan karir.
pengetahuan mengenai pekerjaan yang 8) Infaunasi dan perencanaan, yaitu
dipilihnya; mengevaluasi kemampuan diri berhubungan dengan informasi yang
dalam hubungannya dengan pemilihan dimiliki individu tentang pilihan karir,
pekerjaan; dan menetapkan tujuan tingkat kekhususan rencana pilihan karir
pekerjaan yang hendak dipilihnya. dan tingkat keterlibatan dalam aktivitas
4) Dimensi Sikap dalam Pemilihan Pekerjaan perencanaan karir.
Dimensi ini mengandung aspek- aspek 9) Konsistensi, yaitu konsistensi bidang
tentang keaktifan individu dalam proses pilihan karir, konsistensi tingkat pilihan
pengambilan keputusan; bersikap karir, dan tngkat konsistendi dengan
dan berorientasi positif terhadap pilihan karir keluarga.
pekerjaan dan nilai-nilai kerja yang 10) Kristalisasi sifat, yang dalam hal ini
dipilihnya; tidak tergantung pada orang memiliki beberapa indikator, yaitu minat
lain dalam memilih pekerjaan; karir, kepedulian terhadap kompetensi
mendasarkan faktor-faktor tertentu karir, independensi karir, dan penerimaan
menurut kepentingannya di dalam tanggung jawab perencanaan karir.
memilih pekerjaan; dan memiliki 11)Kebijakan pilihan karir, yaitu hubungan
ketepatan konsepsi dalam pengambilan antara kemampuan individu dengan
keputusan pekerjaan. pilihan karir, minat dengan pilihan kair,
dan aktivitas dengan pilihan karir.
c. Faktor Kematangan Karir
Super dalam Illfiandra (1997:56) Pengembangan Program Bimbingan Karir
mengklasifikasikan faktor-faktor yang a. Pengertian Program Bimbingan
mempengaruhi kematangan karir kedalam Terlaksananya suatu kegiatan serta
beberapa kelompok sebagai berikut: tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
1) Faktor Bio-sosial, yaitu informasi yang banyak ditunjang oleh rancangan kegiatan

8
PSIKOPEDAGOGIA ISSN: ISSN: 2301-6167

yang disusun sebelumnya. Setiap kegiatan Prosedur Penelitian


yang memiliki program dengan baik akan Penelitian ini dilaksanakan memalui
memberikan kemudahan dalam beberapa tahap yaitu
pelaksanaannya, baik materi kegiatan maupun a. Tahap pralapangan
cara mengorganisir personil yang terlibat Peneliti mengadakan survei
didalamnya. Dalam konteks konseling, pendahuluan yang dilakukan selama bulan
perencanaan dan rancangan program juga Juli-Oktober 2010. Selama proses survei
akan berdampak signifikan terhadap proses ini peneliti melakukan penjajagan
pelaksanaan dan hasil yang ingin dicapai. lapangan (field study) terhadap latar
Umumnya program diatikan sebagai penelitian, mencari data dan informasi
suatu rancangan atau rencana kegiatan yang tentang kematangan karir siswa di SMKN
tersusun secara sistematis. Nurihsan & 11 Bandung. Peneliti juga menempuh
Sudinto (2005) menyatakan bahwa program upaya konfiimasi ilmiah melalui
adalah suatu unit atau satuan kegiatan yang penelusuran literatur buku dan referensi
merupakan realisasi atau implementasi dari pendukung penelitian.
suatu kebijakan, berlangsung dalam proses Pada tahap ini peneliti melakukan
berkesinambungan (sustainable) dalam suatu penyusunan rancangan penelitian yang
organisasi atau wadah tertentu yang meliputi garis besar metode penelitian
melibatkan banyak personil. Dalam kegiatan yang digunakan dalam melakukan
layanan bimbingan dan perspektif pendidikan, penelitian. Proses yang dilakukan
program dapat diartikan sebagai kurikulum, peneliti selanjutnya adalah administrasi.
seperti yang diungkapkan Smith, Krouse, dan Proses administrasi yang dilakukan
Atkinson (1966) dalam Santosa (2010) yang peneliti meliputi kegiatan yang
menyatakan bahwa: program the body of berkaitan dengan perijinan kepada pihak
subject, topics, and learning experiences that yang berwenang dan tahap ini
constitute curriculum. Sedangkan Bower & dilaksanakan pada bulan Oktober 2010.
Hatch (2002) menyatakan bahwa program is b. Tahap Pekerjaan Lapangan atau
coherent sequence of instruction based upon a Eksperimen
validated set of competencies. Peneliti pada tahap ini memasuki fase
Berdasarkan pengertian diatas, dapat rangka pengumpulan data. Pada tahap ini
disimpulkan bahwa program bimbingan peneliti berusaha untuk memberikan
adalah seperangkat rencana atau rancangan treatmen sebagai usaha untuk
kegiatan yang disusun secara sistematis, meningkatkan kematangan karir siswa di
teknis, terukur, dan teijadwal, berdasarkan SMKN 11 Bandung. Tahap penelitian ini
pada landasan tertentu dengan tujuan untuk dilaksanakan pada bulan
membantu siswa dalam
mencapaikesuksesan optimal dalam bidang
akademik, karir, pribadi dan sosial.

3. Metode Penelitian
Sampel
Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi populasi


adalah seluruh siswa kelas X SMKN 11
Bandung tahun ajaran 20102011. Jumlah
keseluruhan siswa sebanyak 638 orang.
Jumlah kelas sebanyak 18 akan diacak
sehingga mendapatkan dua kelas yang akan
dijadikan sampel penelitian, kemudian dipilih
lagi secara acak untuk dijadikan satu
kelompok kontrol dan satu kelompok
eksperimen. Subyek
penelitiannya adalah 64 siswa masing- masing
kelompok 32 siswa.

9
ISSN: 2301-6167

(mean), modus, dan median. Sedangkan


November 2010. Kegiatan ekperimen efektifitas program bimbingan karir untuk
dilakukan dalam setting kelompok meningkatkan kematangan karir siswa
selama 6 pertemuan (treatment). Pada digunakan uji beda rata-rata (uji-t) antara data
setiap pertemuan menggunakan waktu basil pretest dan posttest.
selama 45 menit. 6 pertemuan tersebut di 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
luar waktu untuk melakukan kegiatan
pretes dan posttes. a. Peningkatan Skor dari Pretest ke
c. Tahap Analisis Data Posttest Kelompok Eksperimen
Tahapan yang ketiga dalam Dalam Tabel 4.2. ditampilkan nilai
penelitian ini adalah analisis data. rata-rata hasil perhitungan pretest dan
Peneliti dalam tahap ini setelah posttest untuk melihat perubahan nilai
melakukan serangkaian proses yang terjadi sehingga diketahui adanya
eksperimen dan kemudian mulai peningkatan atau penurunan.
melakukan analisa data kuantitatif
hingga interpretasi data yang telah Tabel 4.2.
diperoleh sebelumnya. Selain itu peneliti Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest
menempuh proses penelaahan hasil Kelompok Eksperimen
instrumen yang telah dibagikan.
Penelaahan tersebut dilakukan setelah
peneliti mendapatkan hasil analisis data Indikato Rata-rata Bed
SPSS. Tahap ini dilaksanakan pada No
r Pretest Posttest a
bulan November 2010 dan dilakukan 1 Keterlibatan 16.676 20 3.323
bersamaan dengan proses konsultasi 2 Independensi 17.029 20.26 3.231
serta pembimbingan penelitian. 3. Orientasi 17 21.235 4.235
d. Tahap evaluasi dan pelaporan
4. Ketegasan 8.823 12.176 3.353
Pada tahap ini peneliti berusaha
5. Kompromi 8.647 11.911 3.264
melakukan konsultasi dan
Pemahaman
pembimbingan dengan dosen 6. 8.176 11.382 3.206
diri
pembimbing yang telah ditentukan.
Tahap ini dilakukan pada bulan Pengetahuan
7. 8.676 12.088 3.412
Desember 2010. Pekerjaan
Pemilihan
8. 19.264 23.676 4.412
Analisis Data Penelitian Pekerjaan
Analisis data mencakup seluruh kegiatan 9. Perencanaan 16.705 20.382 3.677
mengklasifikasikan, menganalisa, memaknai 10 Pemecahan 15.264 19.441 4.177
dan menarik kesimpulan dari semua data yang Masalah
terkumpul dalam tindakan. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis b. Uji t Berpasangan Pretest dan Posttest
data kuantitatif dengan teknik analisis Kelompok Eksperimen
parametrik. Digunakannya statistik parametris
karena data yang digunakan berbentuk interval.
Statistik parametris bekerja dengan asumsi Setelah diketahui perbedaan nilai
bahwa data yang akan diuji berdistribusi pada pretest dan posttest, dilakukan
normal. Peneliti akan melakukan analisis data perhitungan uji t untuk melihat
tentang profil kematangan karir siswa kelas X signifikansi perbedaan yang terjadi. Data
SMKN 11 Bandung, dilanjutkan dengan ditampilkan pada tabel 4.3. di bawah ini.
menganalisis efektifitas program bimbingan
karir untuk meningkatkan kematangan karir
siswa. Penafsiran data dilakukan dengan cara
mendeskripsikan makna yang terkandung di
dalam angka- angka.
Profil kematangan karir diteijemahkan
dari data dengan menghitung nilai rata-rata

10
PSIKOPEDAGOGIA ISSN: ISSN: 2301-6167

Tabel. 4.4.
Tabel 4.3. Perbedaan Skor Posttest Kelompok Kontrol
Uji Berpasangan Pretest dan dan Posttest Kelompok Eksperimen
Posttest Kelompok Eksperimen

No Rata-rata
Sig Posttest
Indikator t df
. No. Indikator Kelomp
(2tailed) Kelompok Beda
1. Keterlibatan - 15.833 33 ok .000 Eksperim
2. 1 Keterlibatan
Independensi- 22.067 33 Kontro
.000 en
18.242 1.757
20.0000
3. Orientasi -20.890 33 4 .000 6
4. Ketegasan 2 Independensi
23.039 33 17.666
.000 20.2647 2.598
7 0
5. Kompromi 28.602 33 .000
3. Orientasi 17.333 21.2353 3.902
Pemahaman - 29.163 33
6. 3 .000 0
diri
4 Ketegasan 10.303 12.1765 1.873
7. Pengetahuan - 16.124 33
0 .000 4
Pekerjaan
5 Kompromi
-11.899 33 9.8485 11.9118 2.063
Pemilihan
8. .000 3
Pekerjaan
6. Pemahaman 9.9091 11.3824 1.473
9. Perencanaan-13.323 33 .000
diri 3
Pemecahan -15.550 33
10. Masalah 7. Pengetahuan 9.0909 .000 2.997
12.0882
Pekerjaan 3
8. Pemilihan
c. Deskripsi Perbedaan Skor Posttest 18.969 23.6765 4.706
Kelompok Pekerjaan
Kontrol dan 7 Posttest 8
9
Kelompok Eksperimen.Perencanaan 17.878 20.3824 2.503
Untuk mengetahui perbedaan 8 skor 6
10.Pemecahan 17.030
posttest kelompok kontrol dan kelompok 19.4412 2.410
Masalah 3
eksperimen disajikan data pada tabel 4.4. 9
yang merupakan hasil dari perhitungan rata-
rata. d. Deskripsi Hasil Perhitungan Efektivitas
Program Layanan Program Bimbngan
Karir untuk Meningkatkan Kematangan
Karir siswa SMK
Bimbingan dan konseling karir dalam
proses pendidikan hams berakhir pada
pengambilan keputusan karir, setelah
melalui: 1) identifikasi masalah, 2)
gambaran konsensus dua pihak, melalui
tranfer pengalaman yang diwujudkan dalam
sikap, pengetahuan, dan keterampilan,
penyajian alternatif dengan
mempertimbangkan pilihan pengambilan
keputusan, dan 3) persiapan sikap dan
perencanaan karir masa depan.
Untuk melihat efektivitas program
bimbingan karir yang telah dilakukan, diuji
dengan menggunakan perhitungan statistik
uji t sehingga diharapkan dapat menentukan
Program bimbingan karir yang memadai.
Hasil perhitungan uji t tersebut disajikan
pada beberapa tabel di bawah ini.

11
ISSN: 2301-6167

bahwa seluruh indikator kematangan secara


Tabel 4.5. signifikan mengalami peningkatan, hanya saja
Uji t Posttest Kelompok Kontrol dan terdapat perbedaan taraf signifikansi. Hasil ini
Posttest Kelompok Eksperimen sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Melien Wu and Chen-Chieh Chang (2009).
Sig (2 Penelitian yang dilakukan oleh keduanya
Aspek T Df
tailed) terhadap 528 orang menemukan bahwa fungsi
Keterlibatan -2.037 65 .046 psikososial dapat menjadi alat yang dapat
Independensi -2.539 65 .014 memprediksi kemandirian dan perencanaan
Orientasi -3.851 65 .000 karir seseorang. Maksud dan kaitan penelitian
Ketegasan -3.314 65 .002 tersebut adalah bahwa kematangan karir
Kompromi -4.518 65 .000 seorang individu dapat diperkuat melalui
Pemahaman diri -2.943 65 .005 peningkatan fungsi psikososial.
-6.364 65 Uji statistik pada aspek kompetensi
Pengetahuan
.000 menunjukkan bahwa siswa memiliki perubahan
Pekerjaan
yang lebih baik jika dibandingkan dengan
Pemilihan 65
-6.680 .000 aspek sikap. Hal ini menunjukkan bahwa upaya
Pekerjaan
peneliti dalam memberikan program cukup
Perencanaan -3.812 65 .000 memadai dan dapat bermanfaat bagi siswa
Pemecahan -2.745 65 khususnya di SMK N 11 Bandung.
.008
Masalah Penelitian yang dilakukan sejalan dengan
pendapat Milgram (1991) bahwa
Program bimbingan karir secara efektif perkembangan karir adalah proses kristalisasi
dapat meningkatkan kematangan karir siwa sepanjang hayat dari suatu identitas pekerjaan,
kelas X SMKN 11 Bandung pada seluruh pendidikan karir adalah proses pembelajaran
aspek. Hanya saja terdapat perbedaan taraf dengan penekanan pada informasi dunia kerj a,
signifikansi (efektivitas). Perbedaan itu persyaratan dan aktivitas pekerjaan khusus,
tergambar pada grafik 4.3 berikut ini. pengetahuan tentang kemampuan diri, bakat,
minat, dan nilai pekerjaan, sedangkan
bimbingan karir memfokuskan pada
Grafik 4.3
penggunaan infoimasi yang diperlukan dalam
Profil Efektifitas Program Kematangan
proses pendidikan karir pada perencanaan
Karir Siswa SMK pada Setiap Indikator

pribadi dan pembuatan keputiusan karir. Karena


Pembahasan itu, baik pendidikan karir maupun bimbingan
Program Bimbingan Karir untuk karir, kedua-duanya harus menjadi bagian
Meningkatkan Kematangan Karir siswa integral dari kurikulum pendidikan.
SMK Program Bimbingan karir terbukti dapat
a. Pembahasan Profil Kematangan Karir meningkatkan aspek sikap dan kompetensi.
Siswa Kelas X SMKN 11 Bandung Aspek kompetensi sebagai aspek yang lebih
Hasil penelitian yang dilakukan tinggi efektivitasnya menurut analisis peneliti
terhadap kematangan karir siswa ditemukan dikarenakan aspek ini lebih banyak dipengaruhi

12
PSIKOPEDAGOGIA ISSN: ISSN: 2301-6167

oleh informasi. Informasi yang dimaksud


adalah yang terkait dengan Pemecahan
Masalah, Perencanaan, Pemilihan Pekerjaan,
Pengetahuan Pekerjaan. Kesemua itu
dilaksanakan melalui strategi bimbingan
klasikal yang divariasi dengan permainan,
diskusi dan tanyajawab serta pemaparan materi
berbasis teknologi informasi.

13
ISSN: 2301-6167

dengan uji efektivitas pada kelompok


Berdasarkan hasil penelitian yang eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil
dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa terendah diperoleh pada indikator Keterlibatan
penelitian ini dapat dikaitkan dengan pendapat dan Independensi. Hal ini menunjukkan bahwa
dari Super (1983; Melien Wu and Chen-Chieh Program Bimbingan Karir untuk Meningkatkan
Chang: 2009) yang Kematangan Karir siswa SMK masih belum
menyatakan bahwa upaya untuk meningkatkan mampu meningkatkan keseluruhan indikator
kematangan karir harus disertai dengan dalam kematangan karir siswa.
pemberian t yang meliputi dua dimensi, yaitu Hasil uji coba lapangan Program
dimensi afektif, dan dimensi kognitif Bimbingan Karir untuk Meningkatkan
Pemberian informasi menggunakan media Kematangan Karir siswa SMK N 11 Kota
layanan bimbingan klasikal merupakan hal Bandung terbukti efektif. Hal ini terbukti
sesuai dengan tuntutan tersebut. Pada dimensi dengan uji efektivitas pada kelompok
afektif meliputi sikap terhadap karir dan proses eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil
pembuatan keputusan, dan pada dimensi terendah diperoleh pada indikator Keterlibatan
kognitif meliputi the keterampilan pembuatan dan Independensi. Hal ini menunjukkan bahwa
keputusan dan pengetahuan tentang karir. Program Bimbingan Karir untuk Meningkatkan
Peneliti selanjutnya melakukan kajian Kematangan Karir siswa SMK masih belum
terhadap beberapa hasil penelitian lain. Salah mampu meningkatkan keseluruhan indikator
satu penelitian yang menarik adalah dari flee- dalam kematangan karir siswa.
Yeong Lee dan Kenneth F. Hughey (2001) yang Hasil penelitian yang didapatkan pada
menambahkan penguatan bahwa kematangan keseluruhan indikator pada Kematangan Karir
karir dibentuk pula dengan adanya penguatan terbukti efektif meningkat melalui layanan
dari keutuhan orang tua. Peneliti dalam hal ini Bimbingan karir tiap indikator motivasi belajar
masih belum dapat melakukan pengecekannya diketahui bahwa siswa dengan kategori sedang.
akan tetapi menyadari mengenai arti penting Pada siswa-siswa dengan kategori sedang dan
hal tersebut terkait dengan ekspektasi siswa tinggi menunjukkan hal tersebut. Hal yang
dalam karir, yaitu membahagiakan orang tua. sebaliknya terjadi pada siswa dengan kategori
Hal yang menarik dari penelitian lee adalah motivasi rendah.
tidak terdapat perbedaan antara laki-laki Peneliti berdasarkan hal tersebut
dengan perempuan dalam masalah kematangan mengambil kesimpulan bahwa diperlukan
karir. layanan Bimbingan atau intervensi lain dalam
Penelitian lain yang terkait dengan meningkatkan kematangan karir. Layanan
kematangan karir menunjukkan bahwa Bimbingan atau intervensi yang lain yang
kompetensi yang terencana dan terkait pula dimaksud dapat berupa layanan Bimbingan
dengan penerimaan sosial serta realisasi diri. Individual yang seringkali disebut dengan
Semakin kuat ketamatangan seseorang dalam istilah konseling.
perencanaan dan eksplorasi maka akan semakin Guru Bimbingan dan Konseling dalam
menguat kematangan karirnya Mark L. membimbing karir harus memahami tingkat
Savickas, William C. Briddick and C. Edward kemampuan yang dibutuhkan oleh orang yang
Watkins, Jr (2002). Penelitian ini dilakukan bekerja di berbagai bidang, karena banyak
terhadap 200 orang di Amerika. pekerja yang bekerja di bawah tingkat
Sebagai salah satu bahan kajian kemampuan dan potensi mereka.
Pamungkas yang dilakukan oleh peneliti adalah Pembimbingan karir bukan hanya mengetahui
mengkaitkan hasil penelitian dengan Wendy pekerjaan, tetapi juga memahami kepribadian,
Patton, Peter A. Creed and Juanita Muller mengetahui sistem
(2002) yang meneliti siswa dengan usia diatas nilai yang ada, dan mampu membantu anak
12 tahun selama Sembilan bulan dan menghubungkan citra dirinya dengan
menemukan bahwa siswa dengan perlu pengetahuan tentang pekerjaan. Guru
mendapatkan bantuan atau bimbingan yang Bimbingan dan Konseling dalam
Terstruktur untuk meningkatkan kematangan memberikan layanan Bimbingan karir juga
karir. harus menguasai informasi tentang
Hasil uji coba lapangan Program pekerjaan dan secara konstan harus
Bimbingan Karir untuk Meningkatkan mempelajari kebutuhan tenaga kerja dan
Kematangan Karir siswa SMK N 11 Kota perubahan yang terjadi dalam pekerjaan.
Bandung terbukti efektif. Hal ini terbukti

14
PSIKOPEDAGOGIA ISSN: ISSN: 2301-6167

5. Kesimpulan Fluxion. (2001). Statistik Terapan untuk


Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Berdasarkan analisis hasil penelitian Hatten, Kenneth J, dan Stephen R. Rosenthal.
dan pembahasan, maka dapat disimpulkan, (2001). Researching for the Knowledge
hasil penelitian menunjukkan: Edge. New York: Amacom.
a. Kematangan karir siswa secara umum di Healy, Ch. C. (1982). Career Guidance
SMK N 11 Bandung berkategori sedang, Through the Life Stages. Los Angeles:
b. Indikator yang memiliki persentase Allyn and Bacon, Inc.
terbesar adalah keterlibatan, Herr, EL dan Cramer, SH. (1984). Career
independensi, dan pemilihan pekerjaan, Guidance and Counseling Through the
sementara indikator terendah adalah Life Span, Boston: Little Brown Company.
kompromi, pemahaman diri, dan Hodggets, Ivan. (2009). Rethinking Career
pengetahuan pekerjaan Education in Schools Foundations for a
c. Program Bimbingan Karir terbukti New Zealand Framework. Journal Career
efektif untuk meningkatkan Service. Wellington, New Zealand.
Kematangan karir siswa sehingga layak Hurlock, EB. (alih bahasa, Itiwidayanti dan
untuk diterapkan dalam layanan Sudjarwo, 1980). Psikologi Perkembangan.
Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Erlangga. Illfiandra. (1997). Kontribusi
Konsep Diri Terhadap Kematangan Karir
6. Referensi Siswa. Skripsi. Bandung: Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan FIP IKIP. Tidak
Agustin, Mubiar. (2003). Kontribusi diterbitkan.
Aktivitas Akademik dan IOWA Kindergarten Community College.
Kemahasiswaan Terhadap (2001). Comprehensive and Guidance
Kematangan Karir Mahasiswa. Program Development Guide. State of
Skripsi. Bandung: Jurusan Psikologi IOWA. Des Moines; Department of
Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI. Education Grimes State Office Building.
Tidak diterbitkan. Isaacson, L. (1993). Career Information,
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Career Counseling, and Career Development.
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Boston: Ally and Bacon. Kidd, J. M. (2006).
Jakarta: Rineka Cipta. Understanding Career Counseling Theory:
Cresswell. (2008). Educational Research. Research and Practice. Sage Publication.
New Jersey: Pearson Education Inc. Mangkunegara, A. P. (2003). Perencanaan
Creed, Peter A. dan Patton, Wendy A. Pengembangan Sumberdaya Manusia.
(2003). Predicting Two Components of Bandung: Refika Aditama.
Career Maturity in School Based Manrihu, M. T. (1986). Studi Tentang Beberapa
Adolescents. Journal of Career Development Faktor yang Mempengaruhi Kematangan
29 (4): pp 277-290. Crites, 0. John. (1981). Karir Siswa SMA di
Career Conseling: Model, Method, and Sulawesi Selatan. Disertasi. Bandung: Pro
Materials. New York: Mc. Graw-Hill Inc. di Bimbingan dan Konseling SPs IKIP.
Dessler, G. (1997). Manajemen Sumber Tidak diterbitkan.
Daya Manusia Edisi Terjemahan. Maslihah, S. (2009). Peran Pelatihan Orientasi
Jakarta: Erlangga. Karir Dalam Meningkatkan Pengetahuan
Depdiknas. (2008). Rambu-rambu Orientasi Karir Remaja Kelas X SMAN 4
Penyelenggaraan Bimbingan dan Bandung. Tesis. Bandung: Program
Konseling Pada Pendidikan Formal. Pascasarjana
Jakarta: Depdiknas. UNPAD:tidak diterbitkan.
Dillard, J. M. (1985). Life Long Career Nazir, M. (2003). Metode Penelitian.
Planning. Ohio: A Bell & Howell Jakarta: Ghalia Indonesia.
Company. Nurihsan, J. dan Sudianto, A. (2005).
Engels, Dennis W., Harris, Henry L. (1999). Manajemen Bimbingan & Konseling di
Career Development: A Vital Part Of SMA (Kurikulum 2004). Jakarta: PT.
Contemporary Education. National Grasindo.
Association of Secondary Principals Permen No. 27 Tahun 2008 tentang Standar
(NASSP) Bulletin. Academic Research Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Library. Konselor.

15
ISSN: 2301-6167

Purwanta, Edy. (2012). Upaya Meningkatkan


Eksplorasi Karier Anak Berkebutuhan
Khusus.
PPSIKOPEDAGOGIA Jurnal
Bimbingan dan Konseling, Vol.1 (2): 1-9.
Rauf, M. Y. (2006). Program Bimbingan Karir
untuk Mencapai Kematangan Karir Siswa
Sekolah Menengah Atas, Tesis. Bandung: Prodi
Bimbingan dan Konseling SPs UPI. Tidak
diterbitkan Ruff, Melvyn, et.al. (2001). Careers
Guidance in Context. Sage Publication.
Saifuddin, A. (2006). Reliabilitas dan Validitas.
Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Saifuddin, A. (2003). Penyusunan Skala
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Saka,
N., Gatti, I., Kelly KR. (2008). Emotional and
Personality Related Aspects of Career Decision
Making Difficulties. Journal of Career
Assessment, NOV, Vol.16(4), p. 403424.
Santosa, H. (2010). Program Bimbingan dan
Konseling Pribadi-Sosial untuk
Mengembangkan Perilaku Seksal Sehat
Remaja. Tesis. Bandung: Prodi Bimbingan
dan Konseling SPs UPI. Tidak diterbitkan.
Sarwono, S.W. (2004). Psikologi Remaja.
Jakarta: Raja Grafindo.
Sharf, R.S. (1992). Applying Career
Develompment Theory to Counseling.
California: Pasific Grove.
Steven, D. B. and Robert W.L.(2005). Career
Development and Counseling: Putting Theory
and Research to Work New York: John Wiley &
Sons Inc. Sugiyono. (2009). Statistika untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Super, D. E. (1975). The Psychology of Career:
An Introduction to Vocational Development.
New York: Harper. Toha, M. (2001). Perilaku
Organisasi: Konsep Dasar & Aplikasinya.
Jakarta: Raja Grafindo.
Wu, M and Chang, CC. (2009). Relationship of
Advisory Ventoring to MBA Career
Maturity: An
Anticipatory Socialization Perspective.
Journal of Career Development 2009; 35;
248. Sage Publication.

16
PSIKOPEDAGOGIA ISSN: ISSN: 2301-6167

REVIEW JOURNAL
Judul Program Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa
SMK
Jurnal Jurnal Bimbingan dan Konseling “PSIKOPEDAGOGIA”
Volume/Halaman Vol. II, No. 2
Tahun 2013
Penulis Ita Juwitaningrum
Reviewer Brata Sukma Dwi Pangestu
Tanggal 7 Mei 2019
Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui tinggat kematangan
atau kesiapan siswa SMK dalam mengambil karir yang didinginkan
sebenarnya
Subyek Penelitian Siswa SMK N 11 Bandung kelas X
Medote Penelitian Metode penelitian yang digunakan ini adalah Experimen dan dapat
dilakukan dengan beberapa tahap yaitu : 1. Tahap Pralapangan, dengan
menggunakan survey yaitu penjajakan lapangan, untuk mencari data dan
informasi kematangan karir siswa SMK N 11 Bandung, dan juga
penelusuran literatur serta administrasi perijinan kepada pihak yang
berwenang. 2. Tahap Pekerjaan Lapangan atau Eksperimen, eksperimen
dengan memberikan treatment sebagai usaha untuk meningkatkan
kematangan karir dengan kegiatan kelompok selama 6 pertemuan dalam
setiap pertemuan menggunakan waktu 45 menit. Dan 6 pertemuan itu
untuk melakukan kegiatan pretes dan posttes
Hasil Penelitian Dari data yang didapat dalam penelitian eksperimen untuk meningkatkan
kematangan siswa SMK dalam memilih karir didapat peningkatan
denganupaya treatment yang harus disertai dengan pemberian informasi
menggunakan media layanan bimbingan klasikal (1983; Melien Wu and
Chen-Chieh Chang: 2009) dan bahwa kematangan karir dibentuk pula
denga adanya penguatan dari keutuhan orang tua (flee-Yeong Lee dan
Kenneth F.
Hughey 2001) dan serta adanya kematangan karir yang baik ditunjukan
bahwa kopetensi yang terencana dan terkait pula dengan penerimaan
sosial serta realisasi diri, semakin kuat kematan kematangan seseorang
dalam perencanaan dan eksplorasi maka akan semakin kuat kematangan
kairnya (Mark L. Savickas, William C. Briddick and C. Edward Watkins,
Jr 2002).
Kekuatan Pemberian treatment kepada siswa berupa informasi tentang dunia kerja
dan peningkatan eksplorasi siswa terhadap dunia kerja dapat membuat
siswa mempunyai gambaran jelas akan perencanaan karir mereka untuk
kedepannya
Kelemahan Kelemahan penelitian ini adalah waktu yang digunakan pada penelitian
eksperimen terlalu dini untuk kelas X, dan penelitian tidak dilaksanakan
pada siswa kelas XII untuk perencanaan karir yang akan segera dipilih
oleh siswa
Manfaat penelitian Dengan adanya sebuah peneletian eksperimen tentang pengembangan
bimbingan karir untuk pematangan karir siswa SMK sangatlah membantu
dalam memilih atau merencanakan seperti apa kedepannya nasib yang
akan ditempuh oleh siswa SMK itu sendiri guna menanggulangi adanya
kebingungan siswa dalam memilih karir untuk kedepannya yang nantinya
dapat menyebabkan adanya pengangguran jika kebingungan siswa dalam
memilih karir tersebut masih terus belanjut

17

Anda mungkin juga menyukai