Anda di halaman 1dari 29

“PENINGKATAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR SISWA

MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XII MIPA


DI SMA NEGERI 1 BINJAI”

(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Tindakan dalam


Bimbingan dan Konseling)

Mata Kuliah : Penelitian Tindakan dalam Bimbingan dan Konseling


Dosen Pengampu : Prof. Dr. Rosmala Dewi, M.Pd., Kons

Disusun Oleh :
Muhammad Akbar
1193151023
BK Reguler C 2019

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mengacu pada teori perkembangan karir, masa remaja termasuk ke dalam exploratory
stage, remaja mencoba menentukan pilihan karir apa yang harus diambil dan bagaimana
melangkah menuju pilihan tersebut secara akademis (Tressler, 2015). Perkembangan karir
adalah proses bertahap selama rentang masa kehidupan, pada setiap tahapnya memiliki tugas
pokok tersendiri sesuai dengan kapasitas perkembangannya (Zunker, 2006). Penyelesaian
tugas yang tepat di setiap tahapan adalah indikator dari kematangan karir (Zunker, 2006).
Kematangan karir merujuk pada kondisi kesiapan seseorang untuk memilih dan mengelola
karir di samping mengelola tugas sehari-hari yang diindikasikan dengan kemampuan individu
mengenali masalah yang dihadapi, serta seberapa jauh dapat mengatasi tugas perkembangan
tersebut (Talib, et.al., 2015). Adapun aspek-aspek dalam kematangan karir menurut Super,
yaitu career planning, career exploration, information, career decision making, orientation
(Aquila, 2012; Fajriyah, 2015; Suryanti, Yusuf, & Priyatama, 2004).

Menurut Corey (2006) karir merupakan suatu aspek secara keseluruhan yang
ditempuh oleh individu yang mencakup beberapa jenis pekerjaan yang didukung oleh
keprofesionalitasan dan didukung pula dengan pengalaman kerja individu oleh karena itu
untuk mampu merencanakan dan membuat pilihan karirnya seseorang harus mempunyai
pemahaman tentang kemampuan bakat dan minat, pengenalan karir serta tuntutan-tuntutan
pekerjaan yang ada agar dimasa depan kelak individu dapat merencanakan dan memilih jenis
pekerjaan sesuai dengan kemampuannya. Hal tersebut senada dengan pendapat Holland
dimana minat yang menyangkut pekerjaan dan jabatan adalah hasil perpaduan dari
kepribadiannya sehingga nantinya minat tertentu akan menjadi suatu ciri kepribadian yang
berupa ekspresi diri dalam bidang pekerjaan maupun studi akademik (Winkel & Hastuti,
2004:636). Menurut Holland, begitu seseorang menemukan karirnya maka individu akan
dapat menyelesaikan pekerjaannya tersebut dengan baik (Santrock, 2003: 484).

Dalam rentang kehidupannya, individu dihadapkan pada serangkaian tugas


perkembangan karir dan sesuai dengan tahapan usianya. Menurut Donald Super yang dikutip
oleh Winkel bahwa siswa remaja antara usia 15 sampai dengan 24 tahun termasuk dalam fase
eksplorasi. Pada fase ini individu mulai memikirkan alternatif jabatan, tetapi belum
mengambil keputusan yang mengikat dapat diartikan bahwa siswa remaja harus mampu
membuat perencanaan karir, sebelum akhirnya memutuskan untuk memilih karir tertentu.
Perencanaan karir bermanfaat bagi siswa, yakni meminimalkan kemungkinan dibuatnya
kesalahan-kesalahan yang berat dalam memilih alternatif-alternatif yang tersedia (Winkel dan
Hastuti, 2006)

Masalah karir merupakan salah satu jenis permasalahan yang sering dijumpai pada
siswa remaja. Beberapa pertanyaan yang sering muncul, seperti : bagaimana menyiapkan kan
diri untuk masa depan? Jenis pendidikan apa yang harus ditempuh untuk mencapai pekerjaan
atau karir yang diinginkan? Serta bagaimana cara untuk mencapai karir atau pekerjaan
tersebut? Sejumlah pertanyaan itu menjadi permasalahan yang merisaukan siswa. Keadaan
tersebut merupakan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa remaja dalam membuat
perencanaan karirnya. Kesulitan-kesulitan tersebut dapat pula disebabkan karena kurangnya
informasi yang dimiliki, seperti persyaratan yang dibutuhkan serta minat profesional yang
berhubungan dengan pilihan karirnya (Santrock, 2003)

Perencanaan karir adalah sebuah aktivitas yang dilakukan secara terarah dan terfokus
dengan berdasarkan atas potensi yang dimiliki untuk maju dan berkembang baik secara
kualitas maupun kuantitas. Individu yang mempunyai perencanaan karir yang sesuai akan
lebih siap dalam menghadapi masa depan an yang terkait dengan kehidupan karirnya.
Perencanaan karir merupakan aspek khusus dari perencanaan hidup yang meliputi pola hidup
dan harapan yang berkaitan dengan penyesuaian individu secara menyeluruh terhadap situasi
hidup yang lainnya (Sukardi, 1988).

Layanan bimbingan kelompok dipercaya cukup efektif dalam membantu terjadinya


perubahan perubahan perilaku adaptif siswa-siswa yang masalah perencanaan karir.
Bimbingan kelompok merupakan suatu proses pemberian bantuan yang diberikan guru
bimbingan dan konseling kepada sejumlah konseli pada waktu yang sama. Jumlahnya dapat
bervariasi berkisar antara 4 sampai 8 orang (Haksari, 2009). Bimbingan kelompok
mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi
pengembangan pribadi dan atau pengentasan masalah individu yang menjadi peserta kegiatan
kelompok. Tujuan umum layanan bimbingan dan konseling kelompok adalah berkembangnya
kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi peserta kegiatan,
disamping itu juga bermaksud mengentaskan masalah klien dengan memanfaatkan dinamika
kelompok.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti tertarik mengangkat
penelitian ini dengan judul "Upaya Peningkatan Kemampuan Perencanaan Karir Siswa
Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas XII MIPA Di SMA N 1 Binjai".

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa masalah yang
teridentifikasi dalam penelitian ini antara lain:

1. Perencanaan karir remaja/siswa.


2. Pengambilan keputusan karir remaja/siswa.
3. Memahami dan mengenal dunia kerja sesuai dengan minat dan bakat remaja/siswa.
4. Informasi terkait pilihan karir remaja/siwa.
5. Jenis pendidikan apa yang harus ditempuh untuk mencapai pekerjaan atau karir yang
diinginkan.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kemampuan perencanaan karir siswa kelas XII MIPA di SMA N 1


Binjai ?
2. Apakah layanan bimbingan kelompok dapat membantu meningkatkan kemampuan
perencanaan karir pada siswa kelas XII MIPA di SMA N 1 Binjai ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan perencanaan karir siswa kelas XII
MIPA di SMA N 1 Binjai.
2. Meningkatkan kemampuan perencanaan karir dalam menentukan jenjang karir masa
depan melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas XII MIPA di SMA N 1
Binjai.
1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :


1. Bagi Peserta Didik
Diharapkan bagi peserta didik hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan
pemahaman bahwa perencanaan karir sangat penting pada usia remaja ini, oleh karena itu
peserta didik hendaknya pada masa remaja awal sudah memikirkan bagaimana perencanaan
karirnya dimasa depan dan mengurangi tingkat penggangguran di Indonesia.

2. Bagi Guru BK
Bagi guru bimbingan dan konseling atau konselor hasil penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat untuk membantu peserta didik dalam menetukan perencanaan karir yang
baik dengan rutin dalam memberikan layanan bimbingan kelompok maupun bimbingan karir.

3. Bagi Sekolah
Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi perhatian bahwa sekolah
merupakan wadah dalam perencanaan karir peserta didik dan menghantarkannya ke dalam
karir yang diinginkannya dan menjadi orang yang sukses di masa depan.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini penulis memamparkan beberapa penelitian terdahulu yang
relevan dengan permaslahan yang akan diteliti tentang Peningkatan Kemampuan
Perencanaan Karir Siswa Melalui Bimbingan Kelompok.
1. Suhas Caryono & Endang Isnaeni dalam penelitiannya yang berjudul
“UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR
SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XII
IPA DI SMA N 8 PURWOREJO”. Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan kegiatan
layanan bimbingan kelompok dalam upaya peningkatan kemampuan
perencanaan karir siswa kelas XII IPA di SMA Negeri 8 Purworejo mencapai
100% siswa (subjek penelitian). Hasil akhir penelitian tindakan bimbingan dan
konseling menunjukkan rata-rata nilai gabungan subjek penelitian
menunjukkan nilai 3,83 atau dalam kategori baik. Sedangkan secara rata-rata
perbandingan nilai sebelum pelaksanaan ptbk dengan siklus 2 terjadi
peningkatan 319% dengan peningkatan tertinggi 400% dan peningkatan
terendah 233%.
2. Junia Nur Saputro, Wahyu Nanda Eka saputra, Muhammad Abdul Malik
dalam penelitiannya yang berjudul “MENINGKATKAN PERENCANAAN
KARIR MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK
DISKUSI SOCRATES PADA SISWA KELAS XI DPIB SMK PANCASILA
2 JATISRONO”. Dari hasil penelitian, analisis data dan pembahasan diperoleh
kesimpulan bahwa perencanaan karir siswa kelas XI DPIB SMK Pancasila 2
Jatisrono sebelum diberikan layanan masih termasuk dalam kategori cukup
baik dengan indeks persentasi 59,99%. Siswa belum mensinronkan antara
bakat dan cita-cita mereka, selain itu siswa juga belum mempertimbangkan
aspek-aspek yang dibutuhkan dunia usaha sebagai gambaran awal
pengembangan karirnya. Kemudian perencanaan karir siswa kelas XI DPIB
SMK Pancasila 2 Jatisrono sesudah diberikan layanan sudah termasuk dalam
kategori baik dengan indeks persentasi 75,2%. Siswa mulai mengetahui
informasi yang berkaitan dengan bidang pekerjaan apa saja yang dibutuhkan
oleh perusahaan, selain itu siswa juga telah mampu mensinkronkan antara
cita-cita bakat dan dukungan dari lingkungan sekitar.Ada perbedaan yang
signifikan antara perencanaan karir sebelum dan setelah diberikan tindakan,
dimana terjadi peningkatan perencanaan karir setelah diberikan layanan
bimbingan kelompok Teknik diskusi socrates dengan presentase 15,21%.
3. Mei pritangguh dalam penelitiannya yang berjudul “PENINGKATAN
KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER MELALUI BIMBINGAN
KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA SMPN 3 KEBUMEN”.
Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan kemampuan
perencanaan karier siswa kelas VIII H SMP Negeri 3 Kebumen melalui
layanan bimbingan kelompok teknik diskusi. Peningkatan dapat dilihat dari
perbandingan hasil pre-test dengan post-test I dan post-test II. Skor rata-rata
hasil pre-test siswa sebelum dilaksanakan tindakan adalah 83 (55%), Setelah
dilaksanakan siklus I skor rata-rata meningkat menjadi 113 (75%), kemudian
dilakukan tindakan siklus II skor rata-rata meningkat menjadi 123 (81%). Hal
ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 40 dengan persentase 26% dari
pratindakan hingga pasca siklus II. Berdasarkan data tersebut, diketahui hasil
skor siswa SMP Negeri 3 Kebumen yang mendapatkan skor kategori rendah
meningkat menjadi sedang maupun tinggi. Sehingga peneliti menyatakan
diskusi kelompok terbukti dapat meningkatkan kemampuan perencanaan
karier siswa kelas VIII H di SMP Negeri 3 Kebumen.

2.2 Kerangka Teoritis


2.2.1 Layanan Bimbingan Kelompok
A. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan merupakan sebagai proses bantuan yang diberikan oleh guru BK kepada
individu (peserta didik) supaya individu yang dibimbing mempunyai kemampuan mengenal,
menghadapi dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam hidupnya. Bimbingan
tersebut mengarahkan peserta didik untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya agar
peserta didik lebih bisa mengenal dan dapat percaya diri serta bisa memecahkan masalah
yang dihadapinya secara mandiri. Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada
peserta didik untuk mencapai kemandirian.
Bimbingan kelompok merupakan suatu layanan yang membantu klien atau peserta
didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir,
pengambilan keputusan serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
Berdasarkan hal tersebut, seluruh peserta yang terlibat dalam kegiatan kelompok saling
mengeluarkan pendapat dan ide peserta didik dengan bebas sesuai dengan apa yang peserta
inginkan, dan saling berinteraksi dengan sekitarnya serta dapat memberi saran.
Layanan bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan
sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber
tertentu (terutama dari pembimbing atau konselor) yang berguna untuk menunjang
kehidupannya sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan
masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Layanan bimbingan
kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan didalam dinamika
kelompok atau secara bersama-sama untuk menunjang pemahaman atau perkembangan
individu dalam menentukan keputusan atau tindakan tertentu.
Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan berupa
bimbingan kepada individu melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan
kelompok, aktivitas dan dinamika kelompok harus dapat diwujudkan untuk membahas
berbagai hal yang berguna bagi pengembangan atau pemecahan masalah peserta didik yang
menjadi peserta layanan. Dalam layanan bimbingan kelompok dibahas topik umum yang
menjadi kepedulian bersama kelompok. Masalah yang menjadi topik pembicaraan dalam
layanan bimbingan kelompok, dibahas melalui suasana dinamika kelompok secara intens dan
konstruktif diikuti oleh semua anggota kelompok dibawah bimbingan pemimpin kelompok.

B. Tujuan Bimbingan Kelompok


Menurut Winkel & Sri Hastuti adalah menunjang perkembangan pribadi dan
perkembangan sosial masingmasing anggota kelompok serta meningkatkan mutu kerjasama
dalam kelompok guna aneka tujuan yang bermakna bagi para partisipan. Selain itu bimbingan
kelompok bertujuan untuk merespon kebutuhan dan minat peserta didik sesuai dengan topik
yang dibicarakan.
Secara umum layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk pengembangan
kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi peserta layanan. Tujuan
umum layanan bimbingan kelompok yaitu untuk mengasah kemampuan peserta didik dalam
kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi dengan peserta layanan lainnya yang tergabung
dalam dinamika kelompok.
Secara lebih khusus, layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk mendorong
pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang perwujudan
tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal
maupun nonverbal para siswa. Tujuan layanan bimbingan kelompok secara khusus yaitu
untuk mendorong kemampuan peserta didik dalam berpikir, pengembangan perasaan,
persepsi, dan wawasan yang bisa menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih baik lagi,
lebih efektif dan meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi atau berpendapat baik
secara langsung maupun tidak langsung.

C. Manfaat Bimbingan Kelompok


Menurut Sukardi manfaat bimbingan kelompok antara lain:
a. Melalui bimbingan kelompok memberikan kesempatan yang luas untuk berpendapat
dan membicarakan berbagai hal yang terjadi disekitarnya,
b. Pemahaman yang objektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal yang telah
mereka bicarakan dalam kelompok,
c. Sikap yang positif terhadap keadaan diri dan lingkungan mereka yang berhubungan
dengan hal yang mereka bicarakan dalam kelompok,
d. Menyusun program-program kegiatan untuk mewujudkan penolakan terhadap yang
buruk dan dukungan yang baik.
Menurut Winkel & Sri Hastuti menyebutkan manfaat layanan bimbingan kelompok,
yaitu:
1) Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peserta didik,
2) Peserta didik dapat menyadari tantangan yang akan dihadapi,
3) Peserta didik dapat menerima dirinya,
4) Lebih berani mengemukakan pandangannya sendiri bila berada dalam kelompok.

D. Asas Bimbingan Kelompok


Menurut Prayitno dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok terdapat asas-
asas yang diperlukan untuk memperlancar kegiatan bimbingan kelompok sehingga mencapai
tujuan yang diharapkan, asas-asas tersebut yakni :
a. Asas kerahasiaan, yaitu para anggota harus menyimpan dan merahasiakan informasi
apa yang dibahas dalam kelompok, terutama hal-hal yang tidak layak diketahui orang
lain.
b. Asas keterbukaan, yaitu para anggota bebas dan terbuka mengemukakan pendapat,
ide, saran, tentang apa saja yang dirasakan dan dipikirkannya tanpa adanya rasa malu
dan ragu-ragu;
c. Asas kenormatifan, yaitu semua yang dibicarakan dalam kelompok tidak boleh
bertentangan dengan norma-norma dan kebiasaan yang berlaku;
d. Asas kegiatan, yaitu partisipasi semua anggota kelompok dalam mengemukakan
pendapat sehingga cepat tercapainya tujuan bimbingan kelompok.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bimbingan kelompok terdapat asasasas yang
diperlukan untuk memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan kegiatan
bimbingan kelompok sehingga mencapai tujuan yang diharapkan. Dimana setiap anggota
kelompok berpartisipasi aktif dalam kegiatan, bersikap terbuka dan sukarela dalam
mengemukakan pendapat, menjunjung tinggi kerahasiaan tentang yang dibicarakan dalam
kelompok, dan bertindak sesuai dengan aturan yang telah disepakati.

E. Fungsi Bimbingan Kelompok


Menurut Sukardi fungsi utama layanan bimbingan yang didukung oleh bimbingan
kelompok ada dua, yaitu:
a. Fungsi pemahaman, yaitu membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap
dirinya dan lingkungannya,
b. Fungsi pengembangan, yaitu sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya.
Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,
yang memfasilitasi perkembangan konseli.

F. Unsur-Unsur Pelaksanaan Bimbingan Kelompok


Layanan bimbingan kelompok dilaksanakan dalam bentuk kelompok dengan
menekankan unsur unsur terpenting dari bimbingan kelompok diantaranya yaitu:
a. Dinamika kelompok
Shertzer dan Stone mengemukakan definisi dinamika kelompok yaitu kuatnya
interaksi antar anggota kelompok yang terjadi untuk mencapai tujuannya. Dikemukakan pula
bahwa produktivitas kelompok akan tercapai apabila ada interaksi yang harmonis antar
anggotanya. Adapun aspek-aspek dinamika kelompok menurut Hartinah diantaranya adalah
sebagai berikut:
1) Komunikasi dalam kelompok. Dalam komunikasi akan terjadi perpindahan ide atau
gagasan yang diubah menjadi simbol oleh komunikator kepada komunikan melalui
media.
2) Kekuatan didalam kelompok. Dalam interaksi antar anggota kelompok terdapat
kekuatan atau pengaruh yang dapat membentuk kekompakan dalam kelompok.
3) Kohesi Kelompok. Merupakan sejumlah faktor yang mempengaruhi anggota
kelompok untuk tetap menjadi anggota kelompok tersebut.
b. Pemimpin kelompok dan anggota kelompok
Pemimpin kelompok merupakan unsur penting yang sangat berpengaruh terhadap
berhasil atau tidaknya bimbingan kelompok yang akan dilaksanakan. Menurut Tatiek peranan
pemimpin kelompok adalah sebagai berikut:
1) Memberikan dorongan emosional, memberikan motivasi, memberikan kenyamanan,
memimpin untuk mendapatkan solusi.
2) Mempedulikan, memberikan dorongan, mengkasihi, menghargai, menerima, tulus dan
penuh perhatian.
3) Memberikan pengertian, menjelaskan, mengklarifikasi, manfsirkan,
4) Fungsi eksekutif, menentukan batas waktu, normanorma, menentukan tujuan-tujuan
dan memberikan saran-saran.
Anggota kelompok merupakan salah satu unsur pokok dalam layanan bimbingan
kelompok. Tanpa anggota kelompok tidaklah mungkin ada kelompok dan sebagian besar
kegiatan bimbingan kelompok didasarkan atas peranan dari anggota kelompok. Menurut
Sukardi peranan anggota kelompok yang harus dilaksanakan dalam layanan bimbingan
kelompok yaitu:
a) Membantu terbinanya suasana keakraban antar anggota kelompok.
b) Mencurahkan segenap perasaan dalam mengikuti kegiatan kelompok.
c) Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama.
d) Membantu tersusunnya aturan kelompok dan melaksanakannya dengan baik.
e) Aktif ikut serta dalam kegiatan kelompok.
f) Mampu berkomunikasi secara terbuka.
g) Berusaha membantu anggota lain.
Unsur-unsur tersebut dapat disimpulkan bahwa ada tiga unsur pokok dalam kegiatan
bimbingan kelompok, yakni:
a) Dinamika kelompok, yaitu bahwa hubungan yang baik dan harmonis antar kelompok
maka akan mempermudah kelompok dalam mencapai tujuannya.
b) Pemimpin kelompok, merupakan pemimpin yang memiliki unsur penentu bahwa
konseling kelompok akan berjalan dengan baik atau tidak.
c) Anggota kelompok, merupakan suatu unsur penting dalam bimbingan kelompok
karena jika tidak ada anggota kelompok maka bimbingan kelompok tidak akan
terlaksana.
G. Pelaksanaan Bimbingan Kelompok
Tahapan-tahapan yang ada didalam bimbingan kelompok sebagai berikut:
a. Tahap Pembentukan
Pada tahap ini yaitu mengungkapkan perhatian dan tujuan kegiatan bimbingan
kelompok. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan bimbingan kelompok, cara-cara
melaksanakan kegiatan kelompok, menjelaskan asasasas kegiatan kelompok, para anggota
kelompk saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan yang
ingin dicapai serta permainan dan penghangatan atau pengakraban.
b. Tahap Peralihan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menjelaskan kegiatan yang akan
ditempuh pada tahap berikutnya, menerapkan dan mengamati apakah para anggota sudah siap
menjalani kegiatan sebelumnya, membahas suasana yang terjadi dan meningkatkan
keikutsertaan anggota.
c. Tahap Kegiatan
Ada beberapa tahap kegiatan yaitu:
1. Masing-masing anggota kelompok secara bebas mengemukakan masalah atau topik
bahasan. Sedangkan pada kelompok tugas, pemimpin kelompok mengemukakan suatu
masalah atau topik.
2. Menetapkan masalah atau topik yang akan dibahas terlebih dahulu.
3. Anggota kelompok membahas masalah atau topic tersebut secara mendalam dan
tugas, bila perlu ada kegiatan selingan.

d. Tahap Pengakhiran
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah pemimpin kelompok mengemukakan
bahwa kegiatan akan segera diakhiri. Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan
kesan serta harapan.

2.2.2 Perencanaan Karir


A. Pengertian Perencanaan Karir
Perencanaan karir adalah merancang pilihan karir untuk masa depan dan menyusun
cara untuk mewujudkannya. Individu yang dapat dikatakan memiliki perencanaan karir
adalah mereka yang sudah memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang dirinya dan
pekerjaan yang ia inginkan.
Perencanaan karir merupakan proses belajar untuk mempersiapkan mengenai
pemilihan karir masa depan dengan membina karir dan pendidikan sesuai dengan
pemahaman diri dan minat penjurusan individu yang harus ditempuh dalam mempersiapkan
diri memasuki karir (pekerjaan dan jabatan) dan mencapai tujuan-tujuan karir (cita-citanya).
Supriatna dan Budiman mengemukakan bahwa perencanaan karier adalah aktivitas
siswa yang mengarah pada keputusan karier masa depan. Aktivitas perencanaan karier sangat
penting bagi siswa terutama untuk membangun sikap siswa dalam menempuh karier masa
depan.
Menurut Parsons dan Williamson dalam Winkel & Hastuti perencanaan karir
merupakan identifikasi individu mengenai kemampuan dan minat dalam berbagai bidang
pekerjaan dengan cara mengkorelasikan kemampuan, potensi dan wujud minat yang dimiliki
dengan kualitas-kualitas secara objektif bila akan memegang jabatan tertentu.
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai perencanaan karir, dapat disimpulkan
bahwa perencanaan karir merupakan tindakan yang dilakukan individu dalam menyusun
langkah yang akan diambil dalam bidang karir dengan memanfaatkan peluang, kesempatan
dan mengkorelasikan antara kemampuan diri yang meliputi keterampilan pribadi,
kemampuan intelektual, potensi, bakat dan minat serta pengetahuan dalam menetapkan
rencana guna mencapai tujuan karir yang diinginkan.

B. Tujuan Perencanaan Karir


Menurut Dillard tujuan dari perencanaan karir adalah sebagai berikut:
a. Memperolah kesadaran dan pemahaman diri (acquiring self awerness and
understanding). Dalam hal ini, kesadaran dan pemahaman diri merupakan penilaian
dari kelebuhan dan kelemahan yang dimiliki individu.Langkah ini penting dalam
memberikan panilaian yang realistis tentang dirinya sendiri untuk dipergunakan
dalam perencanaan karirnya agar diperoleh arah yang efesien dalam kehidupan.
b. Mencapai kepuasan pribadi (attaraining personal satisfaction). Melalui karir yang
direncanakan terlebih dahulu, diharapkan individu tersebut akan mendapatkan
kepuasaan pribadi dari karir yang ditekuninya dalam kehidupannya.
c. Mempersiapkan diri untuk memperolah penempatan dan penghasilan yang sesuai
(preparing for adequate placement). Rencana karir ditunjukan untuk mempersiapkan
penempatan yang memadai dan menghindarkan penempatan yang tidak diharapkan.
d. Efektivitas usaha dan penggunaan waktu (efficiently and effort). Tujuannya untuk
memilih secara sistematis, sehingga menghindarkan individu dari usaha coba-coba,
sehingga membentuk dalam penggunaan waktu secara efesien.

C. Aspek-Aspek Perencanaan Karir


Menurut Dillard dalam Miskiya terdapat tiga aspek perencanaan karir yaitu sebagai
berikut:
a. Pengetahuan diri
Pengetahuan tentang diri yang mencakup kelebihan dan kelemahan pada diri individu
akan membantu analisis kemampuan yang dimilikinya sehingga individu lebih mengetahui
langkah konkrit yang akan dilakukan dalam menetapkan karir.
b. Sikap
Sikap meliputi cita-cita yang jelas terhadap pekerjaan, dorongan untuk maju dalam
bidang pendidikan dan pekerjaan yang dicita-citakan, memberi penghargaan yang positif
terhadap pekerjaan dan nilai-nilai, mandiri dalam proses pengambilan keputusan. Sikap
individu dalam menyelesaikan masalah yang di hadapi, meliputi pemecahan masalah,
mencari solusi yang tepat dan memberi penghargaan yang positif terhadap pekerjaan dan
lebih tanggap dalam pengambilan keputusan yang efektif. Sehingga dalam menghadapi
kesalahan atau kesulitan, individu bisa mendapatkan solusi dan tidak mudah menyerah.
c. Keterampilan
Meliputi kemampuan mengelompokan pekerjaan yang diminati dan menunjukan cara-
cara realistis dalam mencapai cita-cita. Individu yang terampil akan lebih mudah dalam
mengembangkan diri lebih luas dan teratur, dimana individu lebih tanggap dalam
memanfaatkan karir sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Menurut Parsons dalam Winkel & Hastuti terdapat tiga aspek yang harus dipenuhi
dalam membuat suatu perencanaan karir, yaitu:
a. Pengetahuan dan pemahaman diri sendiri
Individu dengan pemahaman yang baik mengenai diri sendiri akan membantu dalam
memperoleh gambaran diri yang baik. Biasanya meliputi pengetahuan diri, kompetensi yang
dimiliki, bakat dan minat yang ada serta sifat-sifat yang ada didalam diri baik positif maupun
negatif. Individu dengan pemahaman diri yang baik akan lebih mengetahui langkah yang
akan diambil dalam merencanakan karirnya.
b. Pengetahuan dan pemahaman dunia kerja
Selain memahami diri sendiri, dalam memilih keputusan di bidang karir, individu
perlu mengetahui dan memahami dunia karir yang diinginkan. Hal ini dapat memudahkan
individu dalam menganalisis syarat dan ketentuan yang diberlakukan dalam bidang pekerjaan
yang dituju. Individu yang memahami bagaimana dunia kerja, akan lebih memiliki kesiapan
dalam membuat strategi guna mencapai karir yang diinginkan.
c. Penalaran yang realistis akan hubungan pengetahuan dan pemahaman diri sendiri
Pengetahuan dan pemahaman dunia kerja
Kemampuan dalam menghubungkan antara pengetahuan dan pemahaman diri sendiri
akan membantu individu menganalisis secara tepat mengenai perencanaan terhadap karirnya.
Kemampuan untuk membuat suatu penalaran realistis dalam merencanakan atau memilih
bidang kerja dan/atau pendidikan lanjutan yang mempertimbangkan pengetahuan dan
pemahaman diri yang dimiliki dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja yang
tersedia. Individu yang mempunyai perencanaan karir yang matang maka dapat menentukan
tujuan karirnya sebaliknya individu yang perencanaan karirnya belum matang maka kurang
dapat menentukan tujuan karirnya dengan tepat.

D. Langkah-Langkah Dalam Perencanaan Karir


Dillard menjelaskan bahwa terdapat langkah-langkah yang diperlukan dalam
perencanaan karir, yaitu sebagai berikut:
a. Individu harus mengenali bakat
Perencanaan karir dapat dimulai dengan analisis bakat atau kemampuan yang tidak
berkembang dan bakat atau kemampuan yang alami. Dengan adanya analisis ini, individu
akan memiliki kesadaran tentang kekuatan dan kelemahan mental dan fisiknya, sehingga
pemahaman yang dimilikinya ini memungkinkan untuk menjadi dasar dalam meramalkan
suses yang akan dicapai dalam karirnya kelak.
b. Individu perlu memperhatikan minat
Minat perlu diperhatikan di dalam perencanaan karir.Individu yang mampu
mengidentifikasi karir yang diminatinya cenderung memiliki perencanaan karir yang matang.
c. Individu perlu memperhatikan nilai-nilai
Individu akan mengalami kepuasan bila karir yang dijalaninya sesuai dengan nilai-
nilai yang dianutnya. Oleh karena itu, individu seharusnya mengidentifikasi nilainilai yang
dianutnya dalam kaitanya dengan karir tertentu yang akan dipilihnya.
d. Individu perlu memperhatikan kepribadiannya.
Kesesuaian antara kepribadian dan karir yang dipilihnya merupakan suatu hal yang
penting dalam perencanaan karir. Kesesuaian ini sangat penting Karena kepribadian dapat
membuat perbedaan antara kesuksesan yang dicapai dalam karir tertentu oleh individu yang
satu dengan individu lainnya,
e. Individu perlu memperhatikan kesempatan karir
Tidak semua kesempatan karir sesuai dengan potensi diri. Individu seharusnya belajar
mengenai pekerjaan yang potensial sesuai dengan kemampuannya. Dalam perencanaan karir,
individu dapat menyesuaikan dan mengembangkan kesempatan karir yang sesuai dengan
kemampuanya.
f. Individu perlu memperhatikan penampilan karir
Penampilan idir individu seharusnya dapat konsisten dnegan perilaku dan harapan
dalam karir. Pemahaman tentang standar atau kriteria karir akan membantu individu
mempertahankan pekerjaannya.
g. Individu perlu mamperhatikan gaya hidupnya
Keberhasilan dalam perencanaan karir tergantung pada cara individu
mengintegrasikan gaya hidupnya dengan pilihan karir yang terbuka baginya.

E. Ciri-Ciri Perencanaan Karir


Tohirin mengemukakan ciri–cirri seseorang yang memiliki perencanaan karir yaitu:
a. Memiliki pemahaman terhadap dunia kerja.
b. Memiliki minat dan bakat khusus terhadap dunia kerja tertentu.
c. Memiliki kepribadian yang berkenaan dengan karir.
d. Memiliki nilai-nilai yang berkaitan dengan karir.

Winkel dan Hastuti mengemukakan ada 3 ciri–ciri dalam perencanaan karir yaitu:
a. Pengetahuan dan pemahaman diri sendiri. Merupakan pengetahuan dan pemahaman
bakat, minat kepribadian, potensi, prestasi akademik, ambisi, keterbatasan-
keterbatasan dan sumbersumber yang dimiliki.
b. Pemahaman dan pengetahuan dunia kerja. Merupakan pengetahuan akan syarat-
syarat dan kondisikondisi yang dibutuhkan untuk sukses dalam suatu pekerjaan,
keuntungan dan kerugian, kompensasi, kecepatan dan prospek kerja di berbagai
bidang dalam dunia kerja.
c. Penalaran yang realistis akan hubungan pengetahuan dan pemahaman diri sendiri
dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja. Merupakan kemampuan untuk
membuat suatu penalaran realistik dalam merencanakan atau memilih bidang kerja
atau pendidikan lanjutan yang dipertimbangkan pengetahuan dan pemahaman diri
yang dimiliki dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja yang tersedia.

2.3 Kerangka Konseptual


Menurut Frank Parson dalam Winkel & Hastuti merumuskan perencanaan karir yaitu
suatu cara untuk membantu siswa dalam memilih suatu bidang karir yang sesuai dengan
potensi mereka, sehingga dapat cukup berhasil di bidang pekerjaan. Perencanaan karir perlu
disiapkan sebelum siswa terjun secara langsung dalam dunia karir. Perencanaan karir
didasarkan atas potensi yang dimiliki siswa sehingga tidak ada pertentangan antara karir yang
dipilih dengan potensi yang ada pada diri siswa.
Perencanaan karir merupakan proses pencapaian tujuan karir individu, yang ditandai
dengan adanya tujuan yang jelas setelah menyelesaikan pendidikan, cita-cita yang jelas
terhadap pekerjaan, dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan dan pekerjaan yang di
cita-citakan, persepsi yang realistis terhadap diri dan lingkungan, kemampuan
mengelompokkan pekerjaan yang diminati, memberikan penghargaan yang positif terhadap
pekerjaan dan nilai-nilai, kemandirian dalam proses mengambil keputusan, kematangan
dalam hal mengambil keputusan, dan menunjukkan cara-cara realistis dalam mencapai cita-
cita pekerjaan.
Bimbingan kelompok, menurut Mungin (2005:17) adalah suatu kegiatan kelompok
dimana pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi yang mengarahkan diskusi
agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau untuk membantu anggota-anggota
kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. Peran penting pimpinan kelompok yaitu
mengarahkan jalannya diskusi agar tujuan-tujuan dapat tercapai.
Bimbingan kelompok yaitu sama-sama memperoleh dari narasumber tertentu
(terutama dari pembimbing atau konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya
sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta
untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

2.4 Kerangka Pemikiran


Kerangka pemikiran merupakan sintesis tentang hubungan antara dua variabel yang
disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Menurut Sugiyono, “kerangka
pemikiran merupakan sintesis tentang hubungan antar dua variabel yang disusun dari
berbagai teori yang dideskripsikan.
Kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah layanan bimbingan kelompok dalam
meningkatkan pemahaman tentang perencanaan karir peserta didik kelas XII MIPA Di SMA
Negeri 1 Binjai diharapkan dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya,
serta peserta didik diharapkan secara optimal dapat mengalami perubahan dan mencapai
perubahan yang positif setelah mengikuti layanan bimbingan kelompoki. Berikut ini adalah
kerangka berfikir dalam penelitian ini:

Kerangka Berpikir
Perencanaan Karir

Faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya perencanaan


karir pada siswa:

1. Kurang percaya diri dalam pemilihan kariernya


2. Kurangnya Pemahaman diri (bakat, minat, dan
kemampuan)
3. Pengetahuan dan pemahaman dunia kerja

Layanan Bimbingan Kelompok

Meningkatnya pemahaman tentang Perencannan Karier peserta didik

2.5 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu permasalahan yang dihadapi
dalam penelitian, dimana jawaban sementara tersebut masih diuji lagi kebenarannya
(Sugiyono, 2007). Berdasarkan masalah dan landasan teori yang ada maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah: Melalui bimbingan kelompok dapat meningkatkan
kemampuan perencanaan karir siswa di SMA Negeri 1 Binjai.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Pada laporan ini peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang
dianggap lebih detail dalam melaporkan layanan. Adapun layanan yang digunakan pada
penelitian ini adalah layanan bimbingan kelompok yang digunakan untuk meningkatkan
kemampuan perencanaan karir siswa.
Penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
dalam Bimbingan Konseling (PTBK). Menurut Imam Tadjri (2012:7) PTBK merupakan
penelitian kolaboratif yaitu suatu penelitian kerjasama antara konselor dengan teman
sejawatnya dimana mereka bekerja. Teman sejawat bisa teman seprofesi (sesama konselor),
guru bidang studi, atau pemimpin terkait. Sedangkan menurut Dede Rahmat Hidayat & Aip
Badrujaman (2012:12) mengatakan penelitian tindakan bimbingan dan konseling adalah
suatu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari suatu masalah, mencari solusi, serta
melakukan perbaikan atas suatu program sekolah atau kelas yang khusus.

3.2 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Tindakan
(action research). Menurut Dede Rahmat Hidayat & Aip Badrujaman (2012:12) mengatakan
penelitian tindakan merupakan salah satu strategi yang memanfaatkan tindakan nyata dan
proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam hal
ini perlu diperhatikan bahwa penelitian tindakan apabila dilakukan di tingkat kelas disebut
penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Suharsimi Arikunto (2010:4-5) penelitian tindakan
kelas merupakan suatu pencerminan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan
yang sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas. Bagi guru BK tidak perlu khwatir karena ada
penelitian tindakan dalam BK atau disingkat PTBK.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Binjai yang berada di Jl. Wr.Mongonsidi
No.10, Satria, Kec. Binjai Kota, Kota Binjai, Sumatera Utara. Waktu penelitiannya adalah
dilaksanakan pada bulan mei 2022.
Rencananya tahap persiapan hingga pelaporan hasil pengembangan akan dilakukan
selama 1 bulan, yakni mulai bulan mei 2022. Tahap persiapan akan dilaksanakan pada
minggu pertama, tahap pelaksanaan dimulai pada minggu kedua, tahap analisis data dimulai
pada minggu ketiga, dan yang terakhir yaitu penyusunan laporan akan dilaksanakan pada
akhir bulan mei.

3.4 Subjek Penelitian


Sebyek penelitian ini adalah siswa kelas XII MIPA 6 SMA Negeri 1 Binjai yang
berjumlah 36 orang siswa terdiri atas 10 orang siswa laki-laki dan 26 orang siswa perempuan.

3.5 Definisi Operasional


Menurut Sekaran (2006), definisi operasional yaitu mengoperasionalkan atau secara
operasional mendefinisikan sebuah konsep untuk membuatnya bisa diukur, dilakukan dengan
melihat pada dimensi perilaku, aspek atau sifat yang ditunjukan oleh konsep. Definisi
operasional variabel bertujuan untuk memberi batasan arti dari variabel penelitian guna
memperjelas makna yang dimaksudkan dan membatasi ruang lingkup, sehingga tidak terjadi
salah pengertian atau salah persepsi dalam menginterpretasikan data dan hasil yang telah
diperoleh. Definisi operasional dari variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan karir adalah proses dimana individu memilih, merencanakan dan
memutuskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai karir dan
membuat penalaran yang rasional sebelum mengambil keputusan mengenai karir yang
diinginkan.
2) Layanan bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai suatu upaya membimbing
individu untuk mengembangkan dirinya secara optimal dengan memanfaatkan
dinamika kelompok sebagai alat atau media untuk mencapai tujuan.

3.6 Rancangan Penelitian


Dede Rahmat Hidayat dan Aip Badrujaman (2011:25-77) mengemukakan bahwa
secara garis besar terdapat empat tahapan dalam PTBK yaitu:
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan tindakan dalam penelitian ini adalah langkah yang digunakan oleh
peneliti untuk merancang kegiatan tindakan.
b. Pelaksanaan (Action)
Setelah pada tahap sebelumnya peneliti membuat perencanaan, maka tahap
selanjutnya adalah pelaksanaan dan berbagai perencanaan yang telah disusun. Sebelum
pelaksanaan dilakukan, peneliti harus melakukan persiapan pelaksanaan penelitian tindakan,
yaitu:
1) Menentukan kolaborator
2) Melakukan simulasi tindakan
c. Pengamatan (Observation)
Cara melakukan pengamatan dalam penelitian, baik penelitian tindakan kelas (PTK)
maupun penelitian tindakan dalam bimbingan dan konseling (PTBK) dilakukan oleh guru BK
itu sendiri sebagai peneliti. Atau dengan kata lain dalam hal penelitian ini yang melakukan
tindakan penelitian adalah peneliti itu sendiri.
d. Refleksi
Refleksi yang dilakukan yang harus didasarkan pada data-data yang didapat dalam
penelitian. Data hasil penelitian dianalisis untuk mengetahui sejauh mana tindakan
berpengaruh pada penyelesaian masalah. Dalam melakukan refleksi langkah pertama yang
harus kita lakukan adalah melakukan analisis data. Analisis data dalam penelitian tindakan
bimbingan konseling meliputi beberapa kegiatan, yaitu :
1) Kegiatan pertama adalah menggolongkan berbagai macam data yang ada kepada
kategori-kategori tertentu. Dalam PTBK, katagori dapat mengacu kepada indikator
keberhasilan, baik proses maupun hasil penelitian.
2) Kegiatan kedua adalah menyusun berbagai data dalam tiap kategorinya sehingga
memberikan informasi yang berharga mengenai indikator keberhasilan.
Refleksi dalam penelitian tindakan bimbingan dan konseling dilakukan setelah
berbagai macam data terkumpul. Refleksi dilakukan dengan maksud untuk mengetahui
sejauh mana tingkat pencapaian tindakan dalam mengatasi masalah, dalam hal ini yaitu
masalah perencanaan karir siswa.

3.7 Teknik Pengumpulan Data


a. Angket
Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan tertulis
yang diajukan kepada subyek untuk mendapatkan jawaban secara tertulis (Arikunto, 2010).

b. Observasi
Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematik
dan sengaja dengan menggunakan alat indra (terutama mata) dan pencatatan terhadap gejala
perilaku yang diselidiki (Arikunto, 2010).
c. Wawancara
Teknik wawancara adalah suatu proses pembicaraan dalam situasi komunikasi
lanfgsung (face to face relationship) antara pewawancara dengan pihak yang diwawancari
dimana kedua belah pihak saling memberikan dan atau memberikan informasi yang bertujuan
untuk mengumpulkan data, menciptakan hubungan baik, dan memberikan pertolongan
(Arikunto, 2010).

3.8 Instrumen Penelitian


Instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner perencanaan
karir. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup yaitu dengan jawaban langsung
memberikan tanda check list ( √ ). Angket tertutup dengan jawaban secara langsung
berbentuk check list diartikan sebagai angket yang jawabannya sudah disediakan sehingga
responden hanya memilih jawaban sesuai dengan keadaan yang sebenernya.
Angket ini menggunakan model skala likert dengan 4 pilihan jawaban yaitu Sangat
Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS) dengan penilaian
sebagai berikut:

NO Item Positif Item Negatif


(Favorable) (Unfavorable)
Sko Keterangan Skor Keterangan
r
1 4 Sangat Sering (SS) 1 Sangat Sering (SS)
2 3 Sering (S) 2 Sering (S)
3 2 Kadang-kadang 3 Kadang-kadang
(KK) (KK)
4 1 Tidak Pernah (TP) 4 Tidak Pernah (TP)

Langkah dalam menyusun instrumen penelitian ini peneliti membuat dan menyusun
kisi-kisi instrumen yang meliputi variabel, sub variabel, indikator, nomor dan jumlah item
pernyataan. Instrumen dalam penelitian ini yaitu skala perencanaan karir. Skala ini memuat
pernyataan yang bersifat favorable dan pernyataan unfavorable yang bertujuan untuk
menghindari jawaban asal dari responden. Berikut adalah tabel kisi-kisi instrumen angket
perencanaan karir yang digunakan :
Pedoman Angket
Variable Sub Variabel Indikator Item Jumlah
Positif Negatif Soal
Pengetahuan Mengetahui bakat 1, 3, 5 2, 4 5
dan dan minat pada diri
pemahaman sendiri
diri sendiri Mengenali kelebihan 9, 8 6, 7 4
P
dan kekurangan
E
pada diri
R
Pengetahuan M Mengetahui kondisi 10, 11 12, 13 4
E
dan yang dibutuhkan
N
pemahaman dalam dunia kerja
C
dunia kerja Mengetahui prospek 14,16 15, 17 4
A
kerja yang
N
diinginkan
A
Penalaran Merencanakan karir 20, 21 18, 19 4
A
yang realistis sesuai dengan
N
antara kemampuan
pengetahuan
K Alternatif karir masa 23, 22 25, 24 4
dan
A depan
pemahaman
R
diri sendiri
I Kesadaran mencari 26 27 2
dengan
R informasi pekerjaan
pengetahuan
dan sesuai dengan diri

pemahaman sendiri

dunia kerja
Total 14 13 27
Pedoman Wawancara
No Indikator Pertanyaan
1 Mengetahui bakat dan 1. Apakah kamu mengetahui bakat dan minat yang ada
minat diri sendiri pada dirimu ?
2. Apa bakat dan minat yang kamu miliki ?
3. Pelajaran apa yang kamu sukai dan yang tidak kamu
sukai ?
4. Apakah kamu merasa salah masuk jurusan di
sekolah ?
5. Apa hobi yang kamu miliki ?
2 Mengetahui jenis 1. Setelah lulus dari sekolah ini apakah kamu mau
pekerjaan dan jabatan apa lanjut kuliah atau langsung mencari pekerjaan ?
yang diinginkan 2. Apakah kamu sudah mengetahui jurusan apa yang
sesuai dengan bakat dan minat atau passion yang
ada pada dirimu ?
3. Jenis pekerjaan apa yang kamu inginkan ?
4. Dalam suatu pekerjaan jabatan apakah yang paling
kamu inginkan ?
5. Menurut kamu pribadi pekerjaan apa yang cocok
untuk dirimu yang sesuai bakat dan minat yang
kamu miliki ?

Pedoman Observasi
No Aspek Yang Diamati Deskripsi Pengamatan

1. Mengamati aktivitas siswa/i di


lingkungan sekolah.
2. Sikap dan perilaku siswa/i saat
diwawancarai.
3. Kegiatan ekstrakurikuler yang
diikuti siswa/i
4. Mengamati kegiatan keseharian
atau hobi siswa/i saat disekolah
5. Mengamati sikap siswa/i saat
berpendapat dan menerima
saran, kritik dan nasihat.

3.9 Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola,
kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Menurut Bogdan dan Taylor dalam
bukunya Lexy J. Moleong mendefinisikan analisis data sebagai proses merinci usaha formal
untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data
dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu. Data penelitian
kualitatif, data bisa didapatkan dari berbagai sumber sehingga nantinya dapat diperoleh
gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya.

Untuk keperluan menganalisis data dalam penelitian ini digunakan teknik analisis
sesuai dengan sifat dan jenis yang ada, serta tujuan dalam pembahasan ini, yaitu dengan
menggunakan analisis data deskriptif, yaitu cara menganalisa dengan pemikiran logis, teliti,
sistematis terhadap semua data yang berhasil dikumpulkan dengan mengidentifikasi,
kategorisasi, dan interpretasi. Proses analisis data dalam penelitian ini mengandung tiga
komponen, yaitu:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data yaitu suatu proses pemilahan, pemusatan perhatian pada


penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan. Selama pengumpulan data berlangsung terjadilah tahapan reduksi
selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus,
membuat partisi, menulis memo). Reduksi data ini berlanjut terus sesudah penelitian
lapangan, sampai pada laporan akhir lengkap tersusun.

Pada penelitian ini reduksi data dimulai saat peneliti melakukan penelitian di
lapangan. Selama pengumpulan data mengenai perencanaan karir siswa, peneliti membuat
catatan-catatan hasil penelitian. Hasil penelitian dapat berupa hasil wawancara dan observasi.
Setelah itu, peneliti membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus,
membuat partisi, menulis memo yang sesuai dengan perencanaan karir dan peran lingkungan
sosial seperti guru-gurunya dan teman dekatnya.

2. Penyajian Data (Display Data)

Penyajian data ini dilakukan dengan menyusun sedemikian rupa sehingga


memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Ini
berarti data yang telah direduksi disajikan dalam laporan yang sistematis yang mudah
dipahami baik secara keseluruhan maupun pembagian. Dengan melihat penyajian-penyajian
kita dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang akan kita lakukan, lebih jauh
menganalisis atau mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman yang diperoleh dari
penyajian-penyajian tersebut.

Pada tahap ini, peneliti menyusun hasil penelitian yang menggambarkan perencanaan
karir siswa dan peran lingkungan sosial yaitu guru-gurunya dan teman dekatnya. Seluruh data
yang diperoleh disalin ke dalam bentuk tulisan. Peneliti kemudian menyajikan data yang
diperoleh dengan memilah-milah berdasarkan kategori yang relevan dengan perencanaan
karir siswa.

3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)

Pada penelitian ini telah diungkap mengenai makna dari data yang dikumpulkan.
Kemudian mencari pola, hubungan persamaan dan sebagainya yang digunakan untuk
memperoleh kesimpulan. Agar kesimpulan lebih fokus maka perlu adanya verifikasi selama
penelitian berlangsung. Data yang telah diproses kemudian ditarik kesimpulan dengan
menggunakan metode induktif yaitu proses penyimpulan dari hal-hal yang khusus ke hal hal
yang bersifat umum agar dapat diperoleh kesimpulan yang obyektif. Penarikan kesimpulan
senantiasa diperiksa kebenarannya selama penelitian berlangsung untuk menjamin keabsahan
data.

Pada tahap penarikan kesimpulan ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian yang
telah dipilah-pilah sesuai kategori yang relevan. Penarikan kesimpulan mengenai
perencanaan karir siswa dan peran lingkungan sosialnya dilakukan dari data yang bersifat
khusus ke data yang bersifat umum, agar diperoleh kesimpulan yang objektif. Penyajian
laporan penelitian dikonsultasikan pada dosen pembimbing sehingga diperoleh hasil yang
sistematis dan mudah dipahami.
3.10 Uji Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data selanjutnya dilakukan melalui trianggulasi. Untuk


menghilangkan bias pemahaman peneliti dengan pemahaman subjek penelitian, maka
biasanya dilakukan pengecekan berupa “trianggulasi”. Trianggulasi merupakan teknik yang
digunakan untuk menguji keterpercayaan data (memeriksa keabsahan data) dengan
memanfaatkan hal-hal lain yang ada di luar data tersebut untuk keperluan mengadakan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Teknik trianggulasi yang
dilakukan oleh peneliti ini mengacu kepada konsep Patton (1987), yaitu dengan penggunaan
sumber, metode, dan teori yang ganda dan/atau berbeda.

Peneliti menggunakan triangulasi dengan sumber dan metode untuk pemeriksaan


keabsahan data. Pada penelitian ini, triangulasi sumber dilakukan peneliti dengan mengecek
informasi dari hasil wawancara yang diperoleh dari perencanaan karir siswa dan
dibandingkan dengan informasi hasil wawancara yang diperoleh dari orang orang yang
berperan disekeliling siswa. Orang-orang terdekat subjek yang digunakan untuk menguji
keabsahan data, pada penelitian ini adalah guru dan teman dekatnya.
DAFTAR PUSTAKA

Samsu. (2017). Metode penelitian: teori dan aplikasi penelitian kualitatif, kuantitatif, mixed
methods, serta research & development. In Diterbitkan oleh: Pusat Studi Agama dan
Kemasyarakatan (PUSAKA).

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta.

Ulfa, A. N. (2019). Pengaruh Bimbingan Kelompok Berbasis Mind Map Untuk


Meningkatkan Perencanaan Karir. http://eprintslib.ummgl.ac.id/154/

Nugraheni, D. A. (2019). Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Media Permainan Ular


Tangga Terhadap Perencanaan Karier Siswa.
http://eprintslib.ummgl.ac.id/id/eprint/163

Peng, H., Shih, Y., & Chang, L. (2020). The Impact of a Career Group Counseling Mix
Model on Satisfaction of Low-achieving College Students──Specialty-Oriented Career
Exploration Group Counseling. International Journal of Psychological Studies, 12(2), 1.
https://doi.org/10.5539/ijps.v12n2p1

Fatchurahman, M., Setiawan, M. A., Syarif, D. F. T., & Efasanty, M. (2020). Focused
Solution Group Counseling as a Solution to Improve Career Choice Decision-making
Abilities. Universal Journal of Educational Research, 8(12), 6635–6640.
https://doi.org/10.13189/ujer.2020.081227

Suhas Caryono, E. I. (2014). Bimbingan Kelompok Siswa Kelas XII IPA di SMAN 8
Purworejo ( Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling ). Jurnal Konseling Ilmiah,
4(2), 121–127.

Saputro, J. N., Nanda, W., & Malik, M. A. (2020). Bimbingan Kelompok Dengan Teknik
Diskusi Socrates Pada Siswa Kelas XI DPIB SMK PANCASILA 2 JATISRONO.
Prosiding Pendidikan Profesi Guru Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Ahmad Dalan, 446–455.

Ghassani, M., Ni’matuzahroh, N., & Anwar, Z. (2020). Meningkatkan Kematangan Karir
Siswa SMP Melalui Pelatihan Perencanaan Karir. Jurnal Intervensi Psikologi (JIP),
12(2), 123–138. https://doi.org/10.20885/intervensipsikologi.vol12.iss2.art5

MUTIASARI, A. (2021). PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK


DISKUSI DALAM MENINGKATKAN PERENCANAAN KARIER PESERTA DIDIK
KELAS XII SMK MUHAMMADIYAH TUMIJAJAR Skripsi. 6.

Legiman. (2015). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). LPMP Yogyakarta, 1(1), 1–15.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://lpmpjogja.kemdikbud.
go.id/wp-content/uploads/2015/02/Penelitian-Tindakan-Kelas-PTK-
legiman.pdf&ved=2ahUKEwjK7aGUlZroAhWGyTgGHc20BC0QFjADegQIARAB&us
g=AOvVaw3WL-rUuvxMRRWLfrtJXMTd

Anda mungkin juga menyukai